Share

Mulai Kehilangan

Penulis: TheCalm
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-03 16:59:27
Masih di dalam airport. Pandangan Zeira masih tertuju pada tempat di mana dia melihat suaminya dibawa secara paksa oleh ketiga orang yang sama sekali tak dikenalinya. Lalu, dia pun menghampiri penjaga gate penerbangan internasional. "Pak, maaf saya mau tanya." Lirih Zeira pelan.

"Ada apa?" Petugas menjawab sambil memperhatikan wajah Zeira yang pucat dan sayu karena nampak kurang istirahat.

"Bapa tahu jam berapa pesawat ke Belanda mengudara tadi malam?" tanya Zeira penasaran.

"Saya hanya penjaga di sini! Saya tidak tahu!" Petugas menjawab serta langsung meninggalkan Zeira begitu saja.

Mulut Zeira baru saja akan berbicara, akan tetapi diurungkan karena reaksi petugas seperti tidak menghiraukannya. Dia pun melirik ke arah jam digital yang menempel pada dinding airport. Di sana waktu sudah menunjukan pukul 04:30. Zeira pun bergegas masuk kembali ke dalam mushola untuk menunaikan shalat subuh. Lalu setelahnya Zeira langsung menuju ke arah halte bis untuk pulang ke Tasikmalaya. Duduk di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Idul Fitri Tanpa Suami

    Lemas tak berdaya tubuh Zeira terkulai di atas tempat tidur di rumah petaknya.Sedangkan Nizam sudah hampir dari 2 x 24 jam tidak ada kabar. Itu membuat Zeira berinisiatif untuk mencari berkas-berkas PT dan kantor di Belanda yang dikantonginya dari semenjak di mess. Satu persatu berkas dibuka dan diperiksa tanpa terkecuali alamat e-mail dan nomor-nomor yang bisa dihubungi. "Aku harus ke warnet dan membeli pulsa agak banyak agar bisa menelpon semua orang," niatnya sambil bergegas memakai sandal swalow warna pink kenyamanannya. Begitu di depan counter pulsa dia melirik pada telepon pintar yang terpampang di atas etalase. 'Apa iya aku harus beli handphone itu agar memudahkan dalam berkomunikasi?' pikirnya dan langsung mendekat ke arah etalase. "Teh, ini keluaran baru loh. Bisa selfie dan media sosial sepuasanya. GB-nya besar, kamera depannya pun setaraf dengan telepon ternama papan atas." Ucap pemilik toko mempromosikan produknya agar laku. Sedangkan Zeira segera menoleh pada harga yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • 7 Ramadhan Tanpamu   E-mail Kosong Dari Nizam

    Lebaran hampir usai. Seluruh keluarga di kampung dan rumah-rumah bersuka cita. Akan tetapi berbeda di dalam rumah sederhana milik Zeira, wajah cantiknya ditekuk murung. Kendati uang yanga ada di tangannya tidaklah sedikit jumlahnya. Bisa saja dia menggunakan uangnya untuk berlibur demi mengurai kesedihannya. Sepertinya tidak berpengaruh bagi Zeira materi untuk sekarang ini. Telepon pintarnya diperhatikan pada semua media, dari percakapan, pesan dan telepon masuk. Dia ingin meyakinkan kalau suaminya mengabari. Inisiatif untuk pergi ke agensi di Jakarta pun telah bermain di dalam sanubarinya. Itu adalah jalan satu-satunya menilik jejak Nizam. "Aku akan ke sana setelah lebaran, semoga saja ada titik terang." Pikirnya sembari menyelinap masuk ke dalam kamarnya karena waktu sudah malam. Pukul 02 : 45 menit. Tepatnya jarum pendek jam dinding rumah Zeira menunjukan ke arah angka 3 dan jarum panjangnya ke arah angka 9. Di mana tepat sekali kedua mata bulat Zeira mulai terbuka. Sudah terbiasa

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-04
  • 7 Ramadhan Tanpamu   Sikap Kurang Ajar Ruly

