Share

BAB 41

Penulis: Ilaina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-28 11:01:48

Pagi hari yang cerah. Aku bersyukur kali ini Mas Bara berada di sampingku. Kebahagian sederhana adalah ketika bangun tidur dan menengok melihat teman hidup di samping kita. Itu saja sudah sangat bersyukur.

Kondisi Mas Bara mulai membaik meski agak pusing sedikit katanya. Mama juga sangat mewanti-wanti sekarang kalau Mas Bara pergi pasti dia selalu mengingatkan agar berdoa dan pasang sabuk pengaman.

“obatnya udah di minum 'kan Mas?” tanyaku kepada Mas Bara yang sibuk menata kertas kertas untuk di masukan ke dalam tasnya.

“Iya, udah aku minum, Bel,” jawab Mas Bara singkat dengan menutup tas kerjanya.

“Oh, Iya Mas. Ini ada bekal buat makan siang,” ucapku tersenyum sembari memberikan kotak yang sudah ku isi dengan makanan kesukaan Mas Bara.

Mas Bara terlihat bingung sesaat melihat kotak yang masih aku pegang ini.

“Tadi udah di bawain bekal sih, sama Arum,” tangan Mas Bara menggaruk kepala bagian belakangnya.

Aku mengernyit penasaran.

“Bekal dari Arum? Arum ke s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 42

    Hari ini Mas Bara tidak pulang malam seperti biasanya. Mas Bara pulang jam setengah tujuh. Aku menyambutnya dengan ramah. Kucium punggung tangan Mas Bara yang penuh dengan kerja keras itu. Aku buatkan dia minuman hangat berupa STMJ susu telur madu jahe. Pasti dia suka sekali. “Ini Mas, buat kamu. Supaya badan bisa lebih hangat,” ucapku kepada Mas Bara sambil memberikan cangkir kecil ini. “Apa ini, Bella?” Tanya Mas Bara melihat minuman yang berwarna kuning kecoklatan itu. “Itu susu telur madu jahe mas,” jawabku tersenyum. “Hem, enak banget baunya,” hidung Mas Bara di dekatkan kepada cangkir. Kini Mas Bara langsung menyeruput minuman itu dengan nikmat. “Gimana enak 'kan Mas?” tanyaku penasaran. “Hem, mantap! Enak banget, satu cangkir aja sih nggak cukup kayaknya,” seru Mas Bara sambil melihat cangkir yang di pegangnya. “Masih banyak kok, Mas di dapur,” jawabku dengan lembut. Kebahagian seorang istri itu begitu sederhana. Mendapatkan pujian dari sang s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 43

    “Kaget ya? ada aku disini?” tanya Arum dengan kedua mata berlensa itu terbuka lebar melihatku. “Kamu ngapain disini Arum?” tanyaku masih belum mengizinkannya masuk. “Ya, mau ketemu Mas Bara dong, masa mau ketemu kamu sih,” kata Arum dengan wajah kesal. “Nggak bisa Arum, kamu harus pulang sekarang juga,” tegasku dengan cepat di hadapannya. “Siapa, Bel?” tanya mama dengan mendekat ke arahku. “Oh ini, Ma,” ucapku lalu terpaksa membuka pintu dengan lebar lebar. “Sore, Tante, saya mau ketemu sama produser Bara ada? Saya mau tanya tanya tentang casting film,” ucap Arum dengan sok ramah. “Oh, iya iya silahkan masuk,” seru mama dengan cepat dan mempersilahkan Arum masuk. Arum seketika itu melihatku dengan sinis dan ia langsung saja duduk di sofa ruang tamu ini. “Kalau gitu biar mama yang panggil Bara ya, kamu disini aja Bel,” kata Mama kepadaku. Lalu dia langsung pergi ke kamar Mas Bara. Setelah mama pergi. Aku kembali melihat Arum dengan wajah sinis ya. “K

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 44

    BAB 44 “Mama kenapa bisa begini, Bel?” Tanya Mas Bara dengan cemas. “Iya Mas, nggak tahu katanya dadanya sesak,” ucapku dengan cemas. Melihat mama yang kini hanya terdiam tidak bisa berbicara panjang lebar. “Ya udah, bara akan telfon dokter untuk ke sini ya,” ucap Mas bara dengan cepat. Sungguh aku takut banget kalau mama kenapa-kenapa. Aku terus memijat lengan mama dengan lembut sambil menunggu kedatangan dokter. Kini sang dokter datang dan ternyata mama di suruh di rawat di rumah sakit. “Memangnya nggak bisa disini aja ya dok?” tanyaku kepada dokter. “Nggak bisa Bu, maaf sekali karena kondisinya benar benar tidak baik,” jawab dokter itu. Akhirnya aku dan Mas Bara sepakat membawa mama ke dokter. Mungkin aku harus sabar lagi. Seperti biasanya aku menemani mama di rumah sakit. Sungguh aku sangat sedih sekali. Malam ini mama terus menerus minta ini dan itu. Aku merasa tidak di berikan waktu untuk istirahat. “Ma, udah ya ma. Aku mau istirahat dulu ya, ma,”

