“Kakek, sejak kapan Kakek ada di sini?” Jessy bertanya pada Max yang saat ini berada di restorannya dengan seorang pria yang seumuran dengan Max.
“Kakek baru saja tiba, Jess.” Max membalas diakhiri dengan senyuman. “Duduklah.” Max meminta Jessy untuk duduk di sebelahnya.
“Ini adalah teman kakek. Namanya Aarav Cayden.” Max memperkenalkan sahabatnya pada Jessy.
Sedikit banyak Jessy mengetahui tentang Aarav. Max telah menceritakan beberapa hal padanya. Seperti pria itu adalah seorang mantan atlet catur ketika masih berusia belasan tahun. Lalu berhenti menjadi atlet karena menjadi anggota satuan militer. Max selalu bercerita tentang Aarav dengan wajah bahagia, hubungan keduanya tergambar baik dari mimik wajah Max.
“Selamat pagi, Kakek Aarav. Senang berjumpa denganmu.” Jessy menyapa Aarav ramah. Ia kini tersenyum manis.
Tak ada reaksi dari Aarav, pria itu hanya menatap wajah Jessy tanpa b
“Sayang, kenapa tidak memberitahuku jika ingin datang?” Caroline bangkit dari tempat duduknya. Ia melepaskan kuas yang ia pegang. Mengelap tangannya yang kotor karena cat.“Apakah aku mengganggumu?” tanya Earth.Caroline tersenyum hangat. Ia memeluk Earth kemudian mencium bibir Earth sekilas.“Tidak. Kehadiranmu tidak pernah menggangguku,” jawabnya lembut.“Aku datang ke sini karena ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu,” seru Earth. Wajahnya kini terlihat begitu serius.Caroline mengerutkan keningnya. “Sepertinya itu sangat penting. Duduklah dahulu, aku akan membuatkan minuman untukmu.” Ia kemudian melangkah meninggalkan Earth.Di dapur galeri miliknya, Caroline merasa dadanya tidak enak. Entah apa yang akan dikatakan oleh Earth, tapi ia memiliki firasat buruk sekarang.Mencoba untuk mengenyahkan perasaan tidak enak itu, Caroline membuatkan teh lemon untuk Earth. Kem
Pagi tiba, suhu tubuh Earth sudah normal, tapi wajah pria itu masih terlihat pucat. Jessy telah terjaga lebih dahulu dari Earth yang saat ini masih terlelap.Jessy mencoba untuk bangkit perlahan tanpa membangunkan Earth. Ia akan membuatkan bubur untuk Earth, lalu setelah itu memberikan obat pada Earth lagi.“Sebentar lagi, Jess. Aku masih ingin tidur.” Earth mengeratkan pelukannya pada perut Jessy.“Kau masih belum merasa lebih baik?” tanya Jessy. Ia mengurungkan niatnya untuk pergi ke dapur.“Sudah lebih baik, tapi kepalaku masih terasa sedikit berat.”“Mungkin kau akan terserang flu,” sahut Jessy. “Aku akan menghubungi dokter agar kau segera ditangani.”“Tidak perlu, Jess. Aku hanya butuh istirahat beberapa saat, setelahnya aku akan baik-baik saja.”“Baiklah, kalau begitu istirahatlah.” Jessy menggerakan tangannya memeluk Earth.Dengkuran halu
Pukul 8 malam, Earth tiba di kediaman Max. Ia pikir hanya ada kakeknya di sana, tapi ternyata ada Elordi McKell, ayah mertua Geralda.“Selamat malam, Kakek.” Earth menyapa Max. Ia mengambil tempat duduk tanpa memberikan sapaan pada Elordi yang menatap Earth dengan tatapan tidak senang.“Apa yang sudah kau lakukan pada Geralda dan Aurora?” Elordi segera bertanya. Nada bicaranya tidak bersahabat sama sekali.Pria ini sudah tidak senang karena Earth menolak dijodohkan dengan cucunya, dan sekarang ia semakin tidak senang dengan Earth karena Earth mengusik menantu dan cucunya.“Apakah Anda tidak bertanya pada cucu dan menantu Anda terlebih dahulu sebelum Anda pergi ke sini?” Earth membalas dengan pertanyaan.“Aku tidak tahu apa yang sudah mereka lakukan, tapi jika kau melakukannya karena seorang Jessy, maka tindakanmu tidak bisa aku tolerir,” tekan Elordi. Pria tua itu berpikir bahwa semua yang terja