    Sore setelah pengusiran oleh Burhan dari kantor agensi, Zeira langsung ke perusahaan di mana suaminya bekerja sebelum pergi bersama Angel. "Pak, saya ingin ketemu dengan Pak Ruly Bachtiar. Saya Zeira istrinya Nizam Fadlan." Beritahu Zeira dengan wajahnya nampak sayu dan kelelahan. "Tuhan! Kamu ini Mbak Zeira?" Tommy tiba-tiba menyelonong dan menepis tangan satpam yang sedang me-investigasi Zeira. "Iya. Saya Zeira." Singkat wanita sambil menggendong bayi ini. "Aduh, Mbak. Mbak ke sini ada apa?" tanya Tommy tanpa ragu mengambil tas yang dijinjing Zeira dan menuntunnya ke arah gudang. "Mau meyakinkan kalau Bang Nizam benar-benar tidak ada di Jakarta." Pemberitahuan Zeira membuat Tommy terperanjat, "Mbak tidak tahu kalau Nizam ke Belanda?" "Tahu. Tapi, dia tidak ada kabar sama sekali...." Zeira pun menjelaskan kronologi kepergian Nizam pada Tommy. Jelas saja itu semua membuat lelaki asal Medan ini berasumsi spontan, "Astaga Nizam ini mungkin dibawa oleh Angel dan kawan-kawanny

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • 7 Ramadhan Tanpamu   Dia itu Bukan Bajingan!

    Tommy sudah ada di depan penginapan syariah yang masih di wilayah sekitar agensi. Sepeda motor pun sudah diparkirkan di halaman penginapan tersebut. Pikiran Tommy pada apa yang telah dituturkan Zeira. "Kalau ada apa-apa kasih tahu saya." Tommy menawarkan penuh simpati. "Terima kasih, Bang!" ucap Zeira dengan wajah datar karena kejadian yang telah dialaminya telah membuat dirinya sedikit cemas serta takut. Zeira masuk ke dalam lobi penginapan dan mendekat ke arah resepsionis. Sementara Tommy masih menunggu di depan. Dia hanya mengantisipasi jika ada hal yang tidak diinginkan seperti tadi menimpa Zeira dibarengi tangannya dengan mencoba mengirim beberapa pesan serta membuka e-mailnya bermaksud untuk mengirim e-mail ke pada Nizam. "Kau di mana, Zam? Anak bini kau mencari-cari!" desisan spontannya. Pesan e-mail ditunggunya hingga beberapa menit. "Masa iya kau nih secepat itu melupakan istri? Kau ini setahuku bukan seorang bajingan. Di mana kau ini?" Tommy masih dengan desisannya. Sekar

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-05
  • 7 Ramadhan Tanpamu   Neni Kepergok!

    Mendengar gertakan Zeira seperti itu Azyumardi pun berbicara lantang, "Wanita berkelas serta memiliki dedikasi tinggi itu tak akan mau menikah dengan lelaki yang kedua orang tuanya tidak menyetujui. Karena wanita tersebut mengetahui menikah itu bukan hanya menikahi suaminya saja, melainkan pada seluruh keluarganya. Paham itu kamu? Coba dengan kamu nekad seperti itu apa kamu didatangi mertuamu?" Hendak Zeira membuka suaranya Azyumardi kembali berbicara, "Kamu tidak merasa aneh kalau kamu menikah tapi tak pernah berkunjung ke mertua dan mertuamu pun tak pernah mau tahu kehidupanmu? Kamu tidak merasa sakit hati?" Zeira bergeming. Bibirnya bergetar, lidahnya kelu. Kata-kata pun seolah tertahan di kerongkongannya. Suasana menjadi sangat hening beberapa detik. Kemudian tiba-tiba suara Zeira pelan sekali keluar, "Mbak, saya hanya memberitahukan saja. Juga, beritahu ibu dan ayah akan kejadian ini. Assalamu 'alaikum." Hendak saja Zeira menutup teleponnya Azyumardi menyela, "Kamu jangan terla

