Semua Bab Jejak Cinta Sang Presiden Mahasiswa: Bab 11 - Bab 13

13 Bab

BAB 10: Tiga Orang Tak Dikenal

Ruangan bascamp terasa seperti medan perang, bukan lagi tempat diskusi. Tuduhan demi tuduhan mulai dilemparkan oleh anggota kabinet, masing-masing berusaha membela diri. Ryan, yang duduk di ujung meja sebagai Ketua BEM, hanya bisa bersandar lemah. Perutnya masih terasa nyeri luar biasa setelah terapi di rumah Mbah Joko, sehingga ia sulit bergerak. Ia berbicara pelan, hampir berbisik, agar tidak memicu rasa sakit di tubuhnya."Kita... nggak bisa... saling tuduh tanpa bukti," ucap Ryan dengan suara pelan namun tegas, mencoba meredakan situasi. Meski sulit, ia tahu bahwa tanggung jawab sebagai ketua tak memungkinkannya untuk diam.Arya, ketua divisi humas, menggebrak meja. "Kita tidak mungkin melanjutkan acara tanpa sponsor utama! Dan kalau benar ada orang dalam yang membocorkan informasi ini, dia sudah menghancurkan kerja keras kita semua!""Jangan asal tuduh, Arya!" balas Yuni, ketua divisi logistik. "Bisa saja ini ulah pihak luar yang ingin menjatuhkan kita. Kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

BAB 11: Hana Berbohong

Ryan masih memegangi perutnya dengan napas tersengal. Tubuhnya gemetar, baik karena rasa sakit maupun kekhawatiran. Sambil membantu Ryan berdiri, Dika mengedarkan pandangan ke sekitar bascamp, memastikan tak ada lagi orang yang mencurigakan."Kamu yakin aman?" tanya Dika, suaranya terdengar tegang.Ryan mengangguk lemah. "Aman... cuma perut ini sakit banget."Dika membantu Ryan duduk di kursi terdekat, lalu menatap pintu yang masih terbuka lebar. "Kita harus cari tahu siapa mereka. Ini nggak bisa dianggap enteng."Ryan mencoba berpikir di tengah rasa nyeri yang masih menusuk. Tiga orang tak dikenal masuk ke bascamp dan menyerangnya tanpa alasan jelas. Apakah mereka terkait dengan proposal palsu? Atau ini adalah ancaman langsung untuknya sebagai Ketua BEM?"Aku rasa mereka ada hubungannya dengan masalah sponsor tadi," ujar Ryan dengan pelan. "Mereka tahu sesuatu."Dika menghela napas panjang. "Aku setuju, tapi ini terlalu bahaya, Ryan. Kalau
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

BAB 12: Ke Toko Buku

Jumat sore setelah selesai jam kuliah, Ryan duduk di kursi ruang rapat kecil di sekretariat BEM dengan ekspresi serius. Dika, yang berada di seberangnya, mengetukkan jemarinya di atas meja dengan ritme pelan, berpikir keras."Kita harus memastikan dulu siapa yang benar-benar ada di balik sabotase ini," kata Dika. "Kalau kita asal nuduh, bisa-bisa malah memperkeruh keadaan."Ryan mengangguk, meski pikirannya masih dipenuhi dengan rasa curiga. "Tapi ini bukan masalah kecil, Dik. Kalau mereka sampai bisa memanipulasi proposal, berarti mereka punya akses ke sistem internal kita."Roni, yang baru saja masuk dengan laptopnya, segera duduk di dekat mereka. "Aku coba cek log akses dokumen proposal yang dikirim ke sponsor," katanya sambil membuka layar laptopnya. "Dan yang terakhir ngedit file sebelum dikirim itu... Arya."Dika menghela napas. "Kita panggil dia, tanya baik-baik. Jangan sampai kita salah paham."Setengah jam kemudian, Arya duduk di depan mereka dengan wajah bingung. "Aku? Ubah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status