Share

BAB 33 : Pewaris

Author: Diviyayaya__
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Author Pov

Gabut. Itulah yang Rasen rasakan sekarang. Dari atas balkon, ia hanya mampu memandang shyam yang menyebarkan afsun tanpa suara. Semilir angin malam menerpa kulit wajah sampai rambut legamnya ikut tergerak. 

Istana besar yang terasa mati. Menjadi anak tunggal tentu sering membuatnya kesepian. Dulu, saat kelas 5 SD, Rasen pernah bolak-balik naik lift saking gak ada kerjaanya. Dan saat kelas 6 SD, Rasen pernah bawa kambing orang ke dalam ruang tamu. Rasen ajak nonton Upin&Ipin kala itu.

Jangan sok kaget gitu lah. Rasen emang murni bego dari kecil.

“Rasen?” panggil Divya memasuki kamar luas putranya itu. 

Merasa namanya terpanggil, Rasen memutar tubuh ke arah belakang. “Iya, Ma?”

“Bisa ... Ngobrol dulu? Ada yang mau Mama bicarain sama Rasen,” kata wanita dewasa itu. Divya sudah lebih dulu duduk di sofa, lalu menaruh suatu benda yang ia bawa dari kamarnya di atas meja kaca. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 34 : Munafik

    Flashback on ( kelas 11 semester 2 )“Aku suka sama kamu, Rasen. Kenapa kamu nggak bisa terima aku jadi pacar kamu?” tanya Liora kesekian kalinya. Matanya berbinar menatap penuh harap pada cowok yang tengah berdiri di hadapannya.“Gue nggak bisa Li. Udah berapa kali gue bilang, gue nggak pernah suka sama lo. Maaf,” balas Rasen. Jawaban menyakitkan yang masih sama untuk Liora.“Kenapa? Kita kan udah saling kenal, Sen. Apa kamu nggak bisa jadi pacar aku?”“Nggak bisa, Li. Berapa kali harus gue bilang, kalau gue cuman nganggap lo temen aja. Dari awal kita kenalan dipertemuan perusahaan Papa kita, gue nggak pernah nganggap lebih hubungan antara lo sama gue,” balas Rasen.“Tapi kenapaaa?!” Suara Liora meninggi menahan tangis—malu lebih tepatnya. “Kamu masih suka sama temen SMP kamu itu?”“Kata siapa?”“Daffa cerita

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 35 : Rusak

    Author PovSuara derap langkah kaki yang terdengar berat bergetuk sangat jelas. Dua orang lelaki itu nampak baru saja keluar dari sebuah ruangan. Sama-sama memiliki daksa yang menjulang tegap. Membuat aura kepemimpinan saling beradu.“Sebenarnya Rasen, saya pernah salah menilai kamu. Tentang status kamu yang masih pelajar. Tahun itu saya pernah berfikir kalau anak SMA tidak mampu menghandle perusahaan,” kata lelaki itu tanpa memperlambat langkahnya.Rasen tersenyum kecil. “Bukan cuman Om Rei aja, bahkan Mama Rasen sendiri hari itu nentang keras. Maklum. Rasen ngerti. Lagian Rasen nggak sendiri, ada Om Bobby yang selalu bantu.”“Tapi nyatanya memang diluar dugaan Rasen. Kamu luar biasa. Saya salut. Cara kerja kamu bahkan tiga kali lipat lebih pintar dari mendiang papa kamu,” ujar Rei menepuk pundak lelaki itu bangga. “Saya senang kerja sama dengan Adystha Company.”Reifansyah Melviano

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 36 : Pengakuan

    Author PovHarusnya Raveena memang mengakui kalau kapasitas otak Rasen dua kali lipat jauh lebih pintar. Perihal dia bisa mengalahkan Rasen dari segi peringkat, anggap saja itu sebuah keberuntungan. Fisika adalah musuh terbesar Raveena. Sampai-sampai nilainya pernah jeblok membuat Maudy histeris melihatnya.Yang Raveena pertanyakan itu adalah otak Rasen. Lelaki itu mampu menguasai semua mata pelajaran dengan baik. Public speaking yang bagus. Tidak lupa rumus-rumus yang sudah sangat hapal di luar kepala. Raveena berdoa agar tahun ini tidak kalah telak oleh Rasen.“Ngerti?” tanya Rasen setelah setengah jam ia mengajarkan Raveena fisika yang mana membuat kepala gadis itu puyeng bukan main.Raveena menggeleng. “Enggak.”“Serius enggak? Aku udah ngulang sampe empat balikan lho, Vee.”“Beneran enggak ngerti.” Raveena menampilkan wajah lesu. “Tau ah, bodoamat. Aku gak ngerti.”

