Semua Bab PEDANG NAGA LANGIT: Bab 11 - Bab 20

76 Bab

Bab 11 - Duel di Tebing Kematian

Angin malam berhembus kencang, membawa aroma tanah basah yang tercampur dengan bau darah yang menyengat. Tebing itu begitu curam, memandang jurang yang dalam seolah-olah mengundang setiap langkah menjadi taruhan hidup mati. Li Feng berdiri tegak di atas permukaan yang licin, tatapannya tajam, menyelidik setiap gerakan pengkhianat di depannya. Udara di sekitar mereka terasa semakin berat, seperti menyelimuti pertempuran yang tak hanya melibatkan tubuh, tapi juga tekad dan kehormatan yang siap dipertaruhkan. Di hadapannya, Liang Zhou, murid akademi yang selama ini dianggapnya teman, kini berdiri dengan pedang terhunus. Wajah Liang Zhou pucat pasi, matanya terbelalak, namun ada sesuatu yang jauh lebih mengerikan yang tersirat di balik tatapan itu—keputusasaan yang tertutup oleh rasa takut. Li Feng menegakkan tubuh, merasakan betapa pedangnya kini semakin berat di tangan, terasa lebih dari sekadar logam yang dingin dan tajam. Itu adalah beban takdir yang harus ia pikul.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 12 - Penyelamatan oleh Wanita Misterius

Li Feng terbaring tak sadarkan diri, terluka parah akibat jatuh ke dalam jurang yang dalam setelah duel sengit dengan pengkhianat. Ia mendengar suara gemuruh air yang mengalir deras di bawahnya, tubuhnya terhantam batu tajam, dan dunia terasa gelap seketika. Namun, di tengah kegelapan itu, ada sesuatu yang menariknya, suara yang begitu lembut, hampir seperti bisikan angin malam. "Bangun, pemuda... bangunlah..." Suara itu datang entah dari mana, namun terasa begitu dekat, seolah mengalir melalui setiap serat tubuhnya. Dengan susah payah, Li Feng membuka matanya yang berat. Kepalanya pusing, seolah ada sesuatu yang memengaruhinya dari dalam. Di atasnya, langit malam berkerlap-kerlip dengan bintang, dan di sekelilingnya, hanya ada pepohonan rimbun yang melindungi dari sinar bulan. Sosok seorang wanita tampak berdiri di hadapannya, mengenakan pakaian berwarna biru muda yang tampak menyatu dengan kegelapan malam. Wajahnya terselubung sebagian
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

Bab 13 - Rahasia Pedang Naga Langit

Li Feng berbaring terkulai di tanah, tubuhnya lelah setelah perjalanan panjang dan pertempuran yang melelahkan. Nona Lan, yang misterius dan penuh rahasia, menatapnya dengan tatapan yang dalam, seolah ada sesuatu yang ia coba ungkapkan namun ragu untuk diucapkan. Angin berhembus pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan hutan yang lebat. "Nona Lan," suara Li Feng terengah-engah, "Apa yang sebenarnya kamu ketahui tentang Pedang Naga Langit?" Nona Lan diam sejenak, seolah mengukur kata-katanya. Ia duduk di sampingnya, matanya tetap tertuju pada pedang yang masih terselip di punggung Li Feng. Pedang itu kini terasa lebih berat dari sebelumnya, seolah ada kekuatan yang menunggu untuk dibangunkan. "Pedang itu bukan hanya senjata biasa," katanya pelan, "Itu adalah simbol takdir, kekuatan yang bisa menghancurkan atau menyelamatkan. Namun, ada kutukan yang mengikutinya. Setiap pemegangnya akan merasakan dampak dari kekuatannya, dan tidak semu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 14 - Kembali ke Akademi dengan Luka

