“Kamu yang sekarang adalah kamu yang pernah terluka, dan berusaha untuk tidak melukai”
Setelah pertunjukan drama Transformer selesai, Alana dan teman-temannya menuruni panggung dengan hati-hati. Lalu, perhatian Alana tertuju pada Aksa yang selalu mengusap-usap matanya
“Aksa, matamu kenapa?” tanya Alana dengan nada penasaran
“Gapapa kok” jawab Aksa dengan mengusap matanya beberapa kali
“Pasti kelilipan karena tadi aku melempar bedak tabur sebagai adonan kue di drama terlalu keras ya? Jadi masuk ke mata?” tanya Alana kembali sambil memastikan
“Mungkin cuman kelilipan debu” Aksa mengalihkan pembicaraan dan tidak ingin Alana terus merasa tidak enak hati dan sering merasa bersalah hanya karena hal sepele
“Coba sini aku lihat” kata Alana sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aksa
Aksa hanya diam
“Aku coba tiup ya? Biar nggak kelilipan lagi?” tanya Alana sekaligus meminta izin
“Boleh” jawab Aksa pelan dan
“Ketika cewek pernah dikecewakan dengan begitu berat, lalu dia telah berubah menjadi hebat, jangan harap kamu mendapat kesempatan kedua walaupun hanya sesaat” “Kenapa?” tanya Alana sambil mengangkat telepon dari sosok yang diberinya nama Iblis Kejam “Aku nggak suka kamu bermain drama” ucap Iblis Kejam dengan tiba-tiba dengan nada melarang Alana “Apaan sih? Kok kamu melarang aku?” tanya Alana dengan nada tinggi dan mencoba menahan emosi “Aku nggak suka lihat kamu ada scene mesra” lanjut Iblis Kejam tersebut “Ini drama legenda bukan drama cinta” balas Alana dengan tegas “Tapi, kenapa tokoh utamanya ada dua cowok dan satu cewek?” tanya iblis kejam dengan nada mendesak dan ingin memojokkan Alana Alanamenggeleng-gelengkan kepala seolah tidak percaya kenapa harus menghadapi seseorang yang menyebalkan seperti iblis kejam “Up to you, Iblis Kejam nggak punya hati” Alana merasa kesal
“Jika ingin mengerti bagaimana rasanya menyembunyikan rasa sakit, tanyakan pada orang yang terlihat bahagia” Kling... [Satu pesan belum dibaca dari unknown] “Halo Alana, perkenalkan saya Algebrata perwakilan dari Badan Eksekutif Mahasiswa, saya sudah melihat penampilan kamu saat berpuisi sangat mengagumkan dan melihat acting kamu pada drama Transformer yang keren sekali, oleh karena itu saya berniat untuk menawarkan sebuah job untuk salah satu acara bergengsi kami yang bertajuk ‘Voice of the day’, dan kami mengharapkan Alana dapat setuju untuk tampil bersama Agha dalam acara tersebut. Terima kasih dan saya tunggu konfirmasinya” ucap Algebrata pada Alana Pesan yang sangat tidak terduga sebelumnya, karena sesuatu yang dikira Alana telah usai, ternyata masih berlanjut “Kalau boleh tahu apakah itu boleh tahu kenapa harus bersama Agha?” tanya Alana pada Algebrata “Karena euforia kalian berdua sangat luar biasa dan tida
“Tidak perlu terlalu terang, cukup ada, dan tak kunjung padam” Malam yang terasa sangat terang dan bertabur gemerlap cahaya bintang membuat rasa sunyi di malam hari menjadi pergi. Kerlap-kerlip bintang akan menemani simulasi Agha dan Alana Agha telah sampai lebih awal daripada Alana, dia berniat untuk memastikan lapangan kosong dan nantinya tidak menganggu orang lain Saat melihat Alana menuju ke arah lapangan, Agha berteriak memanggilnya, karena lapangan kampus cukup gelap, hanya ada beberapa lampu led meteor jatuh berwarna putih seperti salju yang menetes dari pepohonan yang rindang “Alana” panggil Agha “Iyaa” jawab Alana sambil mengangguk dari arah kejauhan “Sini, cepat” pinta Agha “Oke” balas Alana “Bagaimana kalau kita latihan sekarang saja? Lebih cepat lebih baik bukan?” tanya Agha “Boleh, tapi ajarin ya?” pinta Alana sambil bertanya “Oke” balas Agha Agha dan Alana bersiap-sia
“Kagumi saja dari jauh, daripada dia tahu, lalu menjauh” Hari yang telah dinantikan banyak orang telah tiba Pagi hari di kampus kota yang terkenal dingin itu mendadak menjadi hangat dan riuh dengan desas-desus acara ‘Voice Of The Day’. Akan tetapi, Agha dan Alana yang seolah tidak begitu terusik dengan berbagai pembicaraan hangat yang muncul dari kalangan teman-temannya Agha dan Alana berangkat bersama agar lebih efisien dan alasan lain agar mereka jauh lebih yakin dengan satu sama lain. Agha berjalan lebih dahulu, dan Alana mengikuti di belakangnya “Halo, selamat pagi Agha, by the way cool banget ” sapa Algebrata “Pagi, apanya yang keren?” tanya Agha “Kau tidakkah tahu bahwa setiap jeritan histeris dari perempuan di luar sana itu karena melihatmu” balas Algebrata “Thank you” jawab Agha Lalu, Algebrata mengamati cewek yang sedang berdiri membelakangi dirinya dan Agha
“Aku jatuh hati, kepada hati yang tidak pernah jatuh kepadaku” “Dari mana kamu tahu aku pernah sakit hati lebih dari sekali?” tanya Alana pada Agha “Apakah kamu tidak menyadarinya?” Agha kembali bertanya “Maksudnya?” tanya Alana dengan rasa penasaran “Aku tahu semuanya” balas Agha “Tahu apa?” tanya Alana kembali “Walaupun kamu memilih diam seribu bahasa, kedua mata kamu dapat mengatakan yang sejujurnya” terang Agha “Itu hanya kebetulan” balas Alana singkat “Tidak, ucapanmu itu hanya untuk mengelak dari kenyataan yang tidak dapat ditolak” jelas Agha kembali Alana tidak bergeming dan hanya memandangi Agha dengan tatapan datar “Bagaimana kamu bisa mengetahui semua itu?” tanya Alana dengan nada heran “Aku mempelajarinya” balas Alana “Apa? Kalau begitu kamu tidak perlu menerapkannya padaku” ujar Alana “Kenapa?” tanya Agha “Karena aku tidak ingin kamu mengetahui s
“Aku melangkah hingga lelah, ternyata kamu melangkah ke lain arah” Dari arah kejauhan, Arka melihat Algi dan Alana berkenalan dengan berjabatan tangan. Arka tidak menyukai pemandangan tersebut dan berusaha merusak suasana “Apaan sih? Kenalan aja lama banget” kata Arka dengan nada tinggi “Ha? Kok? Kamu?” ucap Alana dengan terbata-bata “Kenapa kaget ya aku ada disini?” tanya Arka dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Alana Alana menunduk kepala “Eh Algi, jangan bilang, kamu temannya si cowok paling ngeselin di dunia ini?” tanya Alana Algi hanya mengangguk dengan pasrah “Nggak mungkin. Ini nggak mungkin” ucap Alana “Apanya yang nggak mungkin?” tanya Arka “Kenapa bisa iblis kejam kayak kamu punya teman malaikat mulia seperti dia?” tanya Alana dengan nada menyindir Arka Seketika semua teman Arka tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Alana. Bukan untuk menertawakan Alana, akan tetapi me
