“Tentunya. Kita tidak akan terpisah lagi seperti dulu. Ayah dan ibu akan menobatkan kamu sebagai ahli waris. Tidak akan ada lagi ucapan-ucapan yang tidak mengenakkan tentangmu,” jawab Dave. “Luna!”
Luna yang sedang bertukar pesan bersama Rio mengangkat wajahnya. Gadis berambut pirang itu menunggu perintah dari ayah angkatnya. Namun Alina berharap, tugas ini jangan terlalu rumit buat kedua putrinya.“iya Ayah,” sahut Luna.“Aku akan menambahkan liburan kalian selama tiga bulan.” Dave sengaja menambahkan jadwal liburan.“Ayah?” pekik Alina.Alina tidak setuju jika liburan Sang putra ditambah. Ia sudah tidak sabar ingin hidup bersama Sang putra dalam satu rumah. Mengingat kejadian beberapa hari terakhir, Dave sangat gelisah. Kegelisahannya jarang sekali diceritakan kepada Alina.“Aku berharap Davey dapat mempelajari ilmu bisnis. Dalam jangka waktu selama itu, kedua Putri angkat kita bisa membuat Davey mempelajari semuanya,” jelas“Belum saatnya aku menjelaskan apapun itu kepada kamu. Jika aku menjelaskan tentang semuanya, kamu tidak akan bisa menerimanya dengan logika. Intinya dendam masa lalu kami harus dilaksanakan,” jelas Cheng yang mengangkat pentol memakai pedang. Davey tidak berhasil mengorek keterangan dari Cheng. Davey harus bersabar dengan kedua kakak asuhnya. Davey mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut.“Ada apa sih sebenarnya? Setiap bertanya selalu saja mereka diam. Apakah aku harus meminta Kak Rio mencari informasi tentang keluargaku?” Davey merenung sambil keluar dari dapur. Setelah itu Davey melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu.Luna melihat wajah Davey yang penuh dengan kekecewaan. Sebenarnya ia tidak tega kepada Davey dan ingin membuka rahasia keluarga Torres. Luna hanya bisa bersabar menunggu hari tersebut. Hari dimana ia bisa mengatakan dengan jujur.“Ayah, apakah ayah menginap disini?” tanya Davey membungkuk sambil meraih kue brownies di meja. “Tidak. Kami harus kembali la
Ketika Bao sedang menangis, naga dewasa sedang berjaga di depan rumah terkejut. Ia segera merubah dirinya menjadi manusia. Naga itu mendekati Bao dan berlutut di hadapannya. Supaya sang naga itu bisa mengimbangi tinggi badan Bao. “Pangeran,” seru sang naga itu. “Paman Zhang, dimana ayah? Huaha,” tanya Bao menangis dengan kencang. “Pangeran dari mana? Kami mencarimu,” ucap Zhang nama naga itu tiba-tiba saja panik.Bao belum bisa menghentikan tangisannya. Ia menangis bukan karena sedih. Melainkan Bao sangat marah. Zhang berusaha merayu Bao agar tidak menangis. Ia membaca mantra lalu tak lama ada es krim satu mangkuk berada di depannya. Ia memegang es krim itu dan menyodorkan ke Bao. “Anak manis jangan menangis. Ini paman kasih es krim,” rayu Zhang sambil tersenyum. Bao yang melihat es krim itu matanya berbinar seketika. Ia segera meraih es krim tersebut dan memakannya. Bao tersenyum sambil menghabiskan es krim tersebut. “Ada apa?” tanya Zhang. Bao mulai menceritakan apa yang dide
Zhang dan Ma sudah sampai rumah sakit. Mereka merubah dirinya menjadi manusia. Mereka sangat mirip seperti orang-orang mengejar Davey tadi. Mereka melihat-lihat seperti orang ketakutan. Jujur mereka baru kali ini melangkahkan kakinya masuk ke rumah sakit. Aroma obat sangat jelas tercium hingga ke hidung mereka. Mereka baru mengetahui aroma obat modern seperti ini. "Apakah rencana ayah berhasil membunuh Luna dan kawan-kawannya?" Marlina tersenyum membayangkan jika mereka sudah tiada. "Lalu, kalau mereka sudah tidak ada, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Andika sambil menatap sang adik. "Aku ingin beli baju-baju mahal untuk dipamerkan ke teman kampusku. Sekalian aku pengen ganti mobil. Kalau bisa beli mobil sport keluaran terbaru," seru Marlina sambil bergelayut manja di lengan Andika. Andika hanya bisa mengembuskan nafasnya dengan kasar. Ia tidak tahu harus berbuat apa kepada sang adik. Hampir setiap hari pekerjaannya pamer kepada teman-temannya. Sesungguhnya ia malu dengan kelak
“Masa ibu lupa dengan kami sih?” tanya Bao tersenyum manis. Luna bingung harus berkata apa. Semalam ia masih teringat tentang dirinya kecelakaan. Sekarang ada kedua anak kecil hadir di hadapannya. Luna menggelengkan kepalanya dengan cepat. Mana mungkin usianya masih muda memiliki dua anak kecil? Jangankan punya suami, pacar juga tidak punya. “Dia,” tunjuk Davey ke arah Luna sambil memandang mereka. “Bukan ibu kalian.” “Tapi beliau adalah Ratu Fang Hua istri dari Raja Cheng,” celetuk Lulu tanpa berdosa, “Apa-apaan ini? Drama apa lagi ini!” Davey kesal kemudian berdiri. Mata Davey membulat sempurna. Ia melihat beberapa foto Luna bersama Mia terpampang jelas di dinding. Davey juga menyapu kamar Luna hingga tersadar. “Perasaan, semalam kita masih berada di Malang. Kita pergi menuju ke bandara beramai-ramai dengan memakai mobil ayah?” Davey mengerutkan keningnya dan keluar dari kamar Luna.“Siapakah kalian ini? Kok kalian memanggil aku ibu? Aku sendiri belum menikah sama sekali,” k
