author-banner
Neliwati Nelisaja
Neliwati Nelisaja
Author

Novel-novel oleh Neliwati Nelisaja

Cinta Dan Dendam Windy.

Cinta Dan Dendam Windy.

Windy adalah gadis kampung dan kembali ke Jakarta kota kelahirannya untuk meneruskan kuliah dan menjalankan misi penting yaitu mencari ayahnya. Menurut cerita yang Windy dengar bahwa ayahnya telah menikah lagi dengan seorang wanita bernama Fatma di Jakarta saat Windy masih berumur dua tahun. Sejak saat itu ayahnya menghilang bak ditelan bumi dan menyebabkan Hanum ibunda Windy mengalami gangguan jiwa. Windy bertekad mencari Fatma dan membawa ayahnya pulang untuk kesembuhan ibunya. Lalu apa yang harus dilakukan Windy ketika kenyataan yang ia dapati di Jakarta, bahwa ternyata Fatma wanita yang ia cari adalah ibu dari Alvin kekasih dan cinta pertamanya ? Lalu siapakah Sandy, lelaki tampan yang berprofesi sebagai aktor namun punya dendam kesumat kepada keluarga Windy. Dan apa sebenarnya hubungan Windy dengan Alvin ? Apakah mereka satu darah ? Yuuk ikuti kisah seru mereka ! Selamat membaca !
Baca
Chapter: Bab 14. Hampir Jadi Korban Pemerkosaan.
“Hak..hak..hak..!”Pak Tua itu kembali tertawa sumbang. Suaranya bercampur serak dan Windy merasa kalau lelaki itu hidup dalam tekanan psikis berat yang cukup lama.Pak Tua kembali berdiri dan kakinya yang gemetar ia seret melangkah menuju sebuah lemari buku yang berdiri di antara ruang tamu dan ruang keluarga. Banyak tersusun buku-buku di sana namun Pak Tua mengambil sebuah saja di dalam laci yang sepertinya adalah album foto.Ia memegang album itu dan menatap benda itu sejenak laluuu..Breeet...Album besar itu ia lemparkan ke arah Windy dan hampir saja mengenai kepala gadis itu.Oouh..Windy menghindar sehingga kepalanya luput dari serangan benda yang datang tiba-tiba tersebut.Bruuuk...Album itu jatuh ke atas lantai dan beberapa lembarannya nampak terbuka.“Lihatlah! Dan kamu akan menemukan jawaban di sana!” perintah Pak Tua dengan tegas menunjuk album yang teronggok di lantai.Windy menatap se
Terakhir Diperbarui: 2022-02-05
Chapter: Bab 13. Di Rumah Sandy Yang Megah.
Windy di bawa ke sebuah rumah besar yang mirip dengan sebuah istana mewah.“Di mana ini?” tanya Windy sambil mengedarkan pandangan matanya sekeliling ketika Sandy telah mempersilahkannya turun dan ia menjejakkan kakinya di halaman bangunan yang ternyata sebuah Villa.“Di kediamanku!” jawab Sandy cukup angkuh.“Oh, aktor setaraf Sandy tentu saja mampu membeli rumah nan megah seperti ini.” ucap Windy di dalam hati.Entah mimpi apa ia semalam kok bisa-bisanya ia menjejakkan kaki di rumah aktor tampan itu dan berduaan pula dengannya.“ Di mana Alvin?” tanya Windy tidak sabar.Sandy tidak menjawab namun ia terus berjalan memasuki rumah megahnya tanpa sedikit pun memberikan pelayanan kepada Windy yang merupakan tamu di rumahnya itu.“Dasar manusia aneh!” sungut Windy namun akhirnya ia mengikuti langkah lelaki itu. Windy sedikit mengibaskan ujung kerudungnya yang jatuh ke depan.Sandy
Terakhir Diperbarui: 2022-02-05
Chapter: Bab 12. Terjebak.
