Share

Bab 54

Penulis: Vie Junaeni
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-13 21:30:50

"Abang kenapa, sih? Ganggu aja!" pekik Haris. Wajahnya terlihat kesal karena Indra datang mengganggunya.

"Sekarang kamu jelaskan sama aku kenapa kamu bisa sampai setakut itu kalau kamu melihat Alina!" seru Indra seraya mencengkeram kerah pakaian adiknya.

"Bang, ayolah... aku baru aja lupa sama tuh cewek, udahlah aku nggak mau stress kayak dia. Eh ini malah pakai dibahas lagi," keluh Haris.

"Udah, kamu nggak usah banyak omong, cepet jelasin sama aku, kenapa kamu takut sama Alina?"

Haris menepis tangan sang kakak yang sedang menarik kaus yang ia kenakan dan berada dalam cengkeraman itu. Tatapan tajam Indra seolah menghunus dada si adik sampai membuat tubuh pemuda itu gemetar.

"Apa ini ada kaitannya dengan hantu?" tanya Indra.

"Kalaupun ada kaitannya dengan hantu, Abang juga nggak akan percaya, kan?"

"Aku percaya, aku pernah merasa diganggu oleh mereka di rumah sakit. Sebel banget aku pas mereka menyamar ja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • AFRAID   Bab 55

    Di rumah besar Alina."Lin, perkenalkan ini Iyam, asisten rumah tangga di sini, kamu kalau mau minta sesuatu atau bantuan sama dia ya karena dia akan menggantikan Mbok Nah," ucap Tante Maya memperkenalkan seorang wanita berusia 45 tahun yang mengenakan kacamata cukup tebal.Rambut keriting wanita itu dikunci satu dengan kita hitam."Halo, Nona Alina, nama saya Iyam," ucapnya seraya mengulurkan tangan pada Alina."Halo, Ibu, Mbok atau Mbak nih saya panggil nya?" "Panggil saja saya Mbak, biar kelihatan masih muda hehehe." Alina menjabat tangan wanita itu seraya tersenyum manis."Mbak, saya mau minta mie goreng pakai telur sama sayuran, boleh?" pinta Alina."Beres, Nona." Iyam langsung menuju dapur."Ya sudah kalau begitu, tante mau melanjutkan buat sketsa dulu, ya." Tante Maya pergi meninggalkan Alina menuju kamarnya. Gadis itu sebenarnya masih penasaran karena belum mendapatkan petunjuk tenta

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • AFRAID   Bab 56

    "Jadi, maksud Kakek..."Prabu dan sisa anggota dalam ruangan itu menatap Kakek Braja penuh ingin tahu. Lima lembar foto anggota keluarga Adam tergeletak di atas meja di hadapan pria tua itu. Kemudian, pria paruh baya itu memilih satu foto secara acak.Kakek Braja meraih satu lembar foto seorang gadis cantik yang di belakang lembaran itu tertulis sebuah nama "Alina"."Alina, nama yang bagus," ucap pria paruh baya itu seraya tersenyum menyeringai sambil mengangkat kedua tangannya ke atas ke arah sebuah patung wanita yang terbuat dari emas."Sembah Ratu Agung, sembah Ratu Agung, sembah Ratu Agung yang penuh welas asih!"Suara lantang dari semua orang yang ada di ruangan itu mengucap dengan kompak. Bibir pria paruh baya itu berkomat-kamit seraya memegangi foto Alina di tangannya.***Keesokan harinya Alina terbangun karena pantulan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar saat Tante Maya membuka tirai jendela itu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • AFRAID   Bab 57

    Alina membentak wanita itu dengan kencang. Gadis itu penuh amarah. Ia bagaikan harimau lapar yang hendak menerkam mangsanya kala itu. Dia terus memburu sang tante. Baginya ia ingin melenyapkan wanita itu demi menuntut balas."Alina, lepaskan Tante… lepaskan aku…" ucap Tante Maya penuh permohonan seraya menangis."Aku tak akan melepaskanmu! Tante pembunuh! Tante pembunuh!""A-aku, aku bukan —" "Kau pembunuh!" Alina memotong pembelaan sang tante, gadis itu terus berteriak pada Tante Maya."Tante bukan pembunuh, Lin, bukan Tante." Tante Maya berusaha menghindar dengan menyeret bokongnya mundur menghindari Alina yang terlihat mulai kalut. Gadis itu masih menatap penuh ancaman. Tangan dan tubuhnya bersimbah darah segar. "Alina, sadarlah!" "Aku sangat sadar, aku akan menuntut balas atas kematian seluruh keluargaku.""Tapi, Tante tak pernah membunuh mereka, Lin!" "Tante memang tak perna

