Dengan langkah pelan Arka berjalan menyusuri setiap koridor Fakultas kedokteran. Tujuannya saat ini adalah perpustakaan, untuk menemui tunangannya.
Tak membutuhkan waktu lama Arka akhirnya sampai di depan perpustakaan. Matanya menatap ke sekeliling untuk mencari kehadiran sosok Keyra. Matanya mulai terhenti saat melihat sosok yang dia cari sedang fokus dengan buku tebal. Senyum mulai hadir di bibirnya tapi senyum itu tak bertahan lama saat menyadari kehadiran seseorang di dekat Keyra.
“Sial” ujar Arka sambil menatap tajam ke arah Dika berada. Tangannya mulai terkepal erat dan matanya menyorot tajam ke arah Dika.
Arka mulai berjalan ke arah Keyra dengan raut wajah tak bersahabat.
“By” panggil Arka sambil menepuk pundak Keyra pelan.
“Iya?” balas Keyra sambil menatap ke arah Arka dengan senyum manisnya.
Cup
“Ayo pulang, udah sore” ucap Arka setelah mengecup pipi kiri Keyra sekilas.
&
Hari ini tanggal merah dan Arka sangat antusias menyambut hari ini. Baginya hari libur adalah hari bermesraan dengan Keyra.Dia akan menghabiskan waktu dengan Keyra sepanjang hari, dia sudah bersiap-siap dari pukul 07.25 dan tanpa menunggu waktu lama Arka berjalan menyusuri anak tangga dengan riang.“Mau ke tempat kak Keyra bang?” tanya Sinta saat melihat sosok Arka menuruni anak tangga.“Hm, Mama mana?” tanya Arka sambil menatap ke sekelilingnya untuk mencari kehadiran sosok Mamanya.“Belanja sama Papa” balas Sinta dengan raut wajah tenang.“Bilang ke Mama kalau abang ke rumah calon mantu” ucap Arka dengan senyum manisnya.“Iya, dasar bucin” ucap Sinta dengan malas saat melihat senyum indah di bibir abangnya.“Abang berangkat dulu, jaga diri baik-baik” ucap Arka sambil berjalan keluar rumah dengan langkah riang.“Abang juga hati-hati di jalan”
Di sinilah Arka sekarang, di dalam kamar Keyra. Dengan tenang dia tidur di atas tempat tidur Keyra dengan paha Keyra sebagai bantal.“Ar” panggil Keyra sambil mengelus rambut Arka pelan.“Hm” balas Arka dengan mata yang masih tertutup. Dia merasa nyaman dengan usapan lembut di rambutnya.“Ayo jalan-jalan” ujar Keyra dengan senyum mengembang indah.“Enggak” balas Arka dengan cepat dan memeluk pinggang Keyra dengan erat.“Ayolah Ar” mohon Keyra dengan raut wajah memelas.“Enggak mau Key, mau di sini aja” ucap Arka dengan wajah masih tenggelam di perut Keyra.“Tapi..” ucap Keyra dengan raut wajah sedih.“Enggak ada tapi-tapian sayang, aku juga capek” ucap Arka sambil mencari posisi yang lebih nyaman.“Iya-iya” balas Keyra dengan pasrah dan kembali mengusap lembut rambut Arka.Mereka mulai diam dalam kegia
Esok harinya Keyra dan Arka membuat janji akan jalan-jalan ke taman saat sore hari dan tentu semua itu atas saran Arka. Dia ingin menghabiskan waktu dengan Arka di tengah-tengah padatnya tugas kuliah dan masalah kantor.Arka terus meneror Keyra akan janji mereka untuk sore nanti. Bahkan tak henti-hentinya setiap mereka bertemu atau bersimpangan Arka akan membisikkan kata 'besok sore jangan lupa'. Keyra yang mendengar bisikan Arka tentu saja bosan, ingin rasanya dia menyumpal mulut Arka saat itu juga.“Lu kenapa Key?” tanya Ami dengan raut wajah heran.“Gak gue gak apa-apa, cuma kesel aja sama tingkah Arka hari ini” balas Keyra sambil memijat pelipisnya pelan.“Kayak baru kenal Arka aja lu Key” balas Ami saat mendengar perkataan Keyra barusan.“Tapi kali ini Arka sedikit berbeda, dia tuh kayak tambah manja” ucap Keyra sambil mengingat sikap Arka kemarin.“Wajah kali, nama juga tunangan mas
