author-banner
puji anggraiti
Author

Novels by puji anggraiti

Perjalanan Jati Diri Pendekar Pedang Api

Perjalanan Jati Diri Pendekar Pedang Api

Pangeran Karna Arindama yang selalu dirundung oleh semua orang di Istananya, terutama adiknya Pangeran Sisupala. Saat dirinya dijadikan samsak hidup ditengah hutan oleh Sisupala dan membuat tangannya patah. Namun dirinya malah diusir dari Kerajaan akibat fitnah yang dia terima. Yang membuatnya berjalan tanpa arah dan secara tidak sengaja memasuki hutan terlarang. Sebuah hutan yang mistis dan belum ditaklukan oleh prajurit. Disana dirinya menolong seekor kijang Kencana yang terlilit akar berduri, yang tanpa dirinya sadari dia telah menolong jelmaan Dewa Perang. Karna bertapa dalam waktu yang lama, dan  Dewa Perang menerima pertapaannya. Kemudian menyembuhkan lukanya dan memberinya buah delima. Yang membuatnya mempunyai benih tenaga dalam. Perjalanan berikutnya dirinya bertemu dengan seorang Kakek yang adalah leluhurnya dari sepuluh keturunan yang lalu, telah menanti Karna selama beratus-ratus tahun. Sang leluhur melatih Karna ilmu perang dan tenaga dalam. Saat Karna berhasil menguasai tenaga dalam dan kekuatan tubuh emasnya, Sang leluhur memintanya kembali ke Kerajaan untuk mengikuti sayembara. Saat sayembara diadakan secara tidak terduga Karna merupakan keturunan terkuat yang selama ini dicari. Dirinya berhasil mengendalikan Pedang Agni Narakastra, yang merupakan pedang sakti yang hanya keturunan terpilih yang dapat memilikinya. Setelah keberhasilannya memenangkan sayembara itu, satu persatu orang mulai memihaknya Dalam merebut kembali gelar Putra Mahkota yang memang seharusnya dinobatkan padanya sebagai anak sulung. Segala konspirasi dan intrik dimainkan oleh Sisupala dan Adipati Situmba, sang Paman untuk menggagalkannya. Sebuah konspirasi yang membuatnya melanggar sebuah aturan kompetisi karena membunuh seorang ksatria. Dan mendapat hukuman untuk bersembunyi dan menyamar sebagai rakyat jelata. Membuatnya harus menunggu untuk mendapatkan gelarnya kembali. Dalam penyamarannya Dia dikenal sebagai Pendekar Pedang Api yang berjasa menumpas kejahatan dan teror perampok di Desa Pinang Selatan. Kemudian bertemu dengan tabib cantik bernama Rushali. Dari kedekatannya membawa mereka kembali ke Kerajaan dan tanpa disangka-sangka membawa mereka dalam kondisi yang tragis.
Read
Chapter: Chapter 58 : PENYATUAN JIWA : KEKUATAN BARU
Saat energi mereka menyatu, Karna merasakan sesuatu yang berbeda mengalir dalam dirinya. Pandangannya bukan lagi sekadar melihat, tetapi menangkap sesuatu yang lebih dalam—getaran, niat tersembunyi, bahkan suara hati seseorang yang biasanya terbungkus rapat dalam diam. Ia bisa merasakan ketakutan, ambisi, dan bahkan kebohongan yang belum terucap. Saat Rushali menatapnya dengan mata yang kini berpendar samar, Karna mendengar bisikannya sebelum bibirnya bergerak."Kau mendengar aku?" tanyanya pelan.Karna mengangguk. "Bukan hanya suaramu… tapi hatimu juga."Rushali terkejut, tetapi tubuhnya sendiri kini terasa berbeda. Ia mengangkat tangannya dan melihat bayangan yang seharusnya ada di tanah, seketika lenyap dalam kehendaknya. Seberkas cahaya yang merembes masuk ke dalam gua pun berpendar di telapak tangannya, seolah tunduk padanya."Aku… bisa mengendalikan ini?" bisiknya tak percaya.Ia melangkah maju dan seketika tubuhnya seakan melebur dalam kegelapan, menghilang dari pandangan Karna
Last Updated: 2025-02-27
Chapter: Chapter 57 : PELARIAN SEMENTARA
Sebelum Karna bisa menyelesaikan kalimatnya, sebuah cahaya biru samar mulai muncul di sekitar tubuh Rushali. Tangannya memancarkan aura hangat yang membuat udara di sekitarnya bergetar hebat. Batu-batu yang sebelumnya menghalangi jalan keluar tiba-tiba melayang perlahan, seolah-olah tidak lagi terikat oleh gravitasi. Beberapa serpihan bahkan melayang di udara, berputar mengelilingi Rushali. “Apa... ini?” bisik Rushali, suaranya bergetar. Mata Karna membelalak. “Kau... Punya kekuatan? kau membangkitkan kekuatanmu?” Namun, Rushali tidak menjawab. Pikirannya terasa kosong, hanya dipenuhi oleh satu hal—keinginan untuk melindungi Karna. Ia mengangkat tangannya secara refleks, dan seketika itu juga, batu-batu besar yang menghalangi jalan keluar terangkat tinggi ke udara, lalu melesat menghantam dinding, menciptakan jalur baru yang sebelumnya tertutup. Rushali terengah-engah. Tubuhnya terasa ringan, seakan kekuatan itu mengalir bebas dalam dirinya. Tapi, bersamaan dengan itu, entah
Last Updated: 2025-02-26
Chapter: Chapter 56 : RERUNTUHAN DAN PERASAAN
Langkah mereka tergesa, berkejaran dengan napas yang memburu. Kegelapan menyelimuti lorong istana Kalingga, hanya diterangi nyala api yang memantulkan bayangan menari di dinding-dinding batu. Di belakang mereka, suara pertempuran masih menggema—teriakan kesakitan, denting logam bertemu logam, dan bau darah yang menguar semakin pekat. Rushali berlari di samping Karna, tangannya sesekali menyentuh dinding untuk menjaga keseimbangan. Misi mereka jelas—menemukan jalan keluar, mengumpulkan sekutu, dan menyelamatkan Kalingga sebelum semuanya terlambat. Tapi di balik semua itu, ada sesuatu yang lain, sesuatu yang membuat dada Rushali terasa lebih berat dari sekadar ketakutan akan kematian. Karna di sisinya, dengan mata elangnya yang terus mengawasi setiap sudut lorong, tubuhnya selalu sedikit condong ke arahnya, seolah naluri pertamanya bukan menyelamatkan diri sendiri, melainkan melindunginya. "Belok kiri!" seru Rushali, mengingat jalur yang lebih aman menuju ruang rahasia di sayap tim
Last Updated: 2025-02-25
Chapter: Chapter 55 : DIBAWAH HUJAN PEDANG
Malam di Kalingga terasa lebih dingin dari biasanya. Angin berhembus membawa aroma logam yang samar, seolah ada sesuatu yang mengintai dari kegelapan. Di atas singgasana megahnya, Raja Santanu duduk dengan tenang, wajahnya tetap tenang seperti biasanya. Namun, tatapan tajamnya menunjukkan bahwa ia tidak sepenuhnya mengabaikan ancaman yang baru saja datang. Di hadapannya, seorang utusan berlutut dengan tubuh gemetar. "Baginda," suaranya parau, nyaris tercekat oleh ketakutan, "desa perbatasan di barat telah terbakar. Tidak ada yang selamat. Hanya ini yang kami temukan di antara puing-puing." Utusan itu mengangkat tangannya, menunjukkan secarik kain hitam berlambang ular bersayap merah. Sebuah tanda yang hanya dikenali oleh mereka yang cukup berani menyelidiki kegelapan sejarah Kalingga. "Bayang Niraka..." bisik seorang penasihat, wajahnya memucat. Namun, Raja Santanu hanya tersenyum tipis. "Mereka mulai bergerak lagi," gumamnya, seolah ini bukanlah hal yang mengejutkan. "Kirim pa
Last Updated: 2025-01-30
Chapter: Chapter 54 : SOSOK AYAH
Pagi yang Ceria di Istana KalinggaMatahari pagi mulai menampakkan sinarnya, memancarkan kehangatan lembut yang menerangi taman istana. Aroma dupa yang menenangkan bercampur dengan embun pagi, menciptakan suasana damai yang jarang dirasakan oleh Karna dan Rushali dalam perjalanan mereka.Rushali membuka pintu kamarnya, rambutnya masih sedikit berantakan setelah istirahat yang panjang. Ia meregangkan tubuh sambil menikmati udara segar pagi itu. Pandangannya jatuh ke arah pendopo kecil di sudut istana, tempat Karna duduk bersila dalam posisi meditasi.Rushali menghentikan langkahnya, merasa malu karena ia baru saja bangun, sementara Karna sudah tampak begitu fokus dan tenang. Namun, Karna yang tampaknya merasakan kehadirannya, membuka satu matanya dan melemparkan ucapan menyindir.“Lepas sekali tidurmu, baru bangun jam segini!” ucap Karna dengan nada santai.Rushali yang masih setengah sadar menatapnya dengan mata menyipit. “Aku memang baru bangun, tapi kau tidak perlu mengingatkannya d
Last Updated: 2025-01-21
Chapter: Chapter 53 : KERAMAHAN SANG RAJA SANTANU
Ornamen ukiran berbentuk burung garuda dan bunga teratai menghiasi setiap sudut pintu gerbang, menandakan kearifan lokal yang kuat. Di kejauhan, istana terlihat megah dengan atap berlapis emas yang memantulkan sinar matahari sore.Mereka disambut oleh para prajurit dan pelayan istana yang telah bersiap dengan senyum ramah. Seorang abdi istana melangkah maju, memberikan hormat kepada keduanya."Yang Mulia Raja Santanu menantikan kehadiran Tuan dan Nona," katanya, mempersilakan mereka masuk dengan gestur yang penuh hormat.Rushali memandang Karna dengan sedikit ragu. "Apa menurutmu semua ini tidak berlebihan? Aku tidak merasa kita hanya tamu biasa," bisiknya.Karna mengangguk pelan. "Kita tetap harus waspada. Raja Santanu mungkin memiliki tujuan tertentu."Mereka melangkah melewati aula istana yang dihiasi ukiran khas Jawa, dengan tembok bercat putih gading dan tiang kayu jati berukir rumit. Sesampainya di balairung, Raja Santanu berdiri dari singgasananya. Ia adalah sosok yang berwibaw
Last Updated: 2025-01-21
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status