author-banner
Alsaeida
Alsaeida
Author

Novels by Alsaeida

Putri sang Artis Kontroversial

Putri sang Artis Kontroversial

"Tidak ada orang yang bisa memilih orang tua atau pun memilih lahir di keluarga yang dia inginkan." Seandainya bisa, Awina tidak ingin terlahir sebagai anak Dariah Angelica. Ibunya terkenal sebagai artis minim prestasi dan kaya kontroversi. Awina bahkan sampai menyembunyikan identitasnya karena masyarakat selalu menertawakan dan mencaci setiap aksi yang dilakukan oleh Ibunya itu. Namun, batas kekuatan Awina diuji ketika dirinya dinodai oleh Jevin--artis tampan yang sedang naik daun. Pria ini menganggap Awina "semurahan" ibunya. Lantas, bagaimana kisah Awina selanjutnya? Akankah dia mampu bangkit meski publik mengetahui kebenarannya sebagai Putri sang Artis Kontroversial? Atau ... dia justru berbalik menyerang orang-orang yang mengusik hidupnya?
Read
Chapter: Chapter 14 – Festival Kampus
“Win, malam besok kamu nggak ada shift, kan?” tanya Yofi sambil meletakkan nampan di atas meja di samping counter dapur. “Pergi ke festival kampus yuk, katanya mereka banyak mengundang penyanyi-penyanyi terkenal.”“Nama penyanyinya siapa saja?”“Ada Fathika Azzira, Band Shelila, dan Bagas Pamungkas.”“Mereka nggak ngundang Jevin? Padahal Mbak berharap mereka bisa mengundang Jevin,” tiba-tiba Mbak Yani datang menimpali. “Kalau kata temanku yang panitia, mereka memang berniat untuk mengundang Jevin, tetapi Jevin menolaknya karena kesibukan jadwal. Makanya kemudian mereka memilih mengundang Bagas Pamungkas,” jelas Yofi. “Mbak benar-benar berharap suatu hari bisa bertemu Jevin secara langsung,” tukas Mbak Yani dengan tatapan mendamba. “Selain wajah ganteng, dia juga terkenal baik. Tidak pernah terdengar berita buruk tentang sikap Jevin,” tambahnya. “Aku bukan penggemarnya, tetapi aku cukup suka dengan lagu-lagunya,” sambung Yofi. “Kamu penggemar Jevin juga, Win?”“Nggak,” balasku sambil
Last Updated: 2025-01-06
Chapter: Chapter 13 – Rasa Bersalah
“Kamu tunggu sebentar di sini, Mbak mau tebus obat dulu,” kata Mbak Yani yang menuntunku ke kursi tunggu. Meskipun kata sang bidan bahwa aku sudah bisa pulang dan kondisiku sudah baik-baik saja, dia tetap memberikan beberapa resep obat. Sebagai antisipasi saja, katanya. Aku terburu-buru membuka membuka tote bag, mengambil dompet hitam dan menyodorkannya. “Mbak, bawa ini.” “Nggak usah, pakai uang Mbak saja,” tolak Mbak Yani. “Tapi Mbak…,” belum sempat aku menyelesaikan ucapanku, Mbak Yani sudah berjalan menjauh. Satu masalah telah selesai. Aku merasa lega. Tapi entah kenapa, selain rasa lapang itu, ternyata ada rasa lain, sedikit rasa bersalah yang tiba-tiba hadir. Padahal tak sepantasnya aku merasakannya. Tiba-tiba aku kepikiran, bagaimanakah bentuknya? Apakah bentuknya segumpal darah seperti artikel yang aku baca, atau bentuk lain? Dan dimanakah para perawat itu menguburkannya? Atau dia tidak dikubur, justru dibuang? “Yuk Win kita pulang,” ajak Mbak Yani yang memegang lenganku
Last Updated: 2024-03-31
Chapter: Chapter 12 – Maafkan Aku
“Mbak,” panggilku sambil mengetuk pintu kamar Mbak Yani. Terdengar suara kaki mendekat sebelum pintu bercat coklat itu terbuka. “Masuk Win,” ucapnya. Kakiku bergerak melewati pintu, kemudian duduk di atas karpet merah yang terletak di tengah-tengah kamar. “Kalau mau makan snack, ambil saja ya Win,” sambungnya sambil wajahnya mengarah ke rak keranjang di dekat pintu yang terdapat berbagai jenis makanan ringan. “Aku sudah mendapatkan uangnya, Mbak,” jelasku to the point. “Berarti kamu tetap memutuskan untuk mengaborsikannya?” Aku mengangguk tanpa ragu. “Besok kamu selesai kuliah jam berapa?” “Hanya ada satu mata kuliah Mbak, di pagi hari.” “Baiklah, besok sore kita berangkat dan kamu minta ganti shift saja dengan karyawan lain.” “Iya Mbak, nanti aku minta tolong Karla untuk menggantikanku.” Mbak Yani sedikit menghembuskan nafas kasar. “Tapi kamu sudah memikirkan matang-matang, kan? Kamu sudah tahu kemungkinan resiko yang akan kamu alami meskipun klinik itu mengatakan aman? Mu
