Tepat pukul 12 malam tanggal 20 Februari 2020, Bali berhasil dikosongkan. Tak ada kedatangan mahluk tak dikenal, tak ada musibah yang datang tiba-tiba, juga ... tak ada satupun kabar dari para prajurit mereka yang berada di Jawa.
Rasanya cukup aneh melihat Bali benar-benar gelap tanpa kehidupan. Seluruh pantai kosong, tempat-tempat pusat wisata hingga jalan raya rasa seperti sama sekali tak dijamah oleh satu orang pun. Biang Kendari menatap seluruh prajurit Bérawa yang kini sudah kembali berkumpul ke markas dalam keadaan yang ... sangat kelelahan.
Para tetua sudah kembali ke rumah mereka masing-masing untuk mengistirahatkan diri. Mereka sudah terlalu banyak memakai energi hari ini untuk memindahkan manusia sebanyak itu, dia sendiri juga tak menyangka bahwa dia berhasil bertahan selama itu di luar ruangan karena biasanya Biang paling jarang berani memperlihatkan dirinya pada dunia.
Bukan karena dia adalah ketua penting di sebuah komunitas rahasia, tapi juga ka
Zaman sudah modern mereka bilang. Gusti Bandara Raden Mas Adriwara Hidayat tetap saja dikatai kuno ketika dia berkata bahwa hari itu akan datang, dan tak seharusnya mereka terus-menerus memberikan tumbal tahunan pada Ratu yang sejujurnya sudah tak pernah menampakkan dirinya. Ratu Selatan itu ... tidak ada. Dia sudah melakukan meditasi puluhan tahun. Adri sudah bertemu dengan siapa yang mereka sebut sebagai Ratu itu. Dia sudah tahu apa yang terjadi di balik dunia ini semenjak pertemuan jiwanya dengan Jiwa Kendari beberapa dekade yang lalu. Namun lagi-lagi, semua orang tak pernah mempercayai Adri. Dia dianggap terlalu banyak berkhayal, dia dianggap telah menyimpang dari sejarah yang ada, dia dianggap telah dirasuki iblis yang mengaku sebagai Ratu Selatan. Jika dia memang sebodoh itu untuk dirasuki, seharusnya dia sudah menjadi gila karena berani melakukan meditasi selama puluhan tahun. Nyatanya, dia sama sekali tak gila. Dunia hanya menjadi jauh lebih b
“Dia tak sadarkan diri,” gumam Biang Kendari ketika Adri dibawa ke markas mereka. “Ya, dia Adri. Aku mengenalnya,” lanjut wanita itu untuk meyakinkan Fira dan Hana yang tak begitu mengenali Pangeran Keraton tersebut. “Keraton memiliki beberapa pintu dimensi menuju tempat lain, misalnya ke Bali dan ke bagian Selatan Jawa karena satu gerbang yang ada di sana, juga karena kepercayaan mereka pada Ratu Selatan.“Kemungkinan dia berhasil sampai ke sini karena pintu dimensi yang ada di dalam Keraton.”Awalnya Biang berpikir bahwa mungkin kelompok Arta-lah yang akan berhasil sampai ke Bali melalui pintu dimensi milik Keraton karena dia tak yakin ada yang selamat di sana, namun nyatanya ... pemuda ini lebih dulu sampai di hadapannya, dan besar kemungkinan bahwa mungkin saja kelompok Arta mau tak mau harus melewati jalur lain untuk sampai ke Bali.“Okta dan Arta juga tahu pintu dimensi ini,” gumam Ilyas dibenarkan oleh
Pada bagian sepanjang utara Bali dan selatan pulau, mereka menjadi bagian yang paling krusial untuk dijaga karena dekat dengan Jawa, dan juga gerbang selatan yang ada di perbatasan laut antar Alas Purwo dan Kuta Selatan. Sejak kedatangan Andra tiga hari yang lalu, Bali bersiaga dengan susunan penjagaan yang sangat ketat.Hampir seluruh bagian di dekat gerbang selatan dijaga oleh para elit Bérawa, lalu sebagiannya lagi menjaga di sekitar Pelabuhan Gilimanuk Bali, sedangkan markas mereka dijaga langsung oleh Andra, Kendari dan Budianra.Kini ... Rolla, Ilyas, Kintan menjadi satu bagian menjaga bagian selatan Bali yang berhadapan langsung dengan gerbang selatan bersama dengan Dirga, Hana dari Pilar Biru, dan Fira dari Pilar Kuning. Ajaran Andra beberapa hari yang lalu membuat mereka harus terbiasa menggunakan kekuatan wrena selama seharian penuh untuk membuat tubuh mereka agar dapat beradaptasi lebih cepat, dan memperkuat pertahanan mereka.Ini sudah masuk t
