Share

Best Bodyguard

Author: The Lucky
last update Last Updated: 2023-01-17 12:40:25

Menghela napas panjang, Alessandra menoleh padanya seraya mengernyitkan dahi. "Kelancanganmu rasa-rasanya meningkat akhir-akhir ini. Tak bisakah kau fokus saja mengemudi?"

Alessandra merasa ucapannya menggelitik ruang dengarnya sendiri. Bagaimana bisa ia menghakimi sang bodyguard sementara ia sendiri menikmati kelancangan berbuah candu sekaligus mendamba hal serupa meski sekuat tenaga ia mengelaknya.

"Kau akan menunjukkan apa malam ini?" tanyanya kemudian terdengar menentang kalimat yang baru saja terurai dari bibirnya.

"Izinkan saya mengajak Nona ke suatu tempat lalu saya akan menunjukkan sesuatu pada Nona," jawab Mervile membagi konsentrasi mengemudi dengan sesekali menoleh padanya.

"Kau mengajakku berkencan?" Alessandra menggeleng heran, mengalihkan pandangan ke arah depan.

"Ya Tuhan. Mervile, jangan-jangan kau telah berpikir konyol. Oke, oke. Semalam aku memang membalas ciumanmu, tapi itu adalah respons impulsifku. Jadi buang pikiranmu yang menduga aku menginginkan dan sesuka h
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Amore

    Alessandra dan Mervile berjalan tergesa-gesa sembari saling meremas telapak tangan keduanya yang sedari tadi terpaut. Keduanya berjalan resah dan gelisah, merasa jarak apartemennya berada lebih jauh dari biasanya. Kedua insan yeng sedang diterpa gelora hasrat menggebu itu langsung mempertemukan bibir dan saling melumat panas setelah melewati pintu masuk apartemen. Saling membelit lidah, menyapu rongga mulut begitu rakus sembari tangan keduanya yang membelai tubuh pasangan dengan resah, sementara kaki keduanya terus berjalan ke ruang pribadi sang empu apartemen. "Kau begitu mengejutkan, Nona," goda Mervile setelah melepas tautan bibirnya dengan posisi duduk di tepi ranjang sang nona, kedua tangannya berada di belakang menumpu tubuhnya yang terbungkus kemeja lusuh akibat ulah wanitanya, sedang jas hitamnya sudah terlepas dalam perjalanan penuh gairah ke kamar itu. "Kau yang merayuku," sahut Alessandra dengan suara serak, mengisyaratkan gelora hasrat masih menaunginya selaras binar mat

    Last Updated : 2023-01-18
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Nirwana

    Sekali lagi Alessandra mengangguk pasrah, membuat Mervile tak dapat menahan untuk menaburkan kecupan di wajahnya. Mervile lalu menyuguhkan senyum paling menawan, sementara tangannya membelai sayang surai wanita pujaan. "Kupersembahkan diriku sepenuhnya untukmu, Amore."Mervile kemudian melumat bibirnya dengan lembut sembari tangannya mengirim sinyal rangsangan di bawah sana, membawa Alessandra ke tepi surga untuk kemudian siap mereguk air telaga di dalamnya. "Amore, kau ...." Mervile memandang sayu mata sang kekasih, suaranya terdengar dalam dan parau. Alessandra mengangguk, terlukis senyum di wajahnya yang kian merona. Mervile merasakan secercah bahagia. Bukan, bukan hanya secercah. Namun, sejuta bahagia bahkan tak terhingga. Wanitanya tak pernah dimiliki sepenuhnya pria yang beberapa waktu lalu nyaris membuat ia celaka. "Ini akan sakit, kau tak apa?" tanyanya kemudian dengan suara seraknya. "Lakukan, Mervile. Aku bahagia kau menjadi yang pertama." Mervile mengangguk tersenyum

    Last Updated : 2023-01-20
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Pengendali Terampil

    "Semenjak menjadi sebatang kara aku tak pernah merasa sebahagia saat ini. Kau memberiku hal baru." Alessandra bersandar rapat pada dada bidang sang kekasih. Setelah keduanya melalui percintaan panas dan menggetarkan ranjang untuk kali ke dua, mereka mengistirahatkan tubuh yang lelah dengan bersantai menonton televisi di kamar bersejarah itu, meski tak benar-benar menontonnya sebab perhatian keduanya lebih tercurah pada satu sama lainnya.Mervile mempersembahkan dadanya sebagai sandaran paling nyaman kekasihnya, sedang ia sendiri bersandar pada headboard ranjang. "Aku bahagia menjadi yang pertama dan berkesan bagimu." Mervile meninggalkan satu kecupan di puncak kepalanya. Aroma menyegarkan yang menguar darinya seolah merayu Mervile untuk terus menghirupnya. "Kau yang terbaik." Alessandra mempertemukan bibir keduanya, mengecup singkat. "Kau yang terbaik, Amore," timpal Mervile lalu mengecup punggung tangan wanitanya. Aktivitas itu tak terhitung ia lakukan setelah percintaan mereka. I

