Chapter: 12. Gara-Gara Kamu!Seorang ibu menarik bahu Kinanti kasar. Wajah ibu itu tampak sangat membenci Kinanti. Kinanti hanya diam, tidak menyahuti ibu itu."Kamu lagi bunting, ya?" tanya ibu yang menarik bahu Kinanti. "Kayaknya iya. Liat aja perutnya! Masa iya perutnya buncit, tapi badannya kurus kering kayak orang cacingan!" tuding ibu yang lain. "Cacingnya laki-laki kalau buncitnya begitu, Bu," sahut yang lainnya."Tapi kayaknya dia masih ingusan, kok bunting?" tanya ibu pertama."Ya mungkin kayak anak-anak jaman sekarang itu loh, Bu. Gara-gara suka nonton film," sahut ibu kedua. Ibu pertama mendekati Kinanti. "Kamu sudah nikah?" tanyanya."Nikah kayane belum, Bu. Tapi kawine uwes," cibir ibu kedua dengan dialek Jawa yang sangat khas. "Loh, loh, loh! Anak muda jaman saiki, wong tuone piye, toh?" tanya ibu ketiga yang juga berdialek Jawa."Mungkin orang tuanya sibuk kerja. Jadi kagak sempet merhatiin anaknya," sahut ibu keempat. "Kamu itu masih bocah! Belum waktunya bikin anak! Mau dikasih makan apa ana
Terakhir Diperbarui: 2024-01-01
Chapter: 11. Menjadi Bahan GunjinganAmarah di hati Bram kembali menguar mengingat aib yang sudah ditorehkan putrinya. Dia hampir menangis karena rasa marah dan rindu bercampur menjadi satu. Putri yang sangat disayanginya pergi karena dia usir.Salah satu sudut hati Bram juga merasa bersalah. Dia tidak bisa menjaga putrinya dengan baik, sehingga dia harus menanggung aib. Dia merasa lalai saat diberi tanggung jawab oleh Tuhan untuk menjaga seorang putri."Ayo, Pak, jalan!"Seruan dari penumpang menyadarkan Bram. Dia segera memasukkan dompet ke saku celananya. Saat menoleh ke belakang, ternyata penumpang sudah penuh.Bram mulai melajukan angkotnya meninggalkan terminal. Dia harus fokus bekerja karena tidak hanya membawa nyawanya saja, tetapi juga nyawa banyak orang yang menjadi penumpangnya.***Kinanti memasak di kamar kos Kayla. Dia membuat oseng kangkung dan dadar telur untuk makan mereka berdua. Gadis itu sudah berpesan pada kekasih kakaknya untuk tidak membeli makan di luar.Selesai memasak, dia teringat jika belum me
Terakhir Diperbarui: 2023-12-29
Chapter: 10. RinduKinanti hanya bisa menangis. Tidak mungkin baginya mengatakan kepada sang kakak siapa yang sudah menghamilinya. Kendra mungkin saja tidak percaya karena yang sudah melakukannya adalah sahabat baiknya. "Nan, kalau kamu diam terus seperti ini, Abang gak akan tau harus meminta pertanggungjawaban siapa," desak Kendra."Aku ingin istirahat, Bang," ucap Kinanti pelan.Kendra hanya bisa menarik napas dalam. Dia mengerti, pasti selama ini Kinanti sangat kurang istirahat. Tidur di tempat terbuka dan hanya beralaskan kardus."Ya sudah, kamu istirahat, ya. Tidur yang nyenyak dan makan yang banyak. Abang sudah membeli beberapa makanan dan pakaian buat kamu. Jika ada apa-apa, kamu bisa minta bantuan Mbak Kayla," ucap Kendra.Kendra pergi dari kos-kosan Kayla dan Kinanti. Dia pulang larut malam. Dia harus berbohong pada kedua orang tuanya tentang kepergiannya.***Kinanti terbangun saat matahari sudah mengintip dari balik tirai jendela. Selama tiga bulan dia tidur di jalanan dan hanya beralaskan k
Terakhir Diperbarui: 2023-12-22
