All Chapters of Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31 Memenangkan Hatimu

Sudut pandang Valerie:Marcel menyahut, "Kamu memintaku menikahimu ...."Aku mengangkat tanganku lagi. Kali ini, Marcel menahan tanganku sebelum aku menamparnya. Dia menegur, "Cukup, Valerie! Apa maksudmu?"Aku menatap Marcel lekat-lekat sembari menjelaskan, "Kesepakatannya itu aku akan menyumbang darah, sumsum tulang belakang, dan organ lainnya yang dibutuhkan Alisa dariku. Kamu, orang yang kusukai selama bertahun-tahun, memberiku kesempatan untuk memenangkan hatimu."Hatiku sakit. Aku menambahkan, "Marcel, kamu yang datang mencariku dengan mengajukan kesepakatan ini. Apa kamu lupa?"Akhirnya, aku mengatakan hal ini. Air mataku mengalir saat aku menegaskan, "Kamu yang nggak mengikuti kesepakatannya!"Marcel memelotot dan mundur. Dia berkata terbata-bata, "Aku ... aku kira itu yang kamu inginkan ...."Aku menyela, "Kamu tahu aku mencintaimu dan kamu bisa membuat kesepakatan dengan melemparkan surat nikah kepadaku. Jadi, sebenarnya siapa yang dipermainkan?"Aku pikir aku akan marah saat
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 32 Tatakan Usang

Sudut pandang Valerie:Siapa bilang menjaga etiket baik lebih bagus daripada marah-marah? Sebelumnya aku selalu menjaga etiket baik, tetapi yang kudapatkan hanya penghinaan, rasa sakit, dan ucapan terima kasih yang terlambat. Aku tidak ingin marah-marah. Namun, hatiku terasa lebih lega setelah meluapkan amarahku!Setelah marah-marah pada Marcel malam itu, aku melihat harapan baru dalam hidupku. Hatiku tidak sakit lagi karena Marcel dan aku bisa fokus memulai lembaran baru. Aku belum siap untuk melanjutkan hidupku saat menandatangani surat cerai, tetapi sekarang aku sudah siap.Aku merasa seperti terlahir kembali. Aku pikir aku membutuhkan waktu yang lama untuk menerima Marcel yang bersama Alisa setelah bercerai. Aku mengira aku masih bisa sakit hati, tetapi aku sudah mati rasa.Ternyata yang kubutuhkan hanya mencurahkan isi hatiku dan melupakan masalahku. Aku sudah mengakhiri hubunganku dengan Marcel."Bu Valerie?" panggil resepsionis kantor pusat Grup Malik. Dia tersenyum dan berucap,
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 33 Cerita yang Bagus

Sudut pandang Valerie:"Maaf!" celetukku sambil mengalihkan pandanganku dari meja. Aku makin gugup saat berkata, "Aku ... maksudku ...."Aku merasa sangat malu. Aku memang tidak pandai bersosialisasi. Aku lebih memilih menulis naskah daripada menghadapi orang, apalagi pebisnis seperti Adrian."Tenang, aku cuma bercanda," ucap Adrian. Dia tertawa, lalu mengulurkan tangan dan melanjutkan, "Aku nggak menyangka kamu tertarik padanya."Aku tidak tahu bagaimana menanggapi komentar Adrian yang sepertinya memiliki makna terselubung. Jadi, aku memutuskan untuk mengabaikannya dan menanggapi ucapan Adrian sebelumnya, "Terima kasih atas perhatianmu. Perjalanannya nggak terlalu buruk."Aku berjabat tangan dengan Adrian dan menambahkan, "Aku naik MRT."Adrian tertawa. Aku tahu dia mempunyai reputasi buruk di sekolah sehingga tidak ada yang berani mencari masalah dengannya. Jadi, aku merasa terhibur melihat sikap Adrian yang ramah kepadaku. Aku pun merasa lebih tenang."Aku khawatir kamu nggak akan d
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 34 Calon Bos

