"Memikirkan pemilik kalung itu lagi?" Malvis masuk ke dalam ruangan Earth tanpa Earth sadari. Ia mendekati sahabatnya yang tampak hanyut dalam lamunan.
Earth masih menatap kalung berliontinkan bentuk hati dengan inisial nama yang tertulis di belakang kalung itu. LV, dua huruf itu masih menjadi misteri bagi Earth. Begitu juga dengan pemilik perhiasan di tangannya itu.
Waktu telah berlalu sudah belasan tahun, tapi Earth masih menyimpan kalung gadis kecil yang telah menyelamatkannya. Ia sudah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari gadis itu, tapi tahun-tahun terlewati ia masih tidak menemukan orang yang ia cari. Ia ingin mengucapkan terima kasih pada pemilik mata biru yang terus membuatnya hidup sampai detik ini.
Saat itu Earth baru kehilangan kedua orangtuanya yang tewas akibat kecelakaan. Ia mengalami luka yang cukup serius di bagian kakinya. Earth yang masih terpukul akibat kematian orangtuanya pergi diam-diam dari kediamannya. Mencari tempat yang tenang untuk
Makan malam usai. Jessy kembali ke kamarnya, sedang Earth masih bersama dengan Max. Keduanya kini tengah berada di ruang kerja untuk membahas beberapa hal penting mengenai perusahaan."Aku akan pergi ke Paris untuk mengurusi proyek terbaru perusahaan. Setelah satu minggu di sana aku akan pergi ke New York." Earth memberitahu kakeknya.Max yang tengah membaca berkas menghentikan kegiatannya. "Kau akan membawa Jessy bersamamu?""Tidak," jawab Earth singkat. "Aku pergi untuk bekerja bukan berlibur.""Baiklah.""Selama aku pergi jangan menekan Jessy. Aku tahu Kakek tidak menyukainya, tapi jangan mempersulitnya.""Apakah aku terlihat akan mempersulitnya?" Max menaikan sebelah alisnya."Mungkin saja Kakek akan melakukannya." Earth menjawab sekenanya."Tidak perlu khawatir. Jika aku akan mempersulitnya maka aku tidak akan membiarkan dia masuk ke dalam keluarga ini.""Itu bagus." Earth menyahut singkat.Max kembali melanj
Dada Jessy terasa tidak enak, sesuatu terasa mengganjal di sana. Jessy memukul dadanya, mencoba menghilangkan debaran di dadanya yang membuatnya tidak nyaman.Namun, meski sekeras apapun ia mencoba mengusir debar itu, ia tetap tidak bisa menghilangkannya. Hal itu dikarenakan otak Jessy yang tidak berhenti memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini.Baru saja ia bisa mendekati Max, dan sekarang datang Lara yang sangat gigih untuk mengusirnya dari kediaman Earth. Bagaimana jika Max kembali tidak menyukainya. Jessy tidak akan menyalahkan Max jika pria itu tidak menyukainya lagi, latar belakangnya memang sulit diterima. Bahkan keluarga dari kalangan sederhana pun pasti akan mempermasalahkannya.Yang saat ini menjadi buah pikirannya adalah bagaimana jika Max mengusirnya dari keluarga Caldwell? Ia tidak akan mungkin bisa mengembalikan uang yang sudah ia pakai untuk pengobatan ibunya dan juga untuk pembelian serta renovasi restoran miliknya.Kepala Jes
Kaki Jessy melangkah cepat menuju ke kolam renang. Beberapa saat lalu ia memperhatikan Earth yang sedang berenang dari balkon lantai dua, karena melihat Earth yang tidak kepermukaan setelah menyelam cukup lama Jessy merasa sedikit cemas, mungkin saja Earth tenggelam seperti belasan tahun lalu.Jessy masuk ke kolam renang, menyelam dan menemukan Earth yang berada di dasar. Jessy mempercepat gerakannya. Ketika ia sudah berada dekat dengan Earth, ia menggapai tangan Earth.Kelopak mata Earth segera terbuka kala merasakan tangannya digenggam oleh seseorang. Seperti de javu. Earth merasa ditarik kembali ke belasan tahun lalu, ketika seorang gadis kecil menarik tangannya, membawanya bergerak ke permukaan.Earth tidak tenggelam, ia hanya menyelam lebih lama saja. Sejak kejadian ia tenggelam di masa kecilnya, ia terus melatih pernapasannya hingga ia bisa bertahan cukup lama di dalam air.Jessy memeluk tubuh Earth, ia membawa pria itu ke tepi kolam tanpa menyadari
