author-banner
Ayu Zuhriansyah
Ayu Zuhriansyah
Author

Novel-novel oleh Ayu Zuhriansyah

Married? Insya Allah

Married? Insya Allah

10
Zia Mysha Muntazar, gadis lumpuh yang juga seorang penulis novel bertemu dengan seorang pemuda dan menjalin kedekatan hati dengannya. Galendra Kasyafani nama pemuda itu. Yang menarik dari kisah rasa ini adalah bagaimana cara keduanya memahat perasaan hari demi hari dengan saling menulis sepucuk surat. Bukan dengan saling menatap lalu, bertukar senyum dengan jarak yang begitu dekat.
Baca
Chapter: Merried Insya Allah
***Akhir bulan ini harus ada naskah yang terselesaikan dengan baik dan terkirim ke meja penerbit, meskipun aku harus menulis di mana saja berada. Kali ini aku garap kehidupan rumah tanggaku dalam novel Married? Insya Allah. Menggarap naskah ini benar-benar menguras pikiran dan tenaga. Aku harus ekstra serius dan hati-hati, mengingat ini adalah kehidupan pribadi yang aku tuangkan dalam tulisan. Mengeditnya berkali-kali, membongkar-pasang, mencari kata, kalimat-kalimat yang mudah dicerna, dipahami. Mungkin aku masih terpengaruh oleh cibiran pembacaku. Mereka bilang bahasaku terlalu kaku dan kurang luwes hingga sulit dimengerti.Menulis sebuah buku terkadang terasa sangat menjemukan. Namun, ketika rasa jemu itu bisa teratasi, kegiatan itu akan berubah menjadi sebuah rekreasi yang mengasyikkan.Hari ini jadwalku sampai jam sepuluh pagi. Setelah itu aku harus mengirim naskah ini lantas bersiap untuk pulang ke Malang. Kali ini tanpa diantar karena Kak Gal
Terakhir Diperbarui: 2021-11-14
Chapter: Aku di jalanmu
Berada di Jalanmu Membuatku Merasa NyamanAkhirnya di sinilah kami berada. Duduk di jok mobil milik keluarga Zia. Bertolak menuju kota Surabaya. Waktu menunjukkan pukul delapan pagi sewaktu kami menumpang mobil berjenis mini bus ini. Kalau bukan karena Bia bersikeras memaksa kami menumpang kendaraan ini, sudah pasti aku menolaknya karena aku tidak ingin merepotkan siapa pun. Tetapi, jika dipikir ulang, memang ada baiknya menyetujui permintaan Ibu mertuaku ini. Mengingat kondisi Zia yang istimewa, sulit menemukan kendaraan yang sesuai. Belum lagi bila orang-orang menatapnya dengan iba atau tatapan aneh yang harusnya biasa saja.Kadang kala, semua itu menguji kesabaran dan keikhlasanku. Tak jarang juga membuat darahku mendidih menahan emosi saat seseorang menyebutnya sebagai gadis cacat, atau ketika dengan sengaja orang-orang itu membicarakannya di depan mukaku.Walaupun sejatinya semua omongan itu tak berarti apa-apa selain sebagai warna-warni hidup, pahit-manis,
Terakhir Diperbarui: 2021-11-14
Chapter: Pertemuan Surabaya
Tepat pukul sepuluh malam, Galendra tiba di rumah kontrakannya. Dengan perasaan yang tidak bisa digambarkan, selang satu jam kemudian, dia membaca e-mail dari sang istri, Zia Mysha Muntazar di laptop.Satu sisi, hatinya, dia merasa lega, dan di sisi lainnya dia merasa sedih karena membuat Zia menunggu dirinya yang entah kapan bisa pulang atau entah kapan hidup bersamanya di Kota Pahlawan ini, mengingat tabungannya masih kosong, belum bisa untuk membeli atau membangun rumah impian.Galendra terdiam sesaat. Tenggelam dalam pikirannya sendiri.“Allah, aku hanya hamba-Mu yang tidak memiliki apa pun kecuali Rahmat-Mu, maka mudahkanlah segala urusanku. Aku hanya ingin membahagiakan istriku sebagaimana yang kujanjikan kepada-Mu.”Galendra mengembuskan napas dalam-dalam. Tiap lafaz doa itu membekas dan terasa mengalir dari kerongkongan hingga merasuk ke dada. Ketenangan perlahan Galendra rasakan hingga akhirnya ia tertidur lelap.***
