Semua Bab Wanita Satu-satunya di Asrama Pria: Bab 1 - Bab 10

10 Bab

Bab 1

Sejak menjadi petugas asrama putra, aku sering melihat banyak pemandangan yang membuat wajah memerah. Bahkan, ada beberapa mahasiswa yang datang mencariku di tengah malam ...Di ruang jaga, seorang mahasiswa diam-diam mendekati tempat tidurku saat gelap gulita.Tanpa banyak bicara, dia menggendongku dan langsung mencium bibirku.Namun, yang tidak dia ketahui adalah aku sudah lama bersiap dan menunggu kedatangannya ... Namaku Wendy, seorang wanita paruh baya yang telah menjanda lebih dari satu tahun. Orang bilang, perempuan usia tiga puluhan ganas seperti serigala dan di usia empat puluhan bagaikan harimau. Aku berada tepat di usia itu, penuh gairah dan nafsu.Namun, sejak suamiku meninggal, aku sudah lama tidak merasakan kebahagiaan seperti itu lagi.Setiap malam, aku hampir selalu harus menyelesaikannya sendiri. Tapi semakin lama, kesepian dan kehampaan di hatiku semakin membesar, membuatku menjalani hari-hari dengan perasaan hampa ...Beberapa waktu lalu, atas rekomendasi seorang t
Baca selengkapnya

Bab 2

Di layar ponsel, terlihat seorang pria dan wanita tanpa busana, menampilkan adegan yang tidak pantas. Federic menatap layar dengan penuh nafsu, sementara tangannya terus bergerak tanpa henti.Tak disangka, Federic malah bersembunyi di kamar mandi larut malam untuk melakukan hal seperti ini?Aku menatapnya lama, sudah cukup lama aku tidak berinteraksi dengan pria. Entah kenapa, melihat pemandangan ini membuat hatiku berdebar tak terkendali.Namun, rasa ingin buang air masih mendesakku. Saat diriku hendak berbalik untuk pergi, tiba-tiba sepasang tangan besar memelukku dari belakang."Kakak juga di sini?"Jantungku langsung berdegup kencang, seolah-olah melewatkan beberapa ketukan.Rasa malu karena ketahuan mengintip bercampur dengan sensasi mendebarkan, membuat tubuhku seketika melemas dan jatuh ke pelukan Federic.Aku spontan merangkul lehernya, tapi langsung sadar bahwa gerakan itu terasa tak pantas. Aku pun buru-buru melepaskan tanganku kembali.Sementara Federic semakin berani. Dia
Baca selengkapnya

Bab 3

Saat itu, Federic tidak mengenakan atasan, memperlihatkan otot-otot tubuhnya yang kencang dan berisi. Dia terlihat begitu kuat dan maskulin.Aku hanya melirik sekilas, lalu buru-buru menundukkan kepala, merasa canggung dan tak berani menatapnya lagi."Halo Kak Wendy!"Federic menyapaku dengan santai, seolah-olah kejadian semalam sama sekali tidak pernah terjadi.Aku hanya mengangguk singkat. Saat ini, aku hanya ingin segera pergi, menjauh darinya.Namun, tubuh Federic yang besar menghalangi jalanku. Saat tak ada orang di sekitar, dia membungkuk mendekat dan berbisik di telingaku."Kak Wendy, maaf ya ... kejadian semalam. Tapi aku tahu kamu juga menginginkannya. Aku akan datang menemuimu malam ini, jangan lupa bukakan pintu untukku ... "Usai bicara begitu, dia berbalik hendak pergi, tapi sebelum benar-benar pergi, dia malah menepuk bokongku dengan usil.Aku terdiam di tempat, wajahku langsung memanas dan pikiranku terasa kacau.Setelah beberapa saat berdiri linglung di luar, aku berjal
Baca selengkapnya