“Aku akan mengantarmu ke restoran.” Earth meletakan lap mulutnya kembali ke meja. Ia melihat ke arah Jessy yang baru saja meminum susu hangat.“Restoranku dan kantormu berlainan arah. Aku tidak ingin merepotkanmu,” balas Jessy.“Kau tidak merepotkan sama sekali, Jess. Mulai hari ini kita akan berangkat kerja bersama. Dan aku akan menjemputmu.”“Jika kau memaksa maka baiklah,” seru Jessy disertai dengan senyuman.“Berangkat sekarang?”Jessy menganggukan kepalanya. “Ya, ayo.”Keduanya melangkah bersama, keluar dari kediaman mereka dan masuk ke dalam mobil Earth.“Ke restoran Nyonya Jessy.” Earth bicara pada sopirnya.“Baik, Tuan,” balas sopir Earth.“Jessy, lihat ke sini.” Earth meminta istrinya untuk menghadapnya.Jessy mengikuti mau Earth. Ia sedikit menjadi kaku ketika tangan Earth bergerak ke arah ke
Gaun berwarna biru tua telah membungkus tubuh sempurna Jessy. Gaun tanpa lengan itu memperlihatkan bagian bahu Jessy dengan baik. Di lehernya terdapat sebuah kalung berbentuk sederhana dengan harga luar biasa. Ia mengenakan antingan yang senada dengan bentuk kalungnya.Malam ini Jessy mengenakan riasan bold yang membuatnya terlihat semakin seksi dan elegan.Rambut panjang Jessy dicepol, bagian depannya terlihat rapi. Lehernya yang indah terlihat begitu menggoda.Setelah memperhatikan dirinya di cermin, Jessy meninggalkan kamarnya. Di bawah Earth sudah menunggunya.Kaki Jessy menuruni anak tangga. Ia melangkah dengan anggun, persis seperti yang diajarkan oleh Clara. Ia kini terlihat seperti seorang putri dari negeri dongeng. Cantik, menawan dan elegan.Earth yang baru saja selesai menerima panggilan hendak menjemput Jessy ke kamar, tapi langkahnya terhenti ketika ia melihat Jessy sudah berada di anak tangga terakhir.Mata Earth tidak be
Cerita mengalir dari mulut Anneth, tentang bagaimana ia akhirnya bisa bersama dengan Ellard. Ia dijadikan jaminan oleh ayahnya ketika sang ayah meminjam uang pada Ellard. Anneth tidak tahu bagaimana ayahnya bisa mengenal Ellard, tapi ia yakin Ellard lah yang datang pada ayahnya. Iblis seperti Ellard tahu benar bagaimana cara menjebak seseorang.Ellard jelas tahu bahwa ayahnya tidak akan pernah mungkin bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya.Ia pikir dengan ia menyerahkan diri pada Ellard, pria itu akan membebaskan ayahnya, tapi ternyata ia salah. Ayahnya masih tetap berada di penjara dengan alasan bahwa ayahnya telah mencuri kokain milik Ellard dan menjualnya tanpa izin.Anneth hanya menceritakan tentang detail kejadian itu, tapi ia tidak menceritakan bagaimana hari-hari yang ia lalui ketika bersama Ellard. Ia tidak ingin Jessy tahu bahwa ia menerima perlakuan yang sangat tidak menyenangkan. Ellard terkadang memperlakukannya seperti seorang pelacur. Memaksanya
