BOSKU MANTAN SUAMIKU
"Aku bersedih dengan kepergian anak sendiri, apa itu salah?" sindirku sedikit marah.
"Gak salah, tapi kamu udah berlebihan," tukas Jamie gemas.
"Itu karena kamu gak merasa kehilangan Gibran."
"Kata siapa?!" Jamie mulai meninggikan suara. "Gibran anakku. Darah dagingku. Aku juga menangis saat tahu dia gak ada, Kira. Tapi gak terus-terusan seperti kamu."
"Kamu gak ngerti perasaan seorang Ibu sih, Jam." AKu menunduk untuk menyembunyikan air mata. "Sudah payah aku mengandung Gibran, bertarung nyawa saat melahirkan ke dunia. Lantas dia berpulang dengan begitu mudahnya hanya karena tersedak. Gibran masih terlalu kecil, Jamie. Masih kecil. " Tangisku pecah kembali.
"Kura, kamu mau menangis darah, Gibran gak akan pernah bisa kembali."
"Gibran gak akan meninggal kalau kamu gak pergi ke acara reuni itu."
"Jadi kamu menyalahkan aku?!" bentak Jamie tampak murka.
"Iya, " jawabku lantang, "sudah tahu bayimu sakit, kamu tetap nekat pergi juga. Jika kamu merasa menjadi seorang ayah,kamu gak kan melakukannya, Jamie."
"Maut itu sudah digariskan oleh Allah--"
"Tapi kalo kamu stay di rumah, mungkin Gibran akan tertolong," potongku dengan berurai air mata.
Jamie pun bergeming. Tangan mengelap kedua matanya yang basah. Dia terlihat memegangi dadanya saat bernapas.
"Jadi mau kamu apa sekarang?" tanya Jamie dingin.
"Aku mau kita CERAI!"
9.8168.0K DibacaCompleted