Share

34. Pengakuan Alena

Taburan bintang di antara sang dewi bulan mempercantik langit malam ini. Embusan angin pelan, tapi sedikit terasa dingin ketika mengenai kulit seorang gadis di teras sebuah rumah. Gadis itu selalu menyukai indahnya langit penuh bintang. Sayangnya, langit malam kali ini tidak cukup bisa membuat pikirannya tenang.

Riga baru saja pamit pulang beberapa saat lalu dan Alena mengantarnya sampai pagar. Namun, alih-alih langsung masuk ke dalam rumah setelah Riga pergi, Alena malah mondar-mandir di teras rumahnya. Entah kenapa pikirannya jadi tidak tenang. Berbagai pertanyaan serta dugaan-dugaan tak berdasar terus bermunculan di kepalanya.

Sial, ini gara-gara kecerobohannya! Seharusnya, ia membawa ponsel itu tadi, tapi bodohnya, ia malah meninggalkannya di sofa. Lihat apa akibat dari ulahnya tadi, semuanya berantakan. Sekarang yang perlu ia lakukan hanya berdoa semoga tidak akan terjadi hal buruk ke depannya.

Ya, semoga saja.

Suara derum mobil yang memelan sontak menyadarkan Alena dari dunianya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status