“Apa yang terjadi padamu, Malvis?” Earth menatap datar Malvis yang saat ini terbaring di ranjang rumah sakit. Meski wajahnya terlihat tenang, Earth cukup mengkhawatirkan Malvis.“Aku mengalami kecelakaan saat hendak pergi ke pesta Ellard.” Malvis mengingat kejadian semalam. Saat sebuah mobil besar melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi, beruntung ia hanya menabrak pohon besar di sisi kiri jalan. Ia pikir hari itu akan jadi hari terakhirnya hidup di dunia, tapi syukurlah ia masih diberikan Tuhan kesempatan.Malvis tidak ingin mati dalam keadaan perjaka. Ia takut akan ditertawakan oleh orang-orang yang mengenalnya.“Kenapa kau tidak mengabariku semalam.”“Aku tidak ingin merusak pesta Ellard. Kalian mungkin akan mengkhawatirkanku.”“Bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?”“Aku tidak tahu. Sebuah mobil besar melaju kencang. Jelas sekali jika sopir mobil itu ingin membunuhku. N
Max membuka amplop cokelat yang baru saja diberikan pelayan padanya. Pengirim dari amplop itu adalah Caroline. Max tidak mengenal Caroline lain selain mantan kekasih cucunya.“Selamat ulang tahun, Kakek.” Max membaca tulisan di amplop itu. Ia mengerutkan keningnya, untuk apa wanita itu mengirimkan ucapan selamat padanya. Dahulu ia cukup mengenal Caroline ketika masih berhubungan dengan Max, tapi mereka tidak cukup dekat karena Max tidak begitu menyukai Caroline.Tangan Max meraih isi dari amplop itu, isinya hanya sebuah kertas. Ia mengeluarkannya dan membaca bagian atas tulisan di kertas itu. “Surat perjanjian pernikahan.”Mata Max bergerak turun, ia seperti terkena serangan jantung mendadak ketika membaca surat perjanjian yang memuat nama cucunya dan juga cucu menantu yang ia sayangi.Max tidak ingin mempercayai apa yang ia lihat saat ini, tapi surat salinan itu membubuhkan tanda tangan asli Earth begitu juga dengan Jessy.
Hari ini merupakan hari ulang tahun pernikahan Jessy yang ke empat tahun. Ia dan Earth menitipkan Alle pada Kayonna untuk merayakan perayaan ulang tahun mereka berdua saja.Earth selalu memberikan Jessy hadiah ketika ulang tahun pernikahan mereka tiba, dan hari ini Earth menghadiahkan sebuah pulau pribadi untuk Jessy.Tak ada kata berlebihan bagi Earth untuk menyenangkan hati istrinya, meski Jessy sendiri tidak pernah meminta apapun pada Earth.Dan malam ini Jessy juga memiliki hadiah untuk Earth. Ia akan menyerahkannya nanti setelah mereka selesai makan malam.Suasana di atas kapal pesiar itu benar-benar tenang. Jessy menyukai kedamaian yang saat ini tercipta. Suara musik klasisk menemani makan malam mereka, membuat suasana semakin romantis.Makan malam usai. Earth meminta tangan Jessy, ia ingin berdansa dengan istri yang amat sangat ia cintai itu.Jessy meraih uluran tangan Earth. Ia berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju ke tem
Suara langkah kaki terdengar di sepanjang rumah sakit. Beberapa menit lalu Earth menerima kabar dari ibunya bahwa Jessy akan segera melahirkan.Earth yang sedang dalam rapat penting terpaksa harus menunda rapat itu. Ia tidak ingin melewatkan proses persalinan istrinya.Sampai ruang bersalin, Earth segera menghampiri Jessy. “Sayang, aku di sini.” Earth segera menggenggam tangan Jessy.Jessy yang tadi merasa gelisah kini menjadi tenang ketika suaminya datang menemaninya di sana. Rasa sakit yang ia rasakan saat ini membuat ia kesulitan tersenyum, tapi setelah ada Earth ia merasa jauh lebih baik.Rasa sakit kini datang lebih sering, Jessy dibuat meringis karenanya. Keringat dingin muncul di pori-pori kulitnya.Dokter yang bertanggung jawab untuk menangani proses persalinan Jessy memeriksa beberapa kali. Beberapa menit lalu Jessy baru bukaan 5.Jessy merasakan sesuatu yang meledak di dalam perutnya. Rasa sakit yang luar biasa datang b