Luna tidak paham apa yang dirasakan oleh Davey. Ia membiarkan saja Davey merangkulnya sesuka hati. Sedangkan Mia sengaja berada di belakang mereka. Mia memang sengaja hanya demi melindungi Davey. Tak lama Cheng masuk ke dalam tubuh Davey. Ia memang sengaja melakukannya demi menyentuh Luna. Rasa cintanya kepada Ratu Fang Hua sangat besar. Ia sudah berjanji akan melindungi ratunya sampai kapanpun. "Kenapa kamu masuk ke dalam tubuhku?" tanya Davey dalam hati. Davey sengaja berkomunikasi bersama Cheng memakai hati. Ia tidak mau raganya berbicara sendiri. Ia tidak mau dikira sebagai pria yang memiliki kebutuhan khusus. "Aku memang sengaja masuk ke dalam tubuhmu hanya ingin mengingatkan. Kalau aku ingin mencium aroma ratuku!" Cheng tersenyum mengejek. Saat masuk ke dalam lift, Cheng sengaja mengendalikan tubuh Davey. Cheng menyuruh jiwa Davey tertidur sementara. Ia ingin berbicara kepada Luna dan Mia dengan leluasa. "Apakah Davey benar-benar ingin kesini?" tanya Alina sambil meenyodor
"Bruno itu sangat licik sekali. Jangankan Bruno, Dira maupun kedua anaknya juga licik. Berbagai cara yang ia lakukan demi mendapatkan kekuasaan di perusahaan ini. Cepat atau lambat Bruno akan mengumumkan kematian ahli waris perusahaan ini. Aku ingin meminta kamu supaya mengembalikan ingatannya pada malam tadi. Walau menyakitkan tapi mereka harus tahu. Dibalik kecelakaan mereka ada Bruno," jelas Luna.Sang raja naga mencerna perkataan Luna. Ia baru sadar jika rencananya ini tidak tepat. Cepat atau lambat Bruno akan mengumumkan kematian sang ahli waris perusahaan Torres group ke berbagai media."Kok aku baru sadar ya? Jika kesalahanku ini akan membuat bencana besar bagi keturunanku," ucap Cheng. "Jangankan Bruno, masih banyak lagi musuh dalam selimut di dalam keluarga Torres. Aku sudah mengantongi nama-namanya. Tapi kami nggak bisa melawannya. Dikarenakan kami bukan anak kandung dari Tuan Dave." Mia mengeluh sambil menatap langit-langit. Melihat sang ratu dan selirnya gelisah, sang ra
Mereka bingung dengan perkataan Cheng. Bukankah penjelajah waktu sering ditemukan di dalam novel Fantasi. Atau bahkan di komik-komik yang sedang happening sekarang? Kedua Kakak adik itu saling memandang dan mencerna perkataan Cheng. "Ada-ada saja Tuan Raja Naga. Sebenarnya kami sering mendengar istilah sang penjelajah waktu. Kalau di dunia nyata belum ada sama sekali. Kami sering menemukan di dalam dunia novel maupun komik online." Luna membuat Cheng bingung.Di dalam dunia naga, sang penjelajah waktu sudah tidak asing lagi. Bahkan para naga sering melakukan pertapaan demi mendapatkan ilmu untuk menjelajah waktu ke masa depan maupun masa lalu. Jadi buat mereka hal itu sudah menjadi biasa."Kalau kamu mau aku serius. Aku bisa mengajakmu ke masa lalu kalian. Bahkan kalian akan mengetahui, siapa diri kalian sebenarnya?" Cheng paham dengan kebingungan kedua Kakak adik itu."Kalau menurut logika itu sangat gila. Tidak ada orang yang mampu percaya dengan itu semuanya. Masalah ini menjadi p
Ketiga pria itu bingung. Dengan cepat mereka menetralisir keadaan. Namun Dave dapat menangkap wajah bingung."Nanti saya kirimkan tuan," jawab Dicon. "Saya tidak akan menandatangani surat ini sebelum melihat barangnya. Dan satu lagi, jangan melarangku bekerja sama dengan pihak lain. Karena aku memiliki hak sepenuhnya pemegang perusahaan ini," jelas Dave. Salah satu dari mereka tidak terima. Orang tersebut tetap memaksa Dave. Cheng menyuruh Davey mendekati sang ayah. Davey pun berjalan perlahan mendekati Dave. "Ayah, jangan pernah tanda tangani surat itu. Walau orang itu memaksa jangan sekali-sekali menandatanganinya," pinta Davey. Dave tersenyum hangat kepada Sang putra. Dave melambaikan tangannya untuk segera mendekat. Davey menatap tajam ke arah ketiga pria tersebut. "Tolong tanda tangani surat itu. Bahan bakunya akan saya kirim sekarang juga." Tino memaksa Dave menandatangani surat tersebut. "Aku tidak tahu kalian siapa. Surat perjanjian tidak tertuliskan seperti itu. Seluruh
Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama