Chapter: Part 11Hari ini adalah jadwal interview Rose. Pagi-pagi sekali Rose bangun mempersiapkan dengan matang dirinya untuk di interview dan berharap semua haslinya sesuai dengan yang ia harapkan. Ini adalah kedua kalinya dia berharap dengan sesuatu setelah Dito. semenjak tak ada kabar dari Dito, Rose enggan untuk berharap terhadap sesuatu dia hanya berpikir “lakukan saja semua kemungkinan. “pa Rose berangkat dulu yah!” “iya sayang, semoga sukses interviewnya!” Rose dipeluk dan dicium hangat oleh sang papa. Setelah sesi interview Rose usai dan di perbolehkan untuk kembali ke rumah, Rose memilih untuk singgah ke pantai itu lagi; dengan rasa bahagia ia berjalan telanjang kaki, menjinjing sepatunya di bibir pantai. “Mawar!” teriak Dika yang ternyata sedari tadi
Terakhir Diperbarui: 2021-09-29
Chapter: Part 10 Dua bulan sudah sejak kepergian Dito melanjutkan kuliahnya di Jerman Rose selalu datang ke pantai, dan selalu berdiri tepat diman asaat mereka berpelukan terakhir kali. Rasa rindu sudah tak bisa Rose sembunyikan lagi setelah Dito ke Jerman yang entah bagaiman akabarnya saat ini. Hari-hari Rose yang tadinya penuh kejutan, penuh senyuman, indah ibarat taman bunga kini menjadi musim gugur yang gersang. Tak ada tanda-tanda akan kembalinya musim semi itu di senyuman Rose. Setiap menit Rose hampir dua bulan hanya menatap layar ponselnya, menunggu satu balasan pesan dari puluhan pesan yang ia kirim kan setiap hari. Setiap hari Rose selalu singgah ke pantai untuk meluapkan rasa rindunya. Setiap hari Rose juga memantau akun sosial media Dito yang hingga kini belum ada update-tan sejak saat itu. “apa kabarnya?” &nb
Terakhir Diperbarui: 2021-09-29
Chapter: Part 9ini sudah memasuki dua minggu setelah mereka lulus sekolah. Tapi hingga kini Rose tak menunjukkan tanda-tanda jika dia akan mendaftar kuliah ke Korea seperti yang ia mimpikan saat itu. Hari ini juga bertepatan dengan hari terakhir Dito di Indonesia, sebelum ia pergi ke Jerman. Untuk hari terakhirnya Dito hanya ingin berdua dengan Rose, berpergian seharian dengan kekasihnya itu. seperti biasa tempat yang ia kunjungi bersama Rose adalah pantai favorit Dito. Mereka bercengkrama, tertawa untuk hari terkahirnya Di Indonesia sebelum Dito pulang beberapa tahun yang akan datang. Spesial hari ini Rose ingin untuk makan siangnya masakan yang di masaknya. Pagi-pagi sekali Rose bangun lalu masak makan yang enak untuk pacarnya itu, tak lua pula ia menghias makanan yang dimasaknya itu. “ah, ter-ingat masakan Dito!” gunggam Rose tersenyum saat menata makannya. *****. “kamu bawa apa itu bby?” tanya Dito yang dari tadi fokusnya hany
Terakhir Diperbarui: 2021-08-10
Chapter: Part 8“Good morning bby” “jangan lupa mandi, jangan lupa sarapan juga bby” Rose menyapa melalui pesan untuk pacarnya. Dering notifikasi pesan dari Rose juga membangunkan Dito. “ayo bby jangan lupa. Hari ini kita mau jalan-jalan kan?, kamu semalam udah janji loh!” pesan dari Rose lagi. “oh iya!, hari ini ulang tahun Rose, sampe lupa!” gunggam Dito teringat hari ulang tahun Rose. “pagi chagi~”
Terakhir Diperbarui: 2021-07-31
Chapter: Part 7Lima hari kedepan adalah hari terakhir bagi Felly menginjakkan kaki dengan status pelajar di sekolah itu, namun ia belum juga mengungkapkan perasaannya terhadap Dito. Banyak cara sudah ia lakukan mulai dari memberi hadiah ulang tahun, hadiah kemenangan pertandingan basket, hingga waktu Dito masuk sepuluh besar dikelasnya namun, tanpa diketahui Dito hadiah itu dari Felly dan malah Dito mengira hadiah itu dari Rose. Pada saat Dito mendekati Rose, disitulah awal perasaan Felly tumbuh terhadap Dito yang berawal dari ketidaksengajaan Dito membantu Felly mengambilakan buku yang ada di rak perpustakaan.Sejak saat itu Felly mengetahui Dito sering ke perpustakaan dan mereka juga bisa dibilang sering berbincang, dan secara kebetulan mereka suka baca buku yang sama. Kedekatan mereka membuat Felly salah tingkah dan salah paham. Felly mengira Dito sering ke perpustakaan untuk menemuinya, dikarenakan Dito memiliki pera
Terakhir Diperbarui: 2021-07-31
Chapter: Part 6“Rose!” teriak Lucy dari lorong kelas. Mendengar teriakkan si Lucy Rose membalikkan badannya dan bertabrakan dengan seorang yang tinggi badannya, merah bibirnya, putih kulitnya, mancung hidungnya ditambah saat tersenyum giginya bertaring.“aw!”“maaf, maaf kak!” kata pria itu yang kemudian bertatapan dengan Rose sambil tersenyum dengan senyum pepsodent. Melihatnya tersenyum ekspresi Rose berubah.“apa ini?, aku tau aku cantik tapi tak seharusnya juga dia sok terlihat tampan di depanku!” gunggamnya dalam hati.“iya tak apa!” sahut Rose, dan meninggalkan anak laki-laki itu. namun, laki-laki itu masih melihat Rose.“kenapa ekspresinya seperti itu?, apa ada s
Terakhir Diperbarui: 2021-07-28