"Apakah Kakek mengganti koki rumah ini?" tanya Earth setelah makan malam usai."Tidak, kenapa?" Max balik bertanya."Rasanya sedikit berbeda.""Kau menyukainya?" Max bertanya lagi."Bukankah rasanya seperti masakan Nenek?"Max tersenyum kecil. Lihat, bukan hanya dirinya yang mengingat itu tapi juga Earth. "Kau benar.""Sejak kapan koki rumah ini bisa memasak seperti ini?""Sejak beberapa hari lalu." Max menjawab sembari melihat ke arah Jessy."Ah, Jess, aku dengar dari Kakek kau pandai memasak. Kau memasak untuk Kakek, kenapa tidak untukku?" Earth beralih ke Jessy. Pria ini berubah 180 derajat. Biasanya ia tidak terlalu ramah seperti ini pada Jessy. Bicara seperlunya saja.Max mengerutkan keningnya. Kapan ia bicara seperti itu pada Earth? Ah, cucunya benar-benar pandai menggunakan dirinya untuk meminta buatkan makanan pada Jessy."Earth, kau sudah mencicipi masakan Jessy." Max menyahuti Earth.Otak Earth be
"Aku menemukan gadis kecil yang menyelamatkanku." Earth bicara pada Malvis yang saat ini meletakan secangkir kopi di mejanya.Malvis tampak sedikit terkejut. "Ceritakan padaku," serunya penasaran."Dia tumbuh menjadi wanita yang cantik. Matanya masih seindah dahulu." Earth membayangkan wajah Jessy."Bagaimana kau bisa menemukannya?""Dia mencoba menyelamatkan aku lagi."Malvis tidak mengerti dengan ucapan Earth. Menyelamatkan lagi? Kapan? Malvis menjadi tidak sabar. Bisakah Earth menjelaskan tanpa membuatnya bertanya-tanya?"Siapa wanita itu?""Jessy.""Siapa?" Malvis merasa tidak percaya pada apa yang ia dengar."Kau tidak salah dengar, Malvis. Gadis kecil yang aku cari adalah Jessy. Sangat menggelikan, aku mencarinya hingga ke berbagai belahan dunia, ternyata dia berada sangat dekat denganku.""Takdir benar-benar tidak bisa ditebak." Malvis masih tidak menyangka bahwa gadis yang dicari oleh ribuan orang-or
"Kau sudah merasa lebih baik, Jess?" tanya Earth ketika mereka baru hendak memulai sarapan. Semalaman Earth mencemaskan Jessy."Aku baik-baik saja," balas Jessy. "Ah, aku lupa, kenapa semalam kau bisa ada di restoran?""Aku hanya ingin menjemputmu.""Maaf telah merepotkanmu.""Kau tidak melakukannya sama sekali, Jess." Earth yang berinisiatif ingin menjemput Jessy karena hari sudah cukup malam meskipun di London pukul 9 malam orang-orang masih banyak beraktifitas di luar rumah. "Apa yang terjadi padamu semalam? Aku melihat Revano keluar dari restoranmu."Jessy menarik napas dalam kemudian menghembuskannya. Ia tidak berniat bercerita pada Earth, tapi karena Earth sudah melihat Revano maka ia tidak bisa menyembunyikannya."Darah yang ada di tanganku semalam bukan darahku. Itu darah Revano, aku menusuk bahunya dengan gunting karena dia ingin melecehkanku." Jessy memberikan penjelasan singkat.Mendengar penjelasan dari Jessy membuat