Fatma masuk ke dalam kamar dan mengganti stelan kantornya dengan baju rumahan. Ia mengenakan sebuah daster berwarna lila bercorak kembang sepatu berwarna putih. Fatma kini duduk di meja makan namun bukan makan malam yang ia inginkan. Ia duduk sambil mengutak-atik ponselnya.“Apakah Nyonya mau makan malam?” Tatik datang menanyakan keinginan majikannya.Fatma tidak menjawab, ia hanya mengibaskan tangannya dan itu cukup membuat Tatik terbirit-birit pergi. Tatik hafal sekali sifat majikannya itu. Fatma akan gampang mengamuk apa bila ada orang yang mengganggu ketika dirinya sedang memikirkan sebuah perkara besar.“Mereka sudah datang untuk menuntut balas!” ucap Fatma sedingin es lewat ponselnya entah kepada siapa. Lalu ia nampak mengangguk-angguk.Selova yang kepo terus mengintip dari dapur. Ucapan Fatma barusan mendarat sempurna di pendengaran gadis yang sering di ejek sandal selop oleh Alvin tersebut.“Hah? Menuntut balas?&rd
Terakhir Diperbarui: 2022-02-04
Chapter: Bab 11. Cerita Alvin Tentang Windy.
Adzan Isya bergema dari mesjid yang tidak begitu jauh dari rumah kost Windy. Gadis itu terlonjak kaget dari atas pembaringannya ketika ia menoleh ke jam di dinding kamarnya yang menunjukkan waktu hampir jam 8 malam.“Astaghfirullah.. sudah Isya rupanya. Kok aku bisa ketiduran sepulas ini, sehingga tidak mendengar adzan Magrib?” keluh Windy sembari bergegas menuju ke kamar mandi untuk berwudhu. Lalu ia segera menunaikan sholat Isya yang di jamak dengan sholat Magrib.Selesai melaksanakan rangkaian ibadah malam itu, Windy merapikan kembali mukena dan sejadahnya. Lalu ia mengambil ponselnya yang terletak di atas meja belajarnya.“Aduh, banyak banget panggilan dari Alvin. Dari tadi ponsel aku silence kan sehingga aku tidak mendengar nada panggilan.” ucap Windy jadi tak enak hati. Ia langsung menghubungi nomor kontak Alvin.Ponsel Alvin berbunyi di atas meja makan. Fatma segera mengambil benda pipih itu dan tersenyum sinis ketika melihat siapa
Terakhir Diperbarui: 2022-02-04
Chapter: Bab 10. Terkurung Bersama.
Sampai di rumah hari sudah mulai malam. Alvin bergegas turun dari mobil Selova dan setengah berlari masuk ke dalam. Ia ingin segera menemui Januar.“Apaan ini Bik..??” teriak Alvin langsung gusar ketika ia kebetulan melihat Bik Tatik pembantu rumah tangga, tengah menyusun makanan di atas nampan yang biasa di gunakan untuk memberi makan Januar.Bik Tatik yang tengah berkosentrasi dengan pekerjaannya langsung mengelinjang kaget. Piring yang berisi makanan bekas hampir saja jatuh dari tangannya yang langsung menggigil.“Makanan buat siapa ini?” tanya Alvin dengan suara keras dan mata melotot memandang Bik Tatik yang semakin gemetar. Ia hafal sifat Tuan Mudanya itu kalau sedang marah. Dan satu-satunya alasan yang membuat Alvin marah hanyalah kalau makanan yang di berikan kepada Januar tidak sesuai dengan standar kemanusiaan.“Jawaaaab....!!” bentak Alvin menggema seantreo rumah.“Buuu...buuaat.. Paak.. tuu..tuaa, Deen..!
Terakhir Diperbarui: 2022-02-03
Chapter: Bab 9. Pertengkaran Fatma dan Alvin.
