"Kenapa sih, Bu? Kenapa Ibu selalu aja nyalahin aku?" Suara Laras terdengar bergetar, nyaris pecah. Matanya berkilat dengan amarah yang ia tahan mati-matian. Ia berdiri di ruang tamu rumah Erlin, ibu mertuanya, yang sejak tadi terus memojokkannya tanpa ampun.Erlin, wanita paruh baya dengan dandanan mencolok, hanya mendengus sambil memainkan gelang emas di pergelangan tangannya. "Laras, kamu itu harus sadar diri. Udah jadi istri Roni, tapi apa yang kamu bawa buat keluarga ini? Gaji guru honorer itu enggak cukup buat ngidupin anakmu, apalagi bantu Roni!" Nada bicaranya sinis, menusuk seperti pisau yang diputar di luka.Laras mengepalkan tangan di samping tubuhnya. "Saya udah kerja keras, Bu. Apa Ibu pikir gampang buat saya ngurus Kania sendirian, sementara Roni..." Ia menoleh tajam ke arah suaminya, yang hanya duduk santai di sofa. "...cuma bisa ongkang-ongkang kaki?"Roni mendengus kecil, seolah tak terpengaruh oleh ucapan istrinya. Dengan santai ia menyela, "Laras, jangan kebanyakan
Last Updated : 2025-03-09 Read more