Di sinilah mereka sekarang, di sebuah taman dengan tangan berpegangan erat.“Key” panggil Arka sambil menatap sosok Keyra dengan lembut.“Hm?” balas Keyra dengan senyum manisnya.“Kalau gue pergi, lu sedih gak?” tanya Arka sambil menangkup wajah Keyra dengan kedua tangannya.“Maksudnya?” tanya Keyra yang tak paham maksud dan tujuan dari perkataan Arka barusan.“Gue pergi lu sedih? Pergi untuk selama-lamanya” ujar Arka sambil menatap ke mata Keyra dengan sorot mata teduh.“Gak usah ngada-ngada deh Ar” ucap Keyra sambil menyingkirkan tangan Arka dari pipinya.“Aku cuma tanya sayang” ucap Arka saat melihat raut wajah tak suka dari Keyra.“Pertanyaan kamu yang gak bermanfaat Arka, aku gak suka dengernya” ucap Keyra sambil menatap ke arah lain.“Hey, ku minta maaf oke?” ujar Arka sambil memegang tangan Keyra dengan penu
Saat ini Amerta sedang pejalan menuju ke arah Cafe untuk bertemu dengan Sia, dengan semangat membara Amerta melajukan mobilnya ke Cafe. Di belakang mobilnya ada satu mobil yang di sopiri oleh pengawal Papanya.Amerta tak memedulikan kehadiran mobil di belakangnya yang menjadi fokus utamanya saat ini adalah Sia. Dia benar-benar sudah tak sabar bertemu dengan Sia, sudah lama dia tak melihat wajah Sia secara langsung.Di setiap jalan tak henti-hentinya Amerta tersenyum indah. Bahkan dia sudah membayangkan bagaimana reaksi Sia saat pertama kali bertemu dengannya.Amerta terus menjalankan mobilnya ke arah Cafe hingga tanpa sengaja pandangannya terfokus ke satu titik. Tak jauh darinya ada sepasang kekasih yang sedang melempar canda tawa dan berlari-lari. Bahkan sudah banyak pasang mata yang menatap mereka dengan sorot mata berbeda.Amerta yang melihat salah satu di antara mereka mulai emosi. Dia mencengkeram kemudi mobil dengan sangat kuat dan menatap ke arah s
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Beberapa hari setelah hari di mana Keyra pergi ke makan Arka. Belakangan hari ini kondisinya mulai membaik walau perlahan. Tapi itu semua sudah membuat keluarganya bahagia, Bima juga sering menjenguk Keyra walau di sela-sela kesibukannya dengan perusahaan. Saat ini Keyra sedang sendirian di dalam ruang inapnya. Tadi ada Satria bersama Rangga tapi mereka izin pulang saat Satria menerima telepon. Dengan senyum manis Keyra menyuruh mereka pulang. Mereka punya kesibukan masing-masing dan Keyra tak bisa menahan mereka di sini, Keyra tahu itu. Keyra berbaring di atas berangka dengan mata yang mencoba memejamkan matanya. Di saat dia ingin berselancar ke alak mimpinya saat itu pula suara pintu terbuka membuatnya kembali ke dunia nyata. “Lu tidur kak?” tanya orang itu sambil menatap ke sosok Keyra yang menutup matanya. “Enggak gue cuma tutup mata” ucap Keyra berbohong dan dengan pelan dia membuka matanya. “Gue kira kehadiran gue nganggu elu kak” ucapny
Ami hanya diam membisu, bingung ingin membalas seperti apa. Dia merasa kasihan kepada sosok Keyra di depannya.“Mi gue mau ke Arka” ucap Keyra dengan raut wajah tak berdaya.“Gue-“ ucap Ami terpotong oleh suara pintu terbuka.“Mau ke Arka? Mau gue anter?” tanya seseorang yang berada di abang pintu.“Boleh?” tanya Keyra dengan senyum bahagia.“Hm” balasnya dengan senyum kecil. Hatinya terasa teriris melihat kondisi Keyra saat ini.“Tapi Kak” ucap Ami dengan raut wajah tak terima.“Keyra jadi tanggung jawab gue. Kalian pernah mikir gak? Kalau sikap kalian kayak gini bukannya buat Keyra sembuh malah buat Keyra tambah sakit. Lu gak lihat kondisi Keyra yang semakin buruk dari waktu ke waktu?” kata Dika dengan raut wajah datar.“Oke, tapi gue ikut” ujar Ami dengan raut wajah datar.“Hm” balas Dika dan berjalan ke arah Ke