Li Feng terengah-engah, darahnya mengalir deras dari luka yang terbuka di sepanjang lengan kanan. Dia baru saja berjuang melawan gelombang pengkhianatan yang melanda dirinya. Pukulannya masih terasa berat, otot-ototnya terasa kaku akibat luka yang dideritanya. Namun, rasa sakit yang merayap di seluruh tubuhnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan beban yang ada di dalam hati. Perjalanan pulang ke akademi terasa panjang. Langkahnya terseok-seok, namun tekadnya tak goyah. Pikirannya terfokus pada satu hal: membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Pengkhianatan yang menimpanya tidak hanya menghancurkan tubuhnya, tetapi juga harga dirinya sebagai prajurit kekaisaran. Namun, di dalam hatinya, Li Feng tahu—ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar luka fisik. Ada sebuah takdir yang tak dapat dihindari. Sebuah takdir yang melibatkan Pedang Naga Langit dan keberaniannya untuk menanggung beban dunia. Setibanya di akademi, Li Feng langsung dibawa ke ruang pemeri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

Bab 15 - Hukuman dan Pembersihan Nama

Langit pagi masih diselimuti kabut ketika Li Feng kembali ke akademi dalam keadaan babak belur. Tubuhnya penuh luka akibat pertarungan di hutan dan jatuh dari tebing. Namun, bukan hanya rasa sakit fisik yang ia rasakan, melainkan juga tekanan batin yang menyesakkan. Sejak ia kembali, bisikan-bisikan penuh kecurigaan menyebar di antara para murid dan pengajar akademi. "Pengkhianat," seseorang berbisik di sudut aula. "Bagaimana mungkin dia selamat sendirian? Apakah dia bekerja sama dengan musuh?" Li Feng menahan amarahnya. Ia tahu, tanpa bukti, membela diri hanya akan sia-sia. Dan tepat seperti yang ia duga, pagi itu, ia dipanggil menghadap Jenderal Zhao. Pengadilan di Aula Akademi Aula akademi penuh sesak. Semua murid dan pengajar berkumpul, wajah mereka mencerminkan berbagai ekspresi—penasaran, cemas, dan ada juga yang tampak puas melihat Li Feng dalam posisi terjepit. Di tengah aula, Jenderal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Bab 16 - Kaisar Memberi Perintah

Langit ibu kota tampak keemasan saat mentari mulai terbenam di ufuk barat. Burung-burung camar beterbangan di atas atap istana, membawa suasana yang damai—setidaknya bagi mereka yang tak terjebak dalam intrik kekuasaan. Di dalam aula istana yang luas, Li Feng berdiri tegap di hadapan Kaisar. Dinding-dinding ruangan dipenuhi ukiran naga yang melilit pilar-pilar emas, sementara karpet merah panjang membentang dari pintu masuk hingga ke singgasana. Kaisar mengenakan jubah ungu kebesarannya, mahkotanya berkilauan di bawah cahaya lentera. Di sisi kanan, Panglima Wei berdiri dengan wajah serius, sementara Jenderal Zhao, dengan tatapan sinis, memandang Li Feng seakan menghakimi setiap gerakannya. “Hormat hamba kepada Yang Mulia Kaisar.” Li Feng berlutut dengan satu kaki, menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan. Kaisar menggerakkan tangannya pelan. “Bangkitlah, Li Feng. Hari ini aku ingin berbicara langsung denganmu.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Bab 17 - Persiapan Perjalanan Berbahaya

Langit di ibu kota masih berwarna ungu kebiruan saat Li Feng berdiri di depan gerbang utama Akademi Militer Kekaisaran. Cahaya mentari baru saja merayap di balik cakrawala, tetapi hatinya sudah dipenuhi gejolak yang tak bisa dijelaskan. Hari ini, ia akan memulai perjalanan menuju Gunung Esmeralda, tempat di mana Pedang Naga Langit tersimpan. Li Feng mengeratkan genggaman pada gulungan perintah kekaisaran di tangannya. Surat ini adalah mandat Kaisar sendiri—perintah untuk menemukan dan membawa pulang pedang legendaris yang katanya mampu menentukan nasib kekaisaran. Namun, lebih dari sekadar perintah, perjalanan ini adalah ujian. Ujian yang akan membuktikan apakah dirinya layak menjadi lebih dari sekadar prajurit biasa. Pilihannya untuk Perjalanan Mencari Pedang Naga Langit bukanlah tugas yang bisa ia lakukan seorang diri. Ia membutuhkan orang-orang yang bisa diandalkan. Setelah mempertimbangkan berbagai kemungkinan, Li Feng akhirnya memili
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Bab 18 - Serangan di Jalanan