“Apa kamu mau mempermalukan Mama Alvin?” Fatma langsung bertanya begitu Alvin menghenyakkan bokongnya di atas sebuah kursi tepat di depan meja kerjanya.“Mempermalukan Mama? Maksudnya apa sih Ma?” tanya Alvin tak mengerti.“Jangan pura-pura bodoh kamu Alvin! Ataaau...? Atau memang kamu sudah menjadi bodoh sejak jatuh cinta pada perempuan kampung itu?” jawab Fatma dengan bertanya sengit. Matanya tajam menatap Alvin.“Mama, Mama orang pintar seharusnya tidak wajar berbicara seperti itu. Orang yang terpelajar seharusnya lebih menghargai orang lain.” sanggah Alvin dan membuat wajah Fatma langsung merah padam. Ia jelas tidak suka dengan kalimat yang di lontarkan Alvin barusan.“Oh, hebat kamu sekarang ya, gara-gara membela anak orang gila itu kamu berani menentang Mama!” bentak Fatma marah. Matanya melotot seakan biji matanya mau keluar dari rongganya.“Orang gila? Orang gila siapa Ma?” tanya
Terakhir Diperbarui: 2022-02-03
Lelaki Tanpa Kasta Mengguncang Dunia

Lelaki Tanpa Kasta Mengguncang Dunia

Mohzan Raza Tabrani adalah seorang pemuda yang terlahir dari rahim seorang ibu yang berhati mulia, diasuh oleh seorang nenek yang suka berdoa dan berzikir serta dijaga dan diberi nama oleh malaikat penjaga. Walaupun dirinya hanyalah orang biasa yang tidak memiliki kasta dan derajat sosial ditengah masyarakat, namun lewat tangan seorang Malaikat Allah menitipkan banyak sekali kelebihan pada dirinya. Ia dikarunia otak yang sangat cerdas, hati yang santun dan mulia serta kemampuan bela diri yang luar biasa. Semua itu ia dapatkan lewat pelatihan gaib yang selalu datang dalam mimpinya. Kepintaran Mohzan yang luar biasa sehingga membuat banyak orang menjulukinya manusia komputer. Namanya sangat populer diantara para penimba ilmu. Mereka berbondong-bondong mendatangi Mohzan untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan. Namun sebagian orang juga menyebut dirinya adalah titisan malaikat karena hatinya yang sangat mulia dan penuh kasih sayang terhadap orang-orang yang nasibnya kurang beruntung. Diusia yang masih sangat muda Mohzan telah mempunyai puluhan adik-adik angkat yang berasal dari anak-anak jalanan. Suatu saat aksinya viral dimedsos. Jutaan warganet mendukung dan membantu aksi sosialnya itu. Segudang nama indah yang telah diukir Mohzan membuat dirinya menjadi idaman banyak gadis remaja. Ia diperebutkan bagaikan piala yang mati-matian diperjuangkan. Namun untuk urusan asmara dan percintaan Mohzan dikenal sebagai sosok yang dingin dan cuek. Ia belum memastikan siapa gadis yang akan dipilihnya untuk jadi pendamping hidupnya. Selain dicintai oleh banyak orang ternyata hidup Mohzan tidaklah mudah. Segelintir manusia yang iri padanya berusaha menyingkirkannya dari dunia ini. Ia akhirnya harus meregang nyawa ketika sebuah peluru menembus dadanya. Ketika kematiannya diumumkan, dunia seakan berduka. Doa dipanjatkan dimana-dimana. Malaikat yang membawa ruh Mohzan akhirnya mengembalikan ruh itu ketubuh Mohzan atas izin Allah. Mohzan hidup kembali dengan kekuatan yang berlipat ganda sehingga mata dunia semakin terbelalak menatapnya. Beberapa tokoh dunia datang untuk sekedar menjejal kemampuannya. Dan Mohzan mampu mengalahkannya dengan mudah. *******
Baca
Chapter: Part 116. Lamaran.
Ucapan Alpan diatas ring membuat semua keluarga besar dan orang-orang dekat Mohzan terkejut beberapa saat lalu tersenyum simpul juga beberapa detik kemudian. Tepuk tangan meriah dari semua hadirin membuat wajah Mohzan sedikit merona merah.Sementara itu Ramona terlihat gelisah. Beberapa kali gadis itu memperbaiki syal yang melilit dilehernya. Keringat dingin tiba-tiba saja membanjiri kening gadis itu. Ia sulit menggambarkan perasaannya saat ini.Dalam hati Ramona yakin kalau Mohzan akan memilih Khalista. Khalista sudah menjadi gadis yang baik dan terlihat akrab dengan Mohzan dan keluarganya.Walaupun Ramona telah mempersiapkan mentalnya sejak lama, tapi untuk melihat langsung Mohzan melamar Khalista ia merasa belum sanggup.Sementara itu Alpan dan Mohzan sudah turun dari ring. Kedua pemuda gagah itu berjalan beriringan menuju suatu titik dimana seluruh keluarga mereka duduk berderet disana.Pertama kali Mohzan menemui Desma. Ia menyalami wanita yang telah me
Terakhir Diperbarui: 2021-11-27
Chapter: Part 115. Dua kalimah Syahadat.
