Chapter: 44. Jungkir Balik (1)Sejak kemarin, Adit jadi sering menghilang ke masjid atau perpustakaan tiap istirahat. Sendirian. Dia bahkan balik lagi seperti dulu saat dia marah ke Aya. Datang setiap mepet bel masuk dan langsung melesat pulang begitu bel pulang. Udah merasa bebas banget sejak kepengursan lepas dari dia. Dia juga makin serius baca buku. Dia bahkan menolak saat diajak main futsal bareng. Alasannya sih nggak masuk akal banget. “Gue mau belajar!” What the hell?!! Sumpah, konyol banget!! Sejak kapan Adit belajar. Otak manusia itu kan kayak windows 10 yang nyimpen semua hal yang dia lihat, processor RAM 8GB, dengan memori 5 tera. Jadi mustahil banget Adit bilang kalau dia mau belajar. “Lo kenapa lagi sih?” Reza menyambangi perpustakan begitu melihat cowok itu tengah bergumul dengan buku…koreksi…komik ding. “Hah? Gue kenapa? Nggak kenapa-napa kok.” Padahal kemarin Reza sudah melihat Aya dan Adit baik-baik aja. Mereka udah
Terakhir Diperbarui: 2025-02-18
Chapter: 43. Lovable You (3)“Kenapa mawar putih?” Aya bersandar di bodi depan mobil Roy. Roy mengajaknya ke Merapi sepulang sekolah. Menikmati angin sore di titik pendakian gunung di Yogyakarta itu. Semburat kekuningan yang menampar pipi Aya membuat wajah bersih gadis itu kelihatan bercahaya. Ya gimana ya, mau ngajak cewek ini dugem keknya juga Aya yang bakal kabur duluan.“Itu tandanya aku respect padamu. Masa’ nggak tau?”“Respect?”Roy mengangguk. Dia mengambil tempat di samping Aya. Melemparkan pandangannya pada sawah yang mulai menghijau di depannya. Beberapa bagian masih disemai malah. Meninggalkan kesan permadani hijau di lumpur coklat. “Mawar merah itu tanda cinta, mawar putih itu tanda penghormatan. Aku salut sama kamu, Ay. Semuanya yang ada dalam diri kamu itu aku suka. Tentang betapa baik, polos dan supelnya dirimu. Aku suka semuanya. Sampai di titik aku sadar betapa beruntungnya aku jadi cowok kamu. T
Terakhir Diperbarui: 2025-02-14
Chapter: 42. Lovable You (2)Kalau boleh milih, Aya ingin sembunyi saja seharian ini dari Roy. Tingkah cowok itu udah kelewatan abnormal. Contohnya saat istirahat pertama ini. Aya mendapatkan satu buket mawar putih dari Cahya.“Dari Roy,” itu kata Cahya saat menyadari wajah cengoh Aya.Langsung saja anak sekelas gempar. “Sejak kapan Roy jadi seromantis itu, woy?”“Ay, sini, deh!” Adit memanggilnya dari pinggir pagar pembatas lantai dua. Dia menunjuk pada Roy dan cs-annya yang tengah melambai dari lantai bawah. Membawakan buket bunga merah dan boneka berbentuk love.Muka Aya memerah malu. Sumpah!! Cowok itu kenapa??? Digigit ujung bibirnya ketakutan. Seumur-umur dia kenal Roy, belum pernah dia ngeliat Roy memperlakukan cewek—koreksi: mantan ceweknya—seperti apa yang dia lakukan ke Aya barusan.“Lo nyantet cowok lo sendiri?” Adit nyaris terbahak melihat tingkah Roy. Tuh, orang kesambet apa
Terakhir Diperbarui: 2025-02-13
Chapter: 41. Lovable You (1)“Lo serius ngomong barusan?” Cahya memastikan lagi tingkah Roy yang aneh. Belum pernah dia ngeliat Roy bela-belain nongkrong di parkiran sekolah dari jam 6 pagi. Mantengin parkiran mortor dan harap-harap cemas kalau ceweknya bakal datang pagi.Roy mengangguk tegas. “Gue ngerasa bersalah banget sama Aya. Selama ini gue sering main dibelakang dia. Mulai sekarang gue mau serius. Bantuin gue ngurusin cewek-cewek gue yang lain ya?”PLAK!!“Shittt!! Aduhhh!! Sakit tau!!” Roy menggerang saat tangan Cahya menamparnya. Berani bener cowok ini nampar gue!! “Lo pasti kesantet, Roy!”Roy menghela napas. Dia tertawa sejurus kemudian.“… Mbak Aya itu mengorbankan semuanya, Kak. Waktu main, waktu hangout cuma buat kerja parttime. Mulai dari jualan pukis, jualan pulsa, ngajar les, sampe sesekali terima orderan desain dari beberapa orang…”“Buat
Terakhir Diperbarui: 2025-02-12
Chapter: 40. Memories (3)“Udah, jangan diliatin terus. Entar lama-lama suka lho,” Papa menowel pinggang Adit subuh tadi, saat mengantar ke stasiun. Dia menggoda Adit yang menatap Aya berlari ke sana kemari seperti kelinci hanya untuk mencetak kode booking tiket yang mereka punya. Dasar cewek rempong!“Sama dia?!! Itu nggak akan terjadi, Pa!!” Adit melengos keki.“Apanya yang nggak mungkin. Cowok hanya butuh waktu 8 detik untuk menyukai seseorang, Dit.”“Pokoknya nggak mungkin aku suka sama dia. Dia itu udah punya cowok, Pa. Dan sekalipun dia nggak punya cowok, aku udah ilfeel sama cewek freak kayak dia.”Kata-kata yang Adit ucapkan tadi pagi, seperti menguap begitu mereka berdua mulai duduk di dalam kereta. Adit menggaruk kepalanya setengah gelisah ketika duduk di depan kursi Aya. Padahal tiket bisnis yang dibelikan Papanya seharusnya membuatnya lebih nyaman dibanding saat berangkat kemarin. Tapi entah kenapa dia justru makin nggak nyaman dengan duduk tepat di depan Aya seperti ini. Padahal gadis itu sudah p
Terakhir Diperbarui: 2025-02-11
Chapter: 39. Memories (2)“Kenapa? Ada yang salah sama wajahku ya?” tanya Aya polos begitu sadar kalau cowok di depannya menatapnya lama. Adit bahkan nggak bereaksi saat Aya mengulurkan gula-gula kapas padanya.Hembusan napas Adit keluar. “Jangan ngomong kayak gitu ke gue. Terserah lo mau ngomong ke siapapun, tapi jangan ke gue!!”“Why?” “Karena lo nggak tahu, di mana titik ketika kata-kata lo membuat gue….” Adit melengos. Nyebelin banget sih nih anak.“Membuat kamu….?” Bisa menatap lo lebih dari seorang temen.“Udahlah!! Lupain!!!” Adit menyambar gula-gula dari tangan Aya. Dihela napasnya dalam-dalam. Gue positif gilaaa! “Nyobain Kora-kora yuk! Let’s break our adrenalin!”Aya tersenyum sumringah. “Serius?!!”Apa ya…Adit juga nggak tahu kenapa dia punya ide untuk jalan-jalan—jalan-jalan dalam arti yang sebenarnya—sebagai bentuk permintaan maafnya kemarin. Dia nggak minat sebenarnya, apalagi cuma berdua dengan Aya. Salah-salah dikira mereka lagi pacaran pula. Tapi ide jalan-jalan itu lebih baik ketimbang cu
Terakhir Diperbarui: 2025-02-06