Di sinilah Keyra sekarang, di atas jok motor bersama Arka. Di sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian yang menemani. Keyra yang enggan membuka pembicaraan sedangkan Arka yang gengsi memulai pembicaraan.
‘Baru kali ini gue gak nyaman sama suasana sunyi’ batin Arka sambil menatap ke arah jalan dengan raut wajah sedikit tak nyaman. Walau begitu Arka masih bungkam dan sesekali mencuri pandang ke arah Keyra.
Beberapa menit di jalan akhirnya mereka sampai di gerbang Universitas, dengan santai Arka melajukan motornya ke arah parkiran Universitas tanpa memedulikan tatapan bertanya dari beberapa mahasiswi.
“Itu cewek yang bareng Arka siapa?” tanya seseorang dan membuat beberapa pasang mata menatap ke arah Keyra.
“Mereka ada hubungan?” tanya yang lainnya dengan raut wajah heran dan tak percaya.
“Mana gue tahu” ucap yang satu sambil mengangkat bahu tak tahu.
“Gila-gila, kak Arka gandengan sama dia!” ucap yang lainnya dengan heboh.
Pulang kuliah Keyra memaksa Arka untuk pulang terlebih dahulu, dia ingin menghabiskan waktu sendirian tanpa di ganggu oleh siapa pun. Awalnya Arka menolak dan terus memaksa Keyra untuk naik ke jok motornya, hingga dia setuju setelah mendapatkan telepon dari seseorang.“Akhirnya gue bisa bebas” gumam Keyra sambil melebarkan tangannya.“Senangnya hati ini” ucapnya dengan raut wajah bahagia tak kentara.“Ayo berjelajah” ucap Keyra dengan semangat tinggi. Dengan langkah senang Keyra mulai berjalan menyusuri trotoar. Beginilah dia menghabiskan waktunya akhir-akhir ini, berjalan-jalan tak tentu arah dan terkadang pulang sampai petang karena lupa jalan.Keyra terus berjalan sambil menatap ke sekelilingnya. Tapi entah apa yang membuatnya sesenang itu, padahal pemandangan di sekitarnya hanya lalu lintas kendaraan bermesin serta gedung-gedung yang menjulang tinggi.“Gue kalau kayak gini, kayak orang baru pertam
Sesampainya Keyra di Cafe Bara, dengan langkah ringan Keyra memasuki Cafe. “Wih! Ngapain lu di sini? Katanya gak kerja lagi?” ucap Viki dengan nada cukup keras. “Suka-suka gue lah! Gak boleh kalau gue makan di sini? Lemes amat mulut lu” ucap Keyra dengan nada suara tak suka. “Mulut-mulut gue ya suka-suka gue lah” ucap Viki tak tahu malunya. “Serah lu, bicara sama orang gila cuma ngabisin waktu!” ucap Keyra sebelum berlalu pergi dari sana. Dia cukup malu menjadi bahan tontonan oleh beberapa pengunjung Cafe. ‘Dasar Viki akhlak minus!’ batin Keyra dengan geram. Tanpa Keyra sadari langkahnya membawanya ke arah ruang kerja Bara. Dengan sedikit kesal Keyra membuka pintu ruang kerja Bara. Sedangkan orang-orang yang ada di dalam ruangan mendengar suara pintu yang di buka sedikit kasar pun mengalihkan perhatiannya ke arah sumber suara. Keyra yang menyadari kebodohannya hanya bisa merutuki dirinya sendiri. Di dalam ruangan Bara sud
Di Cafe suasana cukup membuatnya risih, dengan tatapan permusuhan dari Natasya dan sikap lembut dari Mama Bara. Dengan ragu Keyra berpamitan pulang dan mau tak mau Mama Bara harus mengizinkan.Sepulangnya dari Cafe Bara, Keyra mengurung diri di kamar. Entah kenapa dirinya merasa malas keluar kamar. Bahkan di dalam kamar kerjanya hanya tidur dan bermain ponsel.“Kenapa jiwa mager gue kambuhnya di waktu yang gak tepat” gumam Keyra sambil menatap ke arah langit-langit kamar.Setelah mengatakan itu Keyra mulai sibuk dengan pemikirannya sendiri. Hingga dering telfon membuyarkan pikirannya. Dengan gerakan malas Keyra mengambil ponsel yang terletak di nakas.“Halo” ucap Keyra dengan nada suara lesu dan tanpa minat.‘Halo-halo! Bagus ya lu sekarang gak ada kabar!’ Ucap orang di seberang sana dengan nyolot dan nada suara menunjukkan kekesalan. Orang yang menelefon Keyra adalah Dimas, abangnya dari Solo.“Baru a