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 45

    BAB 45 “Kamu gimana sih, Mas? Kenapa malah aku yang harus jagain mama kamu?” Keluh Arum saat sudah pulang dari rumah sakit. Ia benar benar kelelahan sekali. “Heheh, maaf ya, habis gimana dong. Kan aku mau kerja. Siapa lagi kalau bukan kamu. Bella di telfon juga nggak di angkat,” kata Mas Bara dengan santai terus melihat ekspresi kasihan Arum yang membuatnya lucu. “Kayaknya nih, ya Mas, Bella sengaja deh mau ngerjain aku,” kata Arum sambil menuangkan air panas di cangkir yang berisi bubuk kopi. “Sengaja gimana maksud kamu?” tanya Mas Bara bingung. “Iya, lah dia sengaja bikin aku supaya ke rumah sakit terus nemenin mama kamu deh, gila ya mas. Aku tuh bener bener cape banget.loh, memenuhi semua keinginan mama kamu. Udah gitu apa yang di minta mama kamu itu ada yang bikin kesal banget. Kaya ngebacain dia majalah,terus juga koran. Ngupasin buah apel, buah anggur. Buah anggur aja minta di kupas mas. Ya Allah. Cape banget deh aku,” kata Arum dengan memijat sendiri pundakny

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • AIR MATA PERNIKAHAN   1. HARUSKAH AKU PERCAYA?

    "Cukup! Aku sudah bosan dengan penjelasan kamu!" pekik Bella tajam, menantang wajah di depan suaminya. Sang Suami mulai mengeras rahangnya. Bella kembali memasukkan baju-bajunya ke dalam koper dengan cepat. Pria dengan rambut cepak dan kumis tipis itu mencengkram lengan istrinya dengan keras. "Bel, kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik. Jangan seperti ini Bella!" Bella sama sekali tidak peduli. Ia menuruni anak tangga membawa koper dengan berat. Wanita berhijab segiempat berbahan satin itu sudah bulat keputusannya untuk pergi dari rumah. "Bella!" teriak Bara yang kini sudah berada tepat di tengah-tengah pintu. "Kamu nggak bisa bertindak seperti ini dengan seenaknya sendiri, Bella. Kita juga harus memikirkan perasaan Mama," tegas Bara dengan kedua bola mata melotot. Melihat sang suami yang begitu berapi-api. Wanita bermata bening itu hanya bisa menunduk. Kali in

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • AIR MATA PERNIKAHAN   2. AKU MULAI CURIGA

    “Mas, pulang jam berapa?" tanya Bella dengan suara lembut. "Nggak tahu nih, kayanya masih lama. Kamu sabar ya. Mas pasti pulang kok," Suara itu seperti terdengar terpaksa oleh Bella. Wanita dengan rambut panjang sedada itu berwajah masam. Ia kesal mendengar jawaban dari suaminya itu. "Memangnya ada kerjaan apa lagi sih, Mas. Sudah mau sore begini masa belum kelar," Bella menggerutu. "Aku tungguin habis maghrib ya. Kamu udah harus pulang. Aku kangen, Mas. Hehehe ...." ucap Bella tersenyum sendiri. Ia ingini sekali memeluk suaminya. "Hem ... Iya. Aku usahain ya,” jawab Bara malas. Ia menutup panggilan dari sang istri dengan cepat. "Loh, kok dimatiin sih! Padahal aku mau bilang i love you," Gusar Bella dengan menubrukkan diri ke kasur. "Apa aku coba telfon lagi ya?" tanya Bella sendiri. Ia pun segera menelpon kembali sang suami. "Hallo,

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • AIR MATA PERNIKAHAN   3. WANITA CENTIL

