Share

Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku
Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku
Author: Winona

Bab 1

Author: Winona
Sejak Ayah meninggal, Ibu jadi sering murung. Wanita yang dulu dikenal cantik dan anggun kini tampak seperti kehilangan semangat hidup, matanya tidak lagi bercahaya seperti dulu.

Sebagai anak yang sudah berusia 18 tahun, aku cukup mengerti bahwa setiap orang memiliki hasrat seksual, termasuk Ibu. Apalagi, Ibu adalah sosok wanita yang memesona dan hidup bahagia bersama Ayah selama bertahun-tahun.

Kehilangan suaminya membuat hidupnya terasa hampa. Aku tentu tahu cepat atau lambat itu akan berdampak buruk padanya.

Beberapa kali aku mencoba membujuk Ibu agar membuka hati untuk pria lain. Namun, setiap kali aku menyampaikan niat itu, Ibu langsung memarahiku habis-habisan.

Dia bilang hubungannya dengan Ayah sangat dalam dan menerima kehadiran orang baru bukanlah hal yang mudah. Akhirnya, kondisi Ibu yang seperti itu pun berlarut-larut selama lebih dari setengah tahun.

Setelah mulai kuliah, aku harus pergi ke kampus dan tinggal di asrama. Namun, aku masih khawatir dengan kondisi ibu yang belum pulih total sejak Ayah meninggal. Sebelum pergi, aku menitipkan Ibu kepada tetanggaku.

Sejujurnya, aku punya sedikit harapan tersembunyi. Sejak Ayah tiada, aku sering melihat tetanggaku itu bersikap perhatian kepada Ibu. Beberapa kali aku bahkan merasa dia menunjukkan ketertarikan. Sayangnya, Ibu sepertinya tidak memberi respons apa pun.

Yang tidak kusangka, keputusanku ini justru membawa dampak yang rumit. Saat libur Hari Nasional, aku memutuskan untuk pulang diam-diam sehari lebih awal demi memberi kejutan pada ibu.

Begitu sampai di rumah, aku langsung memasak makanan favorit Ibu. Namun, sampai malam tiba, Ibu belum juga pulang, jadi aku memutuskan untuk belajar di kamar.

Sekitar setengah jam kemudian, Ibu pulang. Dia sangat terkejut dan bahagia melihatku. Dia bilang kalau bukan karena perhatian dan bantuan tetangga kami itu, mungkin dia tidak sanggup keluar dari masa-masa sulitnya. Wajah Ibu terlihat cerah, bahkan tersipu seperti gadis remaja.

Melihat Ibu bahagia, sebenarnya ada sedikit rasa bersalah dalam hatiku. Apakah ini berarti aku mengkhianati Ayah?

Namun, aku juga berpikir, orang yang masih hidup harus terus melanjutkan hidup. Jadi, aku memberanikan diri untuk menyarankan ibu membuka hati dan mungkin mempertimbangkan hubungannya dengan tetangga kami.

Namun, reaksi Ibu sangat mengejutkanku. Wajahnya sontak berubah marah. Dia pun menarikku ke altar Ayah, memaksaku berlutut di sana.

"Jessie, kalau ayahmu mendengar ucapanmu, dia pasti sangat kecewa! Aku dan Hubert cuma teman main kartu, nggak lebih! Di dalam hatiku cuma ada ayahmu! Jangan pernah bicara seperti itu lagi! Kalau nggak, kamu nggak usah pulang lagi!"

Seumur hidup, aku belum pernah melihat Ibu semarah ini. Aku sampai ragu dia adalah ibuku. Aku merasa sedih dan tertekan hingga air mataku jatuh tak terbendung. Aku bangkit dan berlari ke kamar, lalu menutup pintu dan menangis cukup lama.

Belasan menit kemudian, aku mendengar suara pintu terbuka di luar. Suara Hubert terdengar. "Jessie sudah tidur?"

Nada suara Ibu berubah lembut. Dia menjawab pelan, "Ya, sudah."

Aku yang penasaran, mengintip dari balik pintu. Di saat itu, aku melihat sesuatu yang membuatku tidak percaya. Ibuku mengenakan gaun bertali tipis dan berenda!