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 37 : Retak

    Author Pov“Lo jadi mamanya, gue jadi papanya. Gimana?”“Biar semua biaya Nayara gue yang tanggung.”“Gue bakal bantuin lo, Vee. Kita cari ortu Nayara sama-sama.”“Nayara itu anak kandung aku sama perempuan lain!”Rasa sesak kembali menyeruak di dada saat ucapan-ucapan itu kembali terngiang dengan jelas. Yang Raveena pikir nyata. Yang Raveena pikir tulus. Tapi tidak, kesungguhan yang ditunjukan ternyata hanya penguat dalam sandiwara yang ia jalankan.Akting yang patut diapresiasi! Raveena sampai benar-benar tak menyadari jika dia berada dalam lingkaran penuh dusta. Rasen yang mengatakan tidak suka melihatnya menangis, namun lelaki itu juga yang mematahkan hatinya begitu miris.Raveena mengusap ujung matanya sekilas, ia kembali memasukan satu suap sendok kecil pada mulut Nayara. Gadis itu bahkan masih sangat hati-hati merawat bayi tak berdosa ini, yang menangis keras ketika malam it

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 38 : Pengasuh!

    Author PovMaudy membuka pintu kamar Raveena dengan hati-hati. Sangat pelan sampai tak mengeluarkan suara sedikitpun. Netra hitamnya langsung tertuju pada gadis yang tengah duduk di bawah lantai seraya memainkan rubik. Menarik napas dalam, wanita itu masuk lalu ikut duduk di samping Raveena.Raveena mendongak sebentar, lalu kembali menunduk memainkan benda kotak bewarna-warni itu. Beberapa buku catatan sekolah di biarkan tergeletak di atas surpet. Sejak malam itu Raveena jadi lebih banyak diam. Gadis itu tak secerewet biasanya.“Main rubik mulu, kapan makannya?” tanya Maudy. Tak ada respon sama sekali membuat wanita itu meringis. “Hei... Ngelamun?”Harusnya Maudy tak perlu bertanya seperti itu. Jelas pikiran Raveena tengah bercabang sekarang. Malam itu, Maudy mendengar pertengkaran Raveena dan Rasen. Fakta yang jauh di luar nalar keduanya. Tapi wanita itu tetap bersikap tenang saat keadaan sangat menegangkan.Saa

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 39 : Putus (2)

    Author PovBerkali-kali ia memfokuskan diri, namun konsentrasinya tak pernah bertemu di satu titik. Semuanya terpecah dan berhamburan bagaikan kunang-kunang yang menari di arah pandangannya. Rasen menggeram kesal. Ia membanting tumpukan dokumen itu dengan asal-asalan.Hatinya panas. Benar, sangat panas. Siang kemarin ia tak sengaja melihat Raveena dengan seorang lelaki yang tak di kenalinya ketika sepulang sekolah. Rasen takut. Rapuhnya Raveena mungkin saja bisa menjadi cela yang berbeda bagi keduanya.Mengubah posisi duduk, Rasen menaruh kedua sikunya di atas meja sehingga kepalan tangan ia tempelkan pada keningnya yang terasa pusing. Raveena-nya terlihat tenang dan membaik ketika bersama lelaki itu. Tidak seperti ketika bersama dirinya.Genggaman yang lelaki itu berikan membuat Rasen cemburu. Ia mendengus kasar lalu mengambil ponselnya dengan cepat, ia mengirim pesan pada seseorang tanpa pikir panjang.Rasendriya : Ke kantor Li, gue tunggu

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 40 : Leave

    Author Pov“Vee...”Itu bukan panggilan, tapi lebih dari sekedar kata yang tanpa sadar terucap. Rasen tak berani melangkahkan kakinya saat Raveena menuruni tangga untuk menjauh. Dirinya sudah terlanjur menyakiti. Raveena akan sangat membencinya sekarang.Tidak ada lagi ikatan diantara mereka. Tidak ada lagi hubungan. Semuanya sudah pupus. Rasen menyenderkan punggungnya ke belakang tembok dengan kepala terdongak ke atas. Tangannya masih memegang cincin putih itu dengan erat.Di sisi lain, Liora hanya menampilkan senyuman kemenangan ketika gadis itu berdiri di ambang pintu tangga. Kedua tangannya terlipat. Sebenarnya tadi Liora tak berniat membuat kekacauan ini. Namun semesta tengah berpihak padanya, Raveena datang di waktu yang pas.“Dia datang mendadak dan aku gak tau. Jadi bukan salah aku,” kata Liora enteng.Rasen menoleh. “Sekali penghancur tetep penghancur. Najis lo, Li.”--o0o—

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 41 : Usai

    Author Pov“VEE! VEENA! RAVEENA!” Teriak Merin heboh saat menghampiri Raveena yang baru saja keluar dari toilet. Gadis yang diteriaki namanya hanya mendongak datar dengan sebelah alis terangkat. “Vee ikut, Vee!”“Kemana?”“Hasil Try Out minggu kemarin udah keluar. Daftar peringkatnya dipasang di madding!” beritahu Merin antusias. Gadis itu merebut paksa dasi Raveena yang belum terpasang di kerah seragamnya. “Biar gue pasangin. Bintang sekolah auranya harus terpancarrrrr!”“Mer, Rasen atau Raveena?” tanya Lista yang berdiri di samping dan Merin langsung mengerti.“Tahun ini. Gue ngejabanin Raveena,” balas Merin.Lista mengangguk setuju. “Oke, gue Rasen.”“Kalian... Taruhan lagi?” tanya Raveena dengan nada malas.“Hm, nggak usah kaget gitu lah. Tiga tahun kebelakang gue sering gini sama Lista.” Merin

Latest chapter

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    EXTRA PART 3

    Author PovPembagian raport akhir semester kelas tiga, Rasen datang ke sekolah putranya sebagai ganti karena Raveena berhalangan untuk datang. Lelaki penuh wibawa itu melangkah mendekat ke meja guru ketika nama depan putranya yang sudah dipanggil.Rasen tersenyum sopan. Ini pertama kalinya ia datang sebagai wakil, ntah kenapa baru saja beberapa detik menghadap wali kelas Arsean, perasaanya mendadak tak enak. Padahal dari rumah Rasen sangat yakin putranya pasti membanggakan dunia akhirat.Bu Seny—guru perempuan itu tersenyum manis. “Pak Rasen? Silahkan duduk, Papanya Arsean Adhisty.”Kening Rasen mengerut. “A-Adhisty?”“Iya Adhisty.”“Maaf Bu, kayaknya ucapan Ibu typo sekebun. Nama belakang Arsean itu Adystha,” ujar Rasen mencoba mengoreksi, lelaki itu menarik kursi lantas duduk dengan tenang.Bu Seny mengangguk. “Emang benar Pak, tapi Arsean protes nggak mau

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    EXTRA PART 2

    “Kata Papa, masalah bisa membuat seseorang dewasa. Maka dari itu, ayo buat masalah sebanyak-banyaknya.” —Arsean Adystha***Author PovRaveena tidak tahu bagaimana cara menjelaskan keadaanya sekarang. Dari kemarin ia sama sekali tidak bisa diam. Rasa gelisah dan takut bercampur menjadi satu hingga membuatnya tak bisa tidur. Raveena stress. Ini menyangkut masalah putra tunggalnya.Perempuan itu mengusap wajahnya dengan kasar, ia menoleh pada Lista dan Merin yang duduk di sampingnya. Raveena lupa jika kejadian ini juga melibatkan putra-putra sahabatnya. Apalagi Lista kemarin sempat pingsan mendengar kabar itu.“Arsen,” gumam Raveena lemas. Kedua tangannya bergetar. “Arsen pulang sayang.”“Vee...” panggilan lembut itu berasal dari suaminya. Raveena menatap sedih ketika Rasen berjongkok tepat di depannya. Lelaki itu memegang erat tangan Raveena. “Tenang ya.”“Te

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    EXTRA PART 1

    Author PovDelapan tahun kemudian......“Siang Pak Bos ganteng, hehe!”“Siang Pak ... Blasteran surga!”“Siang Pak R.A!” sapa seorang karyawati yang berada di balik kubikelnya, ia tersenyum jumawa beberapa detik. “Astagfirullah! Ngimpi apa gue punya atasan ganteng yang ngelebihin batas wajar dan kemanusiawian!”“Heh!” seru temannya yang baru saja meletakkan secangkir kopi. “Suami inget di rumah! Umur lo udah tiga puluh lebih bisa-bisanya cengar-cengir liat atasan sendiri!”Yang ditegur hanya mendelik, meskipun yang dikatakan teman kerjanya itu sertus persen benar, namun perempuan dewasa itu tak mampu mengelak pesona sang atasan. “Pak Rasen ... Bukan manusya anjir.”“Hm. Gue ampe mimisan saking gantengnya.”Langkah kaki besarnya berjalan keluar pintu utama gedung pencakar langit dengan lambang bintang bewarna silver it

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    THE ENDING

    Dear, Raveena Adhisty.Saya tidak pernah menyesal untuk akhir yang sehancur ini. Setidaknya kita bertiga pernah ada. Setidaknya kita bertiga pernah bahagia bersama.Satu hal yang harus kamu tau, kamu akan selalu menjadi bagian histori hidupku yang pernahku perjuangkan.Rasendriya Adystha.***Author Pov“Kakek minta Rasen ke Melbourne?” tanya Divya.“Iya. Katanya kangen, sekalian ada yang mau dibicarain. Udah lama juga, kan, Rasen nggak ke sana ngejenguk mereka. Nenek lagi sakit, makanya nggak bisa kesini,” jawab Rasen.“Jenguk kakek nenek atau ... Ngistirahatin hati?”“Both,” jawab Rasen pelan. Lelaki itu membaringkan tubuhnya di atas ranjang ketika Divya sibuk keluar masuk walk in closet untuk mengemasi semua pakaian anak tunggalnya. Ia melirik menggunakan ekor mata, lalu kembali meluruskan pandangannya.“Kakek bilang Nayara itu bintang pali

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 48 : Lost Again

    Author PovFlashback 1.5 tahun yang lalu...“Kamu jangan kemana-mana, tetep di rumah. Nanti aku jemput.”“Lo nggak waras? Meski kita baru kenal, tapi gue ayahnya. Gue...ayahnya.”“Gue bakal nikahin lo, Sha.”Ucapan dari seorang lelaki bewajah tampan itu masih terngiang jelas dalam benaknya. Bagaimana tatapan serius itu begitu menghunus. Begitu mengintimidasi, sampai dirinya tak mampu berkutik. Harsha menggeleng, ia malah kembali teringat ucapan Rasen.Sudah dua minggu berlalu, setelah hari dimana Rasen menyuruh Harsha untuk tetap diam di rumah, perempuan itu malah memilih kabur untuk menjauh. Harsha tidak mau sampai Rasen menemukannya, meski lelaki itu telah berjanji akan bertanggung jawab.“Sha?”“Ya?” sahut Harsha menoleh.“Kamu pindah kostan?” tanya Aina—temen satu pekerjaan Harsha di sebuah restaurant besar. “Kok kemarin pas pulang ke

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 47 : Fana (2)

    Tragedi kecelakaan masal di taman kota. Sang pelaku putri pengusaha besar?Putri tunggal Abraham Dharka, Liora Mysha dituntut atas kasus pembunuhan.Perusahaan diambang kebangkrutan, putri tunggal Abraham Dharka dipenjara?--o0o—Dunia itu kejam. Manusia sama kejanya. Sesuatu kesalahan yang dilakukan mungkin masih bisa diberi maaf, tapi bagaimana jika kesalahan yang dibuat jauh dari kata fatal? Terlebih lagi karena didasari oleh kesengajaan dan dendam.Awalnya hidupnya baik-baik saja. Hingga perempuan dengan nama penuh kutukan itu hadir. Menggores luka yang kian menganga, meninggalkan rasa sakit yang tak akan pernah hilang. Seseorang yang bahkan telah menunjukan sisi iblisnya lebih dalam.Suara lirihan tangis dari seorang wanita seusia Ibunya terdengar begitu menyayat. Rasen yang baru saja keluar dari pintu persidangan hanya mampu terdiam kala melihat tangan Divya di pegang erat-erat oleh Irani—Ibu Liora Mysha. Matany

