Share

23. Laras & Clara.

Penulis: Hi you
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-25 18:21:55

Laras lantas langsung mengatur ekspresi wajahnya, merapikan rambutnya dan membenarkan posisi duduknya. Lalu dia tersenyum sopan menatap perempuan tersebut. 

"Maaf saya baru ingat, Saya Laras, salam kenal” ucap balik Laras seraya mengulurkan tangan kananya pada Clara.

"Menurut ramalan, cuaca hari ini memang sedang tidak bagus." Sambung Clara, “Dan mungkin itu kenapa kita berdua bisa jatuh tadi”

Laras hanya bisa mengangguk. Ia tidak tau harus membalas obralan itu dengan apa. Baru pertama kali ia betemu dengan wanita yang begitu humble seperti ini, dan itu membuatnya gugup.

Perempuan bernama Clara itu masih terus memandanginya. tatapannya sedikit mengganggu dan membuat Laras menjadi salah tingkah. Dengan keberanian yang tersisa Laras  putuskan untuk bertanya lagi, memecahkan kegugupan di sekitarnya ini.

"Sepertinya Saya baru kenal bu Clara hari ini" ucap Laras masih dengan suara gugup terdengar.

Clara menyinggungkan senyum ringa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 90 Days To Fall In Love   24. Perayaan Clara.

    Drtt drtt. Getaran di ponsel Max mengalihkan dia dari cup cake di tangannya itu. Diletakkan kue tersebut di atas meja dan segara membuka isi pesan yang tertera di layar ponsel itu. (To: Mr. Maxwell Prayoni A fresh beginning for our latest store. we would love to say "hello" as you enjoy you daily brew come together to celebrate the first flowers's shop) Ternyata sebuah pesan dari Ria yangmengirimkan sebuah softcopy undangan untuknya. Max memilih untuk membaca pesan itu tanpa mau membalas dan kembali melanjutkan focus pada berkasnya. Namun, tak lama suara dering ponselnya terdengar lagidan sudah tertera nama Ria di sana. "Hallo Max, kamu sudah baca pesan dari aku?" "Hn" "Besok malam aku boleh ya berangkat bersama kamu"ucap Ria antusias. “See you tomorrow tonight" Wanita itu langsung mematikan sambungan telepon tanpa mau mendengar r

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-25
  • 90 Days To Fall In Love   25. Perhatian Max.

    Setelah menjadi pusat perhatian karena dirinya yang muncul tiba tiba tadi. Dengan sedikit salah tingkah Laras langsung menyingkir dari depan pintu tersebut. Berdiri di samping meja belakang acara dengan begitu malu. MC yang tadi menghentikan sambutnya kini sudah kembali melanjutkan tugasnya lagi. Dan para tamu pun sudah mengalihkan tatapan mereka dari Laras. Walaupun begitu tetap saja rasanya Laras ingin sekali bersembunyi dan pergi jauh dari tempat ini sekarang juga. Laras sangat malu! Terdengar MC memanggil nama yang Laras yakin adalah ibunya Clara untuk naik ke atas panggung. Laras lantas menatap perempuan berumur itu bersama dengan Clara yang sudah berdiri cantik di atas panggung. Dengan style gaun hitam mewah kini terdengar Clara yang sedang mengucapkan berbagai kata terimakasih untuk para tamu undangan. Tak lupa Clara juga mempersilahkan para tamu untuk mencicipi Dessert yang sudah disiapkan dan penyambutan itu pun diakhiri dengan tepuk tang

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-25
  • 90 Days To Fall In Love   26. Begitu Takut

    Laras tersentak menangkap jas hitam yang di lempar itu. Matanya menatap jas hitam yang sudah dipegang nya bergantian dengan menatap Max yang kini sudah masuk kedalam mobil. Laras terdiam, masih pada posisinya. Mendadak tubuhnya terkejut saat bunyi klakson dari arah belakangnya terdengar dan Laras pun segera memakai jas abu Max cepat setelah itu Laras masuk ke dalam mobil Max. Max langsung melajukan mobilnya dalam diam. Sedangkan Laras membenarkan posisi duduknya dengan canggung. Sepanjang perjalanan Laras hanya bisa ikut terdiam menatap jalan di luar sana. Dia tak tau Max akan membawanya kemana yang jelas dia hanya sedikit takut dengan Max sekarang. Apalagi mengingat untuk pertama kalinya Max membentak Laras begitu keras tadi. Kini rasa kekhawatiran semakin memenuhi benaknya pikiranya jauh berkelanan. Dia semakin menekan ujung jas menunduk takut. Sedetik kemudian dia melirik Max yang masih jelas terlihat sedang menahan amarahnya. Laras tak tau jika Max ju

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-25
  • 90 Days To Fall In Love   27. Dinner?