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • 7 Ramadhan Tanpamu   Nizam Kirim E-mail ke Tommy

    "Kamu yakin Zeira punya uang atau perhiasaan? Aa yakin itu hanya foto-foto lama saja sama surat tanah!" Arman meyakinkan itu pada istrinya."Apa salahnya kita lihat dan buktikan!" jawab Neni sambil berjalan ke arah jalan setapak."Kamu mau ke mana?" pekik kasar Arman."Aa mau kelaparan hari ini?" ketus Neni dan masih melanjutkan langkahnya. Iya, Neni suami tak kerja jalan satu-satunya minta bantuan orang tuanya. Itulah Neni. Rumah orang tua Neni memang hanya terhalang 10 rumah saja dari rumah suaminya, beda gang akan tetapi masih satu RT."Mak...Mak...." Datang-datang Neni langsung berbising dengan kemanjaannya."Apa?" Mak Arfiah langsung menyambut anak bungsunya itu. "Suamimu nganggur? Tak ada uang? Tak ada beras?" tambahnya menebak kebiasaan Neni kalau sepagi ini mendatanginya. "Sudah Mak bilang dari dulu jangan mau sama Si Arman, Bapaknya saja dulu malas-malasan dan menurunlah sama anaknya!" Mak Fiah masih menggerutu kendati dia cekatan sekali mengambil beras yang ada di dalam gento

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-06
  • 7 Ramadhan Tanpamu   Sentuhan Tangan Tommy & Zeira

    Tommy sekarang setidaknya memahami keadaan rumah tangga Nizam. 'Pantas saja dia tidak membiarkan istrinya tinggal di Padang. Padahal lebih aman seatap dengan orang tuanya daripada mengontrak seorang diri, ternyata itu permasalahannya.' Enigma itu akhirnya terpecahkan dan mengerti semuanya seiring dengan batinnya yang bergaduh pandangannya pun sekarang menyorot ke arah wajah lugu Zeira kemudian pada Zidan. "Hidup kalian sekarang hanya berdua saja, Mbak?" tanyanya pelan. "Iya berdua." Singkat Zeira sambil mengeluarkan uang sebesar 5 juta rupiah kemudian diberikan ke pada Tommy. "Usahakan cari penginapan yang wajar ya, Bang. Agar setidaknya tidak terlalu membengkak dananya." Sambung Zeira dengan menghela napas panjang. 'Uang yang semestinya untuk modal usaha malah untuk mencarimu, Bang. Ini mengartikan tidak ada keberkahan pada uang yang cukup ini.' Ucapan yang membeku di dalam hati Zeira menambah sesak dadanya. Tommy bergeming melihat tumpukan uang yang sudah tertata di dalam amplop

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07
  • 7 Ramadhan Tanpamu   Dekapan Zeira

    "Tadi saya disuruh bibi saya untuk mengantar sepupu ke tempat badminton. Nah, makanya punya helm perempuan." Tommy menjelaskan dengan tegas, sementara tangannya mulai men-starter motornya. Motor Tommy memang sangat besar walaupun tidak seperti milik suaminya. Motor keluaran baru itu membuat Zeira agak susah menaikinya dan bahkan harus rapat sekali di belakang Tommy. "Bang, Zeira pakai busway saja, ah. Gak nyaman!" Zeira mulai protes. Waktu itu Zeira menumpang karena sambil menggendong Zidan. Jadi, dia tidak langsung bersentuhan. Sekarang berdeda. Dadanya hampir menyentuh punggung Tommy. "Kalau naik busway sekarang, sampai jam berapa ke sana? Lalu pulang naik apa? Tidak mungkin dengan busway lagi karena batasnya hingga pukul 19:30 saja." "Cepatlah, naik!" Tommy menoleh ke arah Zeira yang masih mematung di belakang jok motor. Pelan, dia pun berusaha naik ke atas jok motor. Kemudian tangannya memegang bahu Tommy. Sekarang Zeira pun sudah duduk tepat di belakang Tommy. Tak menunggu

