Home / Romansa / 100 HARI CINTA / Membatalkan perjanjian

Share

Membatalkan perjanjian

Author: Yuliyhana
last update Last Updated: 2021-06-29 23:14:39

Hari ini Shela sudah diperbolehkan pulang selama seminggu menjalani perawatan yang insentif akhirnya Shela sudah bisa kembali ke rumah yang dirindukan. Tapi Shela harus melakukan kontrol setiap seminggu sekali dan melakukan kemo. Sebelum terbang ke Singapura Shela diharuskan melakukan perawatan di rumah sakit ini dulu.

Daffin tidak ketinggalan untuk menjemput Shela. Karena ini juga weekand jadi tidak ada alasan untuk dirinya tidak menjemput sang mami.

“Mi,” sapa Daffin saat memasuki ruangan perawatan Shela. Daffin jalan mendekat lalu mencium pipi kiri dan kanan Shela secara bergantian.

“Kamu!” Seru Daffin saat melihat Alvira sudah berada di sana dengan mengunakan pakaian santai.

Alvira tidak menjawab, ia begitu fokus membantu bi Atun merapikan perlengkapan Shela yang akan dibawa pulang.

“Dari tadi loh Alvira ke sini, bantuin mami,” sahut Shela.

“Iya, kamu ke mana aja?” timpal papi Ahmad, Kini p

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • 100 HARI CINTA   Memilih untuk melanjutkan

    Daffin dan Alvira kini saling diam, tidak ada obrolan yang keluar dari bibir keduanya. Setelah Daffin mengatakan akan mengakhiri sandiwaranya. Alvira hanyut dalam pemikirannya sendiri begitu juga dengan Daffin.Alvira begitu bingung dengan hatinya saat ini. Apa yang harus dilakukannya?Saat kedua hening, Shela dan Ahmad datang memecahkan keheningan diantara mereka.“Kok pada diam?” tanya Shela yang melihat Daffin dan Alvira duduk berjauhan, juga tidak terdengar mereka sedang mengobrol.“Kenapa?” sambung Ahmad, yang sudah duduk di samping Daffin.“Berantem?”tanyanya lagi.Baik Daffin maupun Alvira tidak ada yang ingin menjawab pertanyaan mereka.Ahmad dan Shela bingung keduanya saling melempar pandangan.“Eehhmmm...”Daffin berdehem memecahkan keheningan.“Pi! Mi! Aku mau ngomong sama kalian,” lanjut Daffin lagi sambil melihat

    Last Updated : 2021-07-01
  • 100 HARI CINTA   Bukti tentang Alvira

    Selesai sudah perbincangan di antara Daffin dan Alvira. Kini mereka sudah kembali bersama Shela dan Ahmad, duduk bersama di meja makan untuk menikmati makan malam.“Kamu cantik banget pakai baju itu,” puji Shela.“Makasih mi,” sahut Alvira, untung saja bengkak di mata Alvira sudah tertutup oleh make up yang di gunakannya sehingga Shela tidak bertanya.“Ayo makan sayang,” ajak Shela lagi.“Iya mi,” balasnya singkat.Daffin mengambilkan semua makan yang ada di atas meja itu ke piring Alvira,” ini banyak banget, udah stop!” ujar Alvira menghentikan Daffin.Daffin tersenyum kecil,” Udah nggak papa makan yang banyak,” sahut Ahmad.Ucapan Ahmad hanya dibalas dengan senyum Alvira. Mereka pun menghabiskan makanan itu tanpa ada lagi yang bersuara, hanya ada suara sendok dan garpu yang saling beradu.Selesai makan Alvira tidak langsung diantar pulang. Mereka kembali

    Last Updated : 2021-07-01
  • 100 HARI CINTA   Mengudang ayah makan malam

    Alvira sudah berpakaian rapi, tapi bukan untuk bertugas. Karena hari ini Alvira mendapatkan giliran untuk masuk sore hari.“Kamu mau ke mana sayang?” tanya Alea, yang melihat Alvira sudah begitu rapi.“Aku mau ke kantor ayah Bu, mau memberitahu pertemuan dengan keluarga Daffin,” jelas Alvira.“Makan dulu yuk,” tawar Alea.“Sama siapa kamu ke sana?” tanya Alea lagi.“Sendiri Bu, nanti pesan ojol aja,” sambil memasukkan makanan ke mulutnya.“Loh Daffin nggak ngantar kamu?” tanya Alea.“Dia nggak bisa Bu, lagi ada meeting penting. Lagian aku jugakan udah sering jalan sendiri,” lanjut Alvira padahal dirinya tidak memberitahu Daffin jika ingin ke kantor sang ayah.“Ya, sudah kamu hati-hati ya,” ucap Alvira lagi.“Iya Bu, kalau gitu aku jalan ya,” pamit Alvira yang sudah menyelesaikan makannya. Tidak lupa ia mencium pung

