Menikahi Wanita Terkutuk
Tepat semalam sebelum pernikahan digelar, Arjani Mason memilih pulang ke Indonesia, setelah pernikahannya dengan Dave Jayden--seorang arsitek ternama Sydney--mengalami kegagalan. Pernikahannya batal karena kutukan yang melekat pada Arjani.
Di Indonesia, Arjani mencari informasi tentang Attara Behzad, pria yang dicintainya sejak masa SMA dulu. Namun, dari sahabatnya--Reyma Sadewi--Arjani tahu jika Attara ternyata sudah menikah, dan menetap di Aceh.
Setahun Arjani di Indonesia, bertepatan dengan tsunami yang melanda Aceh. Reyma yang merupakan seorang aktivis aktif, mengajak Arjani untuk ikut menjadi relawan ke Aceh.
Di Aceh, Arjani bertemu Attara yang selamat dari tsunami, tetapi mengalami amnesia sementara. Arjani dilamar oleh ibu Attara sebagai istri pengganti, di saat istri sah Attara belum jelas statusnya hidup atau mati, dan Attara belum mampu mengingat apa pun.
Akankah Arjani menerima lamaran itu, ketika dia masih mempunyai kutukan? Kutukan apakah yang menimpa Arjani? Lalu bagaimana dengan istri Attara dan ingatan Attara yang bisa saja kembali sewaktu-waktu?
Baca
Chapter: 10. Pria OtoriterDi meja makan itu denting peraduan alat makan terdengar nyaring, tiga orang yang duduk di sana sama-sama diam. Reyma melirik Arjani, sesekali bergantian melirik Jimi juga. Ayah dan anak itu belum berdamai, setelah obrolan mengenai pulang ke Sydney, dan rasa-rasanya Reyma sedikit menyesal menghadiri undangan acara makan malam yang dingin ini."Bingkisan itu dari siapa, Mbok?" tanya Jimi saat Sri datang mengantarkan semangkuk ikan pindang.Wanita tua itu gelagapan mencari jawaban, sempat ia melirik Arjani yang ternyata tidak membantu, gadis itu hanya menunduk mengunyah makanannya."Jawab yang jujur saja, Mbok, Om Jimi enggak akan marah, kok," terang Reyma menenangkan."Itu ... itu dari Nyonya Imaya, Tuan Besar," tutur Sri, tangannya sibuk memilin ujung kebayanya.Alis kuning terangnya terangkat, Jimi menatap sang putri intens. Mendapat tatapan demikian, Arjani mengembuskan napas seraya melepas peralatan makan di tangannya.Biji matanya berotas
Terakhir Diperbarui: 2022-04-19
Chapter: 9. SuratJimi memindai semua sudut rumah yang dulu ia tempati saat tinggal di Indonesia dengan mendiang istrinya, tatapannya jatuh pada Arjani yang menggeret kopernya memasuki salah satu kamar di lantai dua.Gadis itu masih mendiamkannya setelah Jimi mengajaknya kembali ke Sydney, helaan napas berat menguar dari rongga pernapasan pria tua itu mengingat penolakan Arjani."Bagaimana aku akan menjelaskan jika dia tidak aman tinggal di sini," gumamnya, lantas menyusul langkah Arjani ke atas.Tidak ada yang berubah dari rumah ini dari terakhir kali Jimi meninggalkannya, masih bergaya Belanda klasik, karena Sri yang dititipi rumah ini sangat apik menjaganya."Nduk, kamu pulang? Kenapa ndak kasih tahu Ibu," ujar suara yang berasal dari lantai bawah.Jimi berdiri di pinggir tangga, melihat wanita berkebaya khas Jawa itu memasuki rumah dengan tergesa, seraya menenteng plastik belanjaan. Sri terhenti ketika melihat Jimi, wanita itu salah tingkah karena diperhatikan s
Terakhir Diperbarui: 2022-04-15
Chapter: 8. PulangSinar matahari yang menembus celah tenda mengusik Arjani dari tidurnya, gadis itu terkejut ketika mendapati dirinya bangun kesiangan. Ini tidak biasanya, karena Arjani terbiasa bangun pagi.Arjani gegas bersiap ketika tidak mendapati Reyma di sampingnya, sahabatnya itu sudah pasti memulai semua pekerjaannya di luar. Arjani terhenti di depan nakas, ada makanan cepat saji yang disiapkan Reyma. Ah, Reyma sengaja tidak membangunkan Arjani.Setelah semalaman kemarin Reyma menangis meminta Arjani untuk tidak menerima lamaran Imaya, Reyma meminta Arjani untuk istirahat saja dan memberikan Imaya jawaban besok. Mengingat hal tersebut, Arjani meninggalkan sarapannya begitu saja, ia tergesa menuju tenda Attara.Semua mata tertuju padanya kala Arjani datang dengan langkah tergesa dan napas yang terengah, tidak Arjani temukan Attara di tempat biasanya. Tatapan Arjani tertuju pada gadis berambut sebahu yang tengah membagikan makanan tersebut, dia enggan menatap Arjani.