    Kedua orang tersebut lantas terkejut tak percaya mendengar apa yang baru saja Max diucapkan. Dengan Laras yang kini sudah ternganga membesar mata sempurna. Sementara dengan lelaki bernama Edgar itu sudah memunculkan ekspresi sangat terkejut dengan apa yang didengarnya itu. "Ahaha, Kenapa anda tidak bilang " Edgar tergugup salah tingkah menatap Max. Max semakin merangkul Laras di sampingnya dengan sorot mata yang masih menatap Edgar dingin. "Apa saya harus bilang?" Tanya Max mencoba tenang. Ketika menyadari dirinya terlalu tersulut emosi Edgar semakin menciut "Kalau anda bilang mungkin saya akan menyapanya dengan baik" Ucap Edgar semakin salah tingkah. "Dan sejak kapan Anda suudah mempunyai tunangan? Rumor yang saya dengan anda masih sendiri” "Anda tidak perlu tau soal itu. Saya memang tidak pernah mempublikasi status saya dam yang jelas wanita ini adalah tunangan saya " balas Max menekan setiap katan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • 90 Days To Fall In Love   28. Menahan Sakit.

    Keesokan paginya .. Laras turun dari kasur tak bersemangat. Dia melirik jam yang sudah menunjuk di angka tujuh tepat. Pagi ini entah kenapa tubuhnya sedikit lemas tidak seperti biasanya. Sepertinya akibat pesta semalam di tambah dengan begadang membuat bahan presentasi subuh tadi. Membuat Laras merasa sangat kelelahan pagi ini. Hari ini Laras harus berangkat bekerja, tak ada alasan buat Laras untuk Absen. Apalagi pagi ini Max mempunyai jadwal meeting penting dan Laras harus berada di samping lelaki itu nanti. Dengan sedikit lunglai Laras menyeret langkah nya bergerak menuju kamar mandi. Selang berapa menit, Laras segera membenarkan penampilannya dengan sedikit tergesa. Dia mengambil tas seraya mengunci pintu dan bergegas menuju halte bus. Laras mendesah ketika melihat jam di tangan nya sudah hampir menunjukan pukul delapan. Dengan bus yang melaju lambat sepertinya ini. Pasti Laras akan terlambat lagi. Laras harap Max belum datang sebelum dia sampai nant

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • 90 Days To Fall In Love   29. Rasa khawatir yang tidak bisa lepas.

    Dengan sigap Max menangkap tubuh Laras yang sudah jatuh kedalam dekapannya. Dia tahan tubuh itu dengan satu tangan erat. Bisa dia rasakan suhu panas dari balik tubuh Laras. Saat dia melihat kembali wajah Laras yang semakin pucat dengan buliran keringat yang semakin bercucuran. Tanpa buang waktu lagi Max membawa Laras masuk kedalam mobilnya. Fokusnya semakin buyar saat mendengar tangisan yang keluar dari mulut Laras dan berhasil membuat Max semakin kelabakan. Masa bodo dengan rambu lalu lintas. Max melajukan mobilnya itu dengan kecepatan penuh. Dan sampailah mobil yang di kendari Max di rumah sakit tujuan. Setelah meminta dokter untuk segera menangani Laras. Kin Max pun sedikit menghembuskan nafas lega. Dirinya terduduk sendiri di lorong rumah sakit. Menunggu pintu ruang UGD itu terbuka dan kabar dari dokter yang memer

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • 90 Days To Fall In Love   30. Rangkulan Max.

    Max sedikit menggeliat dalam tidurnya itu. Dia membuka mata ketika merasakan balasan genggaman erat pada tangannya ini. Perlahan Max bangun melihat Laras yang kini sudah meringkuk seperti janin mendekat ke arahnya. Sadar akan posisi Laras yang sudah sangat berbeda. Max kembali memperhatikan wajah Laras. Perlahan Max mengelus rambut Laras lagi, membawa rambut panjang itu ke samping telinganya.Terlihat damai dan tenang. Namun terganggu saat Max melihat jejak air mata mengering di pipi Laras. Kenapa Laras menangis? Apa sesuatu telah mengganggumu? Max menghela nafas pelan sambil bertanya tanya. Dia lepaskan genggaman tangan Laras dengan perlahan saat dia merasakan getaran dari ponselnya. Sedikit membenarkan posisi tidur Laras agar terlihat nyaman.

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • 90 Days To Fall In Love   31. Perhatian Max.

