Chapter: BAB 18 PART 2Perbedaan isi kepala antara sosok yang sedang bersandar tampan pada kusen pintu taman dengan prempuan yang sedang bergelut mengagumi corak indahnya berbagai jenis tanaman sangat sulit disatukan. Si perempuan adalah sosok penuh ambisi, pikirannya sesekali tidak pernah mau diajak damai, bahkan keluhan-keluhan mengenai kesehariannya sering diagungkan. Berbeda dengan si lelaki, cenderung optimis, realistis juga terkadang sangat pengertian. Mungkin karena sifat itu pula yang sering disalahartikan oleh orang-orang perihal hubungan macam apa yang sedang keduanya tutup rapat-rapat. Sebuah hubungan alamiah, murni tanpa ada sisi berlebihan seolah menuntut jawab pertanyaan orang-orang tentang sebuah hubungan. Sering Hanin jelaskan, mereka adalah sepasang sahabat. Sering pula orang-orang menyangkal, tidak ada sepasang lelaki dan perempuan murni bersahabat tanpa ada perasaan lain. Mungkin benar, tentang jatuh cinta antara keduanya dimulai dari Karsa sebagai pelakunya. Tapi disatu sisi, Hanin mer
Terakhir Diperbarui: 2021-09-24
Chapter: BAB 18Berada di tempat yang bukan seharusnya ia ada di sana. Bukan. Ini bukan tempatnya, sama sekali bukan. Ia salah menyetujui permintaan lelaki itu. Salahnya menyetujui ajakan yang berakhir mengenaskan seperti ini. Ah, bukan mengenaskan seperti yang kalian bayangkan, hanya saja lingkungannya sama sekali tidak mendukungnya berada di sana sedang dia bukan siapa-siapanya lelaki yang saat ini berada di sampingnya. Berjaket hitam dengan kapucong yang sengaja ia kenakan sebab hujan. Gerimis menyapa dengan ramah, sangat ramah di Juni kali ini.Masih ingat ajakan Karsa untuk pulang kampung menghadiri pernikahan sang sepupu? Iya, sekarang Hanin berada di perjalanan menuju ke sana. Sedang berteduh di warung pinggir jalan, menyeduh teh panasnya juga semangkok mie soto bersama Karsa.“Aku sudah bilang, kan, tadi untuk membawa jaket? Kau ini bebal sekali sih!”“Tadi langit cerah Karsa, mana aku tahu kalau bakal hujan seperti ini. Toh stasiun masih jauh kan? Kem
Terakhir Diperbarui: 2021-09-22
Chapter: BAB 17Satu minggu berlalu. Sepekan yang penuh dengan ketidaknyamanan sekarang telah sampai pada akhir yang disebut melepaskan. Bukan melepas pergi untuk selamanya, hanya melepas sebuah kepergian agar kembali pada kehidupan yang sebelumnya ia jalani.Hari ini tepat satu minggu orangtua Hanin berada di rumah yang berarti hari ini juga mereka harus pamit meninggalkan anak perempuannya untuk hidup sendiri lagi. Pukul sembilan tepat, bersama langit biru berawan, kepergian Sedan hitam milik Bapaknya ia tatap dengan berbagai pandangan memprihatinkan. Entah untuk hatinya, hubungan keluarganya atau malah untuk salah satu dari mereka. Hanin menyayangkan pertemuan kali ini yang dibumbui pertikaian hebat, namun Hanin juga tak bisa membiarkan emosinya teredam begitu saja semalam sampai ucapan yang baru Hanin sadari sekarang, sangat fatal untuk hubungannya dengan sang Bapak. Seperti salam perpisahan mereka beberapa waktu lalu, Pak Hardian hanya menepuk bahunya dua kali tanpa mengatakan apapun. B
Terakhir Diperbarui: 2021-09-22
Chapter: BAB 16“Mau kemana rapi sekali?”“Bertemu teman, Pak. Sekalian ke kantor.”“Sepagi ini? Apa setiap pagi kau selalu pergi-pergi seperti ini, Nin?”Hanin mendengus. Rupanya pakaian pagi ini disalah artikan oleh Bapaknya. Padahal hanya jeans longgar selutut dan denim. Rambutnya hanya dicepol biasa tanpa embel-embel lain dan jangan lupakan tas punggung coklatnya bertengger manis.“Hanin hanya bertemu Karsa. Semalam sudah buat janji kalau pagi ini mengantar Hanin ke kantor. Tidak setiap pagi juga,” jawab Hanin sambil duduk di sofa depan Bapaknya. Memasang jam tangan pemberian orang tua itu bulan lalu.“Karsa teman kuliahmu?” Hanin mengangguk, “Wah, lama Bapak tidak bertemu dengannya. Apa kabar dia? Bapak kira setelah mengantarmu ke rumah waktu itu kalian tidak berhubungan lagi. Pacaran?”&n
Terakhir Diperbarui: 2021-08-02
Chapter: BAB 15Apakah seseorang harus lebih lama menunggu dan bertahan terhadap segala keputusan final mengatasnamakan kebaikan? Apakah seseorang harus terus menunggu tentang sebuah perasaan ganjil yang pada akhinya menciptakan keramaian tersendiri, mengganggu tapi harus dilalui dengan hati yang baik-baik? Apakah seseorang harus terus mengalah terhadap segala perasaan yang dipaksa mengalah padahal berdamai saja tidak mau?Apakah seseorang harus seperti itu?Pada akhirnya, biang masalah yang ditakutkan Hanin datang. Tersenyum ramah, memeluk, mencium lantas mengatakan rindu. Sejauh ini, sejauh dua jam jarum jam sudah mengantarkan sepasang pria dan wanita paruh baya duduk, menggobrol, makan bersama, menonton TV serta kegiatan kekeluargaan lainnya, keadaan masih aman. Melihat kedua orangtuanya saling bersenda gurau adalah pemandangan sejuk untuk hatinya. Karsa benar, apapun ketakutan Hanin tentang hari ini kedatangan mereka tidak bisa ditunda. Dirinya harus menghadapi segala pertengkaran
Terakhir Diperbarui: 2021-07-28
Chapter: BAB 14(lanjutan dua tahun kemudian)Kamar berdinding krem, berkelambu coklat mulai terasa nyaman. Hujan masih turun, di sore hari seperti ini, semesta seolah mendukung kisah lama berusaha dikulik pemiliknya. Pengakuan yang pada akhirnya akan diselesaikan hari itu, entah bagaimana cerita akhirnya, keduanya sepakat menerima apapun keputusan bersama. Perasaan manusia sempurna miliknya tanpa harus ada sutradara lain selain Penciptanya. Perasaan itu sempurna milik satu perempuan, satu laki-laki yang saat ini sedang membongkar rahasia hati sejak lama, yang berusaha ditutupi agar tidak merambah kemana-mana, yang berusaha dipahami setelah beberapa tahun membisu.“Kalau mengingat semenyebalkan apa kau saat itu di toko buku, Nin. Demi Tuhan aku menyesal mengajakmu ke sana,” Karsa mendengus. “Akhir bulan itu aku rasanya tercekik, tabunganku menipis demi membayar lima ratus tagihan buku sialan itu!”Hanin terbahak. Saat di t
Terakhir Diperbarui: 2021-07-28