Mohzan, Tuan Junara dan Tuan Satya serta Tuan Besar Sudarta yang sudah berdiri berjejeran diatas ring, kini terlihat saling berpandangan. Mereka bingung harus berbuat apa, sedangkan Mr. Vincent terus saja meratap menyebut asma Allah dengan air mata berlinangan.Mohzan akhirnya mendekati Mr. Vincent dan berjongkok disisinya serta memegang lembut bahu pria bule itu.“What I can do for you.?” Tanya Mohzan lirih setengah berbisik ditelinga Mr. Vincent. Mr. Vincent menoleh ke arah Mohzan yang menatap lembut kepadanya.Dengan bibir bergetar Mr. Vincent menyahut “Help me and teach me to be a moslem.”“Are you sure..?” Mohzan kembali bertanya untuk memastikan keinginan Mr. Vincent untuk menjadi seorang muslim.“Yes.. very sure..!” Sambut Mr. Vincent tegas dan mantap.Tangan Mr. Vincent menggapai bahu Mohzan dan Mohzan mengerti kalau Mr. Vincent ingin berdiri. Mohzan membantunya lalu Tuan Satya dan Tuan Junara tanpa dikomando ikut serta pula menuntun Mr. Vincent
Terakhir Diperbarui: 2021-11-26
Chapter: Part 114. Kalimat takbir diatas ring.
Bunyi lonceng dipukul satu kali menandakan ronde kedua segera akan dimulai.Mr. Vincent sudah sepenuhnya mampu menguasai dirinya. Sebagai seorang olah ragawan yang penuh pengalaman tentu stamina tubuhnya sudah terlatih dengan berbagai insiden dalam pertandingan. Namun untuk kali ini ia sudah tidak mau lagi meremehkan lawan. Hatinya sedikit mulai berangsur percaya dengan yang namanya keajaiban Tuhan. Tapi ia ingin mengujinya lebih jauh lagi. Secuil keyakinannya masih diselimuti segudang rasa tidak percaya. Prosentasenya masih sangat kecil.Mr. Vincent sudah berdiri dan Mohzan pun mengikutinya. Mereka kini tegak berhadapan. Si wasit plontos mulai memberi aba-aba. Kepalanya yang botak licin kadang memantulkan cahaya lampu yang jatuh kekepalanya sedikit membuat silau mata penonton. 😂Pada ronde kedua ini Mr. Vincent mengganti jurusnya. Ia berdiri tegak lurus dengan satu kaki diangkat dan paha datar sampai kelutut. Satu tangannya juga diangkat dan telapak tangannya
Terakhir Diperbarui: 2021-11-26
Chapter: Part 113. Duel 3
Tepuk tangan sudah mereda. Suasana semakin mencekam begitu wasit mempertemukan Mohzan dengan Mr. Vincent secara berhadap-hadapan.Lelaki berjas hitam bersiap dan kini mulai membacakan aturan main pertarungan itu dalam bahasa Inggris. Kedua petarung menganggukkan kepalanya tanda mengerti.Setelah pria berstelan hitam selesai membacakan aturan main dalam bahasa Inggris, kemudian giliran lelaki berjas putih yang akan menterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.“Aturan pertandingan ini adalah :1. Pertandingan akan dilaksanakan selama 12 ronde dan durasi setiap ronde adalah 3 menit, kecuali salah satu petarung menyatakan menyerah dengan mengangkat tangannya atau kode lain jika keadaan tidak berdaya.2. Waktu istirahat 1 menit.3. Pertandingan dianggap selesai jika salah satu petarung terluka parah dan dinyatakan tidak layak lagi mengikuti pertandingan.4. Petarung diperbolehkan menggunakan jurus apapun yang dikuasainya tanpa harus mengikuti jenis be
Terakhir Diperbarui: 2021-11-26
Chapter: Part 112. Duel 2.