Bab 4

Tepat ketika aku dan Federic sedang larut dalam keintiman, tiba-tiba terdengar ketukan keras di pintu ruang jaga."Kak Wendy, kamu sudah tidur!?"Aku yang sedang menikmati momen itu tentu saja tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketukan itu semakin keras, seolah-olah pintunya hampir lepas dari engselnya.Suara ribut itu membuatku kesal, aku pun buru-buru menyuruh Federic berhenti.Meskipun aku tidak begitu ingin peduli, tetapi sebagai petugas asrama, jika ada sesuatu yang mendesak, aku tetap harus bertanggung jawab.Setelah menenangkan diri sejenak, aku cepat-cepat mengenakan pakaian dan menyuruh Federic bersembunyi sebelum membuka pintu.Di depan pintu berdiri seorang pria bertubuh agak gemuk dengan kumis tipis. Wajahnya terlihat agak tegas, memberi kesan sedikit mesum."Halo Kak Wendy! Namaku Tino, aku dari asrama 517, teman sekamarku Federic keluar tengah malam dan belum pulang sampai sekarang, aku khawatir ... "Belum sempat dia selesai bicara, aku langsung memotongnya, "Iya, iya,
Baca selengkapnya

Bab 5

Dalam foto itu, terlihat diriku sendiri yang berada di dalam gedung asrama. "Dari mana kamu mendapatkan foto-foto ini?"Aku terkejut dan langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres."Kak Wendy, kamu cantik sekali dan tubuhmu juga begitu indah. Aku memotretnya diam-diam saat kamu nggak menyadarinya. Kamu pasti suka, 'kan?"Apa? Tino memotretku diam-diam?Begitu mendengar pengakuannya, emosiku langsung memuncak. Aku marah dan langsung menegurnya, menuntut penjelasan mengapa dia berani mengambil fotoku tanpa izin.Namun, bukannya merasa bersalah, Tino justru semakin menjadi-jadi."Aku memotretmu supaya bisa diam-diam melihatnya di tempat tidur malam-malam ... "Membaca pesan itu, seketika aku merasa jijik.Apa yang bocah ini lakukan dengan fotoku!Akhirnya, aku tidak bisa menahan diri lagi dan langsung memakinya habis-habisan. Tapi, bukannya mundur, dia justru semakin kurang ajar, "Kak Wendy, kamu pasti sangat menginginkan seorang pria, 'kan? Bagaimana kalau aku yang temani saja?"Seket
Baca selengkapnya

Bab 6

Tanpa sadar, aku merasa senang. Sepertinya Federic sudah menungguku di sini.Saat berjalan ke depan pintu gudang, tiba-tiba aku teringat pesan yang dikirimkan Tino. Rasa waspada muncul dalam diriku dan sebelum masuk, aku melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mengikutiku.Namun, begitu melangkah masuk, aku hanya melihat lampu redup menyala di sudut ruangan, tanpa ada seorang pun di dalamnya.Saat aku masih kebingungan, tiba-tiba sepasang tangan kuat memelukku dari belakang dan mendorongku ke dalam gudang.Orang itu memelukku dan menekan tubuhnya erat-erat ke arahku, bergerak maju perlahan dengan gerakan yang sangat jelas.Meskipun belum melihat wajahnya, naluriku mengatakan bahwa itu pasti Federic.Aku tidak menolak, membiarkan pria di belakangku melakukan apapun yang dia mau.Dia menggendongku dan meletakkanku di atas sebuah meja di sudut ruangan.Namun, ketika aku berbalik untuk menatapnya, barulah menyadari orang ini bukan Federic. Melainkan orang yang asing sekaligus fa
Baca selengkapnya

Bab 7

Jika melaporkan ini ke pihak kampus, mereka pasti akan menyelidiki sampai tuntas. Kalau begitu, cepat atau lambat, hubunganku dengan Federic juga akan terbongkar. Kalau itu sampai terjadi, aku tidak akan ada muka lagi untuk tetap di kampus ini ...Aku mengatakan kekhawatiranku pada Federic. Dia berpikir sejenak, lalu mengangguk, menyadari bahwa yang kukatakan benar juga ...Federic mengepalkan tangan, wajahnya penuh amarah."Tenang saja, aku akan membuatnya menyesal!"Aku bersandar di dadanya, merasakan kehangatan tubuhnya. Sudah lama aku tidak merasakan peasaan aman seperti ini.Kami berdua terdiam. Perlahan, atmosfer menjadi semakin intim.Setelah beberapa saat, Federic menoleh ke arahku, lalu menempelkan bibirnya ke bibirku.Aku juga membalasnya dengan pelukan erat, tak lama kemudian, kamu pun larut dalam ciuman penuh gairah.Kali ini, tidak ada yang datang mengganggu kami. Akhirnya, untuk pertama kali, kami benar-benar menikmati momen itu....Setelah semuanya selesai, aku tetap me
Baca selengkapnya