Pada dasarnya, seluruh anggota wrena dibawah didikan Cendrasa itu memang bisa membuat pelindung di tiap wilayah yang mereka pijaki, walaupun level kekuatan mereka jelas berbeda jauh dengan pada anggota inti Cendrasa.Misalnya seperti Dewiana yang dapat membuat perisai khusus agar tornado tak masuk ke dalam kotanya, dan mengubah kota itu menjadi telaga agar dia bisa lebih nyaman menjaga wilayahnya. Lingga juga melakukan hal yang sama untuk membuat kotanya menjadi sangat cantik tanpa adanya matahari.Bagi mereka, membuat sesuatu seperti itu bukanlah hal yang rumit, sekalipun apa yang mereka buat ... tetap saja takkan berefek apa-apa pada para anggota Cendrasa.Kedatangan Pati yang tiba-tiba karena sebuah tornado raksasa membuat formasi pertahanan para prajurit Bérawa menjadi sangat berantakkan. Mereka semua dengan segeran langsung menghabisi semua mahluk aneh itu, sedangkan beberapa anggota Pilar yang lain mulai menemukan satu-persatu rekan mereka yang sebe
Adri –Si Pengeran Keraton— sudah bangun sehari setelah dia berhasil ditemukan oleh para Pilar. Pria itu kini menatap dalam diam para Pilar Merah milik Bérawa yang kini masih tak sadarkan diri sejak siang lalu ditemukan. Mereka terlihat sangat tenang dalam keadaan beristirahat, juga seluruh tubuhnya sudah kembali pulih setelah diobati oleh para Anggota Pilar Biru. Setelah Joe menceritakan semuanya, termasuk tentang kematian Citra yang mengenaskan. Para Pilar Merah yang tersisa seperti Ilyas, Kintan, dan Rolla tak lagi berbicara. Mereka hanya duduk di hadapan Arta, Okta, dan Joyla yang masih tertidur tanpa ingin meninggalkan ketiga rekannya itu. Bagian penjagaan mereka digantikan oleh para Pilar yang lain, sedangkan Andra kini tetap duduk bersila di hadapan Jane yang masih tak sadarkan diri. Pemuda itu lalu menoleh sekilas ketika melihat Adri yang mendudukan diri di sampingnya. “Sepertinya Regar dan Wiralaya tak membunuh semua orang yang ada di Keraton
25 Februari 2020, seluruh bagian barat Bali —terutama di sepanjang pesisir Pantai Batu Bolong sampai ke Pura Luhur Uluwatu— dipenuhi oleh ribuan Prajurit yang berjaga di tiap pesisir dan tebing ujung pulau itu. Sementara para Pilar yang sejak rapat berakhir dini hari lalu, sudah mulai membuat daratan baru di laut perbatasan Bali itu, mereka melapisi daratan itu dari bagian dasar ke permukaan menggunakan 6 jenis kekuatan.Dimulai dari pesisir utara Bali sampai ke Alas Purwo yang ada di seberang mereka, Gandi lebih dulu melapisi bagian dasar lautan menggunakan kekuatan Batunya, setelah itu dilapisi lagi bagian atasnya dengan kekuatan Koral milik Olan, Kintan membantu melapisi bagian atasnya lagi menggunakan Kristalnya, setelah itu mendekati bagian permukaan diisi oleh Bella menggunakan Kapurnya dan dikeraskan, setelah itu ditutup oleh milik Ilyas dengan Lempung yang dikeraskan, dan terakhir dikuatkan dengan Tanaman-tanaman menjalar