Sudut pandang Valerie:Ketika selesai mempresentasikan idenya, aku merasa malu sekaligus terkejut. Aku bisa-bisanya bicara selama dua jam tanpa henti? Di dalam lift, aku tak kuasa menutupi wajah sambil memikirkan apa yang baru saja terjadi.Adrian tersenyum padaku dengan tatapan penuh semangat, bahkan mengangguk sepanjang pembicaraan dan mengajukan beberapa pertanyaan sederhana hingga aku benar-benar lupa waktu.Bayangkan saja, aku baru menghabiskan seluruh pagi seorang miliarder yang urusan bisnisnya jauh lebih penting daripada filmku ....Aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi Adrian saat itu. Ketika aku mendongak, dia tersenyum licik dan seakan-akan bisa membaca pikiranku lagi."Um, aku sebaiknya ...." Aku meletakkan iPad sambil menunjuk ke pintu, lalu memberi tahu, "Makasih banyak sudah mendengarkan!"Mendengar itu, Adrian sontak tertawa. "Kamu bahkan nggak mau tahu keputusanku?" tanya Adrian sambil tersenyum. Tatapannya yang dalam dan berkilau terlihat menggoda di balik kacamat
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 35 Undangan Marcel

Sudut pandang Valerie:Aku berbalik ke arah Adrian dengan jantung berdebar dan kepala pusing setelah mendengar kata-kata provokatif Marcel. Kemudian, aku berujar, "Pak Adrian, mohon maaf!" Apa mereka memang selalu bicara dengan cara seperti ini? Rasanya lebih mudah untuk memercayai hal itu daripada berpikir bahwa Marcel bersikap agresif karena aku."Kenapa kamu minta maaf untuknya?" Adrian menyeringai padaku. Reaksinya benar-benar di luar dugaanku."Mungkin kamu lupa, dia itu istriku!" jawab Marcel dengan cepat, seolah sudah lama menunggu kesempatan untuk menyatakan hal tersebut."Aku bukan istrimu!" Aku menyentaknya, lalu menarik napas dalam-dalam. Kemudian, aku menoleh ke arah Adrian sambil memberi tahu, "Pokoknya, aku minta maaf. Soalnya kamu mungkin tersinggung karenaku ....""Nggak perlu minta maaf," ucap Adrian yang kembali tersenyum. Dia menatap Marcel, tetapi lanjut berbicara padaku, "Aku nggak merasa kalian ini masih pasangan, jadi nggak ada alasan untuk bikin kamu bertanggun
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 36 Pura-Pura Menjadi Pasangan Mesra

Sudut pandang Valerie:Aku sebenarnya tidak ingin pergi. Sebab, aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi Nenek. Akulah yang meminta pernikahan ini dan aku pula yang mengakhirinya. Sebenarnya, aku mengakhirinya karena Marcel tidak pernah benar-benar ada di dalamnya.Namun, aku memang berutang pada Nenek. Dia benar-benar sudah berusaha mengenalku. Nenek mengubah sikapnya dari marah padaku menjadi menerimaku sebagai bagian dari keluarganya. Dia selalu memperlakukanku dengan adil. Hanya saja, aku mengecewakannya lagi sekarang.Aku tidak tahu bagaimana harus memberitahunya tentang perceraian ini. Satu-satunya penghiburan adalah Marcel berjanji tidak akan mengumumkan kabar ini sebelum pesta ulang tahun Nenek.Kurasa itulah alasan Marcel terus menunda menandatangani surat cerai. Sebab di sisi lain, Nenek benar-benar ingin kami bahagia.Aurel mencubit wajahku sambil meledek, "Kenapa wajahmu muram begitu? Kamu nggak terlihat seperti akan pergi ke pesta, tapi lebih mirip ke tempat eksekusi mati
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 37 Bencana

Sudut pandang Valerie:Alisa tidak pernah bersikap jahat padaku di depan orang banyak. Maksudku, timnya itu bukan "orang" baginya. Dia tidak peduli untuk menyembunyikan sifat aslinya di depan mereka.Mereka juga tidak akan berani mengatakan apa-apa. Inilah alasan Aurel dan Liana tidak tahu banyak tentang konflikku dengannya."Aku baik-baik saja, makasih," jawabku. Aku memang tidak sedang dalam kondisi terbaik, tetapi aku akan lebih menderita menghabiskan waktu dengan Alisa daripada berjalan lebih dari satu kilometer.Aku tidak suka bermain dalam sandiwara yang Alisa buat. Aku tidak pernah mengerti tujuannya berpura-pura ramah padaku di depan orang lain, seolah-olah ada yang peduli apakah dia memperlakukanku dengan baik.Sementara itu, aku sendiri tidak pernah memercayai kepura-puraan Alisa. Itu lebih seperti sebuah pertunjukan tanpa penonton.Tak lama kemudian, mobil pun berhenti. Marcel keluar dari sisi pengemudi, lalu menatapku dengan dingin sambil berucap, "Masuklah."Aku memutar ma
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 38 Diracuni sampai ke Ubun-Ubun

