kuroko no basket zone

Kisah mengenai seorang author bernama Van yang sangat terkenal dengan berbagai karyanya yang sangat menakjubkan. Sayangnya, dirinya mati tanpa sebab sebelum bisa menyelesaikan ending dari sebuah novel yang sedang dia kerjakan. Saat membuka matanya, Van bertemu dengan seorang [Dewa] yang mereinkarnasikannya ke dalam novel ciptaannya yang belum selesai dan memintanya untuk menciptakan ending dari novel tersebut melalui kerja kerasnya sendiri. Van menyadari betapa tidak beruntungnya dirinya karena terlahir sebagai Villain utama dari novel tersebut. Menyadari nasibnya yang penuh bahaya, Van berusaha keras untuk menjadi lebih kuat dengan pengetahuan miliknya sebagai author dari novel tersebut demi menciptakan ending miliknya sendiri di jalan yang penuh rintangan, bahaya, ancaman, dan kematian. IG : @author.no_name

Il grogne sombrement, ce qui me rend mal à l’aise à l’entente de ce son. Un faible gémissement s’échappe de mes lèvres lorsqu’il frappe violemment le mur derrière moi avec ses mains et se penche vers mon visage. — Si je dois t’attacher au foutu lit, je le ferai, mais tu ne me quitteras jamais. — V-Vulcan...l-lâche-m-moi, balbutié-je, ma gorge soudainement sèche sous son regard. Mon dos se cambre lorsqu’il parsème mon cou de baisers, s’attardant sur une zone qui me fait désespérément en vouloir davantage. Ses lèvres caressent l’endroit où mon cou rejoint mon épaule, mordant et suçant comme pour marquer son territoire. Il descend doucement et pose ses lèvres sur ma joue avec une délicatesse telle que je ferme les yeux pour savourer ce moment. Sa voix grave et rauque, celle qui me fait toujours frissonner de plaisir, tranche l’air épais comme une lame. Son souffle chaud effleure mon oreille alors qu’il prononce une phrase pleine de promesses et de menaces implicites quant aux conséquences si jamais je choisis de désobéir. — Tu ne me quitteras pas. Pas aujourd’hui... ni demain... jamais. ____________________________________ **Vulcan Romanov a un secret.** Un secret si dangereux qu’il pourrait lui coûter la vie. Son passé tragique l’a forgé en un Alpha dur et impitoyable, et en un monstre encore plus cruel, capable de tuer de sang-froid. Puis il la rencontre. Aurora Maxwell, une femme fougueuse, pleine d’innocence et d’énergie, qui réveille la bête en lui. Au fond de lui, Vulcan ne souhaite qu’une chose : être aimé sincèrement. Aurora sera-t-elle cette femme lorsqu’elle découvrira son passé ? Ou fuira-t-elle sans se retourner ? Ou bien décidera-t-elle de rester et d’aimer la bête ?

"You’re not Luna material, Hailey. I reject you." Dimitri's cruel words echoed in her ears as Hailey stood frozen, humiliated in front of the entire pack. Her betrothed—her supposed fated mate—had shattered her in the most public way possible. But before the pain could consume her, a deep, commanding voice interrupted. "Then I’ll claim her." When shy, nerdy Hailey is publicly rejected by Dimitri her betrothed, the Alpha of the Red Moon Pack, her world crumbles. But just when hope seems lost, Paxton, the charismatic Alpha of the Blue Moon Pack, THE BASKETBALL LEADER! and her secret crush, claims her as his Luna, igniting a passion she never knew existed. As rivalries brews and jealousy threatens to tear them apart, Hailey must find her inner strength to embrace her new life and protect her heart. Will she rise above the chaos to claim her true place by Paxton’s side, or will the shadows of her past consume her?

Xaviera Hanske, gadis berusia 17 tahun yang terlahir dari keluarga kaya raya. Hidupnya sempurna dengan fasilitas mewah dan keluarga yang harmonis. Namun, semua berubah saat perjodohan yang tidak ia inginkan datang menghampiri. Ian, guru matematika killer di sekolahnya, ternyata adalah pria pilihan orangtuanya. Seorang pria dingin dan kaku yang bahkan tidak pernah menunjukkan kehangatan sedikitpun padanya. Xaviera semakin frustasi karena nilai matematikanya yang selalu di bawah rata-rata justru membuat ia harus lebih sering berinteraksi dengan calon suaminya itu. Di tengah keresahannya menghadapi perjodohan, muncul sosok Felix - kapten tim basket sekolah yang tampan dan pintar. Kedekatan mereka sebagai teman sekelas perlahan mulai menumbuhkan perasaan lain di hati Xaviera. Felix yang gentle, perhatian, dan pengertian sangat berbeda dengan Ian yang seolah menganggap pernikahan hanya sebagai formalitas belaka. Xaviera terjebak dalam dilema. Di satu sisi, ia tidak bisa menolak perjodohan yang sudah diatur keluarganya. Di sisi lain, hatinya mulai tertarik pada Felix yang selalu ada untuknya. Sementara Ian, meski akan menjadi suaminya, tetap memperlakukannya dengan dingin bahkan di sekolah. Akankah Xaviera memberontak demi cintanya pada Felix? Atau dia akan pasrah menerima takdirnya menikah dengan Ian? Bagaimana ia mengatasi perasaannya yang semakin rumit seiring berjalannya waktu?

Here's a piece of advice—do not catch the eye of those pretty salesgirls who sell supplements. You have no idea the things they'll do to close a deal. I become a yummy slice of cake in their eyes; they all want a bite of me. I'm faced with the seduction and allure of countless beauties, but it doesn't make me happy at all.

My best friend takes me to a beauty salon for a facial. A young and handsome employee there latches onto me. He's tall, good-looking, and is great with women. He knows just the right things to say and is flirtatious without being lecherous. He shows me the pleasures of being a woman… I forget all about my boyfriend and allow him to make me descend into the throes of passion. What I don't know is that there's a price I can't pay behind the gentleness…

Our seventh wedding anniversary. I sat at the dining table—alone. My phone buzzed, lighting up with two messages. First, from Tom: [Working late at the office tonight.] Second, anonymous: [Tom is incredible. Can you even keep up?] Attached was a picture of him, lips locked with a woman I didn't recognize. I blew out the candles on the anniversary cake. Eyes shut, I typed back: [Let's divorce.]