"Ya itu benar. Kami tidak setuju jika mereka langsung meninggalkan dunia ini dengan mudah." Tse mengingatkan mereka agar bersiap bermain bersama. Mereka tersenyum dan ingin menyaksikan mereka mati dengan tersiksa. Namun mereka harus bersabar. Balas dendam ini akan penuh dengan taktik. Sang raja naga diam-diam sudah memiliki strategi. Yang dimana mereka belum mengetahuinya. Di kantor Torres Group, Sani menyuruh orang-orangnya membersihkan barang Dave. Dengan lancangnya Sani meminta mereka membuangnya. Sani tertawa karena sudah memenangkan pertandingan ini. "Sekarang aku yang akan menduduki jabatan ini. Seluruh aset Torres Group adalah milikku. Dave maupun Alina tidak akan menikmati asetnya kembali," ucap Sani tertawa mengerikan. Seluruh anak buah yang turut membersihkan barang-barang Dave ketakutan. Jujur mereka lebih baik mendengarkan mbak-mbak memakai pakaian putih yang nangkring di atas pohon. Kata mereka suara mbak-mbak itu sangat renyah. Selesai menyelesaikan pekerjaannya, mer
"Tidak jadi. Lebih baik kita beristirahat. Besok pagi kita terbang lebih awal," jawab Luna yang meninggalkan Mia. Mia berdiri langsung menyusul Luna. Ia juga ingin beristirahat demi menjaga kondisinya. Meski lagi sibuk mereka ingat kapan waktunya beristirahat. Mereka harus memiliki kondisi yang fit demi menghadapi masalah itu. Sebelum masuk kamar Siro memanggil mereka. Siro memberitahukan pesan Lance agar segera menemuinya. Luna pun tersenyum dan mengajak Mia pergi ke kamar orang tuanya. Mereka ingin memeluk kedua orang tuanya sebelum tidur. Sedangkan Davey masih dalam posisi yang sama. Ia belum beranjak dari tempat duduknya. Seperti biasanya ia menatap bulan lalu mencurahkan isi hatinya tanpa harus bersuara. "Masalah ini akan berakhir sebentar lagi. Kamu jangan gelisah seperti itu," ucap Cheng. "Aku nggak gelisah. Tapi aku marah sama diriku yang tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Davey. "Setiap orang tidak akan bisa menyelesaikan masalahnya. Ia harus memiliki partner dalam hidup
"Seperti biasa,” jawab Dira yang tidak ingin lama-lama bertatapan wajah dengan Burhan. Dira langsung masuk ke dalam tanpa memperdulikan Burhan. Ia segera mencari keberadaan Sani. Namun sebelum bertemu Sani, ada seorang pelayan mendekatinya. Pelayan itu mengatakan kalau Sani tidak ingin diganggu. Betapa kesalnya hati Dira saat ini. Dira memutuskan untuk pergi meninggalkan mansion itu. Athena Yunani. Suasana pagi ini sangat cerah. Luna mempersiapkan barang-barang yang akan dibawanya. Ia terdiam dan melihat Cheng sedang duduk di ranjang. Luna akhirnya duduk di hadapan Cheng. “Tuan naga,” panggil Luna dengan lembut. Cheng yang hanya memejamkan mata tersenyum. Ia membuka matanya sambil menatap Luna. Cheng mulai memperbaiki posisi duduknya. “Ada apa?” tanya Cheng. “Tidak apa-apa,” jawab Luna. “Apakah kamu tinggal disini?” “Aku harus kembali untuk melindungi kalian. Sani semakin membuat ulah,” jawab Cheng. “Apakah ulahnya itu bisa merugikan banyak orang?” “Ya... kamu benar. Banyak
Chelsea tertawa melihat Davey yang bingung. Chelsea merasa beruntung mendapatkan suami yang sayang pada kedua putrinya. Hal ini membuat Chelsea tidak cemburu. Bahkan ia sering mengabadikan momen ini. “Tidak ada kata cemburu buat ibu. Hal terindah dalam hidup adalah memiliki suami yang mengayomi anak-anaknya. Apalagi mereka perempuan,” jawab Chelsea. Jika memiliki anak perempuan, kemungkinan Davey akan melakukan hal sama. Ia lebih protektif kepada mereka dan melindunginya. Jujur Davey berharap momen seperti itu akan terjadi. Namun kapan, jawabannya adalah entah. Mia hampir lupa dengan pesawat Alina. Ia segera melepaskan Lance dan duduk manis sambil menunggu Luna. Tak butuh waktu lama Luna akhirnya melakukan hal sama seperti Mia. Mereka sengaja duduk di samping Lance. “Ayah, kenapa ayah tidak membiarkan pesawat ibuku terbang?” tanya Davey. “Di pesawat ibumu ada beberapa penyusup,” jawab Lance. Mereka terkejut dengan pernyataan Lance. Selama ini mereka percaya kalau di dalam kabin