“Aku kira mengenalmu hanya sampai nyaman, ternyata hingga aku merasa takut kehilangan” Agha mengajak Alana untuk foto bersama dengan cara selfie, hal ini tidak lain karena Alana penasaran dengan ciptaan Tuhan yang lebih indah dari pelangi. Kepolosan Alana terkadang membuatnya membutuhkan waktu agak lama untuk memahami beberapa ucapan cowok, karena sejak Alana mengalami patah hati paling hebat karena Alfa, dia tidak pernah berekspektasi apapun terhadap orang lain “Ayo, selfie” ajak Agha “1...2...3...oke” hitung Agha “Ini” lanjut Agha sambil menunjukkan hasil foto selfie tersebut “Apa?” tanya Alana dengan penuh rasa penasaran “Tadi kamu bertanya ciptaan Tuhan yang lebih indah dari pelangi, jawabannya ya ini” balas Agha dengan menunjuk hasil foto selfie mereka di ponsel Agha “Iya, terus?” tanya Alana “Astaga Alana, harus banget ya aku bilang ‘kamu’? tanya Agha dengan nada merasa jengkel aka
“Aku merindukanmu dengan sebuah rasa, sedangkan kamu hanya membalas dengan sebatas kata” Agha dan Alana telah melenggang pergi dengan suara motor yang tidak terlalu bising, meningkalkan cafe coffee dan segala kenangannya “Sebenarnya kamu sama dia itu pernah dekat atau bagaimana sih?” tanya Algi penasaran “Sama Alana?” tanya Arka Algi mengangguk sambil meminum segelas americano coffee “Kamu mau aku beri tau sesuatu?” tanya Arka pada teman-temannya dengan sedikit ragu-ragu “Apa?” tanya teman-teman Algi dengan serentak “Dulu cewek itu yang mengejarku” kata Arka “Mana mungkin?” tanya Algi dengan memicingkan sebelah matanya “Seriusan” balas Arka “Lalu?” tanya Algi kembali “Waktu itu aku melakukan kesalahan besar” ucap Arka “Kenapa?” tanya teman Arka di sisi sebelah kanan “Aku mengacuhkan, mengabaikan, menghindari, dan bahkan aku meminta teman dekatnya m
“Dalam kamus hidupku, aku hanya mengenal tiga kata : kamu, aku, dan waktu yang akan membentuk kita yang dulu menjadi kita yang baru” Kali ini, dibawah langit bertabur gemerlap bintang malam, aku ingin mengutarakan segala resah dan gelisah yang berada di benakku selama ini. Kamu tidak akan menemukannya di kamus manapun, karena beberapa definisi ini hanya berdasar dari lubuk hati. Definisi kata hati yang tiada henti mengudara dalam intuisi Kamu, adalah seseorang yang dikirim Tuhan untuk mengusir kelabu dan menyembuhkan lukaku dari patah hati sebelumnya, yang memberi banyak arti dalam hidup, serta memberi warna lebih dari yang pelangi punya Aku Siap Melepasmu Tidak banyak yang aku tahu, termasuk juga perasaanmu, hingga aku terluka, mereda, dan siap melepasnya Purnama demi purnama silih berganti Sosok yang ku damba dalam hati, kini tak lagi berarti Sang surya kini
“Selalu ada yang berkorban dalam suatu hubungan, layaknya demi melihat pelangi berseri, maka mentari rela pergi dan sembunyi” Mentari dan Pelangi Dua hal yang berbeda, tetapi hampir setiap orang mencintainya. Terkadang aku kerapkali menjodohkan dan mengaitkan mentari dengan senja di cerita-ceritaku sebelumnya Karena bagiku, senja telah pergi dan tidak kembali. Aku menemukan pelangi. Pelangi hadir mewarnai hari. Aku tahu senja dan pelangi sama-sama hanya sesaat. Bahkan pelangi mungkin juga tidak setiap hari ada. Meski begitu, setidaknya pelangi tidak sekejam dan sejahat senja yang menampakkan sewarna jingga memmpesona tetapi, datang dan pergi tanpa pamit Untuk bertemu indahnya pelangi, bukan hal yang mudah. Kita perlu mengunggu dengan sabar walau langit mendung semakin menjalar. Belum lagi ditambah dengan hujan deras yang mengguyur dan membasahi bumi. Barulah kita baru bisa berjumpa dengan pelangi Lalu, bagaimana jika hujan turun