Bab 111. Duel 2.(Ramona sudah berada disini..!) Itulah pesan singkat yang dikirimkan oleh Khalista. Alpan memutar kepalanya menoleh kearah deretan penonton dibelakang juri. Disana ia melihat Ramona duduk bersebelahan dengan Khalista. Alpan berfikir sejenak lalu bergegas meninggalkan tempat ia berdiri saat itu. Ia terlihat menemui beberapa orang dibelakang ring. Mereka berbincang beberapa saat dan nampak beberapa orang yang ditemui Alpan mengangguk-anggukkan kepalanya.Sementara itu waktu pertarungan tinggal sepuluh menit lagi. Mr. Vincent terus saja berkeliling ring memamerkan gerakan-gerakan karate yang tujuannya tak lain adalah untuk menjatuhkan mental lawan.Sedangkan Mohzan memilih tetap duduk disebuah bangku disudut ring. Ditangan kanannya ia memegang sebuah botol air mineral.Sikap Mohzan yang tak bergeming menciptakan berbagai pendapat orang-orang yang menonton duel itu. Baik yang berada langsung di gedung olah raga itu maupun yang sedang menonton dilayar
Terakhir Diperbarui: 2021-11-25
Chapter: Part 111. Duel 1
Gedung olah raga dipusat kota Jakarta semakin ramai dikunjungi para calon penonton yang ingin menyaksikan langsung pertandingan duel antara Mohzan dengan Mr. Vincent. Kepada setiap calon penonton dijual satu lembar tiket yang harganya tidak terlalu mahal. Hasil penjualan tiket itu sudah disepakati akan diberikan kepada masyarakat yang berekonomi lemah dan akan disalurkan melalui dinas sosial. Hal itu menjadi persyaratan mutlak dari Mohzan sebelum menyetujui pemungutan biaya dari pertunjukkan itu.Karena besarnya gedung tidak mencukupi untuk menampung semua penonton yang hadir, maka diluar gedung disediakan layar yang sangat besar agar penonton yang tidak berhasil mendapatkan tiket tetap bisa menyaksikan jalannya pertandingan.Satu persatu tamu kehormatan memasuki gedung itu. Mereka datang dari berbagai negara guna untuk menyaksikan langsung pertandingan yang sungguh tidak biasa ini. Mereka mempunyai tugas dari negara mereka masing-masing untuk memberikan keterangan resmi s
Terakhir Diperbarui: 2021-11-23
Mantan dan selingkuhan

Mantan dan selingkuhan

Sandra baru saja menikmati malam pertama semalam bersama suaminya Devano. Tiba-tiba pagi itu mereka kedatangan tamu seorang laki-laki bernama Dendi. Dendi adalah teman semasa kuliah Devano. Mereka seperti sahabat sejak dahulunya. Sandra begitu terkejut ketika ia bersalaman dengan teman suaminya itu. Dendi adalah masa lalu Sandra sekitar tiga tahun yang lalu. Hubungan mereka kandas karena Dendi dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang gadis yang bernama Andini. Karena patah hati dan malu Sandra merantau ke Jakarta lalu bekerja diperusahaan milik Devano. Devano jatuh cinta pada Sandra dan mengajak gadis itu menikah. Dendi sangat terkejut ketika Devano memperkenalkan Sandra sebagai istrinya. Sandra dan Dendi sama-sama gugup tapi mereka menutupi kegugupan itu didepan Devano. Kedatangan Dendi ke Jakarta bertujuan untuk meminta pekerjaan pada sahabat lamanya Devano. Devano memberikan jabatan sebagai salah satu manager di perusahaannya. Waktu berlalu, Sandra dan Dendi sering bertemu. Mereka masih merasakan getar cinta yang sama seperti dulu. Hingga pada suatu malam Dendi dan Sandra tidak bisa mengendalikan diri hingga melakukan hubungan suami istri. Orang tua Devano selalu mendesak Devano agar segera memiliki anak. Ia sudah tidak sabar ingin menimang cucu. Sudah tiga bulan perkawinan Devano dan Sandra tapi belum juga nmenunjukkan tanda-tanda Sandra hamil. Hal itu membuat orang tua Devano marah dan menyuruh Devano mencari istri lain dan menceraikan Sandra. Secara diam-diam Devano memeriksakan dirinya ke dokter. Dokter memberi tahu bahwa dirinya tidak mungkin memiliki anak karena mandul. Devano sedih menerima kenyataan ini. Ia tidak mau menceritakan semua itu pada siapapun. Pada suatu hari Sandra memberi tahu Devano bahwa dirinya sudah terlambat bulan. Dalam hati Devano merasa heran mengapa Sandra bisa hamil sedangkan ia sudah tahu kalau dirinya mandul. Karena penasaran , suatu malam Devano sengaja mengintip istrinya itu. Ia berpura-pura pergi keluar kota untuk urusan kerja. Alangkah terkejutnya Devano menyaksikan perselingkuhan Sandra dengan Dendi sahabatnya sendiri.
