Chapter: Ruang Rahasia Arvino"Ikut aku," kata Arvino, suaranya datar, tapi ada ketegasan di dalamnya.Elena mengernyit, tapi ia membiarkan pria itu menariknya, melangkah mengikuti Arvino melewati koridor panjang dengan langit-langit tinggi dan lampu gantung kristal. Setiap sudut rumah ini memang penuh kemewahan, tapi Elena sudah terlalu sering melihat itu.Yang membuatnya penasaran adalah ke mana Arvino akan membawanya.Mereka berhenti di depan sebuah pintu besar berwarna hitam dengan ukiran emas. Arvino membuka pintu itu dengan sidik jarinya, lalu menoleh ke Elena."Masuklah," ujarnya.Elena melangkah masuk dengan sedikit ragu.Dan di dalamnya—Matanya membelalak.Ruangan itu luas, dengan rak-rak kayu tinggi yang dipenuhi buku, tetapi bukan itu yang membuat Elena terkejut. Di tengah ruangan, ada sebuah meja panjang dengan layar monitor besar yang menampilkan berbagai angka, grafik, dan beberapa rekaman CCTV yang terlihat seperti dari beberapa tempat berbeda.Di sudut lain, ada lemari kaca yang berisi tumpukan be
Terakhir Diperbarui: 2025-03-25
Chapter: Proyek Bisnis Keesokan PaginyaElena terbangun dengan sinar matahari yang menyusup melalui tirai kamar yang sedikit terbuka. Ia menggeliat perlahan, lalu duduk sambil mengusap wajahnya. Malam tadi, ia benar-benar butuh waktu lama untuk bisa tidur.Ia melirik ke sisi ranjangnya. Arvino sudah tidak ada. Sepertinya pria itu bangun lebih awal.Elena menghela napas, lalu bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai, ia mengenakan gaun santai yang tersedia di lemari, lalu turun ke lantai bawah.Begitu ia tiba di ruang tamu yang luas dan mewah, ia mendapati beberapa pelayan sibuk menata meja sarapan. Namun yang membuatnya terkejut adalah pemandangan di sofa.Arvino sedang duduk santai, mengenakan kemeja putih yang digulung hingga siku, dengan setumpuk dokumen di tangannya. Di hadapannya, ada seorang pria berjas hitam yang sepertinya sedang memberikan laporan.Begitu menyadari kehadiran Elena, Arvino mengangkat wajahnya dan tersenyum tipis."Selamat pagi," sapanya santai
Terakhir Diperbarui: 2025-03-24
Chapter: Hasrat yang TertahanElena menatap Arvino dengan sorot mata yang sulit dijelaskan. Ada keheranan, ada kelegaan, tapi juga ada perasaan yang lain— perasaan belum pernah ia rasakan sebelumnya bahkan kepada Rafael. Pria itu masih menatapnya dengan dalam, seolah ingin membaca apa yang tersembunyi dalam pikirannya. Bibir Elena masih terasa panas karena sentuhan barusan. "Kau…" Elena berdeham, mencoba mencari suara normalnya. "Kenapa berhenti?" Arvino tersenyum kecil. Senyum yang menggoda sekaligus penuh misteri. "Aku bilang aku tidak suka memaksa, kan?" ucapnya santai. Matanya menelusuri wajah Elena, seakan mengukir setiap detailnya dalam ingatan. "Aku akan menunggu sampai kau benar-benar siap," lanjutnya. "Karena aku ingin kau sendiri yang menginginkannya, Elena." Elena membatu. Ia tidak pernah menyangka pria ini akan mengatakan sesuatu seperti itu. "Apa kau pikir aku akan mengemis?" suara Elena terdengar menantang, meskipun di dalam hatinya, ia sedang bergulat dengan emosi yang baru. Arvino
Terakhir Diperbarui: 2025-03-20