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • AFRAID   Bab 58

    "Bagaimana dengan kabar Alina?" tanya Maya pada Haris."Saya belum dapat kabar pastinya, Tante, nanti saya hubungi Bang Indra," jawab Haris."Kamu pulang aja, Ris, saya sudah lebih baik.""Baik, Tante, kalau begitu saya pulang dulu. Kata Abang Indra, kalau Tante butuh bantuan bisa hubungi nomor dia," ucap Haris sebelum pamit."Baiklah, nanti saya akan tanya kabar Alina langsung kepadanya. Sekali lagi terima kasih, ya." "Ya udah, besok kita ke sini lagi," ucap Dita."Baik, kalau begitu saya permisi dulu," ucap Haris lalu meninggalkan wanita itu di dalam ruang perawatan.Saat masuk ke dalam lift, seorang pria menggunakan kaca mata hitam dan memiliki janggut tipis keluar dari lift dan hampir menabrak Haris. Setelah meminta maaf, pria itu melangkah menuju ke kamar Tante Maya."Sepertinya, aku pernah melihatnya, tetapi… ah, mungkin aku salah lihat," gumam pemuda itu lalu menutup pintu lift.***Di

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-14
  • AFRAID   Bab 59

    Haris bahkan melihat kecelakaan bus yang saat itu ditumpangi Alina. Gadis itu panik karena Rossa tak ada bersamanya. Ia mendengar ponsel dari salah satu penumpang yang langsung membuatnya kerasukan. Alina menghampiri sang sopir dan menusuk leher pria itu dengan ujung pulpen yang ada di sakunya saat berada di jembatan layang. Para penumpang berusaha untuk menghentikan Alina tetapi kekuatan gadis itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Sebagian malah takut kala melihat Alina berteriak bagaikan orang gila. Sopir bus mulai hilang kendali karena pasokan oksigen terhalang masuk ke dalam tubuhnya akibat tusukan di leher tersebut. Bus itu akhirnya menabrak pembatas jalan. Pintu bus di bagian tengah terbuka saat semua orang panik dan ketakutan melihat Alina. Hal itu membuat Alina memanfaatkan situasi untuk lompat sebelum akhirnya bus tersebut terjun ke jalan raya di bawahnya. Semua penumpang tewas, hanya Alina yang selamat dan akhirnya ditemukan oleh pengendara ojek online.Begitu juga denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • AFRAID   Bab 60

    Rossa sampai di rumah sakit dan bertemu dengan Haris. Indra kala itu sedang memeriksa kondisi pasien yang lain."Jadi, apa sih yang sebenarnya terjadi pada Alina?" tanya Rossa penasaran. Haris akhirnya menceritakan pada gadis itu mengenai penglihatannya. Namun, pemuda itu hanya menceritakan kejadian yang menimpa keluarga Alina dan juga kejadian saat Alina membunuh Mbak Iyam dan hampir membunuh Tante Maya. Pemuda itu tak menceritakan kejadian lainnya. Biarlah kejadian-kejadian mengerikan itu hanya dia dan Indra yang tau."Jadi, Alina dalam pengaruh jin jahat saat melakukan itu? Ia kerasukan? Terus kenapa dibawa ke sini? Kenapa nggak ke pak ustaz buat di ruqyah gitu," ucap Rossa mencoba protes."Besok Alina mau dibawa ke pesantren buat ruqyah. Masalahnya pihak kepolisian yang mengarahkan Alina harus berada dalam perawatan di sini terkait dengan kondisi kejiwaannya. Polisi mana mau percaya dengan hal yang nggak logis seperti tadi, iya kan?" "Iya juga ya, ya udah yuk antar aku ke ruanga

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • AFRAID   Bab 61

    Haris, kenapa kau menolongku?" Alina masih sadar hanya mulai melemah."Kau tak boleh mati, itu semua bukan salahmu, aku akan memberitahukan kebenarannya, kau tak boleh mati, Alina," ucap Haris seraya membopong gadis itu.Haris membopong Alina yang tak berdaya, tapi detak jantungnya masih terasa berdetak."Kamu harus kuat, Lin, kamu harus kuat," bisik Haris saat membopongnya."Suster, tolong teman saya!" Haris dan Rossa berteriak memanggil suster yang berada di ruang instalasi gawat darurat. Setelah dua orang suster datang, pemuda itu membaringkan Alina di atas ranjang setelah sampai di depan ruang instalasi darurat.Gadis itu segera ditangani oleh dokter. Haris bergegas menghubungi Indra agar segera menghampiri Alina di rumah sakit tersebut. Ia dan Rossa menatap sang gadis dengan cemas. Untung saja Rossa membawa pembalut wanita yang bisa ia gunakan untuk menekan luka pada pergelangan Alina yang tersayat."Bagaimana keadaan Alina, Ris?" tanya Indra setelah sampai di rumah sakit terseb

