author-banner
FAISAL FANANI
FAISAL FANANI
Author

Novel-novel oleh FAISAL FANANI

Legenda Dewa Nusantara: Perang Dua Benua

Legenda Dewa Nusantara: Perang Dua Benua

Di tengah era kekacauan di Nusantara, dua benua besar, Benua Barat dan Benua Timur, terlibat dalam perang yang tak kunjung usai. Benua Barat dikenal dengan kekuatan sihir kuno yang diwariskan turun-temurun, sementara Benua Timur menjunjung tinggi seni bela diri dan kultivasi yang menghubungkan jiwa dengan alam semesta. Pertikaian mereka menghancurkan tanah dan memecah belah rakyat yang pernah hidup dalam damai. Di tengah konflik ini, seorang anak muda bernama Gema Pratama, yang berasal dari keluarga sederhana di pedalaman, mendapati dirinya menjadi sosok yang diramalkan dalam legenda kuno. Gema adalah sosok yang diyakini akan menjadi Dewa Sihir Kultivasi, satu-satunya harapan untuk menyatukan kekuatan magis dari Barat dan keahlian bela diri dari Timur. Namun, takdir Gema tidaklah mudah. Dalam perjalanannya, ia dihadapkan pada berbagai tantangan, mulai dari pengkhianatan teman terdekat hingga ancaman dari kekuatan gelap yang ingin menghancurkan dunia. Gema harus belajar menguasai sihir kuno dan teknik kultivasi tingkat tinggi, sambil mengungkap misteri masa lalunya dan menghadapi tragedi yang menguji keyakinannya. Sepanjang perjalanan, ia menemukan sekutu-sekutu tak terduga, tetapi juga musuh-musuh yang lebih kuat dari yang pernah dibayangkannya. Intrik politik, pertarungan epik, dan pengorbanan yang memilukan menjadi bagian dari takdir yang harus ia jalani. Dengan kekuatan yang terus berkembang, Gema menyadari bahwa untuk membawa kedamaian, ia harus menyatukan tidak hanya kedua benua, tetapi juga hatinya yang terbelah antara tanggung jawab dan keinginan untuk menjalani hidup yang damai. Namun, apakah dia mampu mengatasi tantangan terakhir dan memenuhi takdirnya sebagai Dewa Sihir Kultivasi? Hanya waktu yang akan menjawab.
Baca
Chapter: Bab 150: Hutan Mistik Es
Langkah Gema, Roro, dan Jaka semakin pelan ketika mereka memasuki Hutan Mistik Es, sebuah kawasan yang penuh misteri dan bahaya. Suasana di dalam hutan itu begitu sunyi, hanya desau angin dingin yang menghembus di antara pepohonan beku, membuat daun-daun es bergetar pelan. Meski tampak tenang di luar, ada sesuatu yang terasa aneh dan menekan. Ketiganya merasakan kegelisahan yang sama, seolah-olah mereka sedang diawasi oleh sesuatu yang tidak tampak.Hutan itu dipenuhi pepohonan raksasa yang batangnya menjulang tinggi, seluruhnya tertutupi lapisan es yang tebal. Setiap langkah mereka menghasilkan suara renyah dari salju yang terinjak, namun setiap suara kecil itu bergema dengan cara yang aneh, seolah ada gema dari suara lain yang mengikuti di belakang mereka.“Rasanya… seperti kita tidak sendiri di sini,” gumam Roro dengan nada cemas, matanya mengamati sekeliling dengan hati-hati. Tangan halusnya sudah siap meraih jarum-jarum akupunktur, jika ada sesuatu yang tiba-tiba muncul dari bali
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Chapter: Bab 149: Menuju Pegunungan Utara
Badai salju terus menderu, namun di tengah kegelapan dan dinginnya angin, Gema, Jaka, dan Roro berdiri tegak, memancarkan aura yang berbeda dari sebelumnya. Napas mereka teratur, meski suhu menggigit setiap inci tubuh mereka. Mata Gema menyala dengan kepercayaan diri yang semakin kuat, seolah-olah badai dan makhluk-makhluk es yang menghadang mereka hanyalah ujian kecil yang harus mereka lewati.Di sekitar mereka, Cheetah Es yang tersisa terus bergerak dengan kecepatan luar biasa, mengepung dari segala arah. Namun, kali ini Gema dan kedua kawannya sudah siap. Kekuatan yang telah mereka latih selama dua tahun di benua utara ini akhirnya mencapai puncaknya.“Sudah cukup,” gumam Gema pelan, namun penuh tekad. “Saatnya kita tunjukkan apa yang sebenarnya kita pelajari selama ini.”Jaka mengangguk, menatap musuh-musuh di depan mereka dengan senyuman penuh percaya diri. “Aku sudah menunggu saat ini. Tidak ada lagi yang bisa menghalangi kita.”Roro yang berada di sebelah mereka, meskipun dingi
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Chapter: Bab 148: Melintasi Badai Salju 
