All Chapters of Aroma Godaan dan Perselingkuhan: Chapter 1 - Chapter 9

Meskipun sudah berpakaian, berbaring telentang di depan seorang pria asing membuatku sedikit gugup.Kedua tanganku mencengkeram tepi sofa.Lucas sepertinya dapat merasakan kegugupanku. Dia tertawa pelan dan berkata, "Santai saja. Tolong angkat bajunya ke atas."Aku mengangguk, memberanikan diri, dan membuka bajuku ke atas dengan sedikit malu-malu.Dibuka secukupnya saja untuk memperlihatkan payudaraku yang membusung.Lucas mengangguk dan menatap payudaraku. Sekilas rasa takjub terpancar di matanya, seolah sedang menatap sebuah harta berharga.Aku memang diberkati yang indah. Awalnya berukuran C dan menjadi sedikit lebih besar sejak aku melahirkan.Lucas tidak menutupi tatapannya sama sekali. Aku merasa seperti spesimen percobaan yang sedang diamati dari segala sudut.Aku tersipu malu dan sedikit bergeser tanpa sadar, sambil berbisik, "Dok, sudah bisa dimulai ...?"Lucas terdiam sejenak seolah baru sadarkan diri, lalu tersenyum lembut padaku."Ya. Kamu sangat cantik."Kalimat itu sangat

Dia juga mengatakan padaku bahwa lain kali aku harus ditemani orang lain setiap pijat dengan terapis laki-laki.Aku mengangguk, tapi tidak terlalu memasukkannya ke dalam hati.Seluruh gerakan Lucas sangat terstandar. Tangannya tidak pernah meraba-raba yang tidak pantas. Benar-benar sudah ahli.Setelah pijatannya, ASI-ku tidak lagi tersumbat.Tapi masalahnya datang kembali tak lama kemudian.Suamiku baru saja pergi dinas ke luar kota. Aku awalnya ingin membuat janji dengan Lucas saat dia pulang, tapi dadaku terlalu sakit.Jadi, aku meminta sahabatku datang menemani.Sahabatku mengiakan. Tapi dia tiba-tiba berkata tidak bisa tepat saat Lucas datang.Dia meledekku lewat telepon. "Nikmati saja! Jangan khawatir, Dokter Lucas itu sangat ahli. Dia pasti akan membuatmu melayang ...."Aku langsung menutup telepon begitu kata-katanya keluar dari jalur.Selama aku berbicara di telepon, Lucas sedang menungguku.Melihat aku sedikit malu, Lucas tersenyum dengan penuh pengertian. "Jangan khawatir, do

Dua orang itu tertawa dan bersenda gurau, dan wajah suamiku memancarkan cinta yang sudah lama tidak kulihat.Aku berdiri dengan pikiran kosong, memandangi punggung mereka saat mereka pergi bersama. Hatiku dipenuhi rasa sedih.Inilah suami yang aku cintai selama sepuluh tahun. Inilah ayah dari anakku.Apa yang kukira cinta, pada akhirnya tidak berarti apa-apa.Penglihatanku berangsur-angsur kabur, dan suara yang familier tiba-tiba terdengar di telingaku."Maaf, ada yang bisa ... saya bantu?"Aku menoleh ke belakang dan melihat bahwa itu adalah Lucas.Dia saat ini berdiri tidak jauh dariku sambil membawa dua kantong belanjaan.Dia sedikit terkejut melihat mataku yang berkaca-kaca, tapi dia tetap memberikan selembar kertas kepadaku."Minggir."Pikiranku kosong. Aku menepis tangannya dan ingin berjalan memasuki mobil.Lucas meraih lenganku dengan ekspresi tertekan yang tidak dapat kumengerti. "Biar kuantar."Melihat sikapnya ini, rasa kecewa menjalar di hatiku.Orang asing saja peduli, tap

Tangan suamiku tiba-tiba berhenti saat sedang menyendok nasi. Rasa panik berkelebat di wajahnya, tapi segera ditutupi.Dia tersenyum misterius padaku. "Dari mana kamu tahu aku membawa hadiah untukmu?"Setelah mengatakan itu, dia tidak lupa menatap wajahku, seolah ingin melihat sesuatu.Aku tersenyum kecil. Karena dia tidak mau mengatakannya, mari kita tunggu hari ketika kebenaran terungkap.Aku sudah memberinya kesempatan. Dia sendiri yang tidak mau menggunakannya.Jika dia mau mengatakannya padaku, kami berdua masih bisa berpisah dengan damai.Tapi karena semuanya sudah sejauh ini, aku tidak ragu-ragu lagi.Saat dia sedang bekerja, aku mengeluarkan kamera tersembunyi yang telah kubeli sebelumnya dan menyembunyikannya di ruang tamu serta kamar tidur.Karena aku tidak punya bukti, aku akan membuat bukti.Kalau aku bisa membuktikan bahwa dia selingkuh, aku bisa lebih percaya diri saat memperjuangkan hak asuh anak dan harta gono-gini.Aku mengundang sahabatku untuk berkunjung ke rumah di