Baca
Chapter: Episode 88
Upacara pemakaman Kasandra cukup menguras air mata. Dendi dan Devano turut serta menyambut jenazah Kasandra dan membaringkannya di liang lahat. Ucapan doa tak putusnya mereka penjatkan kepada Tuhan yang maha esa agar Kasandra mendapat ampunan atas segala kesalahan yang telah ia perbuat selama hidup di dunia.Setelah tanah di timbun, mereka duduk mengitari gundukan tanah yang masih basah. Devano mengusap papan nisan Kasandra dengan hati nelangsa.“Selamat jalan istriku, semoga arwahmu tenang di sana.” ucap Devano lirih.Sebelum meninggalkan pusara Kasandra mereka semua memanjatkan doa bersama yang di pimpin oleh Rio.*Tiga bulan berikutnya Devano menikah dengan dengan Dr. Silva yang pesta pernikahannya di samakan dengan Andini dan Rio. Mereka hanya menggelar pesta sederhana namun cukup hikmat dan penuh bahagia.Devano dan Dr. Silva menempati sebuah kamar di rumah Mirna. Hal itu adalah permintaan Mirna dan Sofina agar mereka bisa mengasuh Dea
Terakhir Diperbarui: 2022-01-24
Chapter: Episode 87
Satu jam kemudian Dr. Silva dan Andini sudah sampai di halaman rumah sakit. Hari sudah mulai gelap lampu halaman rumah sakit di nyalakan dengan sinar temaram.Dengan bergegas mereka memasuki gedung rumah sakit dan setengah berlari menuju ruangan Kasandra.Di sana sudah terlihat Devano, Dendi dan Rio serta Dr. Veno mengelilingi tempat tidur Kasandra. Kasandra berbicara terbata-bata dan ia kini sedang memegang tangan Devano. Suaranya lirih kadang tidak jelas terdengar.“Ada apa Ven?” tanya Dr. Silva kepada Veno yang berdiri di bagian kepala Kasandra.“Terminal lucidity !” ujar Dr. Veno tapi lirih berbisik ke telinga Dr. Silva.“Haaah..??” Dr. Silva berteriak tertahan lalu menutup mulutnya dengan telapak tangannya.Sebagai Dokter tentu ia tahu istilah terminal lucidity yang barusan di sebutkan oleh teman sejawatnya itu.Terminal lucidity adalah istilah bagi pasien yang tiba-tiba sehat tapi akan meninggal dalam
Terakhir Diperbarui: 2022-01-24
Chapter: Episode 86
“Oh Andini ingin bertemu? Ada apa ya?” Dr. Silva baru memeriksa ponselnya setelah keluar dari ruangan Kasandra, dan melihat Andini mengirim pesan untuk bertemu dengannya.Andini juga mengirimkan lokasi yang nampaknya di pantai tempat ia dan Kasandra pernah bertemu sebelum ia berangkat ke Amerika.(Otw)Send...Dr. Silva segera membalas pesan Andini mengatakan bahwa dirinya sedang menuju ke tempat Andini menunggu. Ia lalu berpamitan kepada Dr. Veno dan langsung dengan mobilnya menuju lokasi yang di kirimkan Andini.Jalanan yang cukup macet menjelang sore itu membuat perjalanan sedikit terhalang.Sementara itu Andini masih menunggu kedatangan Dr. Silva di tepi pantai. Ia menikmati suasana sore yang cukup cerah di pantai yang tidak terlalu ramai itu.Hanya beberapa orang saja nampak bermain di bibir pantai sekedar berkejaran dengan ombak. Kebanyakan dari mereka adalah pasangan muda mudi yang mungkin tengah mengukir janji.Hampir
Terakhir Diperbarui: 2022-01-24
Chapter: Episode 85