“Seringkali aku menerka bagaimana akhir kisah kita, seperti dalam hubungan tetapi tidak ada kejelasan, dibilang pacaran tetapi tidak ada ikatan. Dan kini aku telah diserang ketidakpastian” Tiga sasi sudah kita berpisah. Menerka akhir cerita tidak tahu arah. Aku begitu bingung dengan segala rasa dan keadaan yang terjadi saat ini. Mengapa jalanku untuk melupamu seakan sulit tiada henti? Di setiap langkah yang ku ambil, selalu ada celah untuk menemukanmu kembali. Di sejengkal jeda yang aku raih, acapkali muncul sesuatu yang menarik ingatanku padamu lagi Lagi dan lagi, bahkan berulang kembali. Layaknya sebuah siklus alami yang tiada pernah henti Membuat jarak saat ini adalah keputusan yang benar, untuk kita agar saling belajar. Tidak melulu hidup kita dipenatkan untuk mengejar orang yang kurang ajar. Memainkan dan mematahkan banyak hati, meski itu akan membawa dampak pada dirinya sendiri Tidak ada yang salah dari melangkah mundur daripada m
“Beberapa orang berubah menjadi sibuk hanya karena pikiran mereka berkecamuk, dan cara ampuh untuk melupakan sosok yang tidak dapat dipeluk” Alana mulai menulis cerita yang pernah dialaminya selama ini, pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup seorang cewek bernama Alana Ayunda. Tidak peduli, seberapa banyak dia telah jatuh dan seberapa sering dia dikecewakan. Satu-satunya pilihan saat ini adalah mencoba untuk produktif dan berkarya Kesibukanku adalah cara melupakan kamu Setiap kali aku menuliskan kalimat tersebut aku tersenyum miris. Deretan kata yang cukup sederhana untuk dicerna logika, tetapi cukup membuat hati tersayat luka. Di dalam kesibukan yang aku jalani saat ini, ternyata terselip perasaan untuk melupakan seseorang. Tidak hanya aku, mungkin juga perempuan lain di dunia mengatakan hal yang sama. Tidak perlu berucap, dalam hati mereka aku juga yakin meraka akan membenarkan dan menyutujuinya jika mereka merasakan hal yang sama
“Waktu yang akan mengobati setiap goresan luka dan menjawab bahwa hatimu telah reda dari luka yang lama” [POV Alana] Malam yang sepi dan suntuk, seakan menggerogoti suasana untuk teringat akan masa lalu. Sekeras apapun kita mencoba melupa, masa tersebut akan memiliki tempat khusus di pikiran kita. Hingga saat ini pun, kita berada dalam kondisi seperti ini karena jatuh bangun dan laju terjal yang telah kita lalui. Terkadang banyak orang yang berusaha dengan kuat untuk melupakan masa lalu, tetapi ada pula yang memilih menyimpan rapat-rapat Apapun pilihan seseorang, kedua hal tersebut memberitahu bahwa pada setiap pilihan yang diambil akan membuat seseorang menjadi lebih tangguh. Walau dalam perjalanannya dia harus terseok, tersandung, mungkin juga jatuh. Tetapi, apapun yang menyangkut masa lalu memang sebaiknya dibiarkan berlalu. Meskipun pada kenyatannya, ini adalah kebohongan besar. Kebohongan besar yang baru saja aku tulis, ba