Chapter: 9. Siapa Laki-Laki Itu?"Aku ....""Ini tempatku! Kalau kamu ingin tidur, cari tempat lain! Jangan menempati tempatku!" bentak seorang wanita berusia awal 40-an. "Maaf, Bu."Kinanti segera bangkit dari duduknya. Dia mengambil tas, kemudian melangkah tertatih mencari tempat lain. Perutnya terasa sakit setelah dia pukul beberapa kali. Gadis itu meringis memegangi perutnya. Kinanti memasuki pasar itu lebih dalam. Ternyata ada banyak orang yang bernasib sama seperti dirinya, gelandangan. Dia melihat lorong antar-ruko yang kosong. Gadis itupun menggelar kardus yang dibawanya. Kinanti meringkuk di atas kardus. Dia menangis seraya memegangi perutnya. Gadis itu masih tetap menyalahkan janin yang ada di rahimnya atas apa yang dialaminya saat ini. Segala derita dan hinaan yang dia terima karena keberadaan janin itu.***"Van, gimana kalo nanti sore kita nonton?" tanya April. Mereka sedang duduk di kursi taman kampus."Aku gak bisa," tolak Evan."Kenapa sih, Van? Kamu selalu nolak tiap aku ajak?" April tampak kesal
Terakhir Diperbarui: 2023-10-20
Chapter: 8. Kembali Ke Jalanan"Kau sembunyi di sana!" perintah April mendorong Frank ke kamar mandi."Kenapa aku harus sembunyi?" protes Frank."Kau tidak akan mengerti. Yang penting jangan sampai Evan melihatmu bermalam di sini."April segera memakai pakaiannya. Dia merapikan rambut yang acak-acakan. Gadis itu hanya memakai dress tanpa lengan. Saking terburu-burunya, April sampai lupa tidak memakai pakaian dalam."Ada apa, Van?" tanya April berusaha menyembunyikan napasnya yang memburu.Evan melihat April dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia melihat lelehan keringat pada pelipis dan leher gadis di depannya. Dia juga mengetahui jika tidak ada kain lain yang melapisi tubuh April selain dress yang dikenakan gadis itu."Aku ke kampus duluan," ucap Evan seraya berlalu dari depan apartemen April."Kenapa kamu gak nunggu aku?" tanya April ragu."Aku gak mau jadi orang bodoh yang menunggu orang yang sedang bercinta," tukas Evan tanpa menoleh."Apa maksud kamu, Evan?" April tidak berani mengejar Evan karena sadar kead
Terakhir Diperbarui: 2023-10-19
Chapter: 7. Aku Tidak Ingin Bayi Ini"Kenapa Ibu menolong saya?" tanya Kinanti pada wanita yang menolongnya.Saat Kinanti akan terjun dari besi pembatas jembatan, seorang wanita yang baru pulang dari bekerja sebagai petugas kebersihan hotel menolongnya. Kinanti kini berada di rumah petak yang dikontrak wanita itu. Dia melihat ada tiga orang anak antara usia 2 sampai 6 tahun."Karena saya manusia, dan sesama manusia harus saling tolong menolong. Jangankan terhadap manusia lain, pada hewan pun kita sebaiknya menolong jika hewan itu sedang kesulitan," jawab wanita itu. "Siapa namamu?""Kinanti, Bu.""Kenapa kamu ingin melakukan perbuatan dosa itu? Kamu tau 'kan jika bunuh diri itu dosa?""Aku sudah berdosa karena hamil di luar nikah. Apa bedanya jika aku melakukan dosa lagi dengan bunuh diri?" Tersirat nada kebencian dalam suara Kinanti."Istighfar, Neng. Ingat sama Tuhan. Jika kamu sudah melakukan dosa, jangan menambah dosa lagi dengan perbuatan dosa yang lain.""Tapi bayi ini sudah membuatku menderita, Bu. Dia membuatku d
Terakhir Diperbarui: 2023-10-18