Berita tentang kabar kebangkrutan Kendrick Group sampai ke Jessy. Wanita itu mengetahuinya dari media online yang ia baca saat ini. Ia tidak begitu peduli dengan kehancuran perusahaan milik mantan kekasihnya itu. Apapun yang terjadi pada Revano bukan lagi urusannya.Jessy meletakan ponselnya yang detik selanjutnya berdering. Jessy meraih kembali ponselnya."Halo, Kakek." Jessy menyapa si penelpon yang tidak lain adalah Max Caldwell."Apakah kau sibuk, Jess?"tanya Max.Jessy masih memiliki beberapa pekerjaan lagi, tapi ia bisa meneruskan pekerjaannya nanti. Jika Max sudah bertanya mungkin ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan."Tidak terlalu, Kek. Ada apa?""Kakek ingin kau menemani kakek ke butik untuk mengambil pesanan kakek.""Ah, baiklah. Jessy akan ke rumah Kakek sekarang.""Tidak perlu, Jess. Kakek sudah di depan restoranmu.""Jessy akan segera keluar, Kek.""Baik
Di tempat lain, di dalam sebuah ruang pertemuan yang sangat hening, Earth tengah murka karena pegawainya yang tidak bekerja dengan benar. Pria itu mungkin akan menelan orang hidup-hidup saat ini.Ia begitu benci dengan orang-orang yang bekerja asal-asalan. Untuk apa perusahaan menghabiskan uang menggaji mereka yang bahkan menyelesaikan laporan saja tidak bisa."Perbaiki laporan kalian. Jangan berpikir untuk makan siang jika laporan itu belum selesai!" tegas Earth.Suasana di dalam sana semakin mencekam saja. Semua orang yang ada di sana merasa udara semakin dingin saja, inilah kenapa mereka sangat menghindari berada di satu ruangan dengan Earth. Aura pria itu terlalu kuat.Earth bangkit dari tempat duduknya kemudian pergi meninggalkan ruang pertemuan. Ketika Earth sudah tidak ada di dalam ruangan itu, barulah orang-orang yang ada di sana bisa bernapas lega. Mereka seperti terlepas dari maut.Earth duduk di kursi kebesarannya. Ia melonggarkan dasi y
Hari ini merupakan hari ulang tahun pernikahan Jessy yang ke empat tahun. Ia dan Earth menitipkan Alle pada Kayonna untuk merayakan perayaan ulang tahun mereka berdua saja.Earth selalu memberikan Jessy hadiah ketika ulang tahun pernikahan mereka tiba, dan hari ini Earth menghadiahkan sebuah pulau pribadi untuk Jessy.Tak ada kata berlebihan bagi Earth untuk menyenangkan hati istrinya, meski Jessy sendiri tidak pernah meminta apapun pada Earth.Dan malam ini Jessy juga memiliki hadiah untuk Earth. Ia akan menyerahkannya nanti setelah mereka selesai makan malam.Suasana di atas kapal pesiar itu benar-benar tenang. Jessy menyukai kedamaian yang saat ini tercipta. Suara musik klasisk menemani makan malam mereka, membuat suasana semakin romantis.Makan malam usai. Earth meminta tangan Jessy, ia ingin berdansa dengan istri yang amat sangat ia cintai itu.Jessy meraih uluran tangan Earth. Ia berdiri dari tempat duduknya dan melangkah menuju ke tem
Suara langkah kaki terdengar di sepanjang rumah sakit. Beberapa menit lalu Earth menerima kabar dari ibunya bahwa Jessy akan segera melahirkan.Earth yang sedang dalam rapat penting terpaksa harus menunda rapat itu. Ia tidak ingin melewatkan proses persalinan istrinya.Sampai ruang bersalin, Earth segera menghampiri Jessy. “Sayang, aku di sini.” Earth segera menggenggam tangan Jessy.Jessy yang tadi merasa gelisah kini menjadi tenang ketika suaminya datang menemaninya di sana. Rasa sakit yang ia rasakan saat ini membuat ia kesulitan tersenyum, tapi setelah ada Earth ia merasa jauh lebih baik.Rasa sakit kini datang lebih sering, Jessy dibuat meringis karenanya. Keringat dingin muncul di pori-pori kulitnya.Dokter yang bertanggung jawab untuk menangani proses persalinan Jessy memeriksa beberapa kali. Beberapa menit lalu Jessy baru bukaan 5.Jessy merasakan sesuatu yang meledak di dalam perutnya. Rasa sakit yang luar biasa datang b
Kandungan Jessy kini telah memasuki usia 16 minggu, perutnya perlahan sudah membesar. Masa-masa mual sudah berlalu. Kini tubuhnya sudah kembali terasa lebih baik.Selama kehamilannya Jessy mengalami mual yang buruk. Ia bahkan tidak pergi ke restorannya selama tiga bulan lebih karena tidak bisa mencium bau bawang. Di rumahnya ia juga tidak pergi ke dapur. Dipisahkan dari apa yang ia sukai membuatnya merasa sedikit sedih, tapi sepertinya itu keinginan anaknya agar ia bisa beristirahat lebih baik lagi.Tidak hanya mual dan muntah, Jessy juga menginginkan banyak hal yang selalu bisa didapatkan oleh Earth. Pernah ia terbang ke Singapura hanya untuk mencicipi makanan khas dari sana. Meski tubuhnya lemah, ia tetap saja pergi.Empat minggu lalu Jessy ingin melihat Earth memakai pakaian superhero di tengah keramaian. Dan suami tangguhnya itu melakukan apa yang diinginkan oleh Jessy.Sekarang setelah usia kehamilannya bertambah, ia tidak memiliki keinginan yang ane
Air mata Jessy menetes. Di tangannya terdapat sebuah alat tes kehamilan yang menunjukan bahwa saat ini ia sedang positif hamil. Ini adalah percobaan kelima yang ia lakukan dan semua hasilnya adalah positif. Jessy hanya ingin meyakinkan dirinya sendiri, bahwa hasil itu tidak berubah.Jessy tidak menyangka bahwa Tuhan akan memberikan ia keajaiban lainnya, hadirnya seorang malaikat mungil di dalam hidupnya.Perasaan Jessy saat ini campur aduk. Ia terharu dan bahagia. Dalam hitungan bulan ia dan Earth akan menjadi orangtua.Jessy memegangi perutnya yang masih datar. “Terima kasihtelah hadir di hidup Ibu, Nak. Ibu akan menjagamu dengan baik. Ibu sangat mencintaimu.”Jessy keluar dari kamar mandi. Ia menyimpan testpack miliknya di tempat yang aman. Jessy ingin memberikan kejutan untuk Earth. Suaminya itu pasti akan sangat bahagia mengetahui berita tentang kehamilannya.Seperti pagi biasanya, Jessy memasak sarapan untuk Earth. Ia kini memiliki
Kediaman Aarav kini menjadi ramai, setelah Kayonna tinggal bersamanya ia menjadi tidak kesepian lagi. Jessy dan Earth sering datang berkunjung. Mereka juga sesekali menginap.Dan sekarang anak sulung Aarav juga mengunjunginya. Ini bukan kunjungan pertama karena setelah Aarav memberitahu bahwa ia telah menemukan Kayonna, anak sulung Aarav segera terbang ke London untuk bertemu dengan adiknya.Tidak ada yang bisa menjelaskan kebahagiaan mereka saat ini. Hanya saja kebahagiaan itu memang kurang lengkap karena Kenny, istri Aarav telah meninggal dunia. Kenny bahkan belum melihat wajah Kayonna.“Kakek, apa yang sedang kau pikirkan?” Jessy mendekati Aarav yang saat ini melihat ke bintang yang paling bersinar.“Sedang memandangi Nenekmu.”Jessy melihat ke arah yang sama dengan pandangan Aarav. “Kakek pasti sangat merindukan Nenek.”Aarav merangkul bahu Jessy. “Setiap hari Kakek merindukan Nenekmu. Dan untung
Hari ini adalah hari persidangan Gabson, dengan kendaraan dari kantor kepolisian pria itu dibawa menuju ke tempat persidangan. Kedua tangannya saat ini diborgol, dua petugas ditempatkan di sisi kiri dan kanan Gabson untuk mencegah pria itu kabur.Tanpa dua petugas itu sadari, Gabson tengah membuka borgol di tangannya menggunakan sebuah kunci yang ia dapatkan dari seorang petugas korup yang merupakan salah satu orangnya.Hari ini Gabson telah merencanakan sesuatu. Ia akan melarikan diri dari penjara. Ia sudah menunggu dengan sabar untuk hari ini.Sebuah mobil melaju ke arah mobil yang membawa Gabson, kemudian menabrak mobil milik negara itu hingga terguling.Dua petugas dan sopir mengalami luka serius. Kepala mereka terbentur keras hingga darah mengucur dari sana, serta pecahan kaca menancap di kulit mereka.Begitu juga dengan Gabson yang mengalami luka, tapi hal ini sudah diprediksi oleh Gabson. Ia mempertaruhkan nyawanya agar bisa kabur dari penja
Hari-hari berlalu, harga saham Gabson anjlok di bursa pasar saham, sedikit banyak hal itu mempengaruhi dunia bisnis saat ini. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa perusahaan raksasa milik Gabson akan mengalami hal seperti ini.Para pemegang saham telah menjual saham mereka dengan harga murah, mereka lebih baik menjual saham daripada menderita kerugian yang lebih besar lagi.Upaya yang dilakukan oleh Gabson untuk menyelamatkan perusahaannya telah gagal. Entah apa yang terjadi, semua orang kini berbalik memunggunginya.Dan sekarang ia tengah diselidiki oleh kejaksaan mengenai semua artikel yang beredar.Selama puluhan jam ia di cecar pertanyaan oleh jaksa muda yang tidak menyukainya. Jaksa ini merupakan salah satu putra dari pegawai yang mengalami kebutaan karena standar kerja perusahaan Gabson yang tidak baik.Saat ini Gabson masih belum ditahan karena tim kuasa hukum Gabson terus mencari jalan untuk membuat agar Gabson tidak di penjara.Di
Earth baru saja menyelesaikan sarapannya bersama Jessy ketika Ellard datang ke kediamannya dengan wajah marah. Ia bahkan tidak menyapa Earth terlebih dahulu dan langsung bicara pada Jessy.“Katakan padaku di mana Anneth saat ini!” Aura mengerikan Ellard memenuhi ruangan itu.Jessy merasa dingin menyergapnya, tapi ia tetap tenang, ia tidak akan terintimidasi oleh manusia seperti Ellard. Melihat Ellard hari ini membuat kemarahan Jessy atas sikap pria itu pada Anneth menguar. Ia ingin sekali mencakar wajah rupawan Ellard hingga tidak bisa dikenali lagi. Tega sekali Ellard memperlakukan Anneth dengan begitu buruknya.“Ada apa ini?” tanya Earth. Ia tidak pernah melihat tatapan Ellard semengerikan ini.“Anneth pergi. Sejak kemarin siang wanita itu melarikan diri.” Ellard memberi penjelasan singkat dengan suara geram. Ia kembali beralih pada Jessy. “Katakan padaku di mana Anneth sekarang!” Ellard kembali menekan Je
Jessy tiba di kediaman Max sebelum jam makan siang. Jadi ia bisa menyiapkan makan siang untuk orang-orang yang saat ini sedang berada di ruang kerja.Tadinya Aarav dan Axton akan meninggalkan kediaman Max, tapi karena Max meminta Aarav untuk makan siang bersamanya maka Aarav dan Axton tinggal sedikit lebih lama.Jessy telah selesai menghidangkan masakannya di meja makan. Ia segera kembali ke ruang keluarga untuk memberitahu bahwa makan siang sudah siap.Setelah itu, Jessy, Earth, Max, Aarav, Axton dan Malvis pergi ke meja makan. Mereka mulai menyantap makanan yang ada di sana.“Kakek, aku membuat menu baru. Kalian harus mencobanya kemudian memberikanku masukan.” Jessy mengambil sendok, lalu menyendokan makanan itu ke piring Max. Kemudian ia beralih ke Aarav. Jessy mencondongkan tubuhnya ke depan, hingga kalungnya terjuntai.“Silahkan dicoba, Kakek,” seru Jessy. “Kalian juga harus mencobanya. Ayo.” Jessy meminta p