Terakhir Diperbarui: 2022-04-14
Chapter: 7. Lamaran Arjani menggeser duduknya, memberikan Imaya jalan. Wanita paruh baya tersebut menyunggingkan senyum, gemerincing gelang terdengar saat ia mengangkat tangannya lalu menggenggam tangan Arjani. "Maafkan saya atas kebohongan tadi pagi," ucapnya membuka obrolan. Senyuman lebar diberikan oleh Arjani, gadis itu menggelengkan kepala maklum. "Tidak apa-apa, lagi pula Tante melakukan itu hanya untuk membantu Attara mengingat hal-hal kecil tentang kita." Ya, memangnya kenapa Imaya harus meminta maaf padanya atas kejadian tadi pagi? Dengan Imaya meminta maaf seperti ini, justru membuat posisi Arjani sebagai korban yang terlalu berharap pada Attara. "Kamu mirip dengan Ayesha." Imaya berpendapat, seraya menatap wajah Arjani teduh. "Sayangnya wanita itu sudah tidak bisa lagi menemani Attara." Ayesha Ruqayah, wanita yang usianya sama dengan Arjani tersebut, adalah istri dari Attara. Seminggu di sini, Arjani selalu menanyakan perkembangan berita Ayesha pada Re
Terakhir Diperbarui: 2022-04-12
Chapter: 6. Kebohongan ImayaSeminggu sudah Arjani di sini, ia menjadi dekat dengan Chika. Wajar saja, karena gadis cilik itu setiap malamnya selalu tidur di tenda Arjani. Dan seminggu sudah, tidak ada berita terbaru mengenai Ayesha. Wanita itu seakan hilang begitu saja bersamaan dengan amukan alam kemarin.Seperti rutinitas barunya di sini setiap pagi, Arjani aka melihat keadaan Attara lebih dahulu sebelum bergabung membantu yang lain. Namun, hari ini ada yang berbeda yang ditemukan oleh Arjani. Ada sepasang suami istri berusia paruh baya, yang duduk di depan Attara.Arjani sempat melamun sejenak melihat sepasang suami istri yang masih asing di matanya, dua orang itu berbeda dari penduduk setempat di pengungsian. Pakaiannya seolah menceritakan pada semua orang, jika keduanya adalah orang berada.Lamunan Arjani buyar, saat Attara dan Chika melambaikan tangan padanya. Pria itu melempar senyum, seminggu dirawat oleh Arjani membuatnya terbiasa dengan kehadiran Arjani.Arjani memamerkan
Terakhir Diperbarui: 2022-04-11
Chapter: 5. Kita Saling Mengenal?Arjani menghela napas berat, pria di depannya benar-benar tidak mengingat apa pun. Kini, mereka sudah kembali ke tenda pengungsian. Attara hanya menatap kosong ke depan, sesekali membuka mulutnya ketika arjani menyodorkan sesendok bubur untuknya."Dia mengalami amnesia sementara karena benturan di kepalanya, amnesia ini bisa sembuh sewaktu-waktu dan tidak permanen. Pasien bisa disembuhkan dengan terapi dan bantuan keluarga."Sederet kalimat dari dokter yang menangani Attara tadi, kembali merangsek otak Arjani, sekaligus mendorong air matanya untuk ikut jatuh."Kenapa kamu menangis?" pertanyaan dari suara bas itu membuat Arjani gelagapan, gegas ia menyusut air matanya seraya memamerkan senyuman lebar. Dia menggeleng, lalu kembali menyuapi Attara.Namun, kali ini pria itu menolak, ia menunjuk botol air di samping Arjani. Setiap gerakan Attara, tidak pernah luput dari tatapan manik cokelat terang milik Arjani, ketulusan terpancar jelas dari sana."Kam
Terakhir Diperbarui: 2022-04-10