"Aku tidak tahu harus berdiri di mana dan berpihak kepada siapa.” ucap Andini lirih sambil menyeruput orange jus di depannya. Kemelut nampak bergayut di matanya yang menerawang memandang arah tak tentu.Rio yang duduk berhadapan dengannya yang hanya di pisahkan oleh sebuah meja, terlihat mengangkat bahunya. Lelaki itu masih membolak-balik album menu makanan yang ingin ia pesan untuk hidangan siang itu.Tak lama kemudian Rio menemukan menu yang sesuai dengan seleranya lalu memanggil pelayan dan memesannya. Andini yang sudah terlebih dahulu memesan makanan untuknya, kini sibuk mengaduk-aduk orange jus. Pikirannya menerawang memikirkan Devano dan Dr. Silva. Andini merasa, mereka berdua sudah menjadi bagian dari dirinya. Kalau salah satu dari mereka bersedih, Andini pun akan merasa kehilangan kegembiraannya.“Aku juga tak habis pikir kenapa Silva berpaling secepat itu dari Dev. Kabarnya Silva akan menikah dengan Dokter Veno.” sambung Andini dengan nada p
Terakhir Diperbarui: 2022-01-23
Chapter: Episode 84
Siang itu Dr. Veno memanggil keluarga terdekat dari Kasandra yang merupakan pasiennya. Mereka di kumpulkan di ruang kerjanya guna untuk membicarakan langkah-langkah yang memungkinkan untuk merangsang kesadaran Kasandra yang hampir dua minggu mengalami koma.Di dalam ruangan itu sudah duduk Devano sebagai suami pasien dan Dendi yang menggendong Dean. Tak lama kemudian Dr. Silva masuk dan langsung di persilahkan oleh Dr. Veno untuk duduk di sebelahnya. Dr. Silva segera menduduki kursi yang telah di sediakan Dr. Veno untuknya, tanpa menoleh apalagi menyapa Devano yang telah lebih dahulu berada disana.“Baiklah, saya akan menjabarkan kondisi terkini dari pasien yang bernama Nyonya Kasandra.” ucap Dr. Veno memulai pembicaraan.“Secara medis, kami dari pihak rumah sakit telah melakukan serangkaian usaha penyembuhan dan pemulihan kesadaran dari pasien kami, Nyonya Kasandra.”“Tapi perlu saudara-saudara ketahui bahwa, pengobatan medis tidak
Terakhir Diperbarui: 2022-01-23
Chapter: Episode 83
Tok tok tok...Pintu ruang kerja Devano diketuk.“Masuk!” teriak Devano dari dalam tanpa mengangkat wajahnya. Pagi itu ia cukup sibuk dengan pekerjaannya yang sudah beberapa hari ia tinggalkan.“Dev!”Sapaan yang barusan menerpa pendengarannya membuat Devano segera memalingkan wajah dari layar laptop yang ada di mejanya ke sumber suara barusan.“Silva...!!” teriak Devano hampir tak percaya. Wajahnya langsung sumringah.Seminggu yang lalu Dr. Silva sudah berangkat ke Amerika untuk mengikuti study program terbaru bayi tabung. Sejak kepergian Dr. Silva, mereka putus kontak karena Dr. Silva telah mengganti semua saluran informasi kepadanya. Kepada Sofina Mama-nya, Dr. Silva juga berpesan agar tidak memberi tahu Devano nomor kontaknya di Amerika.“Kamu sudah pulang, Sil?” ucap Devano dengan mata berbinar.“Iya Dev. Aku mendengar berita tentang tragedi yang menimpa Kasandra dan putranya Dean. Aku memutuskan pulang untuk menjenguk mereka.” jawab Dr. Silva.Sejena
Terakhir Diperbarui: 2022-01-22
Anda juga akan menyukai
Allea, Anak yang Dirahasiakan
Allea, Anak yang Dirahasiakan
Romansa · Neliwati Nelisaja
6.1K Dibaca
Terjebak Skandal CEO Dingin
Terjebak Skandal CEO Dingin
Romansa · Neliwati Nelisaja
6.1K Dibaca
Godaan Memikat Abang Ipar
Godaan Memikat Abang Ipar
Romansa · Neliwati Nelisaja
6.1K Dibaca
PAPA MUDA
PAPA MUDA
Romansa · Neliwati Nelisaja
6.0K Dibaca
Wanita yang Mencuri Hati Suamiku
Wanita yang Mencuri Hati Suamiku
Romansa · Neliwati Nelisaja
6.0K Dibaca
DMCA.com Protection Status