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 46 : Fana

    Author PovUjian Nasional telah usai dilaksanakan seminggu yang lalu. Kelas dua belas memasuki masa bebas. Masa-masa akhir sekolah setelah melewati puncak yang cukup menguras otak. Setelah berjuang selama tiga tahun, tidak ada lagi yang di tunggu selain hasil yang memuaskan."Lo tuh moto gue niat kagak sih? Nggak ada satupun yang bagus anjir!" gerutu Merin menatap layar ponselnya."Niat lah," ujar Lista ikutan sewot. "Lagian kalau jelek bukan salah gue kali. Mukanya lo aja yang kurang glowing.""Eh! Lo tuh, ya! Bukan masalah muka. Orang muka gue jelas udah cantik. Tapi liat nih, ada yang ngeblur, ngebayang, sama pose gue belum siap udah lo jepret aja," ucap Merin memberi lihat fotonya pada Lista."Lih, bukan salah gue," elak Lista."Gue kalau moto temen suka pakek niat. Giliran temen motoin gue, nggak satupun yang bener. Sebenernya lo punya dendam apasih sama gue?!""Hutang lo belum di bayar," jawab Lista nyeplos.

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 45 : Baby Girl

    Author Pov“Dapahh eh! Dapahh!” Lista misuh-misuh sendiri pada pacarnya. Sedaritadi ia ingin meminta bantuan soal tugas remedialnya, namun lelaki bermata teduh itu hanya diam saja. “Dapahh mah, ah, sama pacar sendiri jahat!”“Jahat apa? kamu suka ngadi-ngadi kalau ngomong!” kata Daffa.Lista mengerutkan keningnya. “IHHH! NGADI-NGADI APA?! Aku cuman mau minta dicupangin!”“ASTAGFIRULLAH TAKBIR YA ALLAH!” Sentak Romi yang memasang raut wajah dramatis. “Lis, nyebut Lis! Bapak lo tau, si Daffa kena bogem ampe teler gimana?!”Lista sama sekali tak mengerti, ia menghiraukan ucapan Romi lalu kembali beralih pada Daffa. Gadis itu menarik-narik kemeja putih Daffa dengan satu buku memegang buku tugas. Sebenarnya di sini Lista salah mengartikan kata.“Dapp! Cupangin dong!”“Aku nggak bisa nyupang, bisanya nge-ruqyah. Mau anda?!” tanya Daffa nyol

  • A BINDING STORY (Baby Girl)    BAB 44 : Nantangin

    Author Pov"Si Johan asyu nggak ada akhlak!" gerutu Rasen dengan wajah tertekuk kesal. "Asalamualaikum. Paijo! Gelud moal?!"Pulang sekolah Rasen misuh-misuh sendiri. Mogok ngomong sama temen-temennya. Terutama pada Johan, teman bangsat yang tidak ada adab sama sekali. Berani-beraninya membuat nyawa Rasen hampir melayang karena ulah jahil yang tidak manusiawi."Sen, kayak emak-emak banyak tunggakan lo malah ngambekan," kata Johan diikuti Romi dan Daffa dari belakang."Gak usah deket-deket, gue lagi marah sama lo." Rasen melengos menjauh, lelaki itu berbicara sambil membawa anak kucing yang ntah darimana datangnya. "Pergi lo! Pergi!"Johan menarik-narik tangan Rasen dramatis. "Aku bisa jelasin semuanya!""Bulu kaki gue sampe merinding dengernya," ujar Romi bergedik ngeri sendiri."Lo semua itu kejam! Sepakat, kan, lo pada nyimpen SEBLAK di tas gue? Lo tau gue nyaris pingsan liatnya! Kalau Mama Divya sedih tau nyawa gu

DMCA.com Protection Status