Chapter: Chapter 9Evan sedang mendrible bola sendirian di lapangan, berusaha menenangkan pikirannya. Setelah beberapa kali mendrible dia kemudian melemparkan bola itu ke ring dan masuk dengan mulus.Jam pelajaran sudah selesai sekitar 10 menit lalu. Biasanya, Evan akan cepat-cepat ke kelas Viona untuk mengantar gadis itu pulang. Namun, hari ini Viona mengatakan ada acara bersama teman-temannya, jadi Evan menghabiskan waktunya sendirian bermain basket di lapangan sedangkan semua siswa sudah pulang ke rumah masing-masing.Setelah beberapa kali memasukan bola ke dalam ring dan mendrible ke sana ke mari, akhirnya Evan menjatuhkan tubuhnya di tengah lapangan, berbaring telentang menatap langit yang mulai bersemburat orange, hari sudah semakin sore.Perlahan Evan mengarahkan tangannya ke atas, berusaha menutupi cahaya matahari senja dari wajahnya, Tiba-tiba sebuah siluet berdiri di hadapannya, menlongok ke bawah melihat Evan yang menyipitkan matanya untuk meliha
Terakhir Diperbarui: 2021-06-30
Chapter: Dia DatangMeski aku membencinya... Aku percaya... badai pasti berlalu...-----Malam ini, adalah kencan resmi pertama mereka,Viona memutuskan untuk percaya pada Evan, mencoba melupakan masa lalu pahitnya dengan para cowok, dia memutuskan bahwa Evan tidak seperti cowok lain. Tidak akan. Semoga saja.Seharian Viona sibuk memilih pakaian mana yang akan dia pakai nanti malam, memilih look make up seperti apa yang cocok dan bagaimana caranya melakukan kencan. Jujur saja Viona tidak begitu mengerti tentang kencan, terima kasih kepada mantan pacar yang tidak baik.Tepat jam 4 sore Viona akhirnya selesai memilih pakaian dan juga make up, dia susah payah menyiapkan semua ini, semoga saja kencan pertamanya dengan Evan berjalan dengan baik. Tepat pukul tujuh malam, Evan menjemputnya.Evan hanya terdiam menatap penampilan Viona malam ini, sampai-sampai membuat Viona salah tingkah.
Terakhir Diperbarui: 2021-05-16
Chapter: Kencan?Sejak aku bertemu Evan, rasanya hari-hariku semakin menegangkan dan banyak sekali hal yang terjadi dalam waktu singkat, dan aku tidak tahu apa-apa soal Evan. Entah kenapa aku menjadi kepikiran dengan kata-kata siswi itu, kalau hanya main-main... kenapa Evan bilang dia ingin serius denganku? Apa itu bohong, ya? Tapi...tatapan mata dan ucapannya, meyakinkan sekali.Aku sendirian duduk di taman terbengkalai di belakang sekolah, sekolah sudah sepi sejak tadi, waktu pulang sekolah pun sudah lewat 1-2 jam lalu. Di sini hanya ada aku yang sedang merenung."Hei..kenapa melamun?" Aku tersentak, rasanya bulu kudukku meremang saat aku merasakan embusan napas hangat dari arah belakang di telinga kiriku, ditambah suara yang sudah sangat kukenal ini. Aku menoleh patah-patah ke arah kiri dan melihat Evan menempatkan wajahnya tepat di sebelahku, wajahnya begitu dekat sampai aku sulit menelan salivaku sendiri. Astaga, berada di jarak sedekat ini dengannya rasanya jantungku ingin melompat kelua
Terakhir Diperbarui: 2021-05-09
Chapter: Hati dan PemiliknyaRefleks tanganku rupanya gesit juga, itu kan salah dia suruh siapa bicara sembarangan begitu, apa-apaan sih! Kan sebel lagi jadinya.Dia melihat ke arahku terkejut, lantaran aku baru saja menimpuknya dengan buku catatan mini yang selalu kubawa ke mana-mana, maklumi saja kareena aku sedikit pelupa jadi suka membawa buku catatan kemana-mana."Kok lo nimpuk gue sih Vi, bukannya di jawab juga." Protesnya sambil memegangi bagian wajahnya yang terkena pukulan buku catatan."Itu kan salah lo! Suruh siapa pakai deklarasiin hubungan sepihak gitu?""Memang kenapa?" tanya nya masih memegangi wajahnya yang terlihat merah karena sakit."Ya, kan. Kita cuma bohongan, lagian kan... kita cuma terikat kejadian nyebelin itu." aku cemberut mengingat kejadian waktu itu, awal yang tidak bisa dikata baik."Tapi gue mau serius Vi, nggak tahu kapan dan kenapa tapi gue nyaman sama lo Vi." dia meraih jemariku dan menggenggamnya lembut.BlushWajahku rasanya kembali panas, apa ada kompo
Terakhir Diperbarui: 2021-05-09
Chapter: Luka HatinyaDua hari Setelah kejadian itu, rasanya aku masih badmood sekali dan senantiasa cemberut. Di kelas, rasanya semua orang terus aja melihat ke arahku tetapi tidak ada yang berani menegur atau bertanya-tanya kepadaku. Yah, terserahlah, beruntung juga tidak ada yang bertanya-tanya, karena aku sedang dalam mode super Badmood. Bawaannya ingin maarah-marah saja.[one message]Tiba-tiba ponselku bergetar pertanda ada sms, dengan malas aku membuka pesan yang rupanya dari Evan,[From: pacar psikoBisa temenin gue ke suatu tempat?]Pertanyaan aneh, ngapain dia mengajakku? Buat apa? Tidak tahu atau tidak peka sih, kalau aku sedang marah padanya?![To: pacar psikoKemana?][From: pacar psikoYes or, no? ]Maksa ya? Ah bodo lah aku sedang malas berdebat dengannya.Akhirnya aku memilih tidur sampai jam terakhir di sekolah lantaran tidak ada satu pun guru yang masuk ke kelas, entah guru-guru pada ke mana dan aku malas sekali untuk mencari tahu.Saat aku seda
Terakhir Diperbarui: 2021-05-08
Chapter: PernyataanAngin yang berhembus tidak akan berhenti sebelum waktunya....Dan kau tahu itu...-----------------Aku duduk di bawah pohon sambil memakan bekal yang kubawa dari rumah, kesal rasanya gara-gara mereka aku jadi malas makan di kantin, tentu aja aku mengabaikan pesan Evan. Akan ada lebih banyak orang yang mendatangiku nanti, bertanya ini dan itu, yang ada aku tidak jadi makan, malah meet and great dengan fans-nya Evan si menyebalkan.Pleetakk!!Tiba-tiba kepalaku di lempar sesuatu, kerikil.Siapa yang berani lemparku seenaknya? Tidak tahu apa, aku sedang makan? Mengganggu saja, aku memegangi kepalaku sambil menoleh ke kanan dan ke kiri, siapa? Tidak ada orang."Kenapa makan di sini? Enggak tahu letak kantin ya? Tidak bisa baca juga sih sepertinya." Suara sindiran menyebalkan ini. Dia.Aku menoleh ke belakang pohon, Evan. Dia memasang wajah datar sambil berjalan ke arahku. Mau apa Dia? Marah denganku? Kenapa? Salahkan saja fans gila nya, bukan aku.Aku memasan
Terakhir Diperbarui: 2021-05-08