Terakhir Diperbarui: 2021-11-13
Chapter: Hati ini Berantakan
Di bumi Allah, di bumi cinta. “Pada sebuah laju waktu yang melangkah maju, akan ada saatnya kita bertemu dengan seseorang yang mengubah hidup untuk selamanya. dan bagiku, Kak Galendra adalah seseorang itu.Setelah aku menikah denganmu beberapa minggu yang lalu, malam malamku hanya berisi manis-asam berganti-gantian.Dahulu, sebelum kulabuhkan hatiku padamu, lalu menerima ajakanmu untuk hidup bersama, hari-hariku berjalan datar.Tanpa agenda memikirkan merindu atau menantikan sesesuatu.Lalu kamu datang.Sapaan lembut dengan senyuman.Kamu menjadi seseorang yang mencairkan kebekuan hati.Membuat suasana hati tak menentu.Maka izinkanlah aku menulis tentangmu untuk kesekian kalinya.Meski aku tak tahu apakah kisah ini hanya selesai di tengah perjalanan, ataukah kisah ini sampai mencapai puncaknya.Aku hanya ingin mengabadikan kamu
Terakhir Diperbarui: 2021-11-13
Chapter: Meragu
Berbeda dengan Galendra dengan keriuhan persiapan-persiapan pernikahan. Di sini, di sebuah bangunan tanpa dinding, di halaman depan rumah, sebuah bangunan yang lebih pantas disebut saung karena semua tiangnya terbuat dari bambu, hingga angin dengan leluasa menyapu tubuhku. Yang malam ini hanya memakai kaus lengan panjang tipis berbahan parasut. Terpaku dalam alam pikiran. Galendra sosok yang lebih dari sekadar baik, hadir memberi warna dalam kehidupanku, mengisi hari-hari dengan keinginan dan harapan.Lelaki itu, seperti magis penyemangat dalam keseharian, pemandu dalam perbaikan diri, juga penenteram dalam kekalutan.Aku mengenal Galendra dengan sangat baik. Sejauh ini dia bukan tipikal pria yang suka bermain dengan perasaan tanpa keyakinan. Watak, kebiasaan, bahkan semua tentangnya pun Insya Allah aku tak salah.Dan apa yang dia katakan tempo hari, layak aku percayai, aku aminkan, semoga menjadi kenyataan. Toh, semua persiapan menuju ik
Terakhir Diperbarui: 2021-11-13
Chapter: 5. Menggenggam kepastian
Pagi saat fajar bersinar terang beberapa minggu kemudian dia memberiku sebuah surat yang dia kirim lewat perantara seorang kurir bertubuh tambun aku berkirakan usianya baru setengah abad lebih sedikit. Ada kerutan yang nampak di wajah bapak itu sayang aku tak sempat menanyakan namanya juga tak sempat mengajaknya duduk sekedar menikmati pisang goreng buatan ibu panti asuhan yang baru digoreng. Belum juga aku buka surat itu ,ibu dan bapak panti memanggil terpaksa kutunda keinginanku untuk membacanya"Galendra kemarilah nak bapak - ibu ingin bicara" pintanya Iya! Pak sahutku lalu bergegas masuk ke ruang makan bergaya minimalis dengan hanya ada meja dan kursi dari kayu.Aku menyeret kursi hendak kugunakan untuk duduk diantara bapak sementara ibu masih sibuk di dapur mencuci mangkok kotor bekas membuat kudapan pisang goreng. Apa kamu pulang ingin membicarakan tentang gadis itu Galendra? tanya Pak Ma
Terakhir Diperbarui: 2021-09-29
Anda juga akan menyukai
DMCA.com Protection Status