Last Updated: 2024-03-16
Chapter: Chapter 11 – Tidak Ada Pilihan
Mataku menatap lekat ke bola mata Mbak Yani, mencari kebohongan di sana. “Mbak akan membantuku?” kataku meyakinkan, takut telinga ini salah menangkap dan Mbak Yani mengangguk tegas. “Tapi kenapa?” tanyaku, masih belum percaya, bagaimanapun aborsi merupakan suatu kejahatan terhadap nyawa seseorang. Mbak Yani sekali lagi memeluk dan mengusap-usap punggungku. “Kalau alasanmu karena suka sama suka, mungkin Mbak nggak akan memperdulikan. Tetapi kondisimu berbeda. Mbak tidak bisa menutup mata begitu saja, apalagi Mbak juga memiliki adik seusiamu, meskipun kami sudah tidak bertemu sejak orang tua kami bercerai. Setiap Mbak melihatmu, Mbak selalu teringat dengannya.” Air mata yang sedikit terhenti, kini kembali mengalir, merasa terharu sekaligus sedikit lega. “Terima Mbak. Terima kasih banyak,” ucapku. 0__ “Win, sudah tidur?” suara dari balik pintu kamar terdengar berbarengan dengan suara ketukan. Aku yang sedang berbaring sambil termenung memandang langit-langit kamar, langsung bangun d
Last Updated: 2024-03-11
Chapter: Chapter 10 – Empat Mata
Kelopak mataku perlahan-lahan terbuka, samar-samar terlihat langit-langit berwarna putih. Kepala ini masih sedikit berdenyut dan badanku masih terasa lemas. Dari balik tirai putih yang mengelilingiku, sayup-sayup aku mendengar beberapa suara yang saling bercakap dan salah satunya cukup familiar. “Apakah aku di rumah sakit,” gumamku sambil berusaha bangun, hendak bersandar di kepala kasur. Tirai tiba-tiba terbuka dan menampakkan Mbak Yani yang memasang wajah khawatir. Dia berjalan mendekat sambil berucap, “Bagaimana kondisimu sekarang?” “Masih sedikit pusing dan lemas Mbak,” jawabku dengan memperbaiki posisi dudukku agar lebih nyaman. “Tapi kenapa aku bisa ada di sini Mbak?” “Kamu pingsan di kafe dan Mbak membawamu ke klinik ini.” Siluet kejadian beberapa jam lalu terlintas di benakku, aku tidak ingat apa-apa kecuali mataku yang tiba-tiba berkunang, sebelum akhirnya gelap datang. Aku terhenyak dan kemudian memandang Mbak Yani dengan tatapan was-was. Apa mungkin Mbak Yani sudah tahu
Last Updated: 2023-11-21
Chapter: Chapter 9 – Gejala
"Mau pesan apa, Win?" tanya Gladis sembari meletakkan tas di atas meja."Mie ayam," jawabku tanpa melihat daftar menu yang tertempel di dinding, persis di tempat dudukku sekarang. Sejak pagi tadi, aku memang ingin makan olahan mie yang dicampur dengan daging ayam semur kecap tersebut. Alhasil setelah materi kuliah siang ini berakhir, aku langsung mengajak Gladis menuju gerobak Pak Mamat. "Sama jus jeruk," sambungku."Tumben pesan mie ayam, biasanya bakso?""Lagi pengen aja," jawabku.Gladis mengangguk paham dan beranjak mendekati gerobak. Sementara aku mulai membuka ponselku dan membuka DM Inst4gr4m, ternyata masih belum dibaca. Setelah berpikir semalaman, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti salah satu saran Yofi, mencoba meminta pertanggungjawaban Jevin meskipun jauh di lubuk hatiku, aku yakin dia pasti menolaknya. Dia pasti tidak akan mau merusak masa depan karirnya hanya karena kehadiran anak ini. Jevin mungkin akan berpikiran sama, akan menggugurkannya, tapi setidaknya aku tida
Last Updated: 2023-11-14
You may also like
PERFECT HUSBAND
PERFECT HUSBAND
Romansa · Queen Lathi
18.2K views
Terjebak Pesonamu (Justin&Athena)
Terjebak Pesonamu (Justin&Athena)
Romansa · Abigail Kusuma
18.1K views
Sugar Daddy-in-Law
Sugar Daddy-in-Law
Romansa · Handdwi
18.1K views
Skandal Cinta Dokter Annastacia
Skandal Cinta Dokter Annastacia
Romansa · agneslovely2014
18.1K views
Kekhilafan Satu Malam
Kekhilafan Satu Malam
Romansa · Ngolo_Lol
18.1K views
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status