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-07

Bab terbaru

  • 7 Ramadhan Tanpamu   The Endings Won't End You

    "Kenapa harus pakai SAYANG?" Zeira menyeringai begitu saja tanpa mempedulikan perasaan Zehab. "Ya sudah, kemanapun itu, jika Kamu suka dan Aku bersamamu, Aku pun pasti suka!" Tambah Zeira santai dengan punggungnya disandarkan pada sandaran jok mobil. "I love you, Zeira. Kamu perlu tahu itu!" Ujar Zehab disertai tangan men-starter mobil, dengan kecepatan sedang mobil pun melaju menuju ke tempat Zehab rencanakan untuk memberikan kejutan pada Zeira. Tempat itu adalah sebuah fantasi pikiran Zeira yang sering dikatakan olehnya ketika mereka sedang bersama. Zehab yang sudah jatuh cinta pada Zeira mencari tempat yang sesuai dengan fantasinya itu. Kalau laki-laki telah bertekad membahagiakan wanita yang dicintainya pasti akan berusaha untuk bisa mewujudkan impiannya. Dan, Zehab adalah lelaki selalu bekerja keras untuk itu. Perjalanan yang ditempuh memang lumayan cukup lama, oleh karena itu rengekan manja Zeira yang bertanya lagi dan lagi, "Kapan sampai?" Membuat Zehab gemas dibuatnya. Di

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Ingin Meminta Kepastian

    Kendati Rudi telah memahami ada dalang di belakang penembakan beberapa tahun silam. Akhirnya, kasus yang belum terungkap ini pun akan segera diketahui olehnya. "Ini orangnya! Dia dalang semuanya. Dia ingin Zeira meninggalkan dunia selama - lamanya, itu dilakukan demi keponakannya." Penuturan disertai memberikan beberapa bukti yang masih tersimpan rapi di dalam telepon genggamnya. "Munandar sekarang pindah ke Belanda, artinya kalian harus berhubungan dengan kepolisian di sana untuk menangkapnya!" Azyumardi turut berbicara dengan mata melirik ke arah ibunya. Aminah paham dengan lirikan itu, kalau dirinya memang sangat tidak percaya kalau besannya bisa berbuat sejahat itu. Rudi pun langsung memberikan laporan pada atasannya agar kasus penembakan pada Zeira, kendati yang kena adalah Afifah, ibu mertuanya. Suasana seketika menjadi riuh ketika Pemuda yang menjaga gerbang datang dengan tergesa-gesa. "Nyonya, Tuan, di luar ada Tuan besar bersama pengawalnya." Azyumardi langsung mendeka

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Zidan, Cucu Nenek!

    Pembicaraan pun langsung dihentikan diiringi oleh dimatikan handphone secara spontan.Kemudian, Neni menatap wajah Ujang sangat tajam seakan merasakan bagaimana perasaan Nizam sebagai seorang ayah yang ingin bersama anak-anaknya. 'Masa iya aku harus ke Padang?' ucap Neni dalam hati.Melihat adiknya melamun, Rudi menepuk lembut pipinya. "Kenapa lagi?" tanyanya. Neni menoleh, lalu menarik napasnya sangat panjang kemudian dikeluarkan. "Aa temani Neni ke Padang untuk mengambil Queena besok pagi!" Pintanya tanpa berbasa-basi lagi. "Ayo, kita ajak Zidan sekalian." Lirih Rudi sembari meraih lengan Zidan yang sedang bermain-main di depannya. "Mau ketemu nenek sama kakek, nggak?" tanya Rudi dengan mata menatap wajah polos Zidan."Nggak!" ketus sekali Zidan menjawab, dan langsung disela oleh Neni, "Zidan, sayang...tidak boleh begitu." Zidan menjawab kembali, "Nenek, juga kakek 'kan maunya Zidan berpisah sama mama dulu. Terus hingga Zidan tinggal di hutan...." Rupanya peristiwa dulu masih tersim

  • 7 Ramadhan Tanpamu   I Hate Shit Words!