Kandungan Jessy kini telah memasuki usia 16 minggu, perutnya perlahan sudah membesar. Masa-masa mual sudah berlalu. Kini tubuhnya sudah kembali terasa lebih baik.Selama kehamilannya Jessy mengalami mual yang buruk. Ia bahkan tidak pergi ke restorannya selama tiga bulan lebih karena tidak bisa mencium bau bawang. Di rumahnya ia juga tidak pergi ke dapur. Dipisahkan dari apa yang ia sukai membuatnya merasa sedikit sedih, tapi sepertinya itu keinginan anaknya agar ia bisa beristirahat lebih baik lagi.Tidak hanya mual dan muntah, Jessy juga menginginkan banyak hal yang selalu bisa didapatkan oleh Earth. Pernah ia terbang ke Singapura hanya untuk mencicipi makanan khas dari sana. Meski tubuhnya lemah, ia tetap saja pergi.Empat minggu lalu Jessy ingin melihat Earth memakai pakaian superhero di tengah keramaian. Dan suami tangguhnya itu melakukan apa yang diinginkan oleh Jessy.Sekarang setelah usia kehamilannya bertambah, ia tidak memiliki keinginan yang ane
Air mata Jessy menetes. Di tangannya terdapat sebuah alat tes kehamilan yang menunjukan bahwa saat ini ia sedang positif hamil. Ini adalah percobaan kelima yang ia lakukan dan semua hasilnya adalah positif. Jessy hanya ingin meyakinkan dirinya sendiri, bahwa hasil itu tidak berubah.Jessy tidak menyangka bahwa Tuhan akan memberikan ia keajaiban lainnya, hadirnya seorang malaikat mungil di dalam hidupnya.Perasaan Jessy saat ini campur aduk. Ia terharu dan bahagia. Dalam hitungan bulan ia dan Earth akan menjadi orangtua.Jessy memegangi perutnya yang masih datar. “Terima kasihtelah hadir di hidup Ibu, Nak. Ibu akan menjagamu dengan baik. Ibu sangat mencintaimu.”Jessy keluar dari kamar mandi. Ia menyimpan testpack miliknya di tempat yang aman. Jessy ingin memberikan kejutan untuk Earth. Suaminya itu pasti akan sangat bahagia mengetahui berita tentang kehamilannya.Seperti pagi biasanya, Jessy memasak sarapan untuk Earth. Ia kini memiliki
Kediaman Aarav kini menjadi ramai, setelah Kayonna tinggal bersamanya ia menjadi tidak kesepian lagi. Jessy dan Earth sering datang berkunjung. Mereka juga sesekali menginap.Dan sekarang anak sulung Aarav juga mengunjunginya. Ini bukan kunjungan pertama karena setelah Aarav memberitahu bahwa ia telah menemukan Kayonna, anak sulung Aarav segera terbang ke London untuk bertemu dengan adiknya.Tidak ada yang bisa menjelaskan kebahagiaan mereka saat ini. Hanya saja kebahagiaan itu memang kurang lengkap karena Kenny, istri Aarav telah meninggal dunia. Kenny bahkan belum melihat wajah Kayonna.“Kakek, apa yang sedang kau pikirkan?” Jessy mendekati Aarav yang saat ini melihat ke bintang yang paling bersinar.“Sedang memandangi Nenekmu.”Jessy melihat ke arah yang sama dengan pandangan Aarav. “Kakek pasti sangat merindukan Nenek.”Aarav merangkul bahu Jessy. “Setiap hari Kakek merindukan Nenekmu. Dan untung