Bab 8

Aku baru sadar kalau gudang itu sudah diberi segel. Beberapa petugas keamanan juga berjaga di sana, terlihat sibuk mengawasi keadaan sekitar.Karena penasaran, aku mendekat dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.Salah satu petugas melihatku, lalu menundukkan kepala sedikit, berbicara dengan suara pelan, seolah sedang membagikan gosip rahasia, "Kamu nggak tahu? Gudang ini ketahuan dipasang kamera tersembunyi. Sekarang pihak kampus sedang menyelidiki siapa pelakunya!"Aku langsung terkejut, mataku juga membelalak.Petugas itu melanjutkan, "Kami menemukan beberapa kamera di dalam. Setelah diperiksa, ternyata ada kartu memori di dalamnya. Kamu tahu apa yang kami lihat di rekaman itu?"Jantungku berdegup kencang dan buru-buru bertanya, "Apa yang kamu lihat?"Petugas itu melirik sekeliling dengan waspada, memastikan tidak ada orang lain yang mendengar, lalu berbisik, "Ada pasangan yang lagi asik di dalam! Ya meskipun lampunya menyala, sayangnya nggak kelihatan wajahnya. Tapi jujur saja,
Baca selengkapnya

Bab 9

Saat ini, tidak ada petugas yang berjaga di depan gudang. Aku dan Federic berjalan berdampingan masuk ke dalam.Begitu masuk, aku langsung melihat ada dua lubang kecil di sudut tempat barang-barang disimpan.Jika tidak salah, ini pasti lokasi yang disebut petugas keamanan, tempat mereka menemukan kamera tersembunyi.Dan jika kamera itu dipasang di sini, maka sudut pandangnya langsung mengarah ke tempat aku dan Federic yang sedang melakukan hal itu.Setelah mengamati keadaan, kami berdua terdiam."Menurutmu, bisa jadi ini ulah Tino?"Tanyaku sambil menatap Federic yang tampak sedikit kebingungan.Mendengar itu, Federic mengangguk dengan penuh keyakinan."Dari semua ini, kemungkinan besar memang dia! Pasti bajingan itu pelakunya!"Suaraku sedikit gemetar, "Federic, kalau video itu sampai tersebar, aku benar-benar nggak tahu harus bagaimana ... "Federic jauh lebih tenang dibandingkan aku. Dia memelukku erat dan mencoba menenangkanku."Tenang saja, aku akan menemui Tino dan menanyakan apa
Baca selengkapnya

Bab 10

Melihat ekspresi Tino yang menjijikan, aku merasa mual."Kalian? Siapa lagi selain kamu?"Tanyaku terkejut dengan ucapannya.Tino hanya tersenyum misterius dan menoleh ke samping, menjawab, "Kamu juga akan tahu sendiri nanti ... ""Apa yang sebenarnya kamu mau?"Aku mulai kehilangan kesabaran dan bertanya padanya, tetapi dia tetap mengulangi kalimatnya, "Kamu juga akan tahu sendiri nanti ... "Setelah itu, dia berbalik dan mulai berjalan pergi, sambil memberi isyarat agar aku mengikutinya.Dengan penuh kewaspadaan, aku berjalan di belakangnya. Sambil berjalan, aku diam-diam mengeluarkan ponsel dan menelepon Federic. Aku tidak berani berbicara, hanya membiarkan panggilannya tersambung, berharap dia bisa menangkap maksudku.Tak lama kemudian, Tino membawaku ke gudang kampus."Apa yang mau kamu lakukan?" tanyaku dengan waspada. Namun, dia tiba-tiba mendorongku masuk ke dalam gudang dengan kasar.Begitu masuk, Tino segera mengunci pintu.Lalu, dia mendorongku ke atas meja dan mulai menyent
Baca selengkapnya
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status