Angin malam bertiup lembut, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang berguguran. Li Feng menatap jalanan berbatu di hadapannya, sesekali melirik ke arah langit yang diselimuti awan kelabu. Cahaya rembulan hanya tersisa sepotong, menyinari perjalanan mereka dengan samar. Ia dan rombongannya sudah melakukan perjalanan selama tiga hari sejak meninggalkan ibu kota. Tujuan mereka: Gunung Esmeralda, tempat legenda Pedang Naga Langit tersembunyi. Jalanan yang mereka lalui semakin sepi dan terjal, membuat kewaspadaan mereka meningkat. “Li Feng, kita harus beristirahat. Orang-orang kelelahan,” ujar Zhang Wei, salah satu rekannya. Li Feng menoleh, melihat wajah rekan-rekannya yang penuh debu dan kelelahan. Ada lima orang dalam kelompok ini: Zhang Wei, seorang prajurit yang sudah lama bertugas di perbatasan; Huang Tao, murid akademi yang memiliki keahlian dalam strategi; Mei Ling, seorang pendekar wanita dari klan pedang terkenal; dan dua saudara
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Bab 19 - Melawan Pembunuh Bayangan

Udara malam terasa semakin dingin. Cahaya bulan yang pucat terpantul di ujung bilah pedang yang bersimbah darah. Li Feng berdiri di tengah lingkaran musuh, napasnya berat, keringat bercampur darah mengalir di pelipisnya. Sekelompok pembunuh bayangan yang menyerangnya tak menunjukkan tanda-tanda gentar, seolah mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk mencabut nyawanya. “Apa kalian hanya akan berdiri di sana seperti bayangan tanpa wajah?” suara Li Feng bergetar, bukan karena ketakutan, tetapi karena amarah yang membuncah dalam dadanya. Salah satu pembunuh bergerak cepat, seperti angin. Li Feng nyaris tak bisa mengikuti gerakannya dengan mata telanjang. Srett! Sebuah belati berkilat melesat ke arahnya. Ia berusaha menghindar, tetapi ujung senjata itu sempat menggores bahunya. "Sial!" Li Feng menggertakkan giginya, merasakan perih di bahunya. Ia tidak bisa terus bertahan seperti ini. Lawannya jelas bukan sekadar orang biasa. Mereka terlat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 20 - Gunung Esmeralda dan Ujian Pertama

Angin dingin berhembus kencang, menggoyangkan pepohonan raksasa yang menjulang di sekitar kaki Gunung Esmeralda. Kabut pekat menyelimuti tanah berbatu, menciptakan suasana mistis yang membuat bulu kuduk berdiri. Li Feng menatap ke puncak gunung yang menjulang tinggi, napasnya tertahan oleh rasa kagum sekaligus kewaspadaan. “Ini dia... tempat Pedang Naga Langit berada.” Tangannya meremas gagang pedang di pinggangnya. Perjalanan ke sini telah memakan banyak waktu dan tenaga, tapi ujian sesungguhnya baru akan dimulai. "Li Feng, apakah kau yakin pedang itu benar-benar ada di sini?" tanya Wei Long, salah satu anggota timnya. Li Feng mengangguk mantap. "Ya. Aku sudah melihat catatan kuno yang menyebutkan bahwa pedang itu disegel dalam kuil di puncak Gunung Esmeralda. Tapi tentu saja... kita tidak akan mendapatkannya dengan mudah." Xiao Lan yang berdiri di sampingnya menggigil kedinginan, menarik jubahnya lebih erat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
8
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status