Hari ini adalah hari persidangan Gabson, dengan kendaraan dari kantor kepolisian pria itu dibawa menuju ke tempat persidangan. Kedua tangannya saat ini diborgol, dua petugas ditempatkan di sisi kiri dan kanan Gabson untuk mencegah pria itu kabur.Tanpa dua petugas itu sadari, Gabson tengah membuka borgol di tangannya menggunakan sebuah kunci yang ia dapatkan dari seorang petugas korup yang merupakan salah satu orangnya.Hari ini Gabson telah merencanakan sesuatu. Ia akan melarikan diri dari penjara. Ia sudah menunggu dengan sabar untuk hari ini.Sebuah mobil melaju ke arah mobil yang membawa Gabson, kemudian menabrak mobil milik negara itu hingga terguling.Dua petugas dan sopir mengalami luka serius. Kepala mereka terbentur keras hingga darah mengucur dari sana, serta pecahan kaca menancap di kulit mereka.Begitu juga dengan Gabson yang mengalami luka, tapi hal ini sudah diprediksi oleh Gabson. Ia mempertaruhkan nyawanya agar bisa kabur dari penja
Hari-hari berlalu, harga saham Gabson anjlok di bursa pasar saham, sedikit banyak hal itu mempengaruhi dunia bisnis saat ini. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa perusahaan raksasa milik Gabson akan mengalami hal seperti ini.Para pemegang saham telah menjual saham mereka dengan harga murah, mereka lebih baik menjual saham daripada menderita kerugian yang lebih besar lagi.Upaya yang dilakukan oleh Gabson untuk menyelamatkan perusahaannya telah gagal. Entah apa yang terjadi, semua orang kini berbalik memunggunginya.Dan sekarang ia tengah diselidiki oleh kejaksaan mengenai semua artikel yang beredar.Selama puluhan jam ia di cecar pertanyaan oleh jaksa muda yang tidak menyukainya. Jaksa ini merupakan salah satu putra dari pegawai yang mengalami kebutaan karena standar kerja perusahaan Gabson yang tidak baik.Saat ini Gabson masih belum ditahan karena tim kuasa hukum Gabson terus mencari jalan untuk membuat agar Gabson tidak di penjara.Di
Earth baru saja menyelesaikan sarapannya bersama Jessy ketika Ellard datang ke kediamannya dengan wajah marah. Ia bahkan tidak menyapa Earth terlebih dahulu dan langsung bicara pada Jessy.“Katakan padaku di mana Anneth saat ini!” Aura mengerikan Ellard memenuhi ruangan itu.Jessy merasa dingin menyergapnya, tapi ia tetap tenang, ia tidak akan terintimidasi oleh manusia seperti Ellard. Melihat Ellard hari ini membuat kemarahan Jessy atas sikap pria itu pada Anneth menguar. Ia ingin sekali mencakar wajah rupawan Ellard hingga tidak bisa dikenali lagi. Tega sekali Ellard memperlakukan Anneth dengan begitu buruknya.“Ada apa ini?” tanya Earth. Ia tidak pernah melihat tatapan Ellard semengerikan ini.“Anneth pergi. Sejak kemarin siang wanita itu melarikan diri.” Ellard memberi penjelasan singkat dengan suara geram. Ia kembali beralih pada Jessy. “Katakan padaku di mana Anneth sekarang!” Ellard kembali menekan Je
Jessy tiba di kediaman Max sebelum jam makan siang. Jadi ia bisa menyiapkan makan siang untuk orang-orang yang saat ini sedang berada di ruang kerja.Tadinya Aarav dan Axton akan meninggalkan kediaman Max, tapi karena Max meminta Aarav untuk makan siang bersamanya maka Aarav dan Axton tinggal sedikit lebih lama.Jessy telah selesai menghidangkan masakannya di meja makan. Ia segera kembali ke ruang keluarga untuk memberitahu bahwa makan siang sudah siap.Setelah itu, Jessy, Earth, Max, Aarav, Axton dan Malvis pergi ke meja makan. Mereka mulai menyantap makanan yang ada di sana.“Kakek, aku membuat menu baru. Kalian harus mencobanya kemudian memberikanku masukan.” Jessy mengambil sendok, lalu menyendokan makanan itu ke piring Max. Kemudian ia beralih ke Aarav. Jessy mencondongkan tubuhnya ke depan, hingga kalungnya terjuntai.“Silahkan dicoba, Kakek,” seru Jessy. “Kalian juga harus mencobanya. Ayo.” Jessy meminta p