    Last Updated : 2021-07-02
  • 100 HARI CINTA   Ancaman Maya

    Mendengar penuturan dari Maya, membuat Alvira menjadi cemas ia takut jika ayahnya benar-benar tidak dapat hadir di acara makan malam itu.Arka melihat wajah Alvira berubah, Arka tahu kalau Alvira sudah mulai cemas dengan perkataan Maya.“Jangan khawatir ayah pasti datang,” ucap Arka sambil tangannya mengenggam tangan Alvira, menyakini jika ia akan hadir.Alvira kembali melebarkan senyumnya,” aku tunggu ya yah, nanti aku beri tahu lokasinya di mana?” lanjut Alvira.“Ia sayang,” sahut Arka.Maya yang masih berdiri di samping Arka merasa tak dihargai, ucapannya juga tidak dianggap,” liat saja nanti aku pastikan ayahmu nggak bakal datang,” hardik Maya lagi, yang masih belum menyerah.“Aku pulang dulu ya yah, sudah mau sore, sebentar lagi aku akan dinas,” pamit Alvira.Keduanya pun beranjak dari duduknya, saling berpelukan kemudian Alvira mencium punggung tangan Arka. Arka mengant

    Last Updated : 2021-07-02
  • 100 HARI CINTA   Mengabaikan pesan Daffin

    Pulang dari kantor sang ayah Alvira, langsung bersiap untuk ke rumah sakit menjalankan tugasnya sebagai tenaga kesehatan.“Bu, aku pergi tugas dulu yah,” pamit Alvira pada Alea yang sedang mengadon kue pesanan.“Hati-hati sayang,” sahutnya sedikit teriak karena Alvira sudah berjalan keluar rumah.“Iya Bu,” balas Alvira yang juga teriak agar sang ibu bisa mendengarnya.Sampai di depan rumah, Alvira melihat pesanan ojolnya belum datang. Tapi malah mobil yang tidak asing baginya terpakir rapi di depan pagar rumahnya itu.Alis Alvira menukik tajam melihat mobil yang beberapa hari ini selalu dinaikinya. Sebelum Alvira mengetuk kaca jendelanya, kaca itu sudah terbuka menampilkan wajah Daffin yang dingin.“Ngapain?” tanya Alvira tanpa basa-basi.“Jemput lo, ayo naik,” titah Daffin yang sudah membukakan pintu mobil untuk Alvira.“Enggak usah, tuh pesanan ojol gua sudah d

    Last Updated : 2021-07-03
  • 100 HARI CINTA   Menemani Daffin Istirahat

    Daffin menghentikan mobilnya tepat di depan "Mimik Resto", yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit.Daffin keluar dari mobil lalu berjalan memutar, membukakan pintu untuk Alvira.“Keluar,” suruh Daffin.Alvira mengikuti perintah Daffin walau dirinya sedikit kesal, karena Daffin tidak pernah bertanya apa dirinya mau apa tidak?Malas untuk berdebat membuat Alvira mengikuti langkah Daffin dari belakang, seperti bos dan seketaris jika melihat mereka.Bagaimana tidak, Daffin menggunakan setelan jas lengkap dan Alvira mengunakan rok dan atasan blouse, apalagi Alvira jalannya mengikuti langkah Daffin di belakang.Tidak ada yang menyangka jika mereka calon suami-istri.“Makan apa?” tanya Daffin dengan datar saat pelayan datang memberikan daftar menu.“Pasti lo belum sarapankan!” lanjut Daffin lagi.Tidak menjawab malah Alvira menyebutkan pesanannya pada pelayan, selesai keduanya memesan maka