    "Aku malas menjelaskan semua sama kamu. Karena kamu pasti nggak akan percaya sama aku. Kamu selalu berpikiran negatif tentang aku. Bener 'kan?" Bella menghembuskan nafas kesal. "Ya udah, kalau kamu nggak mau jelasin sama aku. Aku udah tau betapa buruknya kamu sekarang Mas.” Kalimat itu membuat sepasang suami istri ini berhenti berkata-kata lagi. Itu adalah kalimat terakhir untuk malam ini. Bella berdiri dengan cepat dan berjalan keluar lalu menutup pintu dengan kasar. Sementara Bara sudah lelah dengan semua yang terjadi di dalam harinya. Ia tidur di kamar dengan lelap. Sementara Bella duduk di sofa ruang tengah. Ia memandangi bingkai foto yang indah. Sepasang pengantin yang sangat serasi. Hati Bella tidak bisa menahan rasa kesal yang bercampur rasa sedih. Kedua matanya kini di banjiri oleh air mata hangat. Pundaknya naik turun di iringi suara hidung yang tersumbat

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • AIR MATA PERNIKAHAN   4. KEPERGOK SELINGKUH

    Kemeja berwarna putih dan rok hitam pendek serta pakaian dalam perempuan berada di atas lantai. Semua barang barang iu terlihat berantakan. Seolah seperti sengaja di lempar di atas lantai keramik berwarna putih itu. Kedua mata Bella mendadak terbuka lebar. Hatinya berdegup kencang. Pikirannya benar benar kacau. Segera saja ia melangkahkan kaki ke kamar Bara. Terdengar suara wanita yang manja. Tangan Bella langsung saja membuka pintu itu dengan cepat. Tak di sangka pemandangan mencengangkan telah ada di depan mata. Bara dan Arum dengan mata panik mereka melihat kedatangan Bella. Mereka berdua berselimut di atas ranjang. "Keluar kamu dari sini!" teriak Bella dengan suara serak. Air matanya tak terbendung. Bara dan Arum saling memandang dengan panik. "Keluar kamu dari sini pelakor!" Bella mengarahkan jari telunjuknya ke Arum yang masih menutupi tubuh dengan selimut.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10

Bab terbaru

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 45

    BAB 45 “Kamu gimana sih, Mas? Kenapa malah aku yang harus jagain mama kamu?” Keluh Arum saat sudah pulang dari rumah sakit. Ia benar benar kelelahan sekali. “Heheh, maaf ya, habis gimana dong. Kan aku mau kerja. Siapa lagi kalau bukan kamu. Bella di telfon juga nggak di angkat,” kata Mas Bara dengan santai terus melihat ekspresi kasihan Arum yang membuatnya lucu. “Kayaknya nih, ya Mas, Bella sengaja deh mau ngerjain aku,” kata Arum sambil menuangkan air panas di cangkir yang berisi bubuk kopi. “Sengaja gimana maksud kamu?” tanya Mas Bara bingung. “Iya, lah dia sengaja bikin aku supaya ke rumah sakit terus nemenin mama kamu deh, gila ya mas. Aku tuh bener bener cape banget.loh, memenuhi semua keinginan mama kamu. Udah gitu apa yang di minta mama kamu itu ada yang bikin kesal banget. Kaya ngebacain dia majalah,terus juga koran. Ngupasin buah apel, buah anggur. Buah anggur aja minta di kupas mas. Ya Allah. Cape banget deh aku,” kata Arum dengan memijat sendiri pundakny

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 44

    BAB 44 “Mama kenapa bisa begini, Bel?” Tanya Mas Bara dengan cemas. “Iya Mas, nggak tahu katanya dadanya sesak,” ucapku dengan cemas. Melihat mama yang kini hanya terdiam tidak bisa berbicara panjang lebar. “Ya udah, bara akan telfon dokter untuk ke sini ya,” ucap Mas bara dengan cepat. Sungguh aku takut banget kalau mama kenapa-kenapa. Aku terus memijat lengan mama dengan lembut sambil menunggu kedatangan dokter. Kini sang dokter datang dan ternyata mama di suruh di rawat di rumah sakit. “Memangnya nggak bisa disini aja ya dok?” tanyaku kepada dokter. “Nggak bisa Bu, maaf sekali karena kondisinya benar benar tidak baik,” jawab dokter itu. Akhirnya aku dan Mas Bara sepakat membawa mama ke dokter. Mungkin aku harus sabar lagi. Seperti biasanya aku menemani mama di rumah sakit. Sungguh aku sangat sedih sekali. Malam ini mama terus menerus minta ini dan itu. Aku merasa tidak di berikan waktu untuk istirahat. “Ma, udah ya ma. Aku mau istirahat dulu ya, ma,”