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15
  • AFRAID   Bab 62

    "Kenapa kamu harus menolongku, aku 'kan gadis yang jahat dan menakutkan seperti yang kamu bilang," lirih Alina seraya mengusap rambut Haris. Haris tiba-tiba bergerak, gadis itu langsung berpura-pura menutup kedua matanya."Perasaan tadi ada yang ngomong, kirain aku si Alina sudah sadar, hmmm… mimpi kayaknya nih aku," Haris meregangkan tubuhnya.Lalu, ia menegakkan lagi tubuhnya dan menatap ke arah gadis itu. Entah kenapa Haris malah ingin sekali menatap wajah gadis yang terbaring di hadapannya kala itu."Untung saja kamu selamat, kalau enggak saya bakal sedih banget kehilangan gadis manis dan cantik kayak kamu," ucap Haris seraya mencolek hidung Alina dengan telunjuknya.Perut pria itu berbunyi tiba-tiba, membuatnya langsung merasakan lapar dan memutuskan untuk pergi ke luar ruang perawatan Alina menuju kantin rumah sakit."Aku dibilang cantik sama Haris, aaarrgghh … gemes banget, apa ini keajaibanbuat aku, ya? Tuhan masih baik banget sama aku," ucap Alina membanting-banting kedua ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-15

Bab terbaru

  • AFRAID   Bab 140

    Bab 140 AfraidTeriakan Nyi Asih nyaring terdengar, rupanya Rossa menusuk bola mata Nyi Asih dengan tusuk konde di tangannya."Rossa!" seketika Alina merasa dapat menggerakkan tubuhnya."Lari, Lin! Cepat lari!" pekik Rossa.Dengan mata berkaca-kaca, Alina masih enggan beranjak. Dia ingin lari bersama Rossa."Kita lari bareng!" ajak Alina."Aaaarrgghh, kalian kurang ajar! Aku akan habisi kalian berdua!" Nyi Asih mencabut tusuk konde di bola matanya. Wanita iblis itu lalu bergerak menghampiri Alina dan Rossa. Ia bersiap menghunuskan tusuk konde tersebut ke Alina. Tetapi Rossa menepisnya. Ia mengorbankan tangan kanannya dan tertusuk tusuk konde tersebut."Rossa!" teriak Alina seraya memegangi tangan Rossa.Darah mengucur dengan deras dari lukanya."Lari, Lin! Kamu harus lari! Selamatkan dirimu!" pinta Rossa."Nggak, aku nggak akan pergi tanpa kamu," lirih Alina.Nyi Asih semakin tertawa puas. Ia beranjak menghampiri dan kini hendak mencekik Alina. Tiba-tiba, sosok pria hadir dan mengha

  • AFRAID   Bab 139

    Bab 139 Afraid"Makhluk jadi-jadian, Do," bisik Indra."Aku juga tahu kalau itu mah. Jelasnya itu makhluk apa? Mana badannya gak lengkap gitu," bisik Aldo ketakutan.Indra dan Aldo yang sama-sama ketakutan akhirnya memutuskan untuk berteriak. Beberapa warga yang mendengar langsung menoleh dan menghampiri. Mereka lantas mengejar Ningsih.Anto terlihat kebingungan. Dia masih tak menyangka kalau yang dia pikirkan selama ini benar. Ningsih adalah makhluk yang meneror warga kampung selama ini. Hatinya sangat kalut. Namun, dia begitu mencintai Ningsih.Tubuh Anto gemetar hebat. Lemas dan tiada berdaya. Namun, lagi-lagi Anto menyerah. Dia tak bisa memburu sang istri. Dia tak akan meninggalkan sang istri, dia tak bisa.Malam itu, Anto menjerit dalam hati. Dia memaksa diri untuk mengejar sang istri. Dia mau melindunginya. Meskipun dia masih tetap ngeri dan ketakutan. Akan tetapi, Anto tetep nekat berlari."Ningsih, ingin rasanya aku pergi malam ini. Aku ingin pergi jauh dari tempat ini. Sung