Senyuman Ibu tampak begitu menawan. Tatapannya tertuju pada selangkangan Hubert. Dia lantas bertanya dengan tidak sabar, "Kamu sudah bawa barangnya?"

Hubert merangkul pinggang ibuku, lalu berbisik di telinganya, "Sudah dong, masa kamu nggak percaya sama aku?"

Usai berbicara, dia bahkan menepuk bokong ibuku. Terlihat jelas bahwa ini bukan pertama kalinya mereka melakukan hal ini.

Setelah mendengar ucapan Hubert, Ibu semakin tidak sabar. Dia bak serigala kelaparan, langsung meraih kerah baju Hubert dan menariknya masuk ke ruang tamu.

Meskipun aku tidak tahu barang apa yang dimaksud mereka, aku bisa menebaknya.

Dengan demikian, Hubert tiba di ruang tamu dengan ditarik ibuku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 2

    Mungkin karena mereka yakin aku sudah tidur, pintu kamar Ibu bahkan tidak ditutup rapat saat mereka memulai di dalam.Dari celah pintu, aku bisa melihat Hubert duduk di tepi ranjang membelakangiku, sementara Ibu berdiri di depannya dengan gaun tidur seksi dan berpose menggoda.Ibu melepaskan jaket Hubert, bergerak di atas tubuhnya dengan lincah. Gerak-geriknya menggoda sekaligus aneh, seperti seseorang yang sedang melakukan ritual.Sementara itu, tangan Hubert mulai meraba ibuku. Dari bibir, dada, lalu semakin menurun. Hingga mencapai perut, gerakan keduanya sama-sama berhenti.Setelah saling tersenyum, Ibu meraih tangan kasar Hubert dan membawanya semakin turun lagi. Ini ibuku yang baru saja membentakku?Pakaian Hubert perlahan-lahan dilepaskan. Aku baru tahu pria paruh baya ini memiliki tubuh yang begitu bagus, sama sekali tidak kalah dari Ayah yang sudah lama berolahraga, bahkan setara dengan mahasiswa jurusan olahraga di kampus.Melihatnya, aku sampai tak kuasa menelan ludah. Menur

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 3

    Aku ketakutan hingga mengunci diri di kamar, meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk selimut erat-erat. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ibu? Apa dia ... kerasukan?Malam itu aku tidak bisa tidur sama sekali. Namun, keesokan paginya, Ibu kembali seperti biasa. Lembut, hangat, bahkan terlihat lebih segar daripada saat masa-masa awal kepergian Ayah. Wajahnya berseri-seri, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Saat sarapan, Ibu terus mengambilkan lauk untukku. Aku benar-benar bingung, ibuku seolah-olah telah melupakan semuanya."Jessie, makan yang banyak ya. Kamu jadi kurusan sejak kuliah," ucap Ibu sambil tersenyum.Aku hanya bisa menunduk, karena bayangan wajah Ibu semalam yang penuh gairah dan gerakan aneh masih membekas di kepalaku. Aku bahkan tidak berani menatap matanya.Namun, aku tetap khawatir. Dengan suara pelan, aku memberanikan diri bertanya, "Bu ... semalam ada yang datang ke rumah ya?"Ibu sempat terdiam sejenak, tangannya yang sedang mengupas telur berhenti bergerak. Kem

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 4

    Hubert memandang sekeliling dengan waspada. Tidak berselang lama, ibuku membuka pintu untuknya. Ibu menerima barang di tangan Hubert, lalu tersenyum menggoda.Di hadapan Hubert, Ibu sama sekali tidak menutupi tubuhnya yang seksi itu. Pakaian yang dieratkan tadi untuk menutupi lekukan, kini terpampang jelas di hadapan Hubert. Bahkan, pakaian dalamnya yang seksi membuat orang tak bisa mengalihkan pandangan dan ingin sekali merabanya.Setelah diraba beberapa kali oleh Hubert, tubuh Ibu langsung menjadi sensitif. Dua titik di dadanya itu bahkan membuatnya semakin menawan. Dengan begitu, keduanya memulai permainan mereka kembali.Aku tahu ibuku memiliki hasrat yang sangat besar. Dulu saat Ayah masih hidup, aku sering mendengar suara dari kamar mereka. Namun, keadaan sekarang benar-benar sulit dipahami.Saat membeli sayur di supermarket, aku bertemu teman main kartu ibuku, yaitu Bibi Lisa. Begitu melihatku, Lisa langsung bertanya kenapa belakangan ini ibuku tidak ikut bermain kartu lagi? Dia

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 5

    Saat ini, harus kuakui aku ketakutan. Namun, ketika aku hendak melawan, kedua kakiku ternyata sudah lemas, bahkan gairahku terus meningkat. Aku hanya bisa bersandar di tubuh Hubert.Usai berbicara, dia hendak melakukan serangan terakhir. Aku menggigit bibirku, tidak tahu harus bagaimana. Saat itu juga, ibuku memanggil Hubert dari kamar.Aku mengira Hubert akan berhenti, tetapi pria ini malah semakin bersemangat. Aku yang panik pun buru-buru mendorongnya, tetapi tenaga Hubert sangat besar.Dia meraih kedua tanganku, mengangkat dan menahannya di atas kepalaku. Pakaianku berantakan sekali. Saat melihat penampilanku yang begitu kacau di cermin, kesadaranku berangsur kembali."Paman, kita nggak boleh begini. Ibu bisa sedih ...."Hubert terkekeh-kekeh. "Bukankah begini lebih seru?"Usai berbicara, dia hendak melanjutkan. Aku ketakutan sampai menangis. Tadi, aku memang hilang kendali. Namun, setelah tersadar kembali, aku tahu diriku telah melanggar batasan.Meskipun Ibu tidak memberitahuku te

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 6

    Malam hari, aku menipu Ibu mengatakan akan pergi ke rumah teman.Dulu saat aku keluar malam-malam, Ibu akan melontarkan pertanyaan bertubi-tubi. Namun, hari ini dia bukan hanya tidak bertanya, bahkan menyuruhku pergi bermain beberapa hari supaya semakin dekat dengan teman. Katanya, dia juga akan memberiku kejutan saat kembali.Aku tidak menanggapi, hanya berkemas untuk pergi ke rumah Hubert. Apartemen Hubert selantai dengan apartemenku. Supaya tidak diperhatikan oleh Ibu, aku sengaja memutar jauh sebelum ke apartemen Hubert.Setibanya di depan rumahnya, aku mendapati pintu tertutup rapat. Aku mendorong pintu untuk masuk, lalu melihat manusia kertas di mana-mana.Hubert seperti yakin aku akan datang. Dia sampai mandi duluan. Dengan handuk membalut tubuh bagian bawahnya, dia berjalan keluar dari kamar mandi. Begitu melihatku, dia melambaikan tangan.Aku pun merentangkan tangan untuk memeluknya. Hubert yang puas langsung menggendongku ke kamarnya.Setelah menurunkanku di ranjang, dia mula

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 7

    Begitu melihatku bangun, Hubert hendak langsung memulai permainannya."Paman, sebentar. Sepertinya aku mens." Usai berbicara, aku langsung ke kamar mandi. Kemudian, aku mengeluarkan tinta merah yang sudah kusiapkan kemarin, lalu menuangkannya ke toilet dan celana dalamku.Hubert yang berada di luar kamar mandi terus mendesak, "Jessie, sudah belum? Kamu mens? Aku sudah nggak sabar lho!"Dia hendak menerobos masuk. Aku tidak menyembunyikan apa pun, langsung mengangkat celana dalamku untuk ditunjukkan.Aku pun menggoda, "Kecewa ya? Lain kali aku baru puasin Paman ya? Atau Paman sebenarnya cuma ingin meniduriku dan nggak ada rasa suka sedikit pun padaku?"Hubert memaksakan senyuman. "Nggak kok, kamu pulang saja dulu. Kita ketemu besok waktu aku antar manusia kertas kasih ibumu."Aku sengaja bertanya, "Kenapa harus besok? Aku maunya hari ini!"Hubert jelas telah kehilangan minatnya. Dia membalas dengan tidak acuh, "Hari ini aku ada urusan, besok aku pasti ke rumahmu."Setelah mendapat kepas

Latest chapter

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 7

    Begitu melihatku bangun, Hubert hendak langsung memulai permainannya."Paman, sebentar. Sepertinya aku mens." Usai berbicara, aku langsung ke kamar mandi. Kemudian, aku mengeluarkan tinta merah yang sudah kusiapkan kemarin, lalu menuangkannya ke toilet dan celana dalamku.Hubert yang berada di luar kamar mandi terus mendesak, "Jessie, sudah belum? Kamu mens? Aku sudah nggak sabar lho!"Dia hendak menerobos masuk. Aku tidak menyembunyikan apa pun, langsung mengangkat celana dalamku untuk ditunjukkan.Aku pun menggoda, "Kecewa ya? Lain kali aku baru puasin Paman ya? Atau Paman sebenarnya cuma ingin meniduriku dan nggak ada rasa suka sedikit pun padaku?"Hubert memaksakan senyuman. "Nggak kok, kamu pulang saja dulu. Kita ketemu besok waktu aku antar manusia kertas kasih ibumu."Aku sengaja bertanya, "Kenapa harus besok? Aku maunya hari ini!"Hubert jelas telah kehilangan minatnya. Dia membalas dengan tidak acuh, "Hari ini aku ada urusan, besok aku pasti ke rumahmu."Setelah mendapat kepas

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 6

    Malam hari, aku menipu Ibu mengatakan akan pergi ke rumah teman.Dulu saat aku keluar malam-malam, Ibu akan melontarkan pertanyaan bertubi-tubi. Namun, hari ini dia bukan hanya tidak bertanya, bahkan menyuruhku pergi bermain beberapa hari supaya semakin dekat dengan teman. Katanya, dia juga akan memberiku kejutan saat kembali.Aku tidak menanggapi, hanya berkemas untuk pergi ke rumah Hubert. Apartemen Hubert selantai dengan apartemenku. Supaya tidak diperhatikan oleh Ibu, aku sengaja memutar jauh sebelum ke apartemen Hubert.Setibanya di depan rumahnya, aku mendapati pintu tertutup rapat. Aku mendorong pintu untuk masuk, lalu melihat manusia kertas di mana-mana.Hubert seperti yakin aku akan datang. Dia sampai mandi duluan. Dengan handuk membalut tubuh bagian bawahnya, dia berjalan keluar dari kamar mandi. Begitu melihatku, dia melambaikan tangan.Aku pun merentangkan tangan untuk memeluknya. Hubert yang puas langsung menggendongku ke kamarnya.Setelah menurunkanku di ranjang, dia mula

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 5

    Saat ini, harus kuakui aku ketakutan. Namun, ketika aku hendak melawan, kedua kakiku ternyata sudah lemas, bahkan gairahku terus meningkat. Aku hanya bisa bersandar di tubuh Hubert.Usai berbicara, dia hendak melakukan serangan terakhir. Aku menggigit bibirku, tidak tahu harus bagaimana. Saat itu juga, ibuku memanggil Hubert dari kamar.Aku mengira Hubert akan berhenti, tetapi pria ini malah semakin bersemangat. Aku yang panik pun buru-buru mendorongnya, tetapi tenaga Hubert sangat besar.Dia meraih kedua tanganku, mengangkat dan menahannya di atas kepalaku. Pakaianku berantakan sekali. Saat melihat penampilanku yang begitu kacau di cermin, kesadaranku berangsur kembali."Paman, kita nggak boleh begini. Ibu bisa sedih ...."Hubert terkekeh-kekeh. "Bukankah begini lebih seru?"Usai berbicara, dia hendak melanjutkan. Aku ketakutan sampai menangis. Tadi, aku memang hilang kendali. Namun, setelah tersadar kembali, aku tahu diriku telah melanggar batasan.Meskipun Ibu tidak memberitahuku te

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 4

    Hubert memandang sekeliling dengan waspada. Tidak berselang lama, ibuku membuka pintu untuknya. Ibu menerima barang di tangan Hubert, lalu tersenyum menggoda.Di hadapan Hubert, Ibu sama sekali tidak menutupi tubuhnya yang seksi itu. Pakaian yang dieratkan tadi untuk menutupi lekukan, kini terpampang jelas di hadapan Hubert. Bahkan, pakaian dalamnya yang seksi membuat orang tak bisa mengalihkan pandangan dan ingin sekali merabanya.Setelah diraba beberapa kali oleh Hubert, tubuh Ibu langsung menjadi sensitif. Dua titik di dadanya itu bahkan membuatnya semakin menawan. Dengan begitu, keduanya memulai permainan mereka kembali.Aku tahu ibuku memiliki hasrat yang sangat besar. Dulu saat Ayah masih hidup, aku sering mendengar suara dari kamar mereka. Namun, keadaan sekarang benar-benar sulit dipahami.Saat membeli sayur di supermarket, aku bertemu teman main kartu ibuku, yaitu Bibi Lisa. Begitu melihatku, Lisa langsung bertanya kenapa belakangan ini ibuku tidak ikut bermain kartu lagi? Dia

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 3

    Aku ketakutan hingga mengunci diri di kamar, meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk selimut erat-erat. Apa yang sebenarnya terjadi pada Ibu? Apa dia ... kerasukan?Malam itu aku tidak bisa tidur sama sekali. Namun, keesokan paginya, Ibu kembali seperti biasa. Lembut, hangat, bahkan terlihat lebih segar daripada saat masa-masa awal kepergian Ayah. Wajahnya berseri-seri, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.Saat sarapan, Ibu terus mengambilkan lauk untukku. Aku benar-benar bingung, ibuku seolah-olah telah melupakan semuanya."Jessie, makan yang banyak ya. Kamu jadi kurusan sejak kuliah," ucap Ibu sambil tersenyum.Aku hanya bisa menunduk, karena bayangan wajah Ibu semalam yang penuh gairah dan gerakan aneh masih membekas di kepalaku. Aku bahkan tidak berani menatap matanya.Namun, aku tetap khawatir. Dengan suara pelan, aku memberanikan diri bertanya, "Bu ... semalam ada yang datang ke rumah ya?"Ibu sempat terdiam sejenak, tangannya yang sedang mengupas telur berhenti bergerak. Kem

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 2

    Mungkin karena mereka yakin aku sudah tidur, pintu kamar Ibu bahkan tidak ditutup rapat saat mereka memulai di dalam.Dari celah pintu, aku bisa melihat Hubert duduk di tepi ranjang membelakangiku, sementara Ibu berdiri di depannya dengan gaun tidur seksi dan berpose menggoda.Ibu melepaskan jaket Hubert, bergerak di atas tubuhnya dengan lincah. Gerak-geriknya menggoda sekaligus aneh, seperti seseorang yang sedang melakukan ritual.Sementara itu, tangan Hubert mulai meraba ibuku. Dari bibir, dada, lalu semakin menurun. Hingga mencapai perut, gerakan keduanya sama-sama berhenti.Setelah saling tersenyum, Ibu meraih tangan kasar Hubert dan membawanya semakin turun lagi. Ini ibuku yang baru saja membentakku?Pakaian Hubert perlahan-lahan dilepaskan. Aku baru tahu pria paruh baya ini memiliki tubuh yang begitu bagus, sama sekali tidak kalah dari Ayah yang sudah lama berolahraga, bahkan setara dengan mahasiswa jurusan olahraga di kampus.Melihatnya, aku sampai tak kuasa menelan ludah. Menur

  • Tipu Daya Untuk Mendapatkan Ibuku   Bab 1

    Sejak Ayah meninggal, Ibu jadi sering murung. Wanita yang dulu dikenal cantik dan anggun kini tampak seperti kehilangan semangat hidup, matanya tidak lagi bercahaya seperti dulu.Sebagai anak yang sudah berusia 18 tahun, aku cukup mengerti bahwa setiap orang memiliki hasrat seksual, termasuk Ibu. Apalagi, Ibu adalah sosok wanita yang memesona dan hidup bahagia bersama Ayah selama bertahun-tahun.Kehilangan suaminya membuat hidupnya terasa hampa. Aku tentu tahu cepat atau lambat itu akan berdampak buruk padanya.Beberapa kali aku mencoba membujuk Ibu agar membuka hati untuk pria lain. Namun, setiap kali aku menyampaikan niat itu, Ibu langsung memarahiku habis-habisan.Dia bilang hubungannya dengan Ayah sangat dalam dan menerima kehadiran orang baru bukanlah hal yang mudah. Akhirnya, kondisi Ibu yang seperti itu pun berlarut-larut selama lebih dari setengah tahun.Setelah mulai kuliah, aku harus pergi ke kampus dan tinggal di asrama. Namun, aku masih khawatir dengan kondisi ibu yang belu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status