Tetanggaku Malaikat Maut
Sejak kecil, Luna dapat melihat kematian orang-orang yang ia sentuh di masa depan. Karena itu, Luna memulai karir sebagai seorang penulis novel misteri dan tinggal sendiri di rumah bekas neneknya yang sudah meninggal. Sampai suatu hari, Luna mampu mencegah seseorang dari kematian. Luna pun bertekad untuk menggunakan kekuatannya demi menyelamatkan banyak orang. Sayangnya, Luna harus bersaing dengan tetangganya yang merupakan malaikat kematian dan berusaha menjemput orang-orang yang ditakdirkan untuk meninggal.
Sebagai seorang malaikat kematian, Ezra bertugas untuk menjemput nyawa manusia yang sudah waktunya meninggal berdasarkan list yang ia terima. Ia hanya perlu menjemput 10 orang lagi sebelum akhirnya menyelesaikan tugasnya sebagai malaikat kematian dan bisa dilahirkan kembali menjadi manusia. Namun, targetnya mulai terhambat karena seorang gadis yang baru pindah di sebelah rumahnya bisa melihat masa depan dan mencegah kematian orang-orang yang semestinya ia jemput. Mampukah Ezra memenuhi targetnya sebelum masa bertugasnya berakhir?
Baca
Chapter: Bab 3Luna mengusap keringat pada keningnya sekilas setelah meletakkan sebuah pot tanaman monstera di atas buffet cabinet. Akhirnya ia berhasil membereskan rumahnya. Luna melihat rumah sebelahnya dari jendela. Waktu masih kecil, ia ingat keluarga Garner yang mengisi rumah sebelahnya. Putri mereka yang bernama Tania, sering bermain ke rumah neneknya saat Luna dan keluarganya datang berkunjung. Tapi, saat Luna berusia 12 tahun, keluarga Garner pindah ke kota lain. Di saat yang sama, Luna sadar akan kemampuan spesialnya yang bisa melihat kematian seseorang di masa depan dengan menyentuhnya. Luna melihat ayah Tania akan meninggal di masa depan karena terkena penyakit kanker. Awalnya ia tidak percaya, tapi setelah penglihatannya menjadi kenyataan, Luna sadar kalau ia punya kemampuan spesial. Luna juga melihat bagaimana neneknya akan meninggal di masa depan saat menyentuhnya. Lima hari setelah Luna mendapatkan penglihatan itu, neneknya benar-benar meninggal karena terjatuh di kamar mandi. Aw
Terakhir Diperbarui: 2023-08-12
Chapter: Bab 2Jam masih menunjukkan pukul 5.30 pagi dan suara mobil box yang cukup bising membuat Ezra terbangun. "Ah.. sial berisik sekali," keluh Ezra sambil menutupi satu telinganya dengan bantal lain. Karena selalu tinggal di rumah yang terpencil selama bertahun-tahun, Ezra tidak terbiasa dengan suara bising di pagi hari dan memiliki tetangga. Ia sengaja memilih rumah yang ia tinggali saat ini karena lokasinya yang berjauhan dari rumah-rumah lain. Rumah yang paling dekat adalah rumah sebelahnya yang sudah lama kosong dan kini akan ditinggali. Sejak beberapa minggu yang lalu, rumah sebelahnya yang sudah lama kosong tiba-tiba direnovasi dan dibersihkan. Salah satu petugas yang memperbaiki rumah bercerita kalau cucu dari pemilik rumah akan tinggal mulai bulan ini. Dengan mata yang masih terkantuk-kantuk, Ezra bangkit dari kasur dan berjalan ke arah jendela untuk mengintip kondisi di luar. Beberapa pria bertubuh besar tampak sedang mengangkat sofa dan meja ke dalam rumah. Tak berselang lama, mun
Terakhir Diperbarui: 2023-08-10
