Home / Romansa / Accidentally Fall For You / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Accidentally Fall For You: Chapter 151 - Chapter 160

216 Chapters

151 – Quaaludes

Arsen sedang menikmati makan malam bersama kolega. Ada yang membuatnya sedikit muak, karena koleganya membawa seorang sekretaris, beberapa kali sekretarisnya mengerlingkan mata padanya. Jangan harap Arsen tergoda dengan hal itu.Sesekali wanita itu membenarkan pakaiannya di bagian dada, Arsen tahu itu hanya untuk menggodanya saja.Ia ingin meninggalkan pertemuan ini, namun sayangnya dia merupakan kolega penting. Sehingga ia harus bertahan hanya untuk beberapa menit lagi.Arsen meminum wine miliknya, hanya baru menyentuh lidahnya saja ia dapat merasakan ada sesuatu yang berbeda pada rasa wine tersebut. Lain dari saat ia tinggalkan sebelum ke kamar mandi.'Shit!!' umpatnya dalam hati.Ia lupa bahwa tadi ia ke kamar mandi sebentar dan meninggalkan meja beserta minumannya. Sedangkan Ivanov sedang tidak menemaninya karena sibuk mengurusi acara amal yang akan di adakan akhir tahun ini.Arsen bukan orang bodoh yang bisa di bodoh-bodohi dengan hal kecil seperti ini. Ia mengerti dengan maksud
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

152 - Kepulangan Mike

Lily hampir tertidur ketika Arsen masuk ke dalam kamar. "Kau sudah pulang," gumam Lily dengan wajah yang ketara menahan kantuk.Arsen melepaskan dasinya kemudian jasnya. "Ya, kenapa kau belum tidur?" tanyanya seraya menaruh jas dan dasinya di sofa.Lily yang sudah duduk di atas tempat tidur seraya bangkit untuk mengambil pakaian kotor Arsen. " ku hampir tertidur saat kau masuk," ucap Lily sambil mengambil pakaian yang sudah Arsen lepaskan."Aku akan menyiapkan air untukmu," lanjut Lily."Tidak usah, kau istirahat saja," tolak Arsen.Lily menggeleng, "Ini tugasku Arsen," ucapnya sambil menatap Arsen dengan lembut, kemudian menyimpan pakaian kotor Arsen."Tapi aku tidak ingin kau lelah," sanggah Arsen."Ini bukan pekerjaan sulit," Lily tersenyum, kemudian melangkah mendekati Arsen dan mulai membantu melepaskan kancing kemeja Arsen satu persatu.Setelah itu Lily beranjak ke kamar mandi untuk menyiapkan air. Tak ingin membuat kecewa Lily Arsen tak lain menyanggah setiap tindakan yang Lily
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

153 - Lily Cemburu

Maria hendak kabur dari James, namun ia mencengkram tangan Maria dengan kuat. "Lepaasss!!" pekik Maria. Namun James tetap tak melepaskannya."Kenapa? Kau takut ketahuan oleh pacar kota mu itu, hah?!" ledek James, karena ia sudah melihat Maria sedari tadi ketika bersama seorang pria.James akan membuntutinya, namun nasib baik berpihak padanya, Maria kembali lagi kali ini sendirian.James sendiri sedang membeli barang bersama teman-temannya, mereka sedang menunggunya di dalam mobil saat ini. James akan menyeret Maria untuk ikut bersamanya.'Apa yang bisa di lakukan oleh pria kota tersebut,' gumamnya dalam hati. Sudah jelas James jauh lebih kuat dan lebih besar dari pria yang bersama Maria tadi.Ditambah ia sedang bersama teman-temannya. Anggota geng di tempat ini. Bahkan mereka ditakuti oleh penduduk disini. Sherif setempatpun sudah enggan dan jengah menghadapi keributan yang mereka lakukan.Sehingga mereka semakin semena-mena."Lepas James!!" Maria kembali memekik dan berusaha melepas
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

154 - Catat, SANGAT MENYESAL!

Alonzo terus mengikuti mobil James, hingga kini mereka sudah berada di pinggiran desa. Tidak ada lagi rumah yang terlihat, hanya hutan dengan jalan setapak yang bisa di lalui mobil.Hingga akhirnya mereka berhenti di dekat jurang. Maria tampak ketakutan. Air matanya sudah menggenang di matanyanya."Kau tenang saja." Alonzo mengeluarkan sebuah senjata api dari dashboard mobilnya, "Untuk berjaga-jaga," lanjutnya seraya menyerahkannya pada Maria."Tapi aku tidak bisa menggunakannya Tuan," seru Maria sambil menerima pistol tersebut."Ini mudah, kau tinggal mengarahkannya kemudian menarik pelatuknya," jelas Alonzo. Walau ragu Maria tetap mengangguk."Tapi aku pastikan kau tak akan menggunakannya. Aku akan menghabisi mereka tanpa senjata api." Alonzo menenangkan kembali Maria. "Kau di dalam saja, jangan keluar jika aku tidak menyuruhmu," lanjut Alonzo yang kembali di angguki oleh Maria.James dan ketiga temannya sudah keluar dari mobil dan menunggu Alonzo. Mereka sudah bersiap dengan memega
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

155 - Kau Memang Yang Terbaik

Lily sedang bersama Charlotte saat Paman Albert mendatanginya dan mengatakan bahwa malam nanti pukul 7 Lily akan di jemput oleh Arsen untuk berjalan-jalan keluar mansion."Benarkah itu Paman?" tanya Lily antusias."Benar Nyonya, pukul 5 akan ada yang datang untuk mengantarkan baju dan merias wajah Anda Nyonya," jelas Paman Albert."Merias?" mulut Lily membulat bahkan ia memiringkan wajahnya.Paman Albert mengangguk pelan, "Iya Nyonya, karena Anda akan keluar mansion maka penampilan Anda harus di samarkan."Lily mengangguk paham. Ia sudah sadar dengan itu, tidak masalah jika ia harus kembali di dandani seperti saat ia ke Mexico dulu. Lily paham dengan maksud Arsen.Waktu tidak terasa, berjalan dengan cepat begitu saja. Tepat pukul 5 sore, seseorang yang membawa baju dan akan mendandani Lily akhirnya datang."Maggie.." seru Lily saat wanita muda itu datang menemui Lily. "Aku merindukanmu, sudah lama.""Nyonya Lazcano, bagaimana kabarmu?" Tanya Maggie dengan senyuman manis di bibirnya. B
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

156 - Hadiah Untukmu

Lily dan Arsen menghabiskan makan malam mereka, kemudian mereka berbincang dan menikmati pandangan. Lily begitu senang dengan semua ini.Seorang pelayan membawakan segelas mocktail Blueberry Mojito dan menuangkan kembali wine di gelas Arsen yang sudah kosong.Lily merasa bingung karena minuman beralkohol berwarna agak kemerahan tersebut di simpan di hadapannya. "Aku tidak minum alkohol Arsen," seru Lily.Tentu saja tak akan pernah menyentuhnya lagi, apalagi kini ia sedang hamil, maka Lily merasa bingung mengapa Arsen memesankan minuman tersebut untuknya."Itu bukan cocktail, itu mocktail tidak mengandung alkohol sama sekali," jelas Arsen."Begitukah?" tanya Lily bingung karena ia memang tidak mengetahuinya.Arsen mengangguk pelan, "Ya.""Baiklah, aku akan meminumnya," seru Lily, kemudian ia mulai menyesapnya sedikit, dan rasanya benar-benar menyegarkan dimulutnya. "Ini enak." Gumamnya pelan.Tentu saja Arsen bukan orang bodoh yang akan memberikan sesuatu yang membahayakan bagi calon a
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

157 - Pesta 3 Hari 3 Malam Tanpa Henti

Arsen dan Lily kembali bincang saat rasa pusing Lily sudah benar-benar hilang. Banyak yang mereka bicarakan. Mulai dari hal yang tidak penting hingga penting.Arsen kembali menatap jam di tangannya, sudah terlalu larut malam. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Namun kali ini ia tidak akan mengajak Lily pulang ke mansion. Tapi apartemen Arsen yang berada tidak jauh dari sini. Karena Lily terlihat sudah sedikit mengantuk.Sudah lama mereka tidak kembali ke apartemen. Sedikit mengingatkan kenangan bagi Arsen, saat awal-awal kebersamaan mereka.Arsen mengajak Lily untuk meninggalkan restaurant. Mereka mulai melangkah meninggalkan tempat tersebut.Anak buahnya beserta General Manager hotel kembali menyambut mereka begitu keluar dari lift."Selamat jalan Mr.Lazcano," ucap GM hotel tersebut dengan ramah. Arsen hanya mengangguk sedikit.Saat mereka keluar dari pintu lobby menuju mobil mereka yang sedang terparkir ada beberapa tamu hotel yang baru saja datang.Lily segera mengikuti Ar
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