Hanya ada dua pilihan ketika berteman dengan lawan jenis, yaitu menjadi pengalaman hidup atau teman hidup, dan kau harus siap dan menerima apapun realitanya” “Cita-cita atau cinta?” tulis Alana Alana terdiam sejenak, dan lantas termenung berpikir “Aku bingung, tetapi sepertinya cita-cita saat ini jauh lebih penting dari pada cinta” ujar Alana Sepertinya perlu memikirkan hal ini lebih dalam, apa yang sebenarnya sedang aku cari dan aku butuhkan. Yang lebih dahulu layak diprioritaskan Alana pergi ke lapangan basket untuk beristirahat dari kejenuhan di depan layar gadget sebentar “Wah, ada bola basket, main kayaknya seru” ucap Alana Alana segera meraih bola itu dan memantulkan bolanya ke atas beberapa kali dan berusaha memasukkannya ke dalam ring basket, akan tetapi sesekali masuk, terkadang keluar “Ternyata ada cewek yang suka main basket disini juga” ucap seorang cowok dari sudut lapangan basket da
“Seseorang akan menyadari betapa berharga seseorang ketika mereka merasakan kehilangan dan terlambat menyadari jika waktu tidak dapat diputar kembali” [POV Alana] Satu hal yang baru aku sadari, dan karena aku baru saja menyadarinya, aku berandai jika waktu bisa diulang kembali, aku ingin memperbaiki setiap kesalahan yang terjadi di masa lalu. Berteman dengan sunyi sungguh membuat hati ini lelah tidak bertepi Satu hal yang telat aku sadari adalah apapun yang telah berubah, akan sulit untuk dikembalikan lagi, walaupun sekuat tenaga kita berusaha, mungkin tidak akan serupa hasilnya. Tidak hanya sifat seseorang, kepercayaan, perasaan, tetapi juga hal-hal lain yang belum pernah terduga sebelumnya Seberapa keras kita mencoba melupakan masa lalu, entah kapan tetapi pasti kita akan teringat nuansa di masa itu, baik disengaja atau tidak. Jatuh cinta di usia 17 tahun adalah bahagia sekaligus bencana, bahagia karena akan teringat untuk waktu yang
“Setangguh apapun perempuan di mata dunia, tentu saja dia butuh seseorang yang mengerti, memahami, melindungi, dan membersamai menggampai mimpi” Hujan deras perlahan mereda dan menyisakan rintik hujan di luar jendela. Tidak terasa Alana telah tidur selama kurang lebih satu jam, ketika dia terbangun, ternyata dia tidaklah sendiri, masih terdapat Alfa disampingnya, yang setia menemaninya Alana bangun dan meregangkan kedua tangannya, lalu melihat pada jam tangan cream di tangan kirinya “Ha? Jam tiga sore?” ucap Alana dengan terkejut dan seolah tidak percaya “Mau kemana?” tanya Alfa sambil menutup buku yang dibacanya Alana tidak menjawab dan segera merapikan barangnya dengan sesekali mengucek matanya agar benar-benar tersadar dari bunga tidurnya tadi. Alfa turut bergegas mengambil ponsel dan kunci motornya. Alana dengan langkah cepat menuruni tanggaperpustakaan Langkahnya terhenti tiba-tiba ke
“Resah, gundah, gelisah masa remaja adalah hal yang akan kita rindukan ketika beranjak dewasa” Hidup itu tidak murni hitam, tidak juga sepenuhnya putih. Hampir semuanya berwarna abu-abu. Gradasi itulah yang membedakannya Alana tidak sedang menggenggam dan digenggam siapapun, tidak sedang menjaga dan dijaga hati manapun. Hanya saja, dia punya satu nama yang tidak pernah lupa untuk dirapal dalam doa-doa sebelum tidur [POV Alana] Memang berada di situasi hati seperti ini bukanlah perkara yang mudah dipahami dan di mengerti Seperti tidak terikat, tetapi memilki satu nama yang dipegang begitu kuat Seperti tidak berjuang, tetapi tidak pula terbuang Karena, ketidakpastian adalah teman lama Aku pernah mempertanyakan dalam hati, sebenarnya kita sedang memperthanakan hubungan atau sedang menunda perpisahan? Dan sekarang, hati yang dulu pernah kau sembuhkan kembali kau patahkan Ternyat