Beranda / Pernikahan / 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku / Bab 44. Hanya Tuhan yang tahu

Share

Bab 44. Hanya Tuhan yang tahu

Penulis: Ohmyrum
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-13 23:21:44
"Astaga Lian, aku kaget waktu dengar kabar kamu terjatuh di catwalk. Apalagi kemarin acara itu ada live streamingnya kan di channelnya Ovi Margareta?"

Pagi-pagi, Sofi dan Ine datang ke rumah Lian dengan wajah penuh khawatir dan membawakan buah, makanan, segalarupa.

"Iya. Aku merasa bersalah sekali kemarin. Sampai mau sujud saja untuk meminta maaf. Tapi untungnya tante Ovi baik sekali dan tidak mempermasalahkan kejadian itu. Malah beliau sangat perhatian dan meminta aku periksa ke rumah sakit."

"Ah ... Syukurlah kalau begitu. Sekarang kondisi kaki kamu bagaimana?" tanya Ine.

"Aman. Kata dokter hanya sedikit ada keretakan di tulang, tapi tidak parah. Nanti siang juga akan ada terapis yang datang. Kamu sendiri baru lahiran sudah meninggalkan baby saja. Memang tidak apa-apa?"

Ine tersenyum. "Rio di rumah, jadi biarkan sekali-kali dia yang kerepotan. Lagipula ada ibunya juga dan membiarkan aku keluar sebentar."

"Oh, aku kira kamu sudah tidak bertanggung jawab dengan anakmu," celetuk Sofi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 45. Keresahan hati

    Seusai terapis pulang, Lian makan di ruang makan. Sofi dan Ine tadi membawakannya rendang dan makanan yang bisa dihangatkan. Kakinya sudah mendingan. Tidak sesakit kemarin, jadi ia bisa beraktivitas di dalam rumah meski masih harus memakai kruk.Lalu, Saga pulang dan memasuki rumah dengan diam. Lian bisa melihat lelaki itu berjalan menuju kamar dari pintu kaca ruang makan. Ia menyusulnya. Matanya mengedarkan pandangan dan menemukan lelaki itu terbaring di atas ranjang dengan separuh kaki masih menapak lantai. Satu tangannya menekan-nekan pangkal hidungnya.Ada begitu banyak alasan Lian bisa marah dengan Saga. Yang pertama, Saga lembur bahkan sampai tidak pulang ke rumah sementara ia sedang sakit. Yang kedua, Saga tidak membalas chatnya sejak semalam dan malah mengirim chat pada Rama untuk tinggal di rumah, menemani Lian. Yang ketiga ... foto yang ia temukan di sosial media Arana dan caption 'Finally, after 3 years' yang penuh tanda tanya itu.Hatinya tiba-tiba berubah haluan melihat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 46. Kedatangan Ibu Mita

    "Lian tidak apa-apa Ibu. Hanya cedera sedikit, ini juga sudah enakan. Saga ada di rumah, dia sedang tidur." Lian menghela Ibu Mita masuk setelah melihat ada supir pribadi Ibu yang kini sedang mengobrol dengan satpam rumah depan."Sore-sore begini, Saga tidur? Kalau begitu biar Ibu bangunkan ya. Tidak elok tidur menjelang gelap."Lian dengan terbata duduk mendekat ke Ibu Mita. Ia menahan lengan Ibu dengan lembut."Saga baru pulang Bu dari kantor. Semalam dia lembur karena ada masalah. Jadi, biarkan dulu ya, Bu.""Lembur di kantor dan tidak pulang? Ya ampun. Istri baru sakit malah ditinggal kerja." Ibu Mita jadi kesal sendiri."Bu, Mas Saga kan bukan yang punya perusahaan, jadi wajar jika masih harus sesuai dengan perintah atasannya. Lian tidak apa-apa kok Bu, di rumah juga ada Kulu dan asisten pribadi Mas Saga yang diutus ke sini."Ibu Mita menipiskan bibirnya. "Saga sebenarnya bisa saja membuat perusahaannya sendiri. Ibu sudah bilang sejak dua tiga tahun lalu, tapi dia ngeyel tetap ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 47. Kenyataan yang menyakitkan

    Tiga kata lucu 'Kalian jangan khawatir'.Saga tertawa sumbang mendengar perkataan Ibu Mita yang kelewat santai itu. Bagaimana mungkin Ibunya datang ke rumah hanya untuk memberitahukan bahwa beliau ternyata mengidap kanker? Sudah stadium akhir pula dan bicara seolah penyakitnya itu hanyalah demam biasa? Anak mana yang bisa tidak khawatir mendengar hal tersebut?Lelucon apa ini?Saga menggeleng. Ia lantas menunduk dalam, mencoba mencerna kembali kata-kata informasi yang terlalu cepat itu. "Ibu ... " Sementara itu Lian tercenung dan memanggil lirih dengan mata berkaca-kaca.Air mata Lian lebih dulu tumpah daripada Saga yang terlihat kuat. Atau sebenarnya Saga hanya pura-pura kuat dan tidak mau membuat ibunya lebih khawatir. Diagnosis itu saja pasti sudah membuat Ibu sedih terlebih dahulu dan Saga tentu tidak mau menambah beban kesedihan ibu lagi dengan menatap anaknya yang cengeng."Sudah, sudah, Nak. Ibu tidak apa-apa. Jangan terlalu bersedih. Penyakit hanya sugesti. Ibu akan sembuh. I

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 48. Fokus kepada Ibu Mita

    Lian memenuhi pet food dispencer dengan makanan Kulu. Setelah memastikan kandangnya sudah bersih dan nyaman. Ia meraih Kulu dan mengelus serta menciuminya dengan gemas di gendongannya. Kakinya berjalan terbata tanpa kruk menuju sofa."Baik-baik di rumah ya, Kulu. Kalau mau makan sudah tersedia penuh, mau kamu habiskan juga tidak masalah sampai perutmu buncit," kata Lian."Serius tidak mau bawa Kulu sekalian?" tanya Saga yang sudah keluar ruang kerjanya dan membawa beberapa barang pentingnya.Sore ini, ia dan Saga akan menginap di rumah Ibu Mita sampai dua atau tiga hari ke depan. Mereka benar-benar meluangkan waktu untuk menemani Ibu Mita di rumah. Lalu akan pergi ke dokter bersama dua hari lagi.Lian sudah bilang pada Hana dan selama proses penyembuhan kakinya, ia bisa bebas dengan pekerjaan. Jadi tidak ada yang perlu ia pikirkan sekarang selain Ibu Mita. Sementara Saga, ia berusaha semaksimal mungkin untuk menghandle pekerjaannya dari rumah. Mungkin akan ke kantor, tapi tidak sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 49. Pengusiran aneh

    "Kemungkinannya sangat rendah. Namun, keajaiban bisa saja terjadi."Dokter Oknologi itu berujar kepada Saga. Lelaki itu sudah mempersiapkan andaikata kalimat ini akan disampaikan oleh sang dokter, tapi nyatanya tetap saja ia kaget dan tidak siap. Rahangnya mengeras dan matanya menatap satu titik ke arah dokumen hasil tes lab di atas meja dokter tersebut. Saat kembali menegakkan tubuh, dokter itu seperti memberikan satu cercah tatapan harapan yang tidak bisa Saga definisikan. Namun, Saga rasa, semua dokter akan melakukan itu untuk menyemangati pasien serta anggota keluarganya bukan?"Seberapa sering kemungkinan keajaibannya terjadi, Dok?" tanya Saga.Pertanyaan yang sebenarnya di luar dari keilmuan, tapi sejak tadi pun, Dokter sudah menjelaskan kanker yang ada di tubuh ibu Mita secara detail berdasarkan pemeriksaan fisik serta lab."Selama saya menjadi dokter Oknologi dua puluh lima tahun, keajaiban terjadi pada beberapa pasien saya. Bahkan yang sudah divonis hidupnya tinggal dua ming

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 50. Pagi yang panjang

    Ternyata tidak butuh waktu lama untuk kaki Lian sembuh. Hari ini, kakinya lumayan lebih enak. Bisa untuk belajar berjalan tanpa kruk dan melakukan aktifitas. Meskipun masih di perban. Tentunya hanya bisa di dalam rumah saja karena ia tidak bekerja. Hana pun mewanti-wanti untuk Lian tetap di rumah sampai benar-benar sembuh total.Sejak pagi, Saga sudah berkutat dengan laptopnya di ruang kerja. Sesekali lelaki itu juga akan menelepon Bi Ratmi untuk menanyakan kabar Ibu Mita. Ya, Saga seprotektif itu kepada ibunya sekarang.Sementara Lian sudah menguasai dapur juga sejak pagi. Ia memasak beberapa menu makanan. Niatnya mau mengirim sekalian untuk Ibu Mita, tapi mengingat jarak rumah yang lumayan jauh, nanti makanannya keburu dingin. Akhirnya, Lian memesankan healthy food saja dan memasak cukup untuknya dan Saga sarapan.Lian membuat udang asam manis, soup dan capcay. Tangannya lihai memotong, meracik dan mengaduk di atas panci. Ia kesana-kemari dengan lincah untuk menyiapkan beberapa piri

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 51. Panas pagi-pagi

    Pada akhirnya Lian harus menghangatkan masakannya. Oh sungguh jadi kerja dua kali. Ini semua karena Saga yang mengajaknya mandi bersama dan jadi pagi terlama mereka.Di sisi lain, Lian memang tidak mau melewatkan kesempatan ini. Seperti kata Anggi. Namun, agaknya sekarang ia menyesal. Seberapa keras pun Lian merayu Saga untuk keluar di dalam, hasilnya tetap sama saja. Zonk! Saga mengeluarkan benih-benih itu di luar. Lian menatap nyalang melihat para benih yang disia-siakan di lantai dan terhempas terguyur air, lalu masuk ke saluran pembuangan itu.Astaga! Padahal untuk menjadi anak, cukup satu saja berlomba masuk ke dalam rahimnya dan menemukan si telur. Mubazir sekali bukan?Ya sudahlah. Hari masih panjang. Semoga saja nanti Saga khilaf dan lupa memakai pengaman atau berpikir mengeluarkannya di dalam. Lian harus optimis."Kenapa melamun?" tanya Saga yang ternyata sudah menghabiskan isi piringnya.Lian mengerjap dan memberikan Saga senyum manis. "Mau nambah tidak? Udangnya masih, Ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-21
  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 52. Memantau Ibu Mita

    "Jadi, apa dalam waktu dekat ini kamu akan berhenti?"Masih mengatur napas akibat cumbuan mereka, Lian langsung mengerti apa yang dimaksud Saga.Ia menggeleng. "Berproses. Aku masih ada kontrak dengan brand sampai dua atau tiga tahun mendatang. Jadi, mungkin aku akan mengurangi kerjaan ku saja mulai sekarang. Bagaimana?" Kedua alisnya naik ke atas bertanya."It's good. Tapi, kamu masih tiga puluhan something. Perjalananmu mungkin masih panjang kan? Kamu pasti mempunyai hal yang belum kamu capai selama ini. Lagipula, biasanya orang akan rehat dari pekerjaannya, minimal lima puluh tahun. Tidak apa-apa?"Satu-satunya hal yang ingin ia capai sekarang hanyalah mempunyai anak dan memimpikan hidup jadi ibu rumah tangga yang bahagia. Namun, Lian tidak bisa mengatakan itu langsung kepada Saga sekarang bukan? Ia takut merusak suasana ini. Suatu hari, ia akan mengutarakannya dengan gamblang."Siapa bilang Mas? Aku memulai semua ini bahkan lebih muda

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-22

Bab terbaru

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 62. Berdamai dengan masa lalu

    Sudah terlalu lama Lian berjibaku dengan pikirannya sendiri. Dengan asumsi bahwa setelah Fahri kembali dari menuntut ilmu di luar negeri, lelaki itu tidak akan mengenali Lian lagi. Terbukti, waktu itu Lian diam-diam datang ke rumah Fahri saat lelaki ia sedang liburan dan pulang ke tanah air. Fahri sedang sangat buru-buru memasuki mobilnya. Fahri semakin menawan dengan setelan jas mahalnya. Dari sana, Lian bisa menyadari bahwa ia masih belum bisa bersanding dengan Fahri. Meski perasaannya mungkin tidak berubah, kenyataan menyentaknya untuk berhenti. Berhenti mengharapkan diri kembali pada Fahri dan berhenti berharap. Maka, ia pun pergi dari kompleks rumah itu setelah melihat mobil Fahri menghilang di belokan gang. Ia merasa menjadi manusia yang paling putus asa, saat itu. Ia menaiki bis untuk kembali ke kost-kostannya yang masih empat kali empat itu. Namun, justru takdir mempertemukannya dengan Saga.Seolah alam semesta tidak bekerja sendiri, ada andil takdir juga, ia dan Saga akhirnya

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 61. Semesta bercanda

    Selayaknya pagi adalah waktu yang tepat untuk mengawali hari, pertengkaran mereka di malam hari selalu teredam di waktu pagi. Mereka akan baikan dengan sendirinya di pagi hari. Namun kali ini, tidak. Semalam, Saga dengan kemauannya sendiri tidur di sofa ruang tengah setelah mengisolasi diri di ruang kerjanya. Lian juga tidak berinisiatif untuk menawarkan Saga tidur di kamar. Ia hanya membawakan selimut ketika malam telah larut dan Saga sudah terlelap. "Aku berangkat," pamit Saga kepada Lian di ambang pintu kaca pembatas antara ruang tengah dan dapur. Lelaki itu bahkan tidak repot-repot menghampiri dan memberikan kecupan hangat kepada Lian. Jangankan itu, menoleh barang sejenak saja tidak. Saga melenggang pergi menuju carport."Mas ... " Lian menyusul Saga ke carport dan memberikan satu kotak makan. "Aku mungkin tidak bisa ke kantor kamu membawakan makan siang. Hana sudah mengatur kembali jadwal kerjaku. Jadi, bawa ini untuk makan siang."Tanpa berkata apa-apa, Saga meraih kotak maka

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 60. Gara-gara Merlot

    "Semua yang ada di kepalamu isinya hanya kamu meragukanku, Lian."Saga lantas meraih laptopnya dan membawanya ke ruang kerja. Sebelum mencapai ambang pintu, Saga menoleh lagi dan berkata sesuatu yang membuat Lian semakin tercengang dan bingung."Segera selesaikan urusan masa lalumu," ujar Saga dengan nada paling dingin yang pernah Lian dengar, membuatnya bergidik.Lelaki itu menutup kasar pintunya tanpa sedikitpun memikirkan perasaan Lian. Ya, apa yang harus dipikirkan setelah kekacauan yang Lian buat sendiri?Kulu berlari menghampiri Lian, naik di atas sofa seolah tahu bahwa pemiliknya kini sedang tidak baik-baik saja. Kulu seolah ingin menghibur Lian dengan mengibaskan ekor berbulu lebatnya dengan gemas. Maka, Lian meraih Kulu dan mendekapnya dengan erat. "Kulu ... " Satu butir air mata jatuh melalui pipinya. "I'm so stupid!"Pukul dua siang, Saga belum juga keluar dari ruang kerjanya. Sementara Lian sudah bersiap akan ke rumah sakit untuk mengecek kakinya dan melepas perban yang ma

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 59. Penjelasan semalam

    Lian membuka matanya dengan berat. Ia sudah berada di kamar dan cahaya matahari yang menembus vitrase, lembut menyerbunya. Satu kerjapan, dua kerjapan dan Lian merasa mual. Ia pun menyibak selimut dengan kasar dan berlari ke kamar mandi.Lian menundukkan kepalanya di wastafel dan memuntahkan isi perutnya akibat mabuk semalam. Astaga! Apa yang ia perbuat semalam sampai ia lupa semuanya dan jadi seperti ini? Sudah sekian lama ia tidak mabuk. Rupanya saat kembali mabuk, justru rasanya sekacau ini. Tenggorokannya kering dan napasnya memburu.Ia mendongak, melihat pantulan dirinya di kaca atas wastafel setelah mengusap wajahnya dengan air. Satu kata; berantakan. Rambutnya mencuat kemana-mana. Matanya memerah dan oh shit! Ia hanya mengenakan piyama tipis tanpa terkancing semua.Pasti semalam adalah situasi bencana.Kepalanya pening dan ia menunduk dalam untuk menetralkannya. Lalu, ia mencoba mengingat dengan detail apa yang terjadi hingga tidak sadarkan diri dan bangun di siang bolong begi

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 58. Masih soal mantan

    "Kalau begitu, kita menikah muda. Aku janji akan membahagiakanmu. Aku janji tidak akan ada yang berani mengusikmu. Kamu begini pasti terpengaruh dengan orang-orang di sekitarku bukan? Sehingga kamu bisa berpikir begini? Lianda, please! Kita sama-sama sudah dewasa dan tahu apa yang kita rasakan satu sama lain."Lian marah dengan perkataan Fahri yang seenaknya itu. Ia menghembuskan napasnya dengan kasar. Lalu memalingkan wajah ke lain arah. Ia tidak mampu lagi membendung air matanya."Jika semudah itu, mungkin aku tidak akan banyak berpikir Fahri. Justru kita sudah sama-sama dewasa, kita harusnya tahu bahwa realita ini ada. Kamu terlalu baik untukku, dan aku terlalu buruk untukmu.""Tidak ada yang bilang begitu, Anda!" Suara Fahri meninggi."Aku yang bilang. Aku yang merasakan bahwa ketimpangan ini sangat amat menyiksaku selama ini dan aku sadar, bahwa hubungan ini tidak akan sehat. Please ... " Mohonnya dengan mata yang sudah sepenuhnya basah dan menatap Fahri dengan sayu.Saat itu pul

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 57. Flashback

    Flashback On—Sore itu, Lian menangis di sudut kamar kosnya. Kamar yang menjadi saksi bisu, bagaimana perjuangannya masuk ke dunia modeling, bagaimana kerasnya persaingan dan industri, serta bagaimana ia mengetahui karakter orang-orang yang sesungguhnya. Semua perasaan sudah ia lalui dan lampiaskan di kamar yang hanya berukuran empat kali empat meter ini. Kebahagiaan, kehilangan, kesedihan, kekecewaan dan sebagainya.Di ruangan gelap itu, Ia menekuk kedua kaki dan menenggelamkan kepala di sana. Udara malam membelai gorden transparan dan menyalurkan energi dingin d setiap inci tubuh Lian. Saat ini, perasaannya teramat sedih, hancur, marah dan ... patah hati. Baru saja, ada seorang yang mengatakan sesuatu yang menyakitkan hatinya. Orang itu mengatakan bahwa Lian tidak memiliki kepantasan sedikitpun. Lian adalah model rendahan dan tidak punya value. Dan juga orang itu mengatakan, Lian tidak punya apa-apa. Lian hanya seonggok manusia yang tidak terlihat dan t

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 56. Permintaan maaf

    Lian rasa, hidup memang selalu penuh kejutan. Jika tidak, maka hidup hanya akan menjadi putih dan abu-abu saja. Monoton. Namun, kejutan kali ini sangat tidak lucu dan juga tidak akan berwarna apapun baginya. Justru aura galaplah yang akan menyelimutinya.Bagaimana mungkin ia bertemu lelaki ini lagi? Harusnya Lian sudah bisa memprediksi bahwa yang akan bertemu dengan Ine dan membahas soal rumah baru, tentulah Fahri. Karena Lian ingat bahwa yang dimau oleh Ine adalah real estate milik Fahri ini. Namun, ia tidak menyangka bahwa yang terjun langsung menemui klien adalah Fahri sendiri. Apa sesenggang itu, sampai harus menemui Ine langsung? Memangnya tidak punya karyawan? Perusahannya kan besar dan karyawannya mungkin lebih dari seratus orang.Oh no! Ini kacau!Ia menundukkan kepala dan menutup matanya. Lalu sedetik kemudian, ia mendongak dan menyunggingkan senyum tipis."Pak Fahri, kenal dengan Lian?" tanya Ine yang kini menatap Lian dan Fahr

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 55. Merlot dan Ide konyol

    Hari berikutnya dan seterusnya Lian datang ke kantor Saga lagi membawa makan siang. Lian jadi lebih sering memperhatikan Saga dari hal kecil ke yang besar sekalipun. Seperti tadi pagi, Lian memasangkan dasi untuk sang suami, menyeterika baju dan membantu Saga menyisir rambut. Hal yang jarang atau bahkan tidak pernah Lian lakukan karena menganggap Saga bisa melakukannya sendiri. Agaknya memang ia selama ini kurang memperhatikan suaminya. Pekerjaan selalu menyita waktunya dari pagi ketemu pagi lagi. Hingga hal-hal kecil seperti itu tidak terjamah oleh Lian."Enak?" tanya Lian yang tersenyum karena Saga selalu lahap setiap kali ia memasak untuknya."Selalu enak," kata Saga di tengah kunyahannya."Ck! Lelaki memang murahan kalau soal makanan enak."Tawa Saga berderai. "Aku pikir, setelah kamu berhenti jadi model, kamu punya peluang untuk membuka restoran dengan menu seperti ini, Lian.""Itu berlebihan, Mas. Review-mu saja tidak objektif, bagaimana bisa aku percaya diri soal masakanku?""N

  • 30 Hari Mendapatkan Benih Suamiku   Bab 54. Live musik

    Saga mengamati Lian yang sedang membereskan sampah makannya. Ia menatap perempuan itu tidak percaya. Sikap Lian aneh sekali hari ini. Ia tiba-tiba datang ke kantor —yang biasanya tidak pernah— membawakan makan siang. Lalu, Saga dibuat seperti orang yang dicurigai macam-macam. Kadang Lian menyunggingkan senyum manis, tapi juga kadang senyumnya mengandung makna lain. Tipis-tipis, tapi Saga bisa melihat ada hawa kesal yang Lian bawa ke sini. Entah itu untuk hal apa."Biar aku saja yang buang." Saga meraih sampah paperbag itu dari tangan Lian dan membuangnya di tempat sampah.Mata Lian tidak lepas melihat setiap gerakan suaminya. Susunan kata di kepalanya sudah sedemikian rapi dan siap untuk ia lontarkan.Namun, sebuah ketukan pintu terdengar dan menampilkan salah satu karyawan lelaki. Lian tahu lelaki itu berada di bagian perbendaharaan. Saga menerima beberapa dokumen dari lelaki itu dan menumpuknya di atas meja."Itu semua kerjaan kamu Mas

DMCA.com Protection Status