Tepat pada saat ini, ponsel tiba-tiba berdering seperti bel alarm, membuat sarafku sangat tegang, itu nada dering khusus yang aku tetapkan untuk suamiku.Marvin juga terkejut dan menjatuhkanku ke lantai.Aku bergegas ke kamar tidur, mengambil ponselku, menarik napas dalam-dalam dan mencoba menenangkan diri, tetapi ketegangan itu bagai asap tak kasatmata, melilitku dengan erat.Aku menekan tombol jawab dan berusaha terdengar tenang, "Halo Sayang, ada apa?"Suara suamiku terdengar hangat dan familier, "Sayang, akhir-akhir ini semuanya berjalan sangat lancar, mungkin aku bisa pulang hari Jumat. Apa yang kamu inginkan? Aku akan membawanya untukmu.""Aku... tidak menginginkan apa pun, asal kamu pulang saja," jawabku dengan tenang. Setiap kata seperti menari di ujung pisau, aku sangat waspada, karena khawatir akan memperlihatkan kegugupanku.Marvin diam-diam membuka pintu kamarku dan berjalan ke arahku saat aku sedang bertelepon dengan suamiku."Aku ingat kamu suka kue basah tradisional di s
Read more