    Last Updated : 2021-07-04
  • 100 HARI CINTA   Keusilan Daffin

    Alvira terus mencari di mana letak walk in closet yang dimaksud Daffin, lama iya memperhatikan setiap sudut kamar Daffin, duduk di tepi kasur menjadi pilihan Alvira saat ini.Alvira memperhatikan lemari yang letaknya di sisi kiri ranjang, berjalan mencoba untuk membuka lemari tersebut ternyata itu merupakan pintu menuju walk in closet yang sejak tadi dicarinya. Pintunya didesain menyerupai pintu lemari, siapa yang sangka jika itu sebuah pintu.Alvira lagi-lagi tercengang melihat isi dalamnya, setiap sudut ia jelajahi mengamati satu persatu yang terpanjang rapi di sana. Membuka satu persatu lemari yang ada, mencari letak baju untuk dirinya pakai. Saat Alvira menemukannya, ia lagi-lagi kagum, lemari itu isinya lengkap pakaian wanita hingga dalaman juga ada, lebel harganya juga masih menggantung. Segera Alvira memilih baju dan memakainya, tidak ingin Daffin melihatnya saat masih menggunakan batrobe seperti ini.Selesai menggunakan baju lengkap, Alvira sedikit

    Last Updated : 2021-07-05
  • 100 HARI CINTA   Kerja sama untuk urusan perut

    Saat Daffin masih dengan tawanyanya yang keras, Alvira langsung menyambar tasnya yang masih dipengang oleh Daffin. Namun, Alvira tetap saja tidak bisa mengambilnya, tas itu dipenggang kuat olehnya.“Makan dulu setelah itu gua antar pulang, “ ajak Daffin yang masih saja tertawa kecil.“Wajahnya yang selalu dingin dan kaku bisa juga tertawa seperti itu?” Batin Alvira.Karena memang perutnya juga sudah lapar ia pun menerima ajakkan Daffin untuk makan. “ Kita makan apa?” tanya Daffin.“Bukannya lo yang ngajakin gua makan?”“Ia tapi nggak ada makanan, soalnya bibi di sini cuman untuk bersih-bersih saja sama nyuci. Tapi dalam kulkas kayanya ada bahan makanan deh,” lanjut Daffin lagi.Daffin membuka Kulkas besar berpintu dua itu, mengeluarkan semua bahan yang bisa dimasaknya.“Lo bisa masak ?” tanya Alvira ragu.“Sedikit,” sahut Daffin si

    Last Updated : 2021-07-06

Latest chapter

  • 100 HARI CINTA   Undangan Makan Malam

    Belum sempat Daffin menjawab panggilan teleponnya suara Alvira dari dalam kamarnya menghentikan pergerakkan tangannya. Kini kakinya melangkah dengan cepat menuju kamar mereka.“Ada apa?” tanya Daffin begitu pintu kayu berwarna putih itu berhasil di bukanya.Terlihat Alvira sedang berdiri di atas ranjang sambil kedua tangannya menahan batrobe matanya mengintari lantai.Daffin jalan mendekat,” Kenapa?” tanyanya lagi.“I-itu ada kecoa besar,” lirih Alvira, membuat Daffin langsung melebarkan senyumnya.“Sama kecoa aja takut. Di mana?” tanya Daffin, dengan posisi yang menunduk mencari keberadaan kecoa yang dibilang oleh wanita tercintanya.“Ada di situ tadi, coba cari di sana,” balas Alvira menunjukkan letak di mana ia bertemu dengan kecoa itu.Alvira menunjuk lantai bawah dekat kamar mandi mereka. Daffin masih berusaha mencarinya.“Apa bibi nggak membersihkan ini apartemen? Kenapa ada kecoa masuk,” gumam Daffin, tanpa mengalihkan perhatiannya dari lantai.“Nah itu dia!”seru Daffin begitu

  • 100 HARI CINTA   Keberhasilan Reiki

    Panggilan video call masuk di ponsel Daffin. Nama sang mami tercinta tertera di layar pipih itu.“Mami,” ujar Daffin kepada Alvira.“Ya, udah angkat.”Dengan santainya Alvira menyuruh Daffin menjawab panggilan tersebut. Tanpa sadar jika mereka saat ini hanya menggunakan batrobe saja.“Panggilan video call,” ujar Daffin lagi.Seketika Alvira menepuk keningnya mendengar ucapan dari Daffin. Matanya langsung tertuju pada tubuhnya yang hanya berbalut batrobe saja.“Kamu aja yang jawab, bilang aja habis mandi,” usul Alvira.Akhirnya Daffin menggeser icon hijaunya, setelah panggilan itu tidak mau berhenti.“Iya mi,” sapa Daffin begitu terlihat jelas wajah Shela dilayar pipih itu.“Hey, Alvira mana? Mami kangen nih sama dia,” sahut Shela.“Lagi di kamar mandi mi.”“Bagaimana pengobatannya mi?” tanya Daffin lagi.“Lancar Fin, kamu katanya sama Alvira mau ke sini?” terdengar suara sang papi yang berada di sebelah sang istri tercinta.“Maaf mi, Pi, sepertinya kami nggak bisa ke sana soalnya Alvi

  • 100 HARI CINTA   Menghajar Alvira

    Daffin mengerjapkan matanya saat cahaya matahari dari bilik tirai itu mengganggu tidur nyenyaknya. Perlahan ia membuka matanya. Saat mata itu berhasil dibuka, pertama kali yang ia lihat adalah wajah sang istri yang kini tengah berada di dadanya.Kedua sudut bibirnya langsung mengembangkan senyuman yang begitu lebar. Setelah pertempuran semalam yang di lakukan hingga beronde-ronde. Membuat Alvira susah sekali membuka matanya. Hingga saat ini dirinya masih tertidur begitu nyenyaknya di dada Daffin berselimutkan kain tebal yang menutup kedua tubuh mereka yang tidak menggunakan apapun.Daffin bergerak secara pelan, bibirnya kini menyentuh kening Alvira.“Terima kasih atas semua yang kamu berikan saat ini, aku merasa ini adalah hal yang begitu sangat bahagia buatku,” ungkap Daffin pelan sambil memandangi wajah Alvira yang tampak begitu cantik dan natural.Terlihat Alvira mulai bergerak pelan. Namun, ternyata matanya masih tertutup rapat, dan ia hanya berpindah posisi tidur saja yang semak

  • 100 HARI CINTA   Malam Panjang

    “Kalau mau bicara soal kerjaan besok saja gua lagi sibuk,” ungkap Daffin lagi dan langsung mematikan sambungan teleponnya. Kemudian ia mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang mengganggu kegiatan malamnya ini.Di seberang sana Reiki yang tadi menelepon bosnya itu sekedar ingin memberitahukan jika mereka besok akan ada pertemuan penting dengan salah satu klien dari luar negeri. Namun, belum sempat Reiki memberitahu sambungan telepon itu sudah diputus Daffin.“Huuft.”Hembusan nafas Reiki terdengar begitu berat. Susah menghadapi sang bos yang moodnya berubah-rubah dan ia sampai saat ini tidak mengetahui sela-nya.Reiki yang masih bingung dengan pertemuan besok apakah akan berlangsung apa tidak. Berbeda dengan Daffin yang kini telah kembali melakukan aktivitas panasnya.Alvira yang tadi duduk di atas meja mini bar telah ia turunkan dan digedongnya diletakkan di sofa living room. Sofa yang mempunyai ukuran hanya

  • 100 HARI CINTA   Menghabiskan Malam Bersama

    Alvira sudah menyelesaikan mandinya, selama setengah jam ia berada di dalam kamar mandi berendam. Dengan senyum yang lebar ia keluar dan menuju lemari pakaian yang di maksud oleh Daffin tadi.Tubuhnya saat ini terasa sangat begitu segar. Alvira juga sudah memantapkan hatinya jika ia akan menyerahkan semuanya malam ini untuk suaminya tercinta. Makanya ia merendam tubuhnya selain menghilangkan pegal, ia juga ingin agar tubuhnya wangi saat bersama Daffin. Langkahnya ia urungkan menuju lemari, kini Alvira malah duduk di meja rias, ia ingin sedikit mengaplikasikan make up naturalnya dan memberikan semprotan parfum di daerah-daerah tertentu. Tidak lupa ia mengeringkan rambutnya juga.Sudah siap, Alvira ingin mengambil piyama yang katanya Daffin berada di dalam lemari. Namun, saat Alvira buka pintu lemari itu matanya membulat sempurna melihat baju-baju yang bergantung di sana sungguh ia tidak berpikir sampai ke arah sana.“Astaga ini semua?” gumamnya pelan.