Sudut pandang Valerie:"Val, ada apa?" tanya Aurel sambil mengernyit. Seolah menyadari sesuatu, dia perlahan melihat ke hotel mewah itu dan bertanya dengan suara bergetar, "Hari ini, pesta apa lagi ...?" Segera setelah itu, Aurel tersentak."Ya ...." Pikiranku langsung hampa. Sebelum bisa melakukan apa-apa, aku melihat sebuah mobil polisi berhenti, lalu Liana keluar dari mobil itu."Kamu yakin ini tempatnya? Tempat ini nggak terlihat cocok untuk orang seperti kita .... Ana!" Suara Dylan menyusul Liana saat dia berlari ke arah kami."Val!" Liana memelukku erat, lalu menoleh sambil membuat wajah nakal ke arah Dylan. Dia memberi tahu, "Aku bilang juga apa, aku nggak salah alamat!"Dylan mengintip keluar. Dia menatapku dan Aurel sambil berujar, "Maaf, aku meninggalkan pembuat onar ini pada kalian. Tapi aku lagi menangani kasus sekarang, jadi benar-benar nggak bisa ....""Nggak apa-apa, kami akan mengurusnya," balas Aurel sambil mengangguk padanya. Aku menundukkan pandangan ke jalan.Kami t
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 39 Syarat Marcel

Sudut pandang Valerie:Aku benar-benar ingin melempar tasku ke wajah Alisa sebelum pergi bersama Liana, tetapi aku tidak bisa melakukan itu kepada Nenek. Perang kami seharusnya tidak merusak hari bahagianya.Pada akhirnya, kami hanya bisa menyaksikan Marcel dan Alisa berjalan masuk dengan senyum kemenangan. Mereka meninggalkan kami di gerbang.Meskipun Alisa menyerang Liana hanya untuk membuatku kesal, dia ada benarnya. Aku tidak bisa membiarkan Liana masuk ke sana dengan celana jin. Itu pasti akan membuat Nenek marah.Selama bisa mendapatkan gaun, kami mungkin bisa menghadiri pesta ini. Nenek mungkin bahkan tidak akan menyadari keberadaannya.Setelah aku dan Aurel menjelaskan dengan canggung, Liana memeluk kami dengan senyum menenangkan sambil berucap, "Nggak apa-apa, aku bisa menunggu kalian di bar terdekat. Aku benar-benar nggak keberatan kok.""Ini semua karena ...." Aku ingin menjelaskan lebih banyak. Kalau saja aku sudah memberi tahu Aurel tentang pesta ini sebelumnya. Kalau saja
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 40 Orang Paling Berpihak

Sudut pandang Marcel:Ulang tahun Nenek selalu menjadi hari-hari paling bahagia dalam pernikahan kami, itu sudah pasti. Untuk sesaat, aku merasa melihat Val yang dulu kukenal.Saat aku merasakan tubuhnya yang lembut di bawah tanganku lagi, saat aku melihat matanya yang penuh semangat, juga saat dia berbicara padaku.Dulu, Val selalu melaporkan segalanya kepadaku. Bahkan awan berbentuk aneh di luar jendela pun, akan dia foto dan kirimkan padaku disertai dengan emotikon senyum. Namun sekarang, satu-satunya yang dia bicarakan denganku hanyalah soal perceraian.Aku tidak ingin bercerai. Terlalu banyak yang dipertaruhkan. Saham, citra perusahaan, bahkan amarah Nenek. Aku masih ingat betapa tegasnya Nenek saat dia mendengar bahwa pernikahan ini adalah kesepakatan yang dibuat Val dengan ancaman nyawa.Aku tidak tahu bagaimana Val bisa membuat Nenek berubah pikiran, tetapi Nenek jelas menyayangi Val sekarang, bahkan kadang-kadang lebih dari dia menyayangiku.Val terus menggunakan Alisa untuk m
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status