Chapter: Bab 1Michigan, Oktober 2022. Angin malam di musim gugur berhembus cukup kencang, menyapu helaian rambut berwarna ash brown milik Ezra. Dengan santai, ia berdiri dalam bayang malam yang gelap di sebuah gang yang sepi. Ditambah dengan pakaian suit dan trench coat hitam yang ia gunakan membuat Ezra menyatu dengan kegelapan. Mata hijaunya bergerak melihat ke arah jam tangan yang ia gunakan. “Sepuluh detik lagi,” gumam Ezra sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Matanya menyorot jalanan yang sepi seakan sedang menunggu seseorang. Tak lama, suara mesin motor terdengar dari arah jalanan utama dan.. BRAKK! Seorang pengendara motor menabrak tiang jembatan dan terpental jauh ke tengah jalan. Motor sang pengendara jatuh tergeletak setelah hantaman besar tersebut dengan kerusakan yang cukup parah di bagian depan. Mesin motor masih menyala dengan kondisi lampu yang menyorot ke arah trotoar. Cairan darah mulai mengalir dari kepala si pengendara, membasahi aspal jalan yang semula kering. Sang
Terakhir Diperbarui: 2023-08-07
Chapter: Bab 3“Papa?” panggil si gadis cilik pada Rafli.Rafli melongo. “Wah siapa sih ini yang ngerjain gue? Kawin aja belum pernah gimana ceritanya gue udah punya anak?” pikir Rafli. Beberapa pertanyaan dan skenario dalam otaknya mulai silih berganti. Lalu gimana cara bocah itu masuk ke dalam rumahnya?Apa ini karena keusilan Dimas atau Astrid? Tapi mereka tidak punya kunci rumah. Yang punya kunci rumah hanya dirinya, ayah dan Rafa — adiknya. “Ini pasti hasil kerjaan si Rafa yang mau ngeprank gue. Kurang kerjaan tuh bocah,” tebak Rafli. “Papa sejak kapan potong rambut? Kok jenggotnya hilang?” lanjut bocah kecil itu yang memandang Rafli dengan tatapan heran.“Dek, aku ini bukan papa kamu. Coba cerita siapa yang nyuruh kamu ngaku-ngaku jadi anak aku? Namanya Rafa bukan? Orangnya yang tinggi, dekil, jelek?” tanya Rafli. Si gadis kecil mengerutkan keningnya bingung. “Papa ngomong apa sih? Freya jadi bingung.”“Stop panggil saya papa. Saya ini bukan papa kamu. Nikah aja belum,” jawab Rafli. G
Terakhir Diperbarui: 2023-07-30
Chapter: Bab 2Setelah selesai memilih gaun pengantin, Rafli dan Astrid pergi ke kantor bersama. Baru saja membuka pintu utama, Rafli melihat Nadia yang merupakan resepsionis perusahaan sedang sesenggukan karena menangis. “Dua ratus ribu,” pinta Rafli pada Astrid sambil mengulurkan tangannya meminta uang. Astrid cemberut, “Ih bisa aja kan dia nangis bukan karena putus! Siapa tahu gajinya udah habis padahal masih awal bulan!” bisik Astrid. “Sana tanya,” kata Rafli tidak mau berdebat. Astrid pun menghentakan kakinya dan berjalan menghampiri Nadia. “Loh, Nad kamu kenapa?” tanya Astrid simpati. Nadia mengusap air matanya dan menutupi hidungnya dengan tisu. “Ah, enggak apa-apa Mba. Cuma ada masalah aja,” jawab Nadia dengan suara serak. “Beneran enggak apa-apa? Kalau butuh teman cerita atau bantuan bilang aja, ya? Siapa tahu aku bisa bantu gitu.” “Iya Mba, makasih banyak. Maaf jadi bikin khawatir,” ucap Nadia mencoba tersenyum. Merasa tidak mendapatkan jawaban yang ia inginkan karena Astrid yang
Terakhir Diperbarui: 2023-07-29
Chapter: Bab 1Rafli bersiap di kamarnya untuk ke kantor seperti biasa. Sembari mengenakan kemeja biru tua, matanya tertuju pada layar ponsel. Beberapa pesan muncul begitu ia menonaktifkan airplane mode. Astrid: Jangan lupa hari ini jam 11. Kalau sampai lupa, gue bakal makan soto Bogor di ruangan lo!Rafli berdecak. Ia benci dengan beberapa makanan yang memiliki bau menyengat dan mencemari udara di ruangannya. Ia benci ketika orang mengubah posisi barang yang sudah ia tata sedemikian rupa. Ia benci ketika seseorang membuatnya menunggu lama. Ada banyak hal yang ia benci di dunia ini, tapi satu hal yang ia benci dan juga membencinya. Anak-anak. Rafli tidak ingat sejak kapan hal itu terjadi. Namun, yang jelas sampai detik ini ia tidak pernah tersenyum satu kali pun ketika melihat bayi atau anak-anak yang menggemaskan di saat semua temannya tertawa dan berteriak girang. Begitu pun dengan semua anak-anak yang bertemu dengannya akan merasa tidak nyaman atau bahkan menangis karena takut. Ayah: Hari ini
Terakhir Diperbarui: 2023-07-29