Pagi harinya Keyra masih berbaring malas di tempat tidurnya. Dia merasa malas untuk bergerak walau hanya turun dari tempat tidurnya. Mungkin efek dari hari minggu membuatnya bertambah malas. Kerjanya hanya tidur, main ponsel dan tidur lagi.“Ngerasa menjadi manusia termalas sedunia” ucapnya dengan mata tertutup.“Dek!” panggil Bima sambil membuka pintu kamar Keyra dengan semangat membara.“Hm?” balas Keyra tanpa minat, bahkan matanya masih tertutup rapat tanpa ada niatan untuk membukannya.“Punya adek satu tapi kerjanya tidur terus” ucap Bima sambil menatap ke arah Keyra dengan sorot mata tak percaya. Dengan langkah lebar Bima berjalan ke arah tempat tidur Keyra dan menarik selimut yang melilit tubuh Keyra dengan kasar membuat Keyra jatuh di atas karpet dengan menyedihkan.“Apa sih bang?!” ucap Keyra dengan kesal sambil menatap Bima dari bawah dengan sorot mata permusuhan.“Bang
Sesampainya di mall, dengan malas Keyra menunggu sosok Bima yang sedang memarkirkan motornya.“Mau ke mana dulu?” tanya Bima sambil membenarkan pakaiannya.“Laper” ucap Keyra dengan lesu.“Ayo makan dulu” balas Bima sambil menarik tangan sang adik lembut.“Bang” panggil Keyra sambil menatap ke sekelilingnya.“Apa?” balas Bima tanpa menatap ke arah Keyra.“Gak jadi” balas Keyra dengan malas. Bima yang mendengar perkataan adiknya tadi mulai merasa heran dan dengan refleks menatap ke arah Keyra.“Kenapa hm?” tanya Bima sambil menghentikan langkahnya.“Entar ke toko buku ya?” ucap Keyra dengan raut wajah memelas.“Itu aja?” tanya Bima dengan heran.“Hm” balas Keyra dengan senyum cerah.“Setelah makan kita ke toko buku” balas Bima dengan senyum simpul setelah itu kembali menarik tan
Di sinilah mereka, di perjalanan menuju ke arah markas geng Arjun. Dengan muka di tekuk milik Keyra dan raut wajah bersalah dari Bima.“Maaf ya, besok abang janji bawa kamu ke toko buku dan terserah kamu mau ambil apa aja, abang yang traktir” ucap Bima merasa bersalah dengan adiknya.“Bener ya? Janji?” ucap Keyra memastikan ucapan Bima barusan.“Iya janji” balas Bima sambil mengelus kepala Keyra sayang.“Ya udah kalau gitu” balas Keyra dengan kepala mengangguk singkat dan mulai fokus dengan keadaan luar.“Kenapa Keyra di ajak? Kenapa gak anter Keyra pulang dulu setelah itu abang ke markas?” tanya Keyra sambil menatap ke arah Bima dengan heran.“Abang gak mau ambil risiko Key, Mama sama Papa lagi gak ada di rumah. Gak ada yang bisa abang andelin di rumah” ucap Bima dengan tenang tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Keyra.“Kan masih ada pak satpam sama penj
Tak berselang lama akhirnya Satria sampai dengan penampilan cukup misterius. Dengan langkah santai Satria berjalan ke arah samping Rangga, tapi niatnya tak jadi saat menyadari kehadiran seseorang. Dengan langkah cepat Satria berjalan ke arah Keyra dengan senyum senang.“Dek” panggil Satria sambil berjalan ke arah Keyra.“Bang Sat?” kata Keyra saat melihat sosok Satria di depannya. Dia merasa heran, ada apa dengan Satria? Dia tahu betul tabiat si Satria dan saat ini penampilannya menunjukkan dia tak baik-baik saja.Satria terus berjalan hingga sampailah dia di samping Keyra, saat hendak memeluk Keyra tiba-tiba tubuh Keyra di tarik oleh Bima ke dalam pelukannya.“Abang!” ucap Keyra dengan nada suara tak terima. Sedangkan Satria menatap tak suka ke arah Bima, walau dia tahu Bima adalah seniornya dan mantan ketua geng Arjun.“Apa?!” kata Bima sambil menatap sengit ke arah Satria. Satria hanya
“Lihat apa sih lu? Fokus amat di ponsel” ucap Arka yang mulai kesal dengan sikap Keyra.“Selingkuhan” balas Keyra dengan tenang tanpa memedulikan reaksi Arka.“Siapa yang boleh ‘in elu selingkuh dari gue?” ucap Arka dengan dingin.“Bosen gue sama elu, cari yang lain oke lah” balas Keyra yang masih setia menatap ke arah ponselnya.Bima yang mendengar itu menatap senang ke arah mereka berdua, dia sangat setuju jika adiknya mencari yang lain. Sedangkan yang lainnya menatap heran ke arah mereka, dalam benak mereka ada hubungan apa antara Keyra dan Arka?.Satria yang mendengar itu hanya diam sambil menatap ke arah Arka tak percaya. Masalahnya dia tahu betul bagaimana Arka mencintai sosok Fely dan sekarang secara tiba-tiba dia bilang seperti itu membuatnya syok. Sebenarnya dia tak masalah apa hubungan antara Arka dan Keyra tapi dia tak suka jika Keyra hanya di buat sebagai tempat pelarian semata. Satr
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil