“Tu, Ratu,” ujar Marcel karena dia yang lebih dulu mencapai adiknya. Mencoba mengguncang bahu gadis itu agar dia lekas tersadar dari kondisinya sekarang, yang sepertinya tengah mengalami gangguan kecemasan berlebih. “Nak,” balas mamanya, Asyifa, juga melakukan hal yang sama. “Ratu sayang, bangunlah!”Namun, Ratu tak merespons apa-apa. Hingga Marcel segera membantu sang adik untuk meletakkannya di ranjang.Barulah saat dia mendengar suara Rangga, “Ra, aku di sini ya, Ra.”Kesadaran Ratu seakan kembali.“Ngga,” sahutnya, “aku mau ikut pulang ke rumah kamu aja, Ngga. Aku mau sama ibu...” karena di sanalah dia bis merasakan kenyamanan. “Apa-apaan ini? Nggak bisa! Udah cukup Mama biarkan kamu di sini sampai kamu jadi rusak begini ya. Sekarang waktunya kamu ikut Mama. Biar Mama yang akan urus kamu!”“Mohon maaf, Tante,” sahut Rangga, “tapi saya sebagai suaminya nggak mengizinkan.”Mendengar hal itu tentu saja membuat Asyila semakin murka. Kedua matanya menajam, “Heh, emangnya kamu siapa?
Last Updated : 2025-03-03 Read more