Saat ini, harus kuakui aku ketakutan. Namun, ketika aku hendak melawan, kedua kakiku ternyata sudah lemas, bahkan gairahku terus meningkat. Aku hanya bisa bersandar di tubuh Hubert.Usai berbicara, dia hendak melakukan serangan terakhir. Aku menggigit bibirku, tidak tahu harus bagaimana. Saat itu juga, ibuku memanggil Hubert dari kamar.Aku mengira Hubert akan berhenti, tetapi pria ini malah semakin bersemangat. Aku yang panik pun buru-buru mendorongnya, tetapi tenaga Hubert sangat besar.Dia meraih kedua tanganku, mengangkat dan menahannya di atas kepalaku. Pakaianku berantakan sekali. Saat melihat penampilanku yang begitu kacau di cermin, kesadaranku berangsur kembali."Paman, kita nggak boleh begini. Ibu bisa sedih ...."Hubert terkekeh-kekeh. "Bukankah begini lebih seru?"Usai berbicara, dia hendak melanjutkan. Aku ketakutan sampai menangis. Tadi, aku memang hilang kendali. Namun, setelah tersadar kembali, aku tahu diriku telah melanggar batasan.Meskipun Ibu tidak memberitahuku te
Read more