All Chapters of Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi : Chapter 11 - Chapter 20

29 Chapters

Bab 11

Meiva mulai bekerja hari ini, tidak ingin melewatkan kesempatan ini begitu saja. Ia melakukan dengan serius posisinya bagian dari tim kreatif. Sepertinya Meiva tidak bisa jauh-jauh dari industri media. Buktinya setelah Vacum menjadi aktris sekarang dia masih berperan di belakang layar, jadi bagian tim. Luna yang duduk di kursi sebelahnya sambil membuka sosial media terlihat sibuk. Bicara pada Meiva saat ditanya saja. Di jam makan siang seperti ini, mereka sedikit menganggur. Kecuali Meiva sebagai anak baru, sebab belum mengerti titik celah pekerjaannya. Dia masih sibuk menyiapkan naskan. "Oh astaga, gila, ini benar-benar gila!" Luna melototi layar ponselnya melihat berita mengejutkan. Meiva yang penasaran pun menoleh. "Apa ada berita mengejutkan?" tanyanya. "Kalian semua, harus lihat postingan Alden Gunadya!" Luna seorang yang sangat mengidolakan Alden. Seketika berdiri bahkan mengabaikan pertanyaan Meiva. suaranya menarik perhatian para perempuan yang ada di ruangan
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 12

Meiva tersenyum ramah saat wanita paruh baya itu berjalan melewatinya. Namun, beberapa langkah ke depan, Nyonya Liona kembali mundur, berhenti ketika berada di hadapan Meiva. Lagi-lagi Meiva hanya nyengir untuk menghargai atasannya itu. "Selamat siang, Nyonya," ucapnya. Tidak ada balasan. Justru Nyonya Liona terus saja menatap dirinya, seolah-olah sedang melihat sesuatu di wajah Meiva. "Apa kita pernah mengenal sebelumnya? Kenapa kamu menyapaku? Seperti memang kita pernah melihatmu,” tanyanya membuat Meiva menunduk malu sambil menggeleng. "Tidak Nyonya." Luna dan karyawan yang lain hanya saling melirik ke arah Meiva. Suasana sangat menegangkan, saat pemilik perusahaan itu masih berdiri di sana, dengan kedua tangan di belakang pinggang. "Aku rasa pernah melihatmu. Kalau tidak salah, di—" menaikkan bola matanya untuk mengingat ingat sejenak. "Pasti Anda salah orang, Nyonya. Ini adalah hari pertama saya bekerja di kantor ini," ucap Meiva sopan. "Sudah kubilang, dia it
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 13

“Berani sekali dia menolak panggilan dariku?” Clovis menatap layar seiring dengan satu alis terangkat. Sambil berdecak, dia terus saja mencoba menelepon Meiva. Tapi berikutnya ponsel gadis itu berujung dimatikan, hingga terdengar suara operator kalau nomor sedang tidak bisa dihubungi. ‘Gadis menjengkelkan.’ Menyandarkan punggung ke kursi hitamnya. Miguel terkekeh melirik bosnya itu. “Ini sedang jam sibuk, mungkin saja dia sedang banyak pekerjaan yang tidak bisa diganggu,” ucap Miguel yang sejak tadi duduk di hadapannya, diberi tugas untuk memeriksa berkas-berkas yang baru saja dikirim oleh klien.Asisten Clovis itu melirik sebentar sambil terkekeh melihat tingkah atasnya. Bahkan sampai tidak mau melepas ponselnya menunggu jawaban dari Meiva. “Miguel, bagaimana Mama bisa tahu, aku membawa Perempuan ke rumah malam kemarin? Apa kamu diam-diam menjadi informant untuknya?” tuduh Clovis menatap asistennya itu curiga. Sebab tidak ada orang lain yang tahu, selain dia. Hal itu membuat Mi
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 14

"Meiva, bukankah aku sudah menegur? Berhenti main ponsel saat jam kerja! Kamu akan dinilai tidak profesional," tegur Evelyn. Meiva mengangguk, dia sengaja menghidupkan ponsel untuk menghubungi talent. Sekalian membalas pesan dari nomor tidak dikenal, yang ternyata adalah Clovis. Meiva mematikan ponselnya lagi, memilih menggunakan telepon kantor untuk menghubungi mereka. Namun, sampai beberapa kali ia mencoba menelepon, Alden yang selaku bintang tamu tidak mau menjawab. "Evelyn, aku tidak bisa menghubungi talent," ucap Meiva. Evelyn langsung menoleh. "Jangan kurang akal, kalau tidak bisa, kamu bisa gunakan cara lain, hubungi manager, atau agency nya. Bagaimana pun caranya kita harus membuat dia hadir, kariernya sedang naik, pasti kalau dia datang akan menaikkan rating teve ini." Meiva menarik napas dalam. "Oke, aku akan menghubunginya lagi." Sambil menunggu jawaban dari pihak Alden, Meiva menghubungi perfomer lain. Di hari pertamanya kerja, Meiva sangat sibuk. Bahkan sampai la
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more

Bab 15

Meiva menghidangkan mie instan berkuah di dalam mangkuk putih, menyodorkan di hadapan Clovis. "Silahkan di makan." Meiva kemudian duduk di kursi seberang meja Clovis. 'Kenapa dia datang malam-malam begini? Padahal aku punya rencana, setelah makan mie lalu menonton dracin sambil tiduran santai.' Pandangan Clovis masih menyapu ke sekeliling. Seolah tidak terbiasa di tempat seperti ini. "Uangku hanya cukup membayar rumah sewa seperti ini, makanya aku tinggal di sini sekarang." Meiva melirik ke mangkuk yang belum disentuh Clovis. Padahal dia berharap, lelaki itu segera makan lalu pulang. Dengan begitu Meiva bisa tidur dengan nyenyak. "Kamu tidak makan?" tanya Clovis. "Sebenarnya aku niat makan, makanya tadi mampir ke toko, untuk membeli sebungkus mie. Tapi, kamu tiba-tiba datang, dengan keadaan lapar." Entah dari mana kedatangan Clovis. Tiba-tiba saja dia mengacaukan waktu istirahatnya. "Kenapa kamu datang ke sini?" tanya Meiva. 'Apa seorang Presdir tidak mempunyai pekerjaan, hi
last updateLast Updated : 2025-03-28
Read more

Bab 16

"Tampaknya kamu benar-benar menceritakan apa yang ada di isi hatimu, Alden. Kalau tidak, bagaimana mungkin bisa membuat orang yang membacanya ikut tersentuh seperti ini," ucap Ellen yang sedang menyenderkan bokong ke pinggiran meja di hadapan Alden. Dari wajahnya, ia tampak kesal membaca posting Alden. Yang merasa seolah sangat kehilangan Meiva. "Kalau aku tidak menjiwai, bagaimana bisa aku menarik simpati para netizen? Ingat, aku harus memanfaatkan kesempatan ini, untuk mendongkrak popularitas." Alden menyesap minuman dari gelas di tangannya.'Sebenarnya, aku memang sangat kehilangan Meiva. Setelah dia pergi, hidupku terasa aneh," batin Alden. Biasanya, Meivalah yang menyiapkan semua keperluannya, mulai dari keperluan sehari-hari bahkan syutingnya. Selama setahun belakangan ini, semenjak karier Meiva menurun. Dia lebih mendedikasikan dirinya pada Alden tanpa imbalan apa pun. Tentang perselingkuhan Alden dan Ellen, memang sebagai laki-laki dia realistis, kalau Ellen lebih mengg
last updateLast Updated : 2025-03-29
Read more

Bab 17

Di tengah malam yang sunyi, setelah memarkir mobilnya di garasi, Clovis melangkah masuk ke dalam rumah. Rumah nuansa modern miliknya itu, masih terang. Sambil melepaskan dasinya, ia berjalan cepat menuju tengga menunju kamarnya. "Clovis, mau sampai kapan kamu terus menghindar dari mama?!"Mendengar suara sang mama, Clovis langsung berhenti kemudian menoleh ke belakang, memiringkan wajahnya menatap wanita yang telah melahirkannya itu. "Apa yang mama lakukan, malam-malam seperti ini ada di rumahku?" Clovis berjalan menghampiri, Liona yang kini berdiri dengan tatapan menghardik. Sedangkan di belakangnya berdiri, Lise, yang sejak tadi menemani Nyonya Liona. "Kenapa kalau mama di sini? Rumah ini juga rumah anakku, kenapa kehadiranku jadi pertanyaan?" Clovis menghela napas dalam, menghadapi mama kandung memang harus ekstra sabar. "Lebih baik kita duduk." Clovis menggandeng Liona kemudian membawanya duduk di sofa. "Tuan Clovis. Sejak tadi Nyonya Liona menunggu Anda, bahkan beliau ti
last updateLast Updated : 2025-03-30
Read more