Kedua pengawal itu menceritakan tentang kronologi sesungguhnya. Panos yang mendengarnya sangat geram. Panos bisa menyimpulkan kalau pria itu suruhan seseorang. Ia tidak bisa menebak siapa yang menyuruhnya? “Kamu disuruh siapa?” tanya Panos. Pria itu tidak menjawab. Ia memilih diam tanpa mengeluarkan suara apapun. Dave menatap kedua pengawalnya sambil meminta penjelasan. Kedua pengawal itu tidak tahu disuruh sama siapa? “Kamu makan dimana? Beritahu tempatnya. Nanti biar Panos yang melacak keberadaan kedua orang itu.” Dave meninggalkan mereka lalu masuk ke kamar. Kedua pria itu menjawab serempak. Salah satu dari mereka memberitahukan dimana tadi sarapan. Panos meraih ponselnya dan menghack cctv restoran itu. Panos memperlihatkan kedua pria memakai baju hitam. Kedua pengawal itu pun mengangguk setuju. “Ya... ini mereka. Kami tidak menoleh ke belakang. Kami hanya mendengar obrolan mereka,” jawab salah satu dari mereka. “Sepertinya dia adalah pembunuh profesional,” celetuk Panos. Pa
“Pokoknya kamu harus pilih.” Davey membungkukkan badannya sambil tersenyum iblis.“Apa itu?” tanya Chiko. “Sebentar kenapa. Jangan buru-buru seperti itu,” jawab Davey. “Sekarang aku tanya sama kamu. Kalau kamu berhasil membunuh ayah ibuku, kamu dapat apa?” Chiko menelan salivanya dengan susah payah. Ia tidak bisa menyebutkan nominalnya berapa? Chiko dijanjikan sejumlah uang cukup banyak. Yang jadi pertanyaan kali ini, apakah Wiryo akan menepati janjinya?Cheng yang sedari tadi diam saja akhirnya membuka suara. Ia mulai berkomunikasi kepada Davey dengan hati. Cheng menceritakan kalau Wiryo tidak akan memberikan apapun kepada Chiko. Setelah mendengar pernyataan dari Cheng, hati Davey miris.“Berapa nominal yang kamu dapatkan?” tanya Davey. “Sekitar sepuluh miliar,” jawab Chiko. Luna terkejut dengan nominal yang disebutkan itu. Luna mencebik karena tidak percaya dengan nominal yang disebutkan itu. Ia menggelengkan kepalanya sambil berkata, “Mana mungkin kamu akan mendapatkan uang seb
"Ya... kamu boleh ikut. Asal jangan gegabah. Kita akan memakai otak tuan muda," jawab Luna. "Oh... calon istriku, sepertinya kamu adalah wanitaku," celetuk Davey sengaja tidak menyaring pembicaraannya. "Llau bagaimana dengan Mia?" tanya Luna. 'Dia juga calon istriku," jawab Davey. Lance melongo mendengar perkataan dari Davey. Bisa-bisanya Davey mencintai kedua putrinya sekaligus. Ia ingin marah namun niat itu diurungkan begitu saja. Kemudian Lance mengusir mereka melakukan misi penangkapan Unang. "Pergilah kalian. Jangan sampai terlambat. Jika saja terlambat maka kalian akan rugi!" Lance mengusir mereka dengan nada tegasnya. Mereka kocar-kacir pergi meninggalkan kamar Luna. Saat keluar kelima pengawal milik Lance mengikutinya dari berlakang. Luna pun berhenti dan memandang mereka. Ia bingung harus diapakan mereka? Sebenarnya misi penangkapan ini berempat saja sudah cukup. "Bisakah kalian kembali?" tanya Luna. "Kami tidak bisa kembali nona, sebelum kalian juga kembali," jawab s
Mereka tertunduk lesu mengingat janji manis Unang. Selama tiga bulan belakangan terakhir ini mereka belum mendapatkan bayaran. Mereka takut berkata jujur di hadapan Unang. Unang pun menatap mereka tajam seperti pisau yang akan menghujam ke jantung masing-masing. Davey menoleh sambil menatap Unang kembali. Davey tidak habis pikir dengan Unang. Bukankah uang yang diberikan oleh Wiryo itu untuk membayar semua anak buahnya sudah bekerja keras? "Katakan dengan jujur. Atau kalian akan mati di tangan kedua calon istriku," desak Davey. Salah satu dari mereka akhirnya maju. Ia adalah pria yang bernasib sial. Yang lebih parahnya lagi ia belum mendapatkan bayaran sama sekali selama menjadi anak buah Unang. "Kami memang belum dibayar sama sekali Tuan Davey," ucap pria itu. "Ricky! Apa yang kamu katakan! Apakah kamu mau menusukku dari belakang?" tanya Unang yang meledakkan emosinya. Luna tertawa mendengar Unang marah. Baginya Davey sudah menang menghadapi kasus ini. Ia yakin setiap masalah t