Sudah hampir dua minggu Keyra di rawat dan sudah beberapa kali dia menanyakan keadaan Arka dan kondisinya. Kebanyakan orang langsung bungkam dan memasang raut wajah yang cukup mencurigakan.Dia mencoba menepis semua prasangka-prasangka buruk yang mungkin terjadi kepada Arka. Keyra selalu menanamkan kalimat ‘Dia pasti baik dan sedang dalam masa pemulihan’ dalam benaknya saat mengingat sosok Arka.Saat ini Keyra sedang sendirian, dia berniat jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Tapi langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang yang dia kenal.“Gimana sekarang?”“Kita jujur aja, kasihan gue lihatnya”“Tapi gimana kalau kondisi Keyra memburuk setelah denger keadaan Arka sekarang?”“Itu udah konsekuensinya, kalau kita nutupin ini lebih lama. Gue gak yakin kalau Keyra bakal sehat-sehat aja. Lu lihat sendiri ‘kan? Gimana dia tiap harinya? Setiap hari dia ngelamun mikirin Arka&rdqu
Sudah 4 hari setelah hari pemakaman Arka dan kondisi Keyra semakin hari semakin baik. Bahkan ada saatnya Keyra merespons jika ada seseorang mengajaknya berbicara terutama Mama dan abangnya.Hari ini cuaca cukup mendung, membuat seorang yang tidur di sofa semakin nyaman melanjutkan tidurnya. Bima masih terlelap di atas sofa dengan nyamannya.Di atas berangka ada sosok yang cantik sedang terlelap dengan tenang. Mata yang tadinya tertutup mulai terbuka dan berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina matanya.Beberapa kali Keyra mengerjapkan matanya dan penciuman pertamanya menangkap bau obat-obatan.Dengan perlahan Keyra menatap ke sekelilingnya dan mendapati sosok Bima yang sedang tertidur di atas sofa. Beberapa saat dia menatap sosok Bima hingga tangannya memegang tenggorokan karena merasa kering.Dengan perlahan Keyra mengambil gelas di sampingnya dan menghabiskannya tanpa sisa.Setelah minum Keyra menerawang kejadian yang menimpanya b
“Arka!!” teriak sang istri menyebut nama anak pertamanya, anak laki-lakinya dan penerus perusahaannya.Di tempat yang tak jauh dari mereka terlihat keluarga Keyra yang berdiri mematung dan menatap ke arah berangka tadi dengan sorot mata kosong. Pikiran mereka tiba-tiba ngeblang seperti tanah yang tandus.“Mas” panggil Mama Keyra sambil menatap ke arah jasad Arka dengan tubuh sedikit bergetar.“Tenang sayang” ucap sang suami sambil membawa sosok istrinya ke dalam dekapannya.“Dia meninggal Mas” ucap sang istri dengan nada suara bergetar.Sang suami hanya diam sambil mengusap lembut sosok istrinya yang rapuh.“Bima, kamu jaga adikmu di dalam” ucap Papanya dengan nada suara tak terbantah.“Baik Pah” balas Bima dan mulai berjalan ke dalam ruang inap adiknya.Saat dia berada di pintu dapat dia lihat sosok rapuh adiknya berada di atas berangka. Dengan perla
Di kantin rumah sakit.“Pah, perasaan Mama gak enak” ucap Mama Arka dengan raut wajah khawatir.“Kenapa Mah?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas saat melihat sang istri memegang dadanya dengan raut wajah khawatir.“Mama keinget Arka Pah” ucap sang istri sambil menatap ke arah suaminya dengan raut wajah khawatir dan tanpa sadar air matanya mulai menetes.“Loh? Kok nangis?” tanya sang suami dengan raut wajah cemas.“Mama mau ke Arka Pah” ucap Mama Arka dan mulai bangkit dari duduknya berlari keluar dari kantin.“Mama” panggil Papa Arka sambil menatap sosok istrinya dan tak lama dia mulai bangkit mengejar langkah kaki sang istri.“Ayo Mah” ucap Papa Keyra sambil memegang tangan istrinya. Dengan perlahan dia menuntun tubuh ringkih sang istri. Semenjak kecelakaan Mama Keyra kondisinya semakin menurun jika ingat kondisi putrinya saat ini.Mama A
Arka dan Keyra masih dalam pengawasan para dokter, untuk saat ini kondisi mereka sudah cukup membaik. Walau kadang kondisi Arka tiba-tiba memburuk. Arka dan Keyra di tempatkan dalam satu ruangan atas permintaan dua keluarga.Amerta di nyatakan meninggal saat baru sampai di rumah sakit. Luka yang di alami Amerta sangat parah membuat kondisi tubuhnya semakin memburuk saat dalam perjalanan ke rumah sakit.Mereka membuat perhitungan dengan menghancurkan perusahaan Papa Amerta. Papa Amerta hanya bisa diam, karena ada dua perusahaan besar yang menginginkan kehancurannya. Dia cukup menyesal mengiyakan permintaan Amerta waktu itu. Ingin rasanya dia memutar waktu untuk menyelamatkan putri dan perusahaannya.Sudah terhitung 3 hari semenjak kecelakaan itu tapi belum ada tanda-tanda mereka akan sadar.“Lu berdua reuni di sana atau gimana? Betah amat tidurnya” kata Satria sambil menatap dua sosok yang terbaring lemah di atas berangka.Satria menatap
Mobil yang membawa sosok Keyra dan Arka sudah sampai di rumah sakit.“Suster di sini ada korban kecelakaan!” teriak sang pemilik mobil dengan urat leher terlihat jelas.Mendengar teriakan itu beberapa suster mulai berlari ke arah mereka dengan berangka.Sosok Keyra di bawa dan di taruh di atas berangka dan mulai di giring ke unit gawat darurat. Di belakang berangka Keyra ada berangka Arka.Keyra dan Arka langsung di tangani, luka mereka sudah di bersihkan dan beberapa alat sudah di pasang di tubuh mereka. Antara Arka dan Keyra yang paling banyak luka adalah tubuh Arka. Mungkin karena Arka melindungi sosok keyra dalam dekapannya.Keluarga pasien sudah di beri kabar dan dalam perjalanan. Keyra dan Arka masih di ruang UGD keadaan mereka masih dalam pantauan dokter.Saat dokter yang menangani mereka keluar dari ruangan, sang dokter sudah di sambut beberapa pertanyaan dari keluarga Arka.“Bagaimana kondisi putra saya dok?
Sebagian pengunjung yang melihat kecelakaan beruntuh tadi cukup syok dan menatap ke kecelakaan tadi dengan tubuh menegang.Tubuh Arka dan Keyra sudah di penuhi darah. Dalam kesadaran yang masih ada Arka menatap wajah Keyra dan berkata..“Sehat-sehat Key, aku cinta kamu” ucap Arka dengan lirih dan senyum tipis, sangat tipis.“Sakit Ar” ucap Keyra dengan air mata yang mulai keluar.“Sayangnya Arka yang kuat” ucap Arka dengan suara yang semakin lirih dan tak lama kesadarannya mulai terenggut dan pelukannya semakin mengendur.“Cepat panggil polisi dan ambulans, mereka butuh pertolongan segera!” ujar salah satu pengunjung taman sambil berlari mendekati sosok Arka dan Keyra.“Di sini juga ada beberapa!” ucap yang lainnya dan mendekati pengujung yang lainnya.“Masukkan ke mobil saya, tidak keburu kalau menunggu ambulans!” ucap yang lainnya sambil berlari ke sebuah mobil