All Chapters of Menjadi Cantik Setelah Talak 3: Chapter 21 - Chapter 30

62 Chapters

Bab 21. Masalah Kondom

Ternyata, tanpa kehadiran Respati, membuat Hanifa merasa kesepian. Biasanya lelaki itu akan menjemputnya pulang kerja, sekarang tidak. Hanifa merenggangkan ototnya yang lumayan pegal lantaran jadwal klinik hari ini sangat ramai. Jam pulang pun harus diundur. Walau begitu, tadi dia mendapatkan bonus perawatan wajah dari Kusuma. Gadis itu tak jadi mengeluh capek lantaran pulang dari klinik, wajahnya justru semakin cerah dan berseri. "Kamu pulang naik apa, Nifa? Apa mau Mbak antar dulu?" tanya Kusuma seraya menghampiri Hanifa.Suasana klinik masih ramai, tapi sudah ditangani oleh karyawan Kusuma yang lainnya. Perempuan itu hanya ingin menjalankan amanah dari Masnya untuk menjaga Hanifa. Sesayang itu ternyata Respati."Nggak usah, Mbak. Aku sudah pesan ojol. Aku juga mau belanja kebutuhan dapur!" "Kamu nggak papa naik ojek? Mbak takut kamu kenapa-napa, terus Mas Pati nyalahin Mbak lagi?" Kusuma begitu khawatir.Hanifa yang mendengarnya lantas tersenyum simpul. Hatinya semakin berbunga
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 22. Cemburunya Widya

Widya sejak tadi menangis sesenggukan di dalam kamar. Kondisi keningnya cukup memprihatinkan. Terdapat benjolan besar setelah terkena hantaman galon air yang awalnya dia ingin menimpuk Hanifa, tapi justru karma lebih dulu datang padanya."Mas. Aku maunya kamu labrak Hanifa. Keningku jadi korban keganasannya, Mas!" rengek Widya.Wanita itu memang sudah tinggal serumah terlalu lama dengan Abimana tanpa adanya ikatan. Jika ditanya ke mana kedua orang tuanya, maka jawabannya berada di kota lain untuk mengurusi bisinis keluarga. Alhasil, wanita itu bisa hidup bebas tanpa kekangan orang tua. Apalagi setelah bertemu dengan Santi dan Abimana. Ia justru semakin menjadi. Terlebih, dia sudah dijanjikan pernikahan mewah oleh Abimana walau kenyataannya belum terpenuhi sampai sekarang. Masih menunggu warisan. "Itu salah kamu sendiri. Kenapa mau pukul Hanifa? Untung kamu nggak di laporin ke kantor polisi!" gerutu Abimana. Dia sudah tau cerita yang sebenarnya dari Santi ketika tadi wanita paruh b
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 23. Ngakunya Wanita Beranak Empat

"Kayaknya aku harus pindah kontrakan. Aku nggak enak sama mereka yang bayar kontrakan, sementara aku nggak."Ini juga yang menjadi beban Hanifa. Dia memang memiliki tetangga yang ramah. Tapi, di lain kesempatan, sudah pasti para tetangga menyinggung hal ini.Seharusnya ini menjadi sebuah rahasia, tapi tetap saja mereka tau. Mungkin saja ia sempat terpergok oleh salah satu warga kontrakan ketika hendak menyerahkan uang, tapi ditolak dengan tegas oleh Respati. Hal ini sering terjadi."Kenapa harus pindah? Mas tidak setuju kalau kamu pengen pindah!" tegas Respati dari seberang sana. Nadanya juga kentara sekali jika lelaki itu tengah menahan kesal. "Aku nggak enak sama mereka. Pasti mereka iri!" keluh Hanifa. Lebih baik dia mulai hidup mandiri ketimbang terus menerus merepotkan Respati.b"Ya sudah—""Kamu bolehin aku pindah?" potong Hanifa dengan wajah yang berbinar cerah. Respati menggeleng seraya menatap datar ke arah layar ponsel. Enak saja mau pindah. Takutnya nanti pertemuan mere
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 24. Calon Mantu Idaman

Di sinilah Hanifa dan Banu berada, di sebuah gazebo samping kediaman pria paruh baya itu. Mereka sedang menikmati beberapa menu lezat buatan dari Santi.Seandainya Banu tadi tak memanggil dirinya, mungkin dia akan langsung pergi. Hanya saja, tak mungkin bagi gadis itu untuk menolak permintaan dari pria paruh baya yang sangat baik padanya selama menikah sengan Abimana dulu."Bagaimana kabarmu, Nak? Sudah lama tidak bertemu. Terakhir, Papa melihat kamu ketika di kantor pengadilan agama!" sapa Banu dengan wajah kalemnya.Hanifa tersenyum. "Baik, Pa. Papa sendiri bagaimana? Sehat, kan?" Banu terkekeh samar. Jika dikatakan sehat, tapi pikirannya terus kacau karena perbuatan anak semata wayangnya. "Badannya sehat, hanya kepalanya saja yang banyak pikiran. Semua ini karena Papa punya anak goblok macam Abimana. Papa kesal sekali sama dia!"Abimana yang sedang berdiri di dekat pintu pun hanya bisa mendengus. Jangan sampai Papanya itu bicara yang tidak-tidak hingga membuat Hanifa ilfeel kepad
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 25. Kiriman Foto Mesra

Ting!Bunyi notif di ponsel Hanifa sejak tadi membuat sang empu menghela napas. Pasalnya, sekarang ini dia sedang menunggu kabar dari Respati yang katanya akan pulang dalam waktu dua hari.Sayangnya, ini sudah masuk seminggu lebih, tapi tak ada kabar dari lelaki itu. Ditelepon tidak tersambung. Dikirimi pesan, tapi hanya centang satu. "Kamu ke mana, sih, Mas?" keluh gadis itu. Dia seperti tak bersemangat. Apalagi setiap hari selalu saja diganggu oleh Abimana dan Santi. Wanita itu memilih untuk membuka notif di ponselnya. Matanya membulat sempurna ketika mendapati kiriman gambar tak senonoh dari kontak Widya. (Lihat, Mas Abi sangat puas dengan pelayananku. Jadi, jangan coba-coba untuk mau rujuk sama dia!)Begitulah isi pesan dari Widya setelah wanita itu dengan gilanya justru memotret tubuh telanjangnya yang sedang dipeluk mesra oleh Abimana. "Dasar perempuan gatal. Biar apa coba pamer begituan ke orang lain?" gerutu Hanita.Perempuan itu sama sekali tak cemburu lantaran dia sudah
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 26. Ingin Bertemu Calon Mertua

"Uang dua puluh juta kamu hilangkan, Wid? Gila atau gimana kamu, hah?" bentak Abimana kepalang frustasi.Widya masih terus menangis sesenggukan. Wanita itu tadi sangat apes lantaran uang pemberian dari Abimana justru dicopet"Aku nggak hilangkan, Mas. Tapi, aku dicopet orang!"Abimana mengacak rambutnya dengan frustasi. Uang sebanyak itu adalah gajinya selama dua bulan lebih. Sekarang, raib begitu saja hanya karena kecerobohan Widya. Padahal dia baru saja pulang bekerja, tapi sudah dibuat pusing begini. Rasa lelahnya semakin menumpuk dan ingin rasanya dia menendang Widya yang bisanya hanya menghamburkan uang saja."Ya, terus gimana? Kenapa nggak lapor polisi? Dua puluh juta loh itu, Wid. Uangku hilang seratus ribu saja sudah kelimpungan nyari sana sini. Lah, ini? Astaga, Wid!" Widya mencoba untuk mendekati Abimana dan meraih tangan lelaki itu. Sayangnya, langsung ditepis kasar oleh sang empu."Pergi dulu dari sini daripada aku gampar kamu. Aku masih emosi, Wid! Mending kamu menjauh
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 27. Mas Sudah Tidak Tahan!

Seminggu kemudian, kesehatan Hanifa sudah kembali membaik seperti sedia kala. Hari ini pun rencananya dia akan berkunjung ke kediaman orang tua Respati. Sejak tadi perempuan itu sibuk memilih pakaian yang menurutnya tidak ada yang cocok. Dia ingin tampil cantik dan memukau, tapi sayangnya semua baju yang ia miliki terkesan biasa saja. "Ck, aku bakal kelihatan buluk kalau pakai ini!" keluh Hanifa.Ia pun gegas meraih ponsel di atas nakas untuk menghubungi Respati. Dering pertama, tidak di angkat. Dering kedua, masih tetap sama. Dering ketiga dan seterusnya justru operator yang berbicara.Hanifa langsung melempar asal ponselnya karena kesal sekali. "Kalau Ibunya Mas Pati nggak suka sama aku gimana? Masa iya harus bertemu dengan orang yang persis seperti Tante Santi lagi?" keluhnya.Dia galau sekali. Persis seperti seorang perempuan yang hendak bertemu dengan calon mertua. Beberapa saat kemudian, Hanifa mendengar suara ketukan pintu kontrakannya. Tak butuh waktu lama, perempuan itu la
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 28. Aku Ancam Mau Menghamili Dia!