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 43

    “Kaget ya? ada aku disini?” tanya Arum dengan kedua mata berlensa itu terbuka lebar melihatku. “Kamu ngapain disini Arum?” tanyaku masih belum mengizinkannya masuk. “Ya, mau ketemu Mas Bara dong, masa mau ketemu kamu sih,” kata Arum dengan wajah kesal. “Nggak bisa Arum, kamu harus pulang sekarang juga,” tegasku dengan cepat di hadapannya. “Siapa, Bel?” tanya mama dengan mendekat ke arahku. “Oh ini, Ma,” ucapku lalu terpaksa membuka pintu dengan lebar lebar. “Sore, Tante, saya mau ketemu sama produser Bara ada? Saya mau tanya tanya tentang casting film,” ucap Arum dengan sok ramah. “Oh, iya iya silahkan masuk,” seru mama dengan cepat dan mempersilahkan Arum masuk. Arum seketika itu melihatku dengan sinis dan ia langsung saja duduk di sofa ruang tamu ini. “Kalau gitu biar mama yang panggil Bara ya, kamu disini aja Bel,” kata Mama kepadaku. Lalu dia langsung pergi ke kamar Mas Bara. Setelah mama pergi. Aku kembali melihat Arum dengan wajah sinis ya. “K

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 42

    Hari ini Mas Bara tidak pulang malam seperti biasanya. Mas Bara pulang jam setengah tujuh. Aku menyambutnya dengan ramah. Kucium punggung tangan Mas Bara yang penuh dengan kerja keras itu. Aku buatkan dia minuman hangat berupa STMJ susu telur madu jahe. Pasti dia suka sekali. “Ini Mas, buat kamu. Supaya badan bisa lebih hangat,” ucapku kepada Mas Bara sambil memberikan cangkir kecil ini. “Apa ini, Bella?” Tanya Mas Bara melihat minuman yang berwarna kuning kecoklatan itu. “Itu susu telur madu jahe mas,” jawabku tersenyum. “Hem, enak banget baunya,” hidung Mas Bara di dekatkan kepada cangkir. Kini Mas Bara langsung menyeruput minuman itu dengan nikmat. “Gimana enak 'kan Mas?” tanyaku penasaran. “Hem, mantap! Enak banget, satu cangkir aja sih nggak cukup kayaknya,” seru Mas Bara sambil melihat cangkir yang di pegangnya. “Masih banyak kok, Mas di dapur,” jawabku dengan lembut. Kebahagian seorang istri itu begitu sederhana. Mendapatkan pujian dari sang s

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 41

    Pagi hari yang cerah. Aku bersyukur kali ini Mas Bara berada di sampingku. Kebahagian sederhana adalah ketika bangun tidur dan menengok melihat teman hidup di samping kita. Itu saja sudah sangat bersyukur. Kondisi Mas Bara mulai membaik meski agak pusing sedikit katanya. Mama juga sangat mewanti-wanti sekarang kalau Mas Bara pergi pasti dia selalu mengingatkan agar berdoa dan pasang sabuk pengaman. “obatnya udah di minum 'kan Mas?” tanyaku kepada Mas Bara yang sibuk menata kertas kertas untuk di masukan ke dalam tasnya. “Iya, udah aku minum, Bel,” jawab Mas Bara singkat dengan menutup tas kerjanya. “Oh, Iya Mas. Ini ada bekal buat makan siang,” ucapku tersenyum sembari memberikan kotak yang sudah ku isi dengan makanan kesukaan Mas Bara. Mas Bara terlihat bingung sesaat melihat kotak yang masih aku pegang ini. “Tadi udah di bawain bekal sih, sama Arum,” tangan Mas Bara menggaruk kepala bagian belakangnya. Aku mengernyit penasaran. “Bekal dari Arum? Arum ke s

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 40

    *** “Assalamu’alaikum?” ucapku yang sudah ada di ruang makan. “Walikumsalam, Bella,” jawab Mama sambil tangannya di cium olehku. “Loh? Bara mana? Kenapa kamu sendirian aja?” tanya Mama dengan melihat ke belakangku. “Iya, Ma. Tadi Mas Bara tiba tiba di telfon sama bosnya. Ya otomatis aku harus pulang sendiri deh, ma. Tapi nggak papa kok, ma,” ucapku dnegan berbohong kepada mama. “Ya sudah sini duduk, dulu,” ajak mama dengan melihat tempat duduk yang kosong di sebelahnya. “Jadi gimana kamu di hotel? Aman kan semuanya? Enak nggak disana?” tanya mama kepadaku dengan antusias. “Iya, Ma. Enak banget disana. Aku seneng banget bisa menghabiskan waktu bersama Mas Bara,” jawabku dengan senyum manis yang di buat buat. “Syukurlah, Bella. Semoga tahun ini ya, kamu bisa hamil. Amin ya Allah,” ucap mama dengan penuh harapan. Wajahnya melihatku dengan hangat. Aku memegang tangan mama dengan lembut. “Insya Allah doa mama terkabul ya, ma..Bella akan mengusahakan keinginan

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 39

    Hari ini aku sudah siap dengan segalanya. Perasaan itu akan aku jaga. Aku akan berusaha untuk tenang nantinya. “Kita langsung jalan aja ya sayang,” kata Mas Bara dengan pakaian santai. Namun ia membawa pakaian untuk nanti akad. “Yaudah, yuk!” jawabku mencoba tegar. Aku dan Mas Bara sudah mengatakan kepada mama di hari sebelumnya. Kalau kita berdua akan pergi berdua saja ke sebuah wisata pantai. Mama percaya dan sangat senang melihat kemesraan aku dan Mas Bara kala itu. Lebih tepatnya adalah kemesraan palsu. “Sudah siap, ya?” sapa mama yang melihat aku dan Mas Bara dengan bergandengan tangan dan berpakaian santai namun tetap terlihat keren. “Kalau gitu Bella sama Mas Bara berangkat ya, Ma,” ucapku sambil tersenyum. Ya Allah maafkan aku, Ma. Aku berbohong demi kebaikan mama juga. “Ya sudah kalian hati-hati ya di jalan. Yang lama juga nggak papa. Sekalian honeymoon juga nggak papa kok. Pulangnya nanti besok aja, ya kan? Bara kamu pesen hotel dong nanti di sana. Yah y

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 38

    Aku sudah sangat siap bertemu dengan Arum. Kulihat diriku di bayangan cermin. Gamis panjang dan kerudung segiempat yang menutupi dada. Sementara wajahku yang bersih dan putih aku biarkan tanpa bedak. Aku hanya memakai sedikit pelembab dan krim agar terlihat lebih segar. Kedua bulu mataku memakai maskara supaya mata ini terlihat lebih bagus. Kini aku sudah sampai di sebuah kafe yang terlihat hanya ada beberapa orang saja. Aku memasuki kafe itu dan aku naik ke tangga. Karena aku sudah memesan tempat di atas. Kakiku sudah sampai di lantai atas. Kulihat pemandangan hiruk pikuk jalanan terlihat ramai. Angin segar juga menyapaku di tempat ini. Aku duduk dengan tenang. Hati ini ada sedikit rasa gugup. Tetapi aku berusaha tenang dengan cara beberapa kali menghirup nafas dan mengeluarkannya lembut. Sekitar sepuluh menit dua minuman sudah datang di meja. Cangkir itu berisi kopi dan dua kue kecil yang ada di atas piring terlihat cantik. Hari ini aku akan bertemu seorang peremp

  • AIR MATA PERNIKAHAN   BAB 37

    “maksud kamu, aku bisa menjalani poligami ?” tanyaku dengan serius. “Iya kamu bisa,” kata Ayu dengan yakin. “Lagian nih ya. Kalau kamu mundur itu emang bisa buat kamu bahagia? Belum tentu kan? Kamu masih harus memulai dengan yang baru. Kalau kamu maju juga nggak ada yang salah kan? Kalau kamu maju mempertahankan rumah tangga kamu. Kamu bakalan dapat pahala yang lebih besar. Kamu merawat mama mertua dengan sabar. Kamu juga menjadi istri yang di madu. Tapi kamu tetap sabar. Ya udah sih, tujuan kita hidup di dunia ini kan untuk akhirat kelak. Bukan untuk egoisnya kita. Kalau kita egois mungkin udah dari dulu kamu cerain Bara. Tapi ini kamu mikirnya untuk kebaikan kamu di akhirat nanti. Jadi kamu nggak usah mundur,” jelas ayu dengan yakin. “Toh, kalau kamu maju Mas Bara juga masih sayang kan sama kamu. Jadi untuk apa juga kamu mundur?” Ayu seolah meyakinkan aku untuk tetap mempertahankan rumah tangga. “Makasih ya atas semua nasihat kamu, Yu. Aku akan pikir matang-matang ten

DMCA.com Protection Status