Jane menatap rintikkan salju yang mulai turun dengan sangat lambat di malam hari yang tiba-tiba datang itu. Dia menelan salivanya tanpa sadar, netranya menatap kosong langit biru tua dengan awan tipis di atas kepala mereka.“Dia datang, dia ... dia akan datang.” Gadis itu berucap tanpa sadar dengan sangat gugup sambil memundurkan langkahnya.Gadis itu sama sekali tak mendengar suara Putra yang sejak tadi terus-menerus memanggilnya, kepala Jane tanpa sadar sudah dipenuhi oleh ingatan-ingatan dirinya bersama Wonu saat terakhir kali puluhan salju itu menghilang dan mereka diserang habis-habisan oleh para Pati beserta tornado.Dari yang gadis itu ingat, Andra pernah berkata selama rapat bahwa kekuatan Hindia adalah memanipulasi apa pun menjadi sebuah salju, persis seperti yang dia alami ketika Hindia mengubah satu kota menjadi dunia salju yang kosong, dan tepat ketika dia sudah pada puncak rasa bosannya, dia akan mengubah segala hal itu ke bentuk asalnya
Andra menatap dalam diam butiran salju yang perlahan turun ke lautan yang baru saja mereka ratakan menjadi daratan. Kedatangan Dewiana membuatnya tersadar tentang siapa yang akan datang menyambut mereka hari ini.Hari tiba-tiba saja berubah menjadi malam. Mereka sengaja tak menggunakan perisai karena milik Dirga tak begitu kuat, sedangkan perisai miliknya memiliki fungsi untuk menghancurkan bagian dalamnya, bukan menahan ataupun mengurung siapa pun yang ada di bagian dalam.Jika perisai milik Wiralaya yang menutupi pulau Jawa bisa mengeluarkan ribuan tornado dalam satu waktu, maka perisainya memiliki kekuatan untuk membakar habis siapa pun yang ada di dalamnya. Hal itu pula yang membuatnya tak bisa menggunakan perisai.Para Wrena yang dimiliki Bérawa belum punya cukup kekuatan untuk membuat perisai, dan rencana yang kini mereka coba bangun adalah untuk melawan seluruh musuh yang ada dengan kekuatan yang sudah mereka kuasai.“Kau bilang saat i
[BAGIAN; DI UJUNG NAPAS YANG TERCEKAT]Dalam satu detik yang terasa begitu lama, Dirga menelan salivanya menatap sosok Arta yang kini baru saja menjatuhkan mayat Cuna di hadapan Jane dan Putra. Pemuda itu menahan napas sejenak, mencoba sekeras mungkin untuk mengabaikan apa yang dia lihat. Dirga lalu kembali mengalihkan atensinya ke arah Kendari ⸺mendapati wanita itu sedang terdesak dengan Gilang yang sedang mencengkeram belakang kepalanya⸺ dan dengan segera meloncat terbang hendak meninggalkan Dewiana jika saja wanita itu tidak dengan cepat menusuk lehernya menggunakan tongkat putih bercorak biru tersebut, lalu menjatuhkan pemuda itu, membuat wujud Barong Dirga jatuh ke menghempas kolam raksasa yang ada di dalam tembok.“Kau harus perhatikan lawanmu, Dirga.” Wanita itu menyeringai tanpa sadar, “Tak peduli apa pun yang sedang terjadi di sekitarmu.”Dirga menahan jeritannya, sedangkan tangan pemuda yang memegang pe
Jane dan Putra ada di dalam perisai yang Kintan ciptakan ketika Hindia pertama kali muncul di udara dengan sekumpulan salju yang mulai bersatu dan membentuk tubuh tingginya. Di detik setelahnya, seluruh salju yang melapisi tubuhnya itu seketika lenyap bersamaan dengan hujan salju di sekitar mereka yang kini berubah menjadi ribuan butir bola api. Mereka dalam diam menatap hujan itu mengingat bahwa mayoritas dari para prajurit pun kini juga ada di dalam perisai yang telah di ciptakan oleh beberapa Pilar. Api itu tak bisa menembus perisai yang telah mereka ciptakan, jadi mayoritas dari mereka berpikir ... semua akan aman selama perisai yang kini melindungi mereka tak terbuka. “Kota ini terlihat sepi jadi aku membawa sedikit pasukan,” ucap Hindia bersamaan dengan perisai milik Gandi yang dia buka secara tiba-tiba karena luapan api yang kian membesar di dalamnya. Beberapa pasukan yang ada di sekitar Gandi itu membuka seragam bagian terluar mereka karena bekas salju yang m
Dalam kurang dari satu detik setelah meminta izin secara sepihak pada Kendari, Andra kini sudah benar-benar ada di hadapan Hindia. Membuat wanita itu menahan rasa kaget sekaligus takjub karena aura panas mencekam yang tiba-tiba saja ingin membakar habis tubuhnya.Hindia selalu menikmati momen-momen ketika dia bisa melawan seseorang yang lebih kuat darinya. Hingga pada umumnya, wanita itu akan memanfaatkan waktu sebaik dan selama mungkin agar bisa membuat perkelahian mereka berjalan dengan sangat lama.Berbeda dengan seseorang yang dia anggap lebih lemah, dia akan membuat skenario baru seakan dia adalah sosok yang baik, yang membiarkan korbannya itu untuk hidup lebih lama. Lalu, dengan kelengahan yang korban itu miliki karena merasa telah selamat, dia akan memanfaatkan korban itu dan memainkannya seperti boneka di waktu-waktu yang tepat.Seperti apa yang dia lakukan pada Cuna.Tepat di satu detik setelahnya, tangan Andra sudah lebih dulu mencengke
Bisa dibilang, mereka direkrut sebagai anak buah para Cendrasa di waktu yang bersamaan. Sebagai angkatan yang cukup tua, baik Dewiana maupun Dirga sama-sama dianggap sebagai kandidat terkuat untuk menjadi anggota Cendrasa, bersama dengan Hindia.Dirga tahu persis sekuat apa Dewiana, begitu sebaliknya. Mereka mungkin jarang bertarung bersama, keduanya juga jarang dimasukkan ke dalam misi yang sama. Namun, mereka cukup dekat ketika rapat terjadi karena Dirga suka sekali memancing emosi Dewiana, sedangkan wanita itu juga terkadang suka menjaili Dirga dengan cara yang tak normal.Misalnya dengan tiba-tiba mendorong Dirga keluar dari Kastil dan membuatnya menghempas jatuh tenggelam ke Black Ocean yang ada di bawah Kastil itu. Tak semua orang bisa bertahan jika jatuh ataupun bersentuhan dengan Black Ocean karena bisa dibilang, itu adalah lautan yang tak pandang bulu dalam memakan sesuatu. Namun, Dewiana juga tahu bahwa Dirga memiliki sesuatu yang bisa membuatnya bertahan jik
“Ini baru lima menit pertama sejak kau muncul, Dewiana Surya ...” Suara itu menggema bersamaan dengan sekumpulan salju yang membentuk sebuah tubuh lengkap dengan gaun panjang, serta tiga bola api yang melayang berputar di atas telapak tangan kirinya. Perlahan, salju-salju itu menghilang dan digantikan oleh wujud sempurna Hindiana Putri, dengan rambut bergelombang yang menutupi sepanjang punggung sampai pinggulnya, dengan payung hitam yang menutupi pucuk kepalanya, bibir yang dipolesi warna merah darah, selaras dengan iris matanya. Wanita itu setinggi 200 sentimeter, dengan gaun berenda hitam yang melapisi seluruh tubuh tinggi semampainya.Hindia memasang senyuman miring sambil mengangkat payungnya, bersamaan dengan itu semua salju yang sebelumnya menghujani mereka, ⸺yang jatuh dan menutupi nyaris seluruh daratan serta pohon-pohon di pulau Bali⸺ kini kembali ke dalam wujud asli mereka, yaitu api.Dalam seke
“Dewiana, namanya ... Dewiana Surya.” Cuna membeku mendengar bisikan itu lagi di dalam kepalanya. Walaupun baru beberapa hari berlalu, rasanya seperti sudah lama sekali dia tak mendengar suara itu lagi.“Mungkinkah?” pikir gadis itu bersamaan dengan Arta dan Rolla yang terbang di sampingnya, mereka berada beberapa kilometer di hadapan Dewiana.“Kau bisa mendengarku kan, Cuna?” tegur suara itu. Cuna menelan salivanya tanpa sadar, benar-benar tak menyangka bahwa dia akan kembali mendengar suara itu dengan sangat jelas di dalam kepalanya.Gadis itu sama sekali tak bisa bereaksi atau pun membuka suara. Rasa takut itu perlahan menggerogoti tubuhnya, dia sama sekali tak bisa mengendalikan diri ataupun membalas ucapan Hindia di dalam kepalanya.“Kau tahu, ada hal yang sangat mustahil dilakukan manusia dengan mudah ketika dia pertama kali menjadi Wrena. Hal itu adalah ... me
Andra menatap dalam diam butiran salju yang perlahan turun ke lautan yang baru saja mereka ratakan menjadi daratan. Kedatangan Dewiana membuatnya tersadar tentang siapa yang akan datang menyambut mereka hari ini.Hari tiba-tiba saja berubah menjadi malam. Mereka sengaja tak menggunakan perisai karena milik Dirga tak begitu kuat, sedangkan perisai miliknya memiliki fungsi untuk menghancurkan bagian dalamnya, bukan menahan ataupun mengurung siapa pun yang ada di bagian dalam.Jika perisai milik Wiralaya yang menutupi pulau Jawa bisa mengeluarkan ribuan tornado dalam satu waktu, maka perisainya memiliki kekuatan untuk membakar habis siapa pun yang ada di dalamnya. Hal itu pula yang membuatnya tak bisa menggunakan perisai.Para Wrena yang dimiliki Bérawa belum punya cukup kekuatan untuk membuat perisai, dan rencana yang kini mereka coba bangun adalah untuk melawan seluruh musuh yang ada dengan kekuatan yang sudah mereka kuasai.“Kau bilang saat i
Jane menatap rintikkan salju yang mulai turun dengan sangat lambat di malam hari yang tiba-tiba datang itu. Dia menelan salivanya tanpa sadar, netranya menatap kosong langit biru tua dengan awan tipis di atas kepala mereka.“Dia datang, dia ... dia akan datang.” Gadis itu berucap tanpa sadar dengan sangat gugup sambil memundurkan langkahnya.Gadis itu sama sekali tak mendengar suara Putra yang sejak tadi terus-menerus memanggilnya, kepala Jane tanpa sadar sudah dipenuhi oleh ingatan-ingatan dirinya bersama Wonu saat terakhir kali puluhan salju itu menghilang dan mereka diserang habis-habisan oleh para Pati beserta tornado.Dari yang gadis itu ingat, Andra pernah berkata selama rapat bahwa kekuatan Hindia adalah memanipulasi apa pun menjadi sebuah salju, persis seperti yang dia alami ketika Hindia mengubah satu kota menjadi dunia salju yang kosong, dan tepat ketika dia sudah pada puncak rasa bosannya, dia akan mengubah segala hal itu ke bentuk asalnya
25 Februari 2020, seluruh bagian barat Bali —terutama di sepanjang pesisir Pantai Batu Bolong sampai ke Pura Luhur Uluwatu— dipenuhi oleh ribuan Prajurit yang berjaga di tiap pesisir dan tebing ujung pulau itu. Sementara para Pilar yang sejak rapat berakhir dini hari lalu, sudah mulai membuat daratan baru di laut perbatasan Bali itu, mereka melapisi daratan itu dari bagian dasar ke permukaan menggunakan 6 jenis kekuatan.Dimulai dari pesisir utara Bali sampai ke Alas Purwo yang ada di seberang mereka, Gandi lebih dulu melapisi bagian dasar lautan menggunakan kekuatan Batunya, setelah itu dilapisi lagi bagian atasnya dengan kekuatan Koral milik Olan, Kintan membantu melapisi bagian atasnya lagi menggunakan Kristalnya, setelah itu mendekati bagian permukaan diisi oleh Bella menggunakan Kapurnya dan dikeraskan, setelah itu ditutup oleh milik Ilyas dengan Lempung yang dikeraskan, dan terakhir dikuatkan dengan Tanaman-tanaman menjalar