    Pertanyaan Zehab membuat Zeira mengerlingkan sudut matanya. "Hidup ini tak harus terlalu banyak pertimbangan...." "Lepaskan dan lupakan masa lalu yang menurut kita tidak harus ada!!" "Kita nikmati saat ini?" Tangan Zehab diulurkan tepat di depan Zeira, sesaat setelah dirinya berbicara. Zeira yang sedang menikmati hangatnya kopi jahe pun menatap lekat kedua bola mata indah dan mendamaikan di hadapannya. Cangkir kopi ditaruhnya pelan sedangkan pandangannya tetap terpaut pada wajah Zehab. "Aku ingin mencoba...." Jawaban datar namun penuh kepastian. Perlahan Zeira meraih uluran tangan Zehab dan langsung disambut olehnya mesra. Mereka berhadap-hadapan. "Buatlah dirimu senyaman mungkin, dan biarkan dirimu bebas. Aku milikmu...." Bisikan Zehab di kuping Zeira dengan tangan membuka perlahan hijab yang membalut kepalanya. "Kamu sangat cantik...." ucap Zehab begitu penutup kepala itu terlepas. Zeira tersenyum tipis dan lekat sekali menikmati wajah tampan Zehad. Seiring dengan itu hati kecil

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Aku Ceraikan!!!

    Tiba-tiba saja para awak media mendatangi ke arah mobil dimana mereka bertiga berada. Seketika suasana sangat ramai dan membuat Azyumardi mengisyaratkan Dahlan untuk pergi. Melihat reaksi istrinya seperti itu kemarahan Syahrizal mencuat, dia sakit hati dan merasa kalau dirinya terdzolimi karena perselingkuhan tersebut.Di dalam keriuhan para awak media yang selalu aktif mencari-cari informasi orang-orang ternama dan menurutnya patut diupdate kehidupannya."Aku ceraikan!""Aku ceraikan!!""Aku ceraikan!!!"Suara menggema Syahrizal menghentikan aktivitas para awak media hingga mereka semua bergeming dan cekatan sekali merekamnya.Suara lantang Syahrizal pun kembali terdengar dengan menyebutkan kembali kata-kata yang sama diakhiri menyebutkan nama lengkap istrinya, Azyumardi binti Adityawarman. Sontak saja itu membuat Azyumardi termangu tanpa reaksi. Dia sadar pada tindakannya, dan, baru sekarang. Tubuhnya lemas tak berdaya seolah kekuatannya dicabut seketika karena apa yang ditakutkanny

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Jangan Bermain-main Dengan Takdir!

    Melihat reaksi lelaki di atasnya seperti tidak berkutik Azyumardi langsung menjatuhkan tubuhnya ke bawah lantai dengan cepat namun pelan. Sekarang posisinya berganti hingga membuat Dahlan tersadar dari bergemingnya. Matanya berkedip lambat. Kemudian, menatap tegas ke wajah cantik Azyu. Bibirnya hendak berbicara akan tetapi handphone milik Syahrizal yang ditaruh di atas bufet berdering nyaring. Sontak saja membuat kedua manusia tengah melakukan senggama tersebut bergegas berdiri dan membetulkan pakaiannya masing-masing. TREK! Pintu ruangan ada yang membuka. "Ehem!" Deheman kepura-puraan dari Syahrizal sambil langsung masuk dan berbicara, "Sayang, Abang lupa handphone Abang...." Itu langsung dijawab Azyumardi agak salah tingkah, "Oh, ya ...tadi berdering!" Serta dengan gesit berjalan ke arah bufet dan tangan kirinya meraih handphone milik suaminya sementara tangan kanannya membetulkan rambutnya yang acak-acakan. "Terima kasih, Sayang...." ucap Syahrizal dengan lembutnya mengambil hand

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Aku Telah Melahirkan Anakmu....