Bab 18

Alden tersenyum sinis, dalam ruangan luas ia menyandarkan punggung ke kursi hitam yang berada di depan jendela luas. Di sekelilingnya ada beberapa orang yang keluar dari ruangan, membawa alat-alat setelah digunakan untuk syuting. "Jadi, kamu bekerja seperti ini sekarang?" tanyanya pada Meiva yang berdiri di hadapannya. Meiva memutar bola mata malas, kalau bukan karena tuntutan pekerjaan dari kantornya, ia tidak akan datang menemui Alden yang merupakan aktor sombong ini. "Royal TV ingin kamu jadi, bintang tamu di acara Talk Show yang akan tayang live hari Minggu. Mohon untuk konfirmasinya, apa kamu bisa?" tanya Meiva dengan nada mode profesional kerja. "Imbalan apa yang akan kamu berikan, kalau aku setuju datang ke acara itu?" tanya Alden tatapannya tiba-tiba jadi dingin melihat tubuh Meiva dari atas sampai bawah. Di tangan lelaki itu memegang ponsel hitam, entah apa yang akan dia lakukan, tapi posisi kamera, seperti sedang merekam sekarang. "Kalau pihak stasiun tev
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 19

Meiva melebarkan mata saat mobil Clovis berbelok ke halaman gedung tinggi merupakan hotel Bintang lima. Seketika pikiran buruk menguasai kepalannya. Hotel, tentu saja tempat yang menakutkan baginya. Banyak kenangan buruk yang pernah dia alami, ditempat seperti ini. Saat ia menjadi aktris, banyak oknum-oknum produser dan sutradara yang berusaha menjebaknya. Beberapa kali mereka mengatakan akan casting di hotel, tapi saat Meiva hadir lain yang diinginkan. Kini Meiva terpaku menatap ke depan. Beberapa saat kemudian, ia tersentak saat pintu mobil di sampingnya dibuka oleh Clovis. “Turun!” titah Clovis sambil menatap Meiva, satu tangannya memegang pintu mobil satu lagi di pinggang, tidak sabar menunggu Meiva turun. Meiva menelan ludahnya ketat ragu-ragu saat akan menurunkan kakinya. “Ini hotel?” “Hem, seperti yang kamu lihat? Di atas gedung itu tertera jelas, namannya.” “Sebenarnya apa yang akan kamu lakukan di tempat ini?” Meiva menatap Clovis curiga. Lelaki itu justru
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 20

Meiva beranjak dari kursinya, tapi belum ada beberapa detik tubuh ramping yang memakai rok hitam panjang selutut dipadu dengan kemeja putih krem berbahan satin terduduk ke lantai. Ia tak kuat walau hanya membawa berat badannya sendiri. “Kenapa kakiku lemah sekali!” rutuknya pada diri sendiri sambil memukul betisnya. Clovis segera memeriksa minuman yang sebelumnya diminum oleh Meiva. Aromanya tercium sedikit menyengat dibanding mocktail pada umumnya. Sekatika dia dapat menduga, kalau pelayan tadi salah memberikan minuman. Ya, minuman ini adalah minuman beralkohol! Tidak ingin menjadi pusat perhatian, orang-orang di sekelilingnya. Tanpa pikir panjang Clovis membereskan ponsel Meiva, memasukkan ke dalam tas kemudian mengangkat tubuh Meiva melingkarkan tangan ke pinggang gadis itu, kemudian membawa pergi. “Brengsek,” lirih Meiva merancau dalam dekapan Clovis, matanya sama-samar terbuka. Ellen yang melihat keadaan Meiva, tersenyum puas. Mengeluarkan ponselnya kemudian mereka
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more
PREV
123
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status