  • 100 HARI CINTA   Daffin Mengajak Ke Villa

    Saat ini Alvira tengah bersiap untuk pulang karena jam dinasnya telah usai. Sambil merapikan peralatan dan meja kerjanya matanya melirik ponsel yang berada di atas meja. Takut suaminya menghubungi dirinya.“Sudah mau pulang?” tanya Vita yang tiba-tiba muncul di balik pintu.“Iya, emangnya kenapa?” tanya Alvira.“Enggak paa sih, gua mau ajak keliling bentar. Bisa nggak?”“Em?”Alvira menyahut sambil memicingkan manik matanya merasa aneh dengan permintaan sahabatnya itu.“Biasa aja kali lihatnya nggak usah gitu amat kenapa? Salah gua mau ajak hangout bentar?” celetuk Vita lagi dengan mengibaskan satu tangannya di depan Alvira.“Enggak apa sih, heran aja!” sahut Alvira.“Sudah yuk, keluar,” ajak Alvira lagi sambil meneteskan tasnya keluar ruangan.“Beneran nih nggak bisa?” tanya Vita lagi ingin memastikan.Alvira lan

  • 100 HARI CINTA   Gagal Masuk Lagi

    Kehidupan suami-istri itu terlihat begitu harmonis dan sangat bahagia. Semakin hari Daffin menunjukkan sikap baik, ia selalu memperlakukan Alvira dengan begitu lembut. Alvira menikmati setiap perlakukan Daffin terhadapnya. Namun, tanpa mereka sadari ada seseorang yang terganggu dengan keromantisan keduanya. Ia pun berjanji akan membuat keduanya pecah.Diam-diam Kevin sering mengikuti keduanya melihat Alvira begitu sangat bahagia membuat Kevin murka. Kevin merencanakan sesuatu untuk Alvira. Dengan senyum liciknya ia kembali menjalankan mobilnya saat Alvira sudah lagi tak terlihat oleh pandangannya.Alvira dan Daffin kini sedang berada di rumah sakit, mereka ingin konsultasi ke spesialis kandungan. Padahal Alvira tadinya tidak ingin pergi, karena ia yakin jika mereka akan segera memiliki anak, tanpa melakukan program. Karena keduanya tidak ada masalah.“Ayo masuk,” ajak Daffin saat sudah berada di depan ruang poli kandungan.“Silahka

  • 100 HARI CINTA   Dinner Romantis

    Daffin tidak mengalihkan pandangannya dari Alvira, “ kamu cantik sekali malam ini?”puji Daffin. “Memangnya kemarin-kemarin aku nggak cantik apa?” protes Alvira. Daffin merapatkan tubuhnya ke tubuh Alvira. “Cantik, tapi saat ini terlihat lebih cantik lagi,” ujar Daffin memuji. “Mau pergi sekarang atau kita diam di kamar seperti ini,” ucap Alvira. Daffin langsung memasang tangannya agar Alvira gandeng. Keduanya keluar dari unit apartemnet dengan tangan Alvira melingkar di lengan Daffin. Daffin membuka pintu mobilnya sportnya dan membawa Alvira melaju membelah jalan raya. Ia akan mengajak Alvira ke sebuah restoran. Restoran yang sudah di bookingnya melalui Reiki sang assisten. Perjalanan mereka akhirnya sampai di restoran. Keduanya jalan bersamaan menuju lokasi yang sudah dipilih Daffin. Saat pintu ruang vvip itu terbuka, Alvira langsung mematung di depan pintu melihat suasana di dalam sana. Pencahayaan yang remang membu

  • 100 HARI CINTA   Meneruskan Pernikahan

    Alvira diam sejenak mendengar pertanyaan dari Daffin. Ia bingung harus menjawab apa. Keraguannya itu terlihat jelas di mata indahnya.“Kamu kenapa? Katakan saja, jika kamu memang memilih dia, aku akan mundur dan memutuskan semuanya dengan baik-baik tapi jika kamu memilih pernikahan ini, aku akan menemani kamu untuk berbicara pada Kevin,” ungkap Daffin pelan, tangannya sudah menggenggam tangan Alvira yang berada di pahanya.Dengan keberanian yang sedikit, akhirnya Alvira menceritakan apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini.“Sebenarnya aku juga memiliki perasaan yang sama seperti kamu, hanya saja aku tidak berani untuk mengungkapkannya mengingat surat perjanjian itu. Akhirnya aku memilih menerima tawaran Kevin dan ibunya dan mencoba melawan perasaan yang sebenarnya,” ungkap Alvira.Tanpa berbicara Daffin langsung maju dan memeluk tubuh Alvira,” terima kasih,” ucapnya.Alvira yang mendapatkan serangan tiba-tiba dar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status