  • AFRAID   Bab 138

    Bab 138 Afraid"Kita harus segera pergi dari sini, Lin. Tidakkah desa ini mengerikan jika ada kutukan seperti itu?" bisik Rossa pada Alina."Iya, kamu bener, Sa. Aku ingin segera pergi dari sini," sahut Alina."Tolong! Tolong! Tolong! Aaaaaaaaaa!" teriakan seorang wanita terdengar di kebun belakang dekat dengan arah Laras tadi berlari.Beberapa warga langsung datang mendekat. Mereka menemukan hal mengerikan lainnya. Rupanya, Laras yang tengah kerasukan baru saja menarik seorang wanita hamil dan membuatnya melahirkan. Laras merebut paksa bayinya lalu kabur."Apa yang terjadi dengan Laras?" pekik ibunya Laras."Dia pergi, Bu," jawab salah satu warga yang tengah membopong wanita korban yang baru saja kehilangan bayinya."Memangnya apa yang Laras lakukan?!" tanyanya lagi."Bu, dia bukan Laras yang kamu kenal. Dia sudah berubah seperti iblis," ujar kepala desa."Laras ditemukan, Pak Kades! Dekat sungai di sana. Katanya dia lagi makan ari-ari bayi dan menghisap darahnya," ucap salah satu w

  • AFRAID   Bab 137

    Bab 137 AfraidTiba-tiba, saat pencarian tengah berlangsung tadi, terdengar bunyi gemerisik dari daun kering yang terinjak sesuatu. Cepat-cepat salah satu penduduk mengarahkan obor."Suara apa itu?" tanya Tarno."Babi, No!" sahut Andi."Biasa aja ngomong babinya jangan sengaja banget muncrat ke muka aku," sungut Tarno. Sontak saja Indra dan Aldo menahan tawa mereka. Rupanya memang ada seekor babi hutan yang merasa terganggu muncul di sekitar mereka. Dua babi hutan yang induk dan anak itu, melarikan diri karena merasa terancam akan kedatangan manusia."Ahh... hanya babi, biarkan ia pergi. Ayo, kita harus secepatnya membawa Laras ke rumahnya. Soalnya nanti biar Pak Ustaz yang kasih air untuk menenangkan," kata salah satu penduduk. Indra akhirnya mengerti setelah dijelaskan karena memang sudah biasa para penduduk yang kesurupan atau diganggu hal di luar nalar yang mistis, mereka akan minta air kepada Pak Ustaz atau Kyai setempat. Mereka yakin kalau ada yang sakit atau kerasukan roh jah

  • AFRAID   Bab 136

    Bab 136 Afraid"Kamu kenapa, Istri?" tanya Indra cemas."A-aku, aku lihat–"Belum sempat Alina menjawab pertanyaan Indra seutuhnya, bus yang mereka kendarai menabrak sesuatu diikuti jeritan semua penumpang yang ada di dalamnya. Indra dengan sigap memegangi Alina. Ia melihat sekeliling dan mendapati para penumpang lainnya terhenyak di tempat duduknya. Lalu, seorang wanita berteriak ke arah jendela. "Ada yang ditabrak! Ada yang ditabrak!" serunya panik.Dua laki-laki di depan Indra dan Alina tadi segera melangkah turun dari dalam bus guna melihat siapa yang baru saja tertabrak. Beberapa penumpang lainnya mengikuti. Sementara itu, Indra tetap menemani Alina dan berusaha menenangkannya. Di depan bus tersebut langsung dipenuhi kerumunan orang yang penasaran dengan kejadian barusan. Setelah memberanikan diri, Alina mengajak Indra untuk turun. Saat itu lah mereka melihat seorang wanita tersungkur dengan darah tergenang dari tubuhnya. Tulang tangan serta kakinya patah. Perempuan ini pastil

  • AFRAID   Bab 135

    Bab 135 AfraidLastri dirawat di rumah sakit tempat Indra bekerja. Kejadian yang berlangsung di rumah kepala desa, Kakek Anjas, menggemparkan Kampung Hijau. Semua penghuni rumahnya meninggal dunia. Hanya Lastri yang tersisa. Namun sayangnya, wanita itu mengalami gangguan jiwa."Sa, aku kok deg deg an, ya?" tanya Alina pada Rossa saat menemaninya untuk cek ke dokter kandungan."Namanya juga mau liat dedek bayi. Terus Kak Indra mana? Katanya dia mau nyusul, kan?" tanya Rossa. "Harusnya udah dateng."Tak lama kemudian, Indra yang masih mengenakan jas putih seorang dokter, berlari kecil menghampiri Alina. "Nah, berhubung Kak Indra udah datang, aku mau kasih makan siang ke Aldo, ya. Sekali lagi aku ucapkan selamat buat kalian. Yeaaayy bentar lagi ada yang panggil aku aunty cantik hihihi," ucal Rossa lalu pamit menemui Aldo.Alina dan Indra pun masuk ke ruang dokter ginekolog, rekan kerja dari Indra juga di Rumah Sakit Pelita. Indra dan Alina melihat sang jabang bayi yang berusia hampir

  • AFRAID   Bab 134

    Bab 134 AfraidPasca membantu proses melahirkan makhluk halus, kini rumah Alina sering didatangi makhluk halus lainnya untuk meminta tolong. Sampai suatu hari, Indra berpapasan dengan seorang pria paruh baya. Seorang pria tua dengan rambut yang disanggul. Dia tampak begitu gagah meski usianya mulai renta. la berdiri di salah satu rumah yang Indra dan Alina lewati saat sedang lari pagi. Pria itu bersama seorang lelaki tua lainnya yang ada di belakangnya. Dia tersenyum ke arah Alina dan Indra.Selama beberapa saat, Alina dan suaminya melihat si kakek. Ada sesuatu yang membuat Alina tiba-tiba memperhatikannya dengan sorot mata yang tidak biasa. Setelah mata mereka akhirnya bertemu satu sama lain, akhirnya Indra menundukkan kepala sekilas memberi hormat kepada dua orang pria renta itu."Nak Indra, kan? Sini mampir! Ada yang mau saya bicarakan!" seru salah satu kakek.Indra menoleh ke Alina yang mengangguk mengiyakan. Mereka menghampiri si kakek. Namanya Kakek Anjas dan Kakek Mara. Mereka

  • AFRAID   Bab 133

    Bab 133 AfraidSatu bulan berlalu.Pukul satu dini hari, Alina tengah terlelap dalam tidurnya ketika sayup-sayup pintu rumahnya diketuk seseorang. Alina membangunkan Indra setelah membuka mata. Suara ketukan itu makin jelas terdengar. Saat Alina dan Indra keluar kamar, Rossa juga keluar dari kamarnya."Lin, kamu dengar juga ya kalau ada yang ketok-ketok?" tanya Rossa.Alina mengangguk. "Bangunin Aldo aja apa ya. kita suruh bukain," ucap Rossa."Kita aja yang liat." Indra melangkah menuju ke pintu utama."Suami, kalau rampok, gimana?" Alina menahan lengan Indra."Istri, mana ada rampok ketok rumah? Terus mereka ngucap salam, permisi bapak, ibu, mbak, mas, saya mau ngerampok, boleh?" Indra terkekeh."Nggak lucu, Suami! Aku tuh lagi takut gini tau," sahut Alina ketus.Alina dan Rossa lantas mengikuti Indra. Hanya Aldo yang tak tampak batang hidungnya karena sangat terlelap. Indra lantas mengintip dari balik tirai. Dia mendapati seorang pria dan wanita dengan perut buncit menahan sakit m

  • AFRAID   Bab 132

    Bab 132 Afraid"Tuh kan nggak ada siapa-siapa, Kak. Balik ke dalam aja, yuk!" ajak Aldo."Kalau gitu anterin aku ambil buku di mobil!" titah Indra yang sebenarnya agak takut juga setelah tak menemukan apa pun di atap dapur dan halaman belakang rumah.Suara misterius itu pun menghilang dan tam terdengar lagi. Pasalnya Alina dan Rossa yang ketakutan memutuskan untuk membaca Al-Qur’an Surah yasin dan memohon perlindungan pada Allah. Suara misterius itu pun hilang. Mereka pun bisa tertidur lelap dan tenang malam itu. Malah Indra akhirnya memutuskan untuk tidur satu kamar dengan Aldo dikarenakan takut diganggu lagi oleh makhluk halus seperti tadi.***Keesokan harinya, Indra dan Aldo berangkat ke rumah sakit untuk menemui Tuan Dadang dan memulai bekerja di sana. Indra akhirnya berhasil mendapatkan pekerjaan untuk Aldo sebagai tenaga medis yang menangani kamar mayat. Meskipun takut, tetapi demi mendapatkan uang untuk menikahi Rossa, Aldo siap dipekerjakan di kamar mayat. Toh, Indra juga aka

DMCA.com Protection Status