Kak Siana tampaknya memperhatikan bahwa aku terlihat agak canggung, sepertinya dia menyadari sesuatu, "Oh iya, aku lupa kasih tahu kamu. Malam ini Wibi juga akan makan bareng kita. Kamu ... nggak keberatan, 'kan?"Hatiku merasa agak tidak nyaman. Namun, karena ini acara makan malam Kak Siana, siapa pun yang dia undang, aku sebagai tamu tidak punya hak untuk berkomentar.Sambil berbicara, semua hidangan telah disajikan di atas meja. Kak Siana menata kursi dengan rapi dan mengajak kami untuk duduk dan makan.Namun, entah disengaja atau tidak, Kak Siana duduk di seberangku, sementara Wibi duduk tepat di sampingku.Akibatnya, sepanjang makan aku hampir selalu menundukkan kepala, takut jika bertatapan mata dengan Wibi, ekspresiku akan terlihat tidak alami.Namun, Wibi bukannya menghindar, malah sangat aktif. Dia mengambil makanan yang jauh dari jangkauanku dengan garpunya dan meletakkannya di piringku.Hal itu membuatku makin canggung. Aku buru-buru melambaikan tangan menolak, tetapi Wibi t
Read more