Hanifa pada akhirnya menyerah juga. Dia menerima lamaran dari Respati yang sebenarnya lebih ke pemaksaan. Sebab, di antara dua pilihan yang di ajukan oleh Respati, semuanya menguntungkan lelaki itu.Toh juga perasaannya tak bisa dibohongi. Dia kembali merasakan jatuh cinta untuk kedua kalinya pada lelaki berbeda. Cinta pertamanya memang milik Abimana. Tapi sekarang cinta itu sudah hak paten milik Respati."Jadi, kapan Mama sama Papa bisa menemui walimu, Nak?" tanya Anisa yang sekarang ini sedang mode serius.Kedua orang tua Respati sudah mengetahui keadaan keluarga Hanifa. Mereka bahkan berjanji jika suatu saat nanti akan bisa menggantikan sosok kedua orang tua Hanifa yang entah di mana keberadaannya."Satu minggu lagi kalau memang Mama sama Papa tidak sibuk." Hanifa mengatakan itu dengan menahan tangis. Entah bagaimana caranya untuk menjelaskan semua ini pada Paman dan Bibinya yang berada di kampung. Hanifa akui jika dia sangat bodoh lantaran tak mengabari jika dia sudah berpisah de
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 29. Pamer Punya Calon Suami

"Maaf, saya terlambat!"Hening!Semua orang terkejut bukan main ketika mendengar suara Hanifa. Mereka tentu sangat hapal dengan suara itu."Hanifa? Masa iya ini si gembrot itu?" pekik salah satu wanita paruh baya yang merupakan Tante dari Abimana.Hanifa tersenyum lebar. Dia bahkan masih ingat satu per satu keluarga besar Abimana yang dulu pernah menghina dirinya di acara anniversary pernikahan Om dan Tantenya sang mantan suami. Semua orang yang dulu pernah menghinanya tengah berkumpul di sini dengan wajah syok."Nggak mungkin. Pasti dia operasi plastik, tapi dapat duit darimana? Dulu nggak kayak gini. Dulu kayak sapi perah masuk lumpur!""Dia memang Hanifa, kamu mau apa?" ujar Santi seraya menatap sinis ke arah keponakannya.Para sepupu wanita Abimana sibuk mencaci maki sosok Hanifa yang dulu. Sementara para sepupu lelaki justru menatap kagum ke arah perempuan cantik itu. Abimana dengan bangganya lekas mendekati Hanifa dan merangkul mesra pinggang sang empu. Sayangnya, tangan nakal
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 30. Gaun Pengantin

Santi terpaksa di larikan di rumah sakit lantaran tak kunjung siuman. Sementara Hanifa dan Respati sudah pergi meninggalkan kediaman mantan mertua dari perempuan itu lantaran sudah tak ada kepentingan Mereka bukannya tak iba, hanya saja tak mau terlalu mengurusi kehidupan orang. Toh juga perihal pingsannya Santi bukan karena mereka. "Kamu yakin tidak mau ke rumah sakit?" tanya Respati setelah keduanya sampai di depan kontrakan yang ditinggali oleh Hanifa. Mereka masih berada di dalam mobil dengan saling memandang satu sama lain. "Nggak usah, Mas. Takutnya nanti Tante Santi justru minta hal yang aneh-aneh. Aku tau banget watak orangnya seperti apa!" balas Hanifa seraya tersenyum.Dia berharapnya jika Santi punya penyakit serius. Bukan karena jahat, hanya saja dia masih terlalu sakit hati dengan perlakuan mantan mertuanya itu di waktu dulu. "Ya sudah, kalau begitu kamu masuk ke dalam. Jangan bergadang, besok harus bangun pagi. Kita harus ke butik dan juga pilih desain undangan!"Ha
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status