    Dalam dekap itu untuk pertama kalinya semua terasa tenang. Sebuah rasa yang begitu nyata kini begitu dekat. Rasa hangat yang menjalar pada tubuh ini membuatnya tak mau lepas.Betapa ia sangat nyaman dengan semua ini. Jika bisa ia menghentikan waktu biarlah ia seperti ini. Dalam dekapan lelaki itu selamanya. "Ehm... saya akan memberikan Bu Laras obat kapsul untuk diminum nanti ya " Ucap dokter setelah selesai menyuntikan jarum ke lengan Laras yang membuat Max secara langsung melepaskan pelukannya begitu saja. Dengan sedikit salah tingkah, Max turun dari ranjang dan kembali duduk di kursi. Lelaki itu langsung menatap dokter di depannya. "Obat apa itu?" tanya Max. Dokter mengambil obat tersebut dari nampan yang sedari tadi dibawa oleh suster "Ini obat untuk menetralkan a

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-29

Bab terbaru

  • 90 Days To Fall In Love   64. Tulip dan Sebuah permintaan

    Beberapa hari setelah kejadian Laras memundurkan diri. Max menjalankan harinya seperti biasa melakukan aktivitas lain dan tetap bekerja. Namun semua itu tak menutup perubahan sikap yang Max tunjukan, dia lebih sering banyak melamun bahkan kadang ia juga sering menunjukan emosinya sekarang. Dan Cindy yang sadar akan perubahan sikap Max hanya bisa memperhatikannya, sudah beberapa kali ia mendapati Max melamun ketika sedang bersamanya, seperti sekarang ini lelaki itu hanya menatap spaghetti yang ada di depannya tanpa memakannya . "Max... "panggil Cindy pelan berhasil buat Max sadar akan lamunannya. "Apa ada sesuatu yang ganggu pikiran kamu?,aku lihat dari tadi kamu melamun" tanya Cindy khawatir Max a langsung menyinggungkan senyum tipis"maaf... aku mas

  • 90 Days To Fall In Love   63. Antara Rinto dan Max.

    Laras berulang kali terus menghelaikan nafas. wanita itu hanya terdiam sambil melihat pemandangan diluar jendela mobil. Alex yang mengerti kondisi Laras hanya membiarkan wanita yang pagi tadi meminta tolong untuk mengantarnya ke kantor Max. Dan hanya ini lah yang bisa Alex lakukan, menemani Laras dalam keterpurukan. Alex tau hubungan Laras dan Max sudah berakhir. Alex juga tahu hari ini Laras mengundurkan diri. Ya.... semua itu sudah menjadi keputusan mereka yang tak bisa diganggu gugat, dan sebagai teman mereka Alex hanya bisa memahami semua itu. Alex melirik Laras dan mencoba membuka suara. "Laras.. apa rencana Lo setelah ini?" tanya Alex perlahan. Laras menegakkan tubuhnya menyinggungkan senyum tipis "Mungkin untuk selanjutnya aku akan menenangkan diri sejenak" ja

  • 90 Days To Fall In Love   62. Senja yang pergi.

    Keesokan harinyaWanita yang mengenakan celana coklat susu dan baju sifon putih itu melangkah memasuki gedung, dia datang bukan untuk bekerja melainkan untuk menyerahkan surat pengunduran diri yang semalam dia buat. Laras eratkan jemarinya pada tali tas dan menghirup nafas dalam. Lalu dengan sedikit percaya diri ia pun masuk ke ruangan tersebut.Terlihat lelaki yang membelakangi dirinya menatap luar kaca gedung tanpa menolehkan wajah sama sekali..“akhmm” Seketika pandangan mereka bertemu satu sama lain. Laras lantas bergerak maju ke depan lelaki yang sedang menatapnya dengan datar itu .Laras tatap lelaki di depannya itu dengan pias. Mendadak atmosfer sekitar mereka berubah menjadi canggung.Laras berikan singgungkan senyum kecut dan Sedetik setel

  • 90 Days To Fall In Love   61. Alex dan Laras.

    Pandangan pertama yang ia lihat ketika masuk kedalam gedung adalah para pegawai yang tengah berkumpul. Melihat sekitar itu membuat ia tahu tentang hal apa yang membuat para pegawai sudah berbisik bisik. Ternyata bukan hanya dirinya yang menampilkan raut wajah terkejut hingga heran dengan berita yang sedang beredar ini.. Dan Max, lelaki itu berhasil membuat semua orang tau betapa brengseknya dia!Segera ia menemui lelaki yang entah mengapa sudah membuatnya sedikit kesal. Dengan tak sabaran ia melangkah masuk tatkala pintu lift sudah terbuka dengan lebar. Ketika ia akan masuk lift tersebut tak sengaja seseorang menabrak pundak nya hingga berhasil membuat dirinya menjadi sedikit tak seimbang."sorry.. sorry saya gak sengaja" wanita yang sudah memunculkan raut wajah menyesal itu tergugup "anda gapapa kan?" tanyanya kemudian.

  • 90 Days To Fall In Love   60. Berita Max.

    “Itu saya taruh karena saya lagi cari dompet mbak! jangan asal nuduh ya” seru Rina dengan penuh emosi"Udah mbak bawa ke kantor polisi aja" teriak seseorang yang ada di kerumunan melihat menyudutkan Rina."iya bener tuh bener" sahut lainnya.Laras yang mendengar itu lantas memajukan tubuh masuk ke dalam kerumunan dan langsung ikut ambil peran dengan kejadian tersebut."Ada apa ya mbak?" tanya Laras meminta penjelasan menatao pegawai toko dan bergantiajn melihat Bu Rina"Laras" Rina membesarkan matanya terkejut."ibu ini ketahuan mau maling obat mbak saya sendiri yang liat ibu ini masukin obat ke dalam tasnya" jelas pegawai sembari menunjuk ke arah Rina.

  • 90 Days To Fall In Love   59. Jawaban Max.

    Laras yang masih terdiam di depan pintu tersebut. Seketika jantung berdebar hebat menunggu jawaban Max akan penawaran yang lelaki tua itu ucapkan tadi. Ia semakin menggenggam erat tangkai pintu seraya menguatkan tubuhnya agar tak jatuh. "Maaf sedikit keluar jalur. Cindy anak saya cerita semenjak … ketemu bapak di rumah sakit dia sudah tertarik dengan pak Max. Saya datang ke sini juga atas permintaan Cindy, ketika dengar saham ayah kamu turun. Dan kami juga rekan bisnis pak Rinto. Mungkin gak ada salahnya saya mengajukan penawaran tadi. Lagi pula kita akan sama sama menguntungkan di sini, jadi bagaimana dengan tawaran ini pak Max? apa bapak bersedia mengikat diri dengan putri saya?" tanya lelaki paruh baya itu. Max belum menjawab sama sekali ucapan lelaki di hadapannya itu, ia masih terdiam, seketika beban pikirannya bertambah banyak. Mendengar tawaran dari le

  • 90 Days To Fall In Love   58. Perasaan kelut.

    Laras melangkah ke lorong koridor rumah sakit termenung menatap dengan pandangan kosong jalan di depanya. Pikirannya resah dengan semua yang ia lihat tadi. ia hembuskan nafas panjang dan berhenti menatap taman di depan sana. ia melangkahkan kakinya menuju kursi besi yang berada di taman tersebut.Suasana sore di taman itu cukup sepi. Hanya ada beberapa suster yang berlalulangan di belakang nya. Ia tatap sinar matahari sore yang sebentar lagi akan tenggelam. lagi, ia hembuskan nafas ia angkat wajah menatap langit berwarna orange sembari menutup mata merasakan angin yang bertiup ke arahnya. Entah mengapa sejak tadi perasaannya tak karuan, bahkan melihat lelaki itu menatap wanita lain saja berhasil membuat ia takut dengan semua peruntungannya akan menjadi sia sia begitu saja selama ini."Laras" panggil seseorang yang sudah menyentuh pundaknya pelan.

  • 90 Days To Fall In Love   57. Max dan Dia,

    Laras terbangun bingung ketika melihat Max yang sudah memunculkan raut wajah panik dan gusar. Segera ia dudukan tubuhnya di atas ranjang dengan ekspresi yang sudah ikut memunculkan raut wajah bertanya tanya memandangi lelaki itu."Ada apa?"Laras majukan tubuh nya menyentuh pundak Max saat Max masih terdiam."Max,,kenapa?"Max tersentak dengan sentuhan tangan Laras,ia menolehkan wajah menatap Laras yang ada di samping."kita akan pulang hari ini" jawabnya "cepat berkemas" lanjut Max dengan suara yang terlihat khawatir lalu turun dari ranjang.Mendengar perintah itu Laras hanya menatap heran punggung Max yang sudah menghilang di balik pintu kamar mandi. Sebenarnya ada apa ini?.Apa ada sesuatu yang mendesak sekarang,

  • 90 Days To Fall In Love   56. Sebuah kabar buruk.

    Max tersadar akan lamunannya saat tangan wanita itu menyentuhnya. Ia terlalu terhanyut dengan semua yang dilakukan Laras. Kemudian Max bentangkan senyum ir tipis yang diiringi dengan anggukan wajah membalas ucapan terimakasih wanita itu tadi. Hanya itu yang bisa Max lakukan, Ketika semua alasan Laras tadi selalu berhasil membuat Max terdiam dan tak tau harus membalas apa. Kini ia merasa keadaan semakin menyudutkan dirinya. "Aku seneng liat kamu senyum" ucap Laras dengan wajah berbinar sangat jelas. "berdua kamu di sini, mungkin bakal jadi moment terindah dalam hidup aku" lanjutnya sembari melepaskan sentuhan pada Max. "Max, sekali lagi terimakasih udah buat kesempatan malam ini berjalan lancar" Max mengerutkan kening tatkala kata kata Laras terdengar putus asa.

DMCA.com Protection Status