All Chapters of Membalas Mantan : Cinta Sejatiku Datang Setelah Kematian: Chapter 11 - Chapter 18

18 Chapters

Biarkan Aslan yang Membuat Kekacauan

Anaby mengalihkan pandangannya ke danau kecil di depan mereka. Menolak permohonan Aslan secara terang-terangan dalam kondisi seperti sekarang, tidaklah memungkinkan. Terutama, ketika pria itu memandangnya dengan tatapan penuh harap.“Ana,” lirih Aslan, suaranya serak menahan rasa, “Aku tidak akan menyerah. Suatu hari, aku pasti bisa berdiri sejajar denganmu, tapi aku butuh bantuanmu, Sayang.”Demi meluluhkan hati Anaby, Aslan menggeser posisi duduknya hingga tubuh mereka hampir menempel. “Kau satu-satunya orang yang paling memahami caraku berpikir. Tolong, lihat lagi metodeku. Koreksi, sempurnakan, dan tambahkan apa pun yang kamu anggap perlu. Ini bukan hanya soal program, melainkan penentu dari masa depan kita.”Alih-alih merasa tersentuh, Anaby justru ingin mendorong Aslan supaya terjatuh dari bangku taman. Ia tahu benar bahwa pria itu sedang memainkan kartu lamanya: menjual harapan, membungkusnya dengan kerinduan dan romansa yang memilukan. “Kirimkan saja ke surelku. Aku akan mem
last updateLast Updated : 2025-04-24
Read more

Kesempatan Terakhir

Dengan cepat, Laura menarik tangan Nyonya Kemala, mengajaknya menuju mobil yang telah menunggu di halaman. Mereka melangkah seperti sepasang sekutu dalam perang, yang siap menyusun strategi untuk menyerang musuh. Tanpa membuang waktu, Laura memerintahkan sopirnya untuk menjalankan mobil. Begitu kendaraan beroda empat itu melaju di jalan utama, ia mengeluarkan ponsel dan menekan nama di kontaknya.Aslan. Sesaat, Laura menarik napas panjang. Membiarkan detak jantungnya menyesuaikan dengan skenario yang telah ia susun di dalam benaknya. Nada sambung pun terdengar. Tak lama kemudian, terdengar suara berat khas lelaki muda dari seberang.“Halo, siapa ini?” sapa Aslan, terdengar waspada.Laura membenarkan posisi duduknya. Suaranya dibuat serendah mungkin, layaknya seseorang yang sedang menahan air mata.“Aslan... ini aku, Laura,” ucapnya pelan, “maaf kalau aku menelepon tiba-tiba, tapi aku tergerak untuk menolongmu. Aku hanya ingin memberimu... sebuah kesempatan terakhir.Ada keheningan s
last updateLast Updated : 2025-04-24
Read more

Tuan Putri telah Kembali

Ingatan pahit datang perlahan di benak Anaby, membawa dirinya pada lorong waktu yang telah lama tertutup.Dulu, di hari yang sama, ayahnya harus dilarikan ke rumah sakit akibat kesalahan yang ia perbuat. Sambil berurai air mata, Anaby menggenggam tangan sang ayah yang terbaring tak berdaya. Rasa penyesalan pun tak henti menerpa dirinya, kala sang ayah menghembuskan nafas terakhir.Tak lama setelah sang ayah meninggal dunia, ia menerima undangan pertunangan baru. Bukan untuk dirinya, melainkan antara Michael dan Laura. Ibu tirinya yang memberikannya dengan senyum setengah mengejek. Anaby menolak datang, dan memilih untuk tetap berada di rumah bersama Aslan. Dan setelah itu, ia mendengar kabar bahwa Michael, Laura, dan Nyonya Kemala pindah ke luar negeri. Anehnya, ia tak pernah mendengar kabar pernikahan mereka. Tak ada undangan. Tak ada foto. Bahkan tidak satu pun berita di media.“Mungkinkah Michael dan Laura tidak pernah menikah? Tapi, kenapa?” guman Anaby penasaran.Pertanyaan itu
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Akhirnya Dia Datang

Anaby nyaris melangkahkan kaki keluar kamar, tetapi suara deru mobil lain menyusul masuk ke halaman depan rumah. Ia tak perlu menengok untuk tahu siapa yang datang—Nyonya Kemala dan Laura. Kedua perempuan itu seperti bayangan kelam yang terus membayangi hidupnya. Desahan kecil lolos dari bibir Anaby. Gadis itu menarik kembali langkahnya dan menutup pintu kamar rapat-rapat. Ada getir yang menyesap di balik dadanya. Tidak, ia terlalu anggun untuk menghabiskan tenaga meladeni sindiran atau lirikan sinis dari ibu dan adik tirinya itu. Malam ini terlalu penting untuk dicemari oleh racun ucapan mereka.Maka, Anaby memilih untuk menunggu. Ia duduk di sisi ranjang, menggenggam ponselnya dengan jari-jari yang bergetar pelan, entah karena gelisah atau sekadar gugup. Tak lama, layar ponselnya menyala. Sebuah pesan dari Sandra muncul—membuat Anaby mendengus lirih.[Ana, kau jadi bertemu dengan keluarga Rajasa? Semoga semuanya berjalan lancar. Tapi, aku harap kau tetap mempertahankan cintamu pa
last updateLast Updated : 2025-04-25
Read more

Saya Siap Menikah

Tak ingin terlihat gugup di hadapan semua orang, Anaby dengan lembut menarik tangannya dari genggaman hangat Michael. Ia menunduk sedikit, menyembunyikan rona merah yang mulai naik ke pipinya."Senang juga berkenalan denganmu, Tuan Michael," balasnya, dengan suara setenang yang bisa ia upayakan.Anaby menyisipkan jeda napas, agar detak jantungnya yang riuh tak terdengar oleh siapapun.Suasana mendadak menjadi kaku. Keheningan menggantung sesaat, seolah semua orang masih mencerna interaksi kecil antara pasangan muda itu.Namun, Tuan Carlo, dengan ketangkasan naluri seorang ayah, segera mengambil alih kendali dan mencairkan suasana."Selamat datang di rumah kami Tuan Gama, Nyonya Safira, dan Michael. Mari kita ke ruang makan. Semua hidangan telah kami siapkan dengan sebaik mungkin," ujarnya ramah sembari mengangkat satu tangan, mengisyaratkan arah yang harus mereka tuju.Nyonya Kemala yang sejak awal menahan diri untuk tidak bersuara, ikut serta menunjukkan keramahan. Dengan senyum kaku
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Tolong Aku, Michael

Di ruang makan yang semarak dengan kilau lampu kristal, percakapan para orangtua masih berputar di sekitar satu topik yang sama: penetapan tanggal pertunangan.Di ujung meja, Tuan Gama mengusap jenggotnya sambil menyunggingkan senyum puas, sementara Nyonya Safira mencoba memberikan pendapatnya.“Menurut saya, akan lebih baik bila pertunangan dilakukan dua minggu lagi. Dengan begitu, kita memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan segalanya dengan sempurna — daftar tamu undangan, cincin pertunangan, dan hadiah perhiasan untuk Anaby.”Tuan Carlo mengangguk pelan, menimbang-nimbang usul tersebut. Keheningan sesaat tercipta, hanya diisi suara halus dari denting peralatan makan.Namun, di tengah ketenangan itu, suara berat nan dalam milik Michael tiba-tiba terdengar, membuat semua kepala menoleh padanya. “Saya ingin pertunangan dilaksanakan Sabtu depan, Tuan Carlo,” ucapnya, mengandung nada ketegasan yang tak dapat dibantah, “dua minggu lagi saya akan sibuk dengan acara peluncuran aplikasi
last updateLast Updated : 2025-04-26
Read more

Jangan Ganggu Wanitaku!

“Tidak ada yang bisa memisahkan kita, Sayang,” lanjut Aslan, melayangkan tatapannya ke arah Anaby, berharap gadis itu akan terpukau oleh keberaniannya.“Sekarang, aku sudah menepati janji untuk mengakui cinta kita di hadapan Tuan Carlo.”Anaby merasa dinding di sekelilingnya bergerak maju untuk menghimpitnya. Kepalanya penuh dengan teriakan panik sementara hatinya berdesir tak karuan.Rasanya ia ingin berdiri, ingin berteriak menyangkal, lalu menjelaskan bahwa Aslan bukan lagi bagian dari masa depannya. Namun, lidahnya mendadak kelu. Pita suaranya seakan tidak mampu bergetar untuk merangkai kata-kata pembelaan.Dengan langkah menghentak, Tuan Carlo maju ke depan. Matanya membelalak lebar oleh amarah yang menggelegak. "Apa yang baru saja kau katakan, Aslan?!" bentaknya.Tuan Carlo menuding tajam ke arah pemuda yang berdiri kaku di ambang pintu. Suara pria paruh baya itu menggelegar memenuhi ruang makan. "Beraninya kau memanggil putriku dengan sebutan 'Sayang'! Apa kau sudah hilang ak
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more

Maukah Kau Menikah Denganku?

Aslan melangkah mundur dengan kaki yang gemetar. Meski di dalam hatinya ada rasa ciut dan was-was setelah mendengar ancaman dari Michael, tetapi di wajahnya, pria itu memaksakan seringai menantang."Tuan Michael," ucap Aslan, menahan desah napasnya yang berderu di dada, "mungkin Anda berpikir bahwa uang dan nama besar keluarga Rajasa bisa membeli segalanya... termasuk cinta Ana. Tapi, saya bukan pria yang akan menyerah semudah itu."Ia mengangkat dagunya, menatap Michael tepat di mata, meski pupilnya sedikit bergetar.“Saya baru akan pergi kalau Ana sendiri yang memintanya. Jika Ana mengaku di hadapan semua orang bahwa dia memilih Anda, maka saya akan mengalah.”Atmosfer di ruangan itu terasa kian menyesakkan. Hanya terdengar suara napas berat Tuan Carlo yang masih memegangi dadanya.Anaby pun memejamkan mata sejenak, berusaha menenangkan hatinya yang bergejolak hebat. Melihat Aslan tak henti memicu keributan, ia tidak bisa tinggal diam. Detik ini juga, ia harus melakukan sesuatu untu
last updateLast Updated : 2025-04-27
Read more
PREV
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status