Home / Romansa / Benih Papa Sahabatku / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Benih Papa Sahabatku: Chapter 161 - Chapter 170

360 Chapters

Bab 102B. Menguping

"Karena kamu kuat. Karena kamu bisa melewatinya. Nida, kamu harus yakin kalau ... kalau dibalik kesedihan dan penderitaan yang pernah kamu alami, akan ada kebahagiaan, akan ada kesuksesan yang nanti akan kamu gapai. Yang penting, jangan membalas perbuatan yang buruk atau perbuatan yang j4hat dengan perbuatan yang sama. Mereka j4hat, kita jangan. Kamu harus menjadi pribadi Nida yang baik hati. Menjadi Nida yang pemaaf. Oke, Nida?" Kedua tangan Namira menangkup pada wajah Nida. Gadis itu menganggukkan kepala, lalu kembali memeluk Namira. Cukup lama Nida memeluk tubuh Namira. Ia benar-benar tidak tahu harus bersikap bagaimana setelah ini. Yang pasti, sekarang Nida sudah mengerti, kenapa papahnya tidak membalas pesannya? Kenapa papahnya tidak merespon teleponnya? Nida sangat yakin, semua itu dilakukan papahnya karena Gita, Gita dan Evan. "Sekarang kamu istirahat, ya? Jangan nangis lagi. Nanti, bilamana kamu ketemu sama Tante Gita, berpura-puralah enggak kenal dia. Pura-pura saja baru
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 103. Memaafkan Tapi Tidak Melupakan

"Aku percaya sama kamu, Mas ....""Tapi kenapa kamu rahasiakan masalah sebesar itu dari aku, Namira?" Suara Daniel mulai meninggi.Degh!Seketika jantung Namira berdetak lebih kencang. Sorot mata Daniel begitu tajam menatapnya. Bahkan baru saja, Daniel berkata dengan intonasi suara tinggi dan menyebut namanya. Namira diam. Air mata sudah menetes tanpa bisa dicegah.Daniel sendiri bingung. Dia tidak menyangkan sedikitpun kalau Namira menyembunyikan si pelaku yang mencvlik Nida sewaktu bayi. Terjadi keheningan lagi. Tenggorokan Namira tercekat. Dia tak bisa mencegah air matanya. Mengalir begitu saja padahal berulang kali, Nida menyekanya dengan kasar. Sedangkan Daniel, justru memalingkan wajah ke arah lain seperti enggan menatap istrinya, ia merasa kecewa."Kenapa kamu tetap diam? Kenapa kamu gak ceritain semua itu ke aku? Kenapa?" tuntut Daniel merasa tak terima Namira menyembunyikan tentang kej4hatan yang dilakukan Gita pada keponakannya. Namira tak menjawab, dia tetap diam."Aku ga
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 104A. Habis Bertengkar?

Namira sangat terkejut mendengar ucapan Daniel. Memang sebelumnