Chapter: Bab 11. Identitas Azlan "Mas, Bro?" Oma lusia terperanjat mendengar teriakan Nahwa, gadis itu merutuki kebodohannya pasalnya ia tak sadar kalimat aneh apa yang ia katakan, tubuh tegap Daren berbalik menghadap Nahwa, dirinya mematung melihat lengkungan garis bibir Daren yang sedang menahan tawa, lelaki itu memijit pelipisnya entah apa yang dirinya pikirkan melihat senyum bodoh Nahwa yang malah membuatnya semakin salah tingkah. Daren mengulurkan tangannya sementarra gadis itu masih mematung menertawakan dirinya sendiri. "Terima kasih," kata Daren sambil mengambil benda pipih miliknya, Nahwa hanya mengangguk pelan. Daren bergegas pergi ke cafe, dirinya membuat janji dengan Rio seorang detektif swasta yang mencari keberadaan Nashwa. Dengan setelan santai lelaki bertubuh atletis tersebut tampak sangat berkharisma dipadupadankan dengan kaus polos berwarna hitam. "Hei, Bung," panggil seseorang dari meja seberang. Tampilannya sedikit formal dengan dipadukan setelan kemeja lekaki bernama Rio Argaska adalah teman s
Last Updated: 2022-11-03
Chapter: Bab 10. Pertengkaran kecil"Apakah Daren mencintaimu, Nak?" Nahwa tersentak mendapatkan pertanyaan tersebut dari Oma. Bibir mungilnya terkatup rapat, entahlah kali ini tak ada Daren yang biasanya selalu mengalihkan pembicaraan ke ranah yang sangat sensitif, bagi Nahwa. Gadis itu hanya mengangguk kemudian tertunduk. Ia tak bisa membohongi wanita baya tersebut. Lusia membetulkan posisi pada kacamata berukuran besar yang bertengger di hidung bangirnya. Jemarinya dengan lembut mengangkat dagu Nahwa, mensejajarkan pandangan mereka. "Hmm? Ada yang bisa oma bantu?" Nahwa menggeleng cepat. Ia mulai mengendalikan perasaan gugupnya. "Bu-kan, Oma," elaknya dengan cepat. Oma masih menatap dirinya dengan curiga. "Ada sedikit masalah, Oma. Mungkin karena kami baru saja memulai lembaran baru," ucap Nahwa berbohong. Ia menggigit bibir bawahnya. Oma Lusia menuntun langkahnya di bangku taman. Cuaca hari ini sangat bersahabat. "Terkadang memang dalam sebuah perjalanan selalu ada batu kerikil-kerikil kecil maupun besar. Ada
Last Updated: 2022-11-01
Chapter: Bab 9. Gara-gara dasi"Ma! Di mana dasi Daren?" Nahwa terperanjat, matanya mendelik ketika menatap jam dinding yang kini telah menunjukkan pukul tujuh pagi."Astagfirullah! Kenapa bisa kesiangan, sih."Dengan cepat gadis itu berlari ke kamar mandi dan sesegera mungkin membersihkan diri lalu menunaikan salat subuh.Daren memerhatikan Nahwa sedari tadi, kendati demikian ia menyunggingkan senyuman ketika melihat tingkah Nahwa yang lari tunggang-langgang seperti orang kesetanan."Ini semua gara-gara dia," gerutunya kesal sambil melipat mukena miliknya. Daren yang sedang berkutat di depan cermin tanpa sengaja mendengar penuturan gadis itu. Nahwa dengan sengaja menaikkan suaranya agar sang empu dapat mendengar kekesalannya.Daren tersenyum penuh kemenangan, hingga pada akhirnya malam itu telah dimenangkan Daren Wijaya.1-0, skor kalah te
Last Updated: 2022-04-17
Chapter: Bab 8. Satu Kamar"Ini, mau bulan madu, Oma," ucap Daren. Gadis berkerudung hijau botol tersebut terkejut mendengar penuturan Daren yang terdengar sembrono.Wanita baya itu menatap Nahwa, tampak raut wajahnya yang berharap jawaban dari bibir sang empu. Nahwa semakin gugup melihat tatapan Oma Lusia yang tampak seperti melakukan penyidikan. "I-yah, Oma. Kami tunggu kedatangan, Oma dulu." Dengan cepat Nahwa menguasai gerak-gerik tubuhnya. Sangat susah baginya untuk berbohong.Pria tersebut memandang sepintas netra Nahwa. Ada rasa kagum ketika melihat wanita yang kini telah menjadi istrinya. Wanita berparas anggun dengan kepolosannya membuat Daren lebih memerhatikan gadis tersebut. Hatinya berdesir ketika menatap indah bola mata berwarna cokelat terang tersebut. Sangat berbeda dengan Nashwa yang penuh dengan kesabaran untuk menghadapinya, bahkan sangat keras kepala. Namun, Nashwa lah cinta pertamanya."Mau hone
Last Updated: 2022-04-17
Chapter: Bab 7. Kedatangan Oma"Jangan pura-pura, atau aku akan memberikan sanksi karena telah menguping permasalahan ini," ancam Daren.Wanita itu menarik napas dalam. Jantungnya berdegup kencang selaras dengan langkah Daren yang semakin mendekat. Perlahan Nahwa merasakan jemari lelaki tersebut yang menarik selimutnya secara perlahan. Nahwa semakin menutup rapat matanya buliran keringat mulai membasahi pelipisnya."Aku tahu ini berat bagimu, Nahwa. Maafkan aku, karna telah membuatmu semakin menderita. Entah apa yang telah dilakukan kakakmu hingga dia membuat kita menjadi begini." Ucapan Daren terdengar pelan nyaris setengah berbisik, detik kemudian ia menyeka air matanya."Hanya lima bulan saja. Lima bulan." Jenjang langkahnya kian menjauh. Detik kemudian terdengar suara pintu tertutup. Wanita itu terduduk. Pandangannya mengarah ke pintu yang telah ditutup rapat.Gelenyar perasaan membu
Last Updated: 2022-04-17
Chapter: Keberadaan Nashwa"Diam atau?" Daren mengehentikan kalimatnya membuat sang empu ketakutan setengah mati. "Jangan mendekat! Atau aku teriak," ancam Nahwa sambil menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Daren tetap melangkah, menyisakan jarak yang nyaris berhimpitan dengan Nashwa. Wanita itu memejamkan mata dengan takut-takut memicingkan matanya. "Aku hanya mengambil parfum di sebelahmu. Berhentilah berpikir konyol." Kalimat Daren berhasil menusuk sang empu. Nahwa merutuki kebodohannya sendiri. Dengan perasaan malu ia beranjak dari kamar. Membiarkan pria bermulut tajam itu sendirian. "Ah, bodoh banget Nahwa ya Allah." Ia mendesah pelan, jemarinya memilin ujung hijabnya. "Loh, Nahwa kamu belum tidur?" Nahwa menggeleng pelan sembari tersenyum hangat pada Ibu mertuanya. "Darennya udah pulang, kan?" "Udah, Ma. Barusan aja," jawabnya sambil menggaruk kepala yabg tak gatal. "Kamu k
Last Updated: 2022-04-08