    "Iya...sudah setahun...." Jawab Nizam.Azyumardi semakin menyudutkan dirinya sebagai wanita yang penuh dosa. Benar adanya setelah menjauhkan dirinya dengan Dahlan, Azyu sangat berbeda dari biasanya. Dia sering marah-marah tak jelas pada Syahrizal dan suka menghindar jika diajak berhubungan intim. Bahkan sering tidur di rumah orang tuanya. Sangat diterima oleh dirinya kalau kehidupannya tidaklah sedang baik-baik saja kendati belum ada yang mengetahui jika dirinya tengah menyembunyikan dosa besar."Teta?" Nizam agak meninggikan suaranya karena dirinya tak mendengar suara Azyumardi. "Iya Nizam, Zeira memang pantas bahagia. Dia wanita baik-baik dan terhormat. Kamu kembalilah padanya, Bundo dan Ayah pun setuju." Penuturan Azyumardi yang sendu juga pelan membuat Nizam berdecih kasar. Lalu dia pun mengakhiri pembicaraannya begitu saja.Nizam bukan hanya ingin membawa Queena ke Belanda, dia pun akan mengajak Zidan. Kendati harus mengambil hati putranya itu terlebih dahulu. *** Dahlan sama se

  • 7 Ramadhan Tanpamu   I Love You....

    Rontaan kecil itu tak dihiraukan oleh Dahlan. Dia pun mengerti kalau itu hanya reaksi tak serius, karena diketahui jika benar-benar berontak Azyumardi akan berlari ke arah pintu apartemen atau teriak. "Kita nikmati saja malam ini, Aku yakin Kamu akan ketagihan." Bisikan pelan dari Dahlan itu seolah perwakilan isi hati dan keinginannya Azyumardi. Ya, persetan dengan statusnya sebagai istri orang penting di Indonesia. Jikalah tak terpenuhi hasrat tempat tidurnya. Malam ini, Azyumardi merelakan mahkotanya disentuh oleh Dahlan. Bukan hanya itu, dia pun menikmatinya dan memintanya berkali-kali tanpa ada rontaan ataupun berkeinginan untuk minta tolong apalagi kabur. "Kamu kesepian? Kamu tak mendapatkan ini semua dari suamimu?" Dahlan mempreteli kehidupan ranjang Azyumardi sembari mengelus rambut panjangnya. Azyumardi hanya menggelengkan kepalanya, lalu tertidur di atas dada Dahlan. Malam pun telah berganti pagi. Karenanya, Dahlan pun bergegas bangun dan menyiapkan sarapan yang sebelumnya

  • 7 Ramadhan Tanpamu   Setahun Yang Lalu

    Tidak begitu lama suara Azyumardi pun terdengar jelas di ujung sana. "Queena di sini... dan Teta pun sudah melahirkan seorang putra." -Setahun Yang Lalu- Aminah dan Adityawarman langsung datang ke Sukabumi begitu dikabarkan oleh Azyumardi bahwa Queena ada di sana. Juga, bermaksud akan mengajak Zeira juga Zidan untuk tinggal bersama mereka di Padang. Mereka telah membuka diri serta menerima Zeira. Sayangnya, setelah sampai di Sukabumi Zeira sudah tidak ada dan Zidan tidak ingin ikut dengan mereka seolah anak kecil ini telah merekam semua kejadian masa lampau. "Zidan tidak mau bersama Nenek dan Kakek!" Teriakannya itu membuat Adityawarman terdiam sejenak hingga dan mengingat bagaimana dirinya mengorbankan Zidan ccucunya demi harta. Air mata bapak tua ini mengalir tak terbendung lagi karena menyesal kesempatannya dulu sempat bersama Zidan disia-siakan begitu saja. Sementara Azyumardi tengah merangkai sebuah drama agar rahasianya tidak terbongkar. -Flashback on- Malam yang sepi di an

DMCA.com Protection Status