Angin menderu hebat, membawa butiran salju yang terasa seperti ribuan jarum tajam menghantam kulit. Udara yang sedingin es menggigit tubuh mereka, meskipun pakaian tebal dari kulit hewan yang diberikan oleh Suku Wanuara cukup melindungi mereka dari hawa dingin yang menusuk. Pegunungan Utara tampak menjulang di kejauhan, puncaknya seolah menyentuh langit, diselimuti oleh kabut tipis yang menyatu dengan badai salju.Gema, Jaka Tandingan, dan Roro Kenanga melangkah maju dengan susah payah, kaki mereka tenggelam dalam salju setinggi lutut. Napas mereka terlihat dalam bentuk embusan uap di udara dingin. Mata mereka terus waspada, namun badai salju yang semakin deras membuat jarak pandang terbatas. Hanya siluet-siluet gelap dari bebatuan besar dan pohon-pohon kerdil yang terlihat samar di kejauhan."Aku tidak menyangka cuacanya akan seburuk ini," gumam Roro, suaranya hampir tenggelam dalam raungan badai. "Aku bisa merasakan energi dingin ini mengalir langsung ke tulang-tulangku."Jaka, yang
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Chapter: Bab 147: Persiapan dan Perpisahan Terakhir
Awan di atas desa Suku Wanuara terlihat lebih cerah dari biasanya. Meski udara dingin pegunungan masih menusuk tulang, sinar matahari yang terpantul dari salju memberikan sedikit kehangatan yang aneh. Gema, Jaka Tandingan, dan Roro Kenanga bersiap untuk perjalanan mereka menuju Pegunungan Utara. Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan penuh dengan bahaya, tapi tekad mereka sudah bulat.Di sekitar desa, para anggota suku telah berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ketiga tamu yang telah tinggal bersama mereka selama dua tahun. Di tengah kerumunan, Nyi Gandari berdiri dengan penuh wibawa, ditemani oleh Anggarajaya, Raksayudha, dan beberapa pemimpin suku lainnya.Gema memandang tumpukan perbekalan yang sudah disiapkan untuk mereka. Para tetua suku memberi mereka makanan, pakaian hangat, serta senjata yang bisa berguna untuk bertahan hidup di pegunungan yang keras. Ransel kulit berisi ramuan penghangat tubuh, beberapa buah kering, dan daging kering terikat dengan kuat. Sel
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Chapter: Bab 146: Raden Jayabaya dan Artefak Kuno
Di tengah dinginnya udara pegunungan utara yang menusuk tulang, Gema terbaring di dalam tendanya, mencoba memejamkan mata. Namun, pikirannya justru melayang ke masa lalu. Ada sesuatu yang tidak bisa ia abaikan, kenangan tentang seseorang yang sangat penting dalam hidupnya—Raden Jayabaya, sang guru, seorang bijak dari Benua Timur yang tak hanya mengajarinya seni bela diri dan sihir, tetapi juga rahasia-rahasia dunia yang tersembunyi.Saat malam semakin larut, Gema semakin sulit untuk tidur. Dia duduk dan mengamati api unggun yang berkedip-kedip di luar tendanya. Pikirannya kembali pada percakapan terakhirnya dengan Raden Jayabaya sebelum dia pergi meninggalkan Benua Timur, sebuah percakapan yang kini terasa semakin relevan."Ada sesuatu yang harus kau cari di masa depan, Gema," Raden Jayabaya pernah berkata sambil menatap langit, matanya tampak jauh memandang ke cakrawala. "Sebuah artefak kuno, tersembunyi di tempat yang tidak mudah dijangkau. Namun jika kau menemukannya, kekuatanmu ak
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Chapter: Bab 145: Sambutan Hangat Kembali ke Desa
Setelah perburuan yang penuh tantangan melawan para Mammoth Raksasa, Gema, Jaka, dan Roro akhirnya berjalan kembali menuju desa Suku Wanuara. Mereka ditemani oleh Anggarajaya dan beberapa anggota suku lainnya, termasuk para pemburu berpengalaman yang ikut serta dalam perburuan. Matahari terbenam di cakrawala, menciptakan pemandangan langit merah keemasan yang memantulkan sinarnya ke atas hamparan es yang luas. Hembusan angin dingin yang menusuk tulang kini terasa lebih akrab, seolah menjadi sahabat lama bagi mereka yang telah bertahan di lingkungan keras ini.Setelah beberapa jam berjalan, mereka mulai melihat tanda-tanda desa suku di kejauhan. Tenda-tenda besar yang terbuat dari kulit binatang berjajar rapi, asap tipis mengepul dari perapian di tengah desa, dan suara-suara tawa serta obrolan hangat terdengar samar di udara. Ada rasa hangat yang langsung menyelimuti hati mereka begitu desa mulai terlihat. Meskipun mereka adalah pendatang di sini, Suku Wanuara telah menjadi seperti kel
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Anda juga akan menyukai
PENDEKAR TAPAK DEWA
PENDEKAR TAPAK DEWA
Pendekar · Emde Mallaow
149.8K Dibaca
Pendekar Pedang Api
Pendekar Pedang Api
Pendekar · Fii
147.3K Dibaca
Legenda Kultivator Naga
Legenda Kultivator Naga
Pendekar · Kak Al
139.5K Dibaca
Pendekar Romantis
Pendekar Romantis
Pendekar · mrd_bb
124.9K Dibaca
Legenda Tang Hu
Legenda Tang Hu
Pendekar · Naga Hitam
124.8K Dibaca
DMCA.com Protection Status