Chapter: Hidup Seperti Seorang RatuArvino berdiri di tengah ruangan luas dengan aura dominannya yang khas. Tanpa banyak bicara, ia menoleh pada salah satu pelayan."Antarkan Nyonya ke kamarnya."Pelayan wanita yang ditunjuk langsung membungkuk hormat. "Baik, Tuan."Elena mengerjapkan matanya, masih sedikit tercengang. Sejak awal, ia memang sudah terbiasa dengan kemewahan, tapi rumah ini… lebih dari sekadar mewah.Lebih seperti istana daripada mansion biasa.Dinding-dindingnya dipenuhi ukiran detail, langit-langit tinggi dengan lampu gantung kristal yang bersinar lembut. Karpet Persia tebal membentang di sepanjang lorong yang mereka lewati. Setiap sudut ruangan tampak seperti diatur dengan sempurna.Sampai akhirnya mereka tiba di kamar yang disebut sebagai kamar Elena.Begitu pintu terbuka, Elena kembali dibuat terpana.Ruangan itu sangat luas.Di tengahnya berdiri sebuah kasur king-size dengan kanopi tipis berwarna keemasan. Aromaterapi melati lembut tercium di udara, memberikan kesan yang begitu menenangkan.Di sisi k
Terakhir Diperbarui: 2025-03-18
Chapter: Rumah BaruElena mengernyit saat mobil melaju semakin jauh dari jalan menuju Hotel Emerald. Gedung pencakar langit yang seharusnya menjadi tujuan mereka kini hanya tampak di kejauhan.Dengan alis bertaut, ia akhirnya bersuara."Bukankah seharusnya kita ke Hotel Emerald?" Suaranya terdengar tenang, tapi ada sedikit nada curiga di dalamnya.Sopir yang mengenakan setelan rapi menoleh sekilas melalui kaca spion. “Mohon maaf, Nyonya. Tuan Arvino meminta saya mengantar ke tempat lain.”Elena langsung menoleh ke arah pria yang kini resmi menjadi suaminya. "Kita mau ke mana?" tanyanya, kali ini suaranya lebih tajam.Arvino, yang sejak tadi hanya bersandar santai dengan satu tangan di dagunya, akhirnya menoleh dengan ekspresi tenang. Bibirnya sedikit melengkung. “Ke rumah baru kita.”Elena terdiam.Rumah baru?Sejak kapan mereka memiliki rumah bersama? Bukankah dia baru mengenal pria ini beberapa jam lalu?Matanya menyipit, berusaha menangkap maksud tersembunyi di balik kata-kata Arvino. Namun, pria itu
Terakhir Diperbarui: 2025-03-17
Chapter: TertantangPintu kantor catatan sipil terbuka, dan Elena melangkah keluar dengan anggun. Senyum tipisnya masih terukir, tidak lebar, tetapi cukup untuk memperlihatkan kepuasan dalam dirinya.Di sisinya, pria tampan yang baru saja resmi menjadi suaminya berjalan dengan tenang, tangannya dimasukkan ke dalam saku celana jasnya, memperlihatkan sikap santai yang tetap penuh wibawa.Namun, langkah mereka terhenti begitu saja.Di depan pintu, Rafael sudah berdiri menunggu. Tatapannya tajam, wajahnya tegang. Samantha ada di sampingnya, masih menempel seperti bayangan, seolah takut Rafael akan berpaling begitu saja.Elena mendesah pelan. Sudah kuduga."Apa maksudmu dengan semua ini, Elena?" Rafael akhirnya membuka suara.Elena menatapnya sebentar, lalu mengangkat bahu santai. "Apa maksudmu? Bukankah semua sudah jelas?""Apa kau bercanda?!" Rafael hampir membentaknya. "Kau benar-benar menikah hari ini? Dengan pria yang bahkan tidak pernah kukenal?!"Elena terkekeh pelan. "Bukankah itu bukan urusanmu lagi,
Terakhir Diperbarui: 2025-02-26