    Last Updated : 2023-01-21
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Candle Light Dinner

    Mata Alessandra berbinar bahagia. Tatapannya tak hentinya ia arahkan pada lilin-lilin elektrik warna warm yang berjajar di kiri kanan sepanjang ia melangkah. Ada mawar merah muda yang tersisip di antara jajaran lilin ukuran kecil itu, menyampaikan pesan romantis dari sang pencipta momen. Jajaran lilin itu mengantarkan langkahnya yang tanpa alas kaki itu pada sebuah tempat buatan yang terdiri dari satu meja bundar dan dua kursi dengan kain transparan putih yang membungkus indah. Di atas meja terhidang dua porsi chicken cordon bleu sebagai menu utama, dua shot marochino, gelato espresso sebagai hidangan penutup, dan candle holder berikut lilin-lilinnya disisipkan Mervile sebagai ikon romantis malam ini. Hati Mervile merasakan sapuan bahagia melihat kekasihnya tampak menyukai komponen dari momen yang ia ciptakan khusus untuk mereka. Ia semakin dialiri arus bahagia ketika Alessandra berbalik menoleh padanya dengan binar matanya yang seolah menyorotkan pesan 'aku teramat menyukai ini'. "

    Last Updated : 2023-01-23
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Penipu?

    "Maukah kau hanyut ke dalam lautan cinta bersamaku?" Sekali lagi Mervile mempertegas pertanyaan sembari tangannya meloloskan satu persatu kain yang melekat di tubuh atletisnya dengan tatapan gairah menembus manik Alessandra. Bibir Alessandra mendadak kelu, hatinya terharu mendengar kalimat Mervile yang mengisyaratkan teramat menginginkannya. Lalu Pandangan matanya berpusat pada tiap gerakan tangan sang kekasih yang saat ini meloloskan ankle pants cokelat muda pembungkus kaki panjangnya.Alessandra membasahi bibirnya, membayangkan kegiatan panas yang kini dapat ia raba--dua raga dua jiwa melebur di alam terbuka, disaksikan bulan dan ribuan bintang di atas sana, terlintas pula di benaknya samudera turut terbawa euforia bersama mereka dengan riuh suara ombaknya yang seakan-akan berpesta pora. Adakah yang lebih indah dari ini? Alessandra kini menjulurkan tangan, mendaratkan jemarinya pada kumpulan otot perut yang keras ia rasakan lalu berkata, "Bawa aku ke mana pun yang kau mau." Aless

    Last Updated : 2023-01-25
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Terungkap!

    Tuan Aroon menarik sudut bibirnya. "Dia menipumu habis-habisan," ucapnya terdengar mengutip kalimat Mervile di hari kandasnya hubungan ia dan Alessandra kala itu. Ia tampak tersenyum puas saat ini sebab dapat menyerang balik pemuda 29 tahun tersebut sekaligus menempatkan pria itu di posisi sama sepertinya beberapa waktu lalu, tak berdaya atas terkuaknya fakta yang tengah ia sembunyikan sedemikian rupa. Hati Tuan Aroon dipenuhi keriuhan bersorak suka cita. "Diam kau, Keparat! Kehadiranmu di sini tak dibutuhkan. Enyah dari sini!" Mervile pun langsung mendaratkan pukulan bertubi-tubi pada perut pria paruh baya tersebut, dan Tuan Aroon kali ini tak membalas serangan, alih-alih memamerkan seringai puas seakan-akan ia tengah mengolok-olok pria muda tersebut. "Hentikan, Mervile. Biarkan dia berbicara." Alessandra menginterupsi, sontak membuat Mervile langsung menghentikan aksinya dan beralih padanya. "Amore, kau dengarkan penjelasanku lebih dulu." Mervile mempertemukan manik keduanya. Tan

    Last Updated : 2023-01-27
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   "Kau Kupecat"

    Sontak, bola mata Mervile pun bergerak mengikuti arah Tuan Aroon. "Amore," ucapnya reflek sembari mengulurkan tangan ketika maniknya melihat tubuh sang kekasih terkulai tak sadar dalam gendongan Tuan Aroon. "Jauhkan tanganmu!" bentak Tuan Aroon seketika dengan tatapan tajam bak mata pedang yang berkilat-kilat siap menebas orang. "Kau yang membuatnya seperti ini!"Demi Tuhan! Mervile tak berselera adu argumen demi meladeni pria itu saat ini. Yang ia fokuskan sekarang ialah membawa sang kekasih dari sana, lebih tepatnya dari kuasa rengkuhan pria paruh baya tersebut.Mervile tanpa aba-aba merebut tubuh kekasihnya lalu meluncurkan serangan brutal pada paha dan kaki Tuan Aroon dengan tendangan berkekuatan penuh. Ia kemudian segera berlari sembari membawa Alessandra yang tak sadarkan diri dalam gendongannya, sementara Tuan Aroon meringis tak berdaya seraya melontarkan umpatan menatap pria muda yang kian jauh dari jangkauan mata cokelatnya. "Shit!""Keparat!""Bangsat!"Mervile segera mema

    Last Updated : 2023-01-28
  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Play to Win

    Mendengar itu, seketika Mervile meraih tangan Alessandra lalu mencium punggungnya. "Kau cintaku dan aku cintamu, bagaimana bisa kau menghendaki jarak di antara kita, Amore? Kumohon jangan lakukan ini pada cinta kita."Seketika Alessandra memalingkan muka seraya menarik tangannya, namun Mervile tak melepaskan tangan lemah itu. Mervile mempertahankan tangan itu dalam genggamannya dan ia patri di dada. "Lepas, Mervile. Jika kau terus bersikeras, maka sekarang juga aku akan berkemas." Alessandra sudah menggerakkan badannya untuk bangkit. "Oke, oke." Mervile tak ingin terjadi hal buruk pada Alessandra, maka ia segera memutuskan mengalah kendati itu artinya ia menerima perintah Alessandra untuk pergi dari sisi sang kekasih. Seketika itu pula Alessandra kembali merebahkan tubuhnya, yang sebenarnya terasa lemah ia rasakan. Mervile kemudian menghela napas berat lalu berkata tepat di hadapan wajah Alessandra seraya tangannya membelai sayang rambut yang tampak kusut itu, "Aku akan pergi, tapi

    Last Updated : 2023-01-29

Latest chapter

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Harta Tak Ternilai

    Alessandra yang masih terpejam dan dibalut selimut tebal merasakan cahaya hangat menerpa wajahnya, kemudian ia pun menghalau dengan telapak tangannya sambil bermonolog, "Apa ini sudah pagi?""Ini sudah tengah hari, Baby. Jam dua belas siang."Mendengar suara orang yang beberapa hari ini hanya dapat ia dengar dari telepon itu pun membuat Alessandra seketika membuka mata. "Daddy?"Alessandra melihat Tuan Aroon memeluknya dan tersenyum padanya. Pantas saja ia merasakan selimutnya semakin tebal dan hangat. Apa mungkin Tuan Aroon memeluknya semalaman? pikirnya. "Kapan Daddy datang?" "12 malam, Babe." Tuan Aroon kian mengeratkan pelukannya sambil menghirup aroma yang beberapa hari ini ia rindukan. "Ish. Kenapa Daddy tidak membangunkanku semalam?" "Ketika aku membuka pintu kamar ini, fokus mataku langsung tertuju padamu yang sudah terlelap. Dalam keadaan tidur pun kau terlihat cantik, Babe." Tuan Aroon kini mempertemukan wajah keduanya saling berhadapan. Tangannya membelai wajah wanita h

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Cek Kehamilan Bersama Ayah si Janin

    Alessandra sungguh tidak mengira bahwa orang yang mengantarkannya hingga sampai rumah sakit adalah sopir gadungan. Terlebih orang itu adalah Axel, orang yang paling ia hindari selama ini.'Bagaimana bisa, huh! Orang itu memang banyak akal.' Alessandra bermonolog dalam batinnya. Alessandra kini melihat Axel menghadapnya dengan memamerkan senyum sambil menaikturunkan satu alisnya. "Kau memang tak pernah berubah." Alessandra berkata dengan nada ketus. "Tepat sekali! Aku memang selalu menempatkanmu di hatiku, tak akan ada yang berubah." Alessandra membuang muka. Tak ingin mendengar yang ia anggap omong kosong itu. "Penipu," gerutunya sembari mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Axel kemudian memakaikan topi pada kepala Alessandra dan memakaikan masker. "Hari ini sepertinya rumah sakit terlihat banyak pengunjung," ucapnya. Axel kemudian terlihat keluar dari mobil setelah menutupi sebagian wajah tampannya dengan masker, ia lalu membukakan pintu mobil untuk Alessandra, hingga se

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Alessandra tanpa Tuan Aroon sementara

    Pagi ini sudah lebih dari sepuluh menit Alessandra mengalami mual hebat akibat kehamilannya. Di saat seperti ini biasanya ada Tuan Aroon di sisinya yang selalu siaga. Namun, pagi ini pria itu tak ada di dekatnya. Sudah semenjak dua hari ini ia sedang berada di luar kota untuk mengecek ketersediaan bahan baku kosmetik. Hal yang tak bisa ia wakilkan pada siapapun. "Ugh. Begini rasanya jadi wanita hamil," lirihnya sambil melihat perutnya yang masih datar setelah menyandarkan tubuhnya pada sandaran ranjang. Tak terasa ia kini mengarahkan tangannya pada perut. Ia lalu mengusapnya dengan lembut. Sesuatu yang belum pernah ia lakukan semenjak ia dinyatakan berbadan dua. "Kau benar hadir di sini?" ucapnya sambil terus mengelus. Matanya terlihat berkaca-kaca. Ia masih terus mengelus perutnya. "Maaf, baru menyapamu," ucapnya lagi. Kini matanya tak hanya berkaca-kaca, namun mata itu telah meneteskan airnya."Aku bahagia kau hadir. Sangat bahagia. Kau mengobati rasa kehilanganku terhadap seseor

DMCA.com Protection Status