158 - Tuan.., Terima Kasih

Maria keluar dari mobil dan mendekati Alonzo, terdapat sedikit darah dan luka lebam di wajah Alonzo membuat Maria sedikit panik."Kau tidak apa-apa Tuan?" tanya Maria panik dan khawatir."Aku baik-baik saja Maria, tidak usah khawatir," seru Alonzo menenangkan Maria, namun Maria tak dapat menahan air matanya, ia kembali menangis di hadapan Alonzo."Heyy, apa yang harus di tangisi aku baik-baik saja." Alonzo kembali berseru dan menghapus air mata di pipi Maria.Maria tak bisa berucap, ia hanya bisa terisak. Alonzo mengambil senjata ditangan Maria. "Tunggu sebentar, aku akan membereskan ini dahulu."Mata Maria membulat, ia mengerti apa maksud dari Tuannya tersebut. Bahwa ia akan menghabisi nyawa James dan teman-temannya."T-tuan.." lirih Maria, Alonzo langsung kembali menolehkan pandangannya pada Maria."Sudah Tuan, anda tidak harus mengotori tangan anda karena saya. Jangan bunuh mereka Tuan, aku mohon," pinta Maria dengan lirih.Alonzo menatap Maria dengan lembut, ia ingin mendengarkan
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

159 - Dua Gadis Remaja

"Heeeyyyy..., Maniakkk, rupanya kau masih hidup hah??!"Seketika Dante menoleh pada sumber suara dan memutar bola matanya jengah.Sudah jelas Dante tahu siapa pemilik suara yang menyebalkan tersebut. Dante tidak peduli, pura-pura tidak melihatnya. Masa bodo.Tidak akan ada pelukan, tidak ada tangisan yang mengharu biru antara penyelamat dan orang yang di selamatkan, hanya ada keributan. Kenapa mesti bocah tengil itu yang menyelamatkanku hah?!."Wahhh.., kau sedang membakar ikan? Kau tahu aku akan dan menyelamatkanmu, maka dari itu kau membuat ikan bakar itu untukku kan?!" seru Pascoe riang, karena perutnya memang sudah lapar, apalagi dari kejauhan sudah tercium wangi ikan di bakar hingga perutnya berontak minta diisi."Ck! Tangkap sendiri sana," Dante menunjuk ke sungai."Ahh.., tidak, ribet, aku ingin yang sudah matang, dan tinggal makan saja," dengus Pascoe seraya menunduk dan mengambil ikan yang sudah matang begitu saja."Kauuu!!!" geram Dante."Aku lapar, Dante!!' seru Pascoe sera
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

160 – Frittata

Alonzo tidak dapat tidur, meskipun sudah larut malam, namun matanya seakan enggan untuk terpejam. Bahkan ingatannya terperangkap dalam kejadian tadi, ketika Maria mengecup pipinya.Padahal ia sendiri tahu arti dari kecupan Maria hanya sekedar bentuk ungkapan terima kasih, tidak lebih.Alonzo menyentuh dada sebelah kirinya, ia merasakan jantungnya masih berdebar, sama seperti saat kejadian tadi.Ia sudah terlalu dalam rupanya mencintai Maria. Sedangkan Maria sendiri sudah menolaknya, apakah ia sanggup hidup dengan luka seperti ini? Berapa lama ini akan sembuh?.Tapi ucapan Estes kembali terngiang di telinganya, bahkan Alonzo sudah membunuh orang yang menyakiti Maria di masa lalu yang membuatnya tak percaya pada pria.Apa aku harus bersabar dan mendekatinya perlahan? Apa aku mampu? Semoga saja.Alonzo kembali mencoba untuk memejamkan kembali matanya, ia butuh istirahat. Meskipun lawannya mudah tapi tetap saja terasa ngilu di beberapa bagian tubuhnya.Setelah larut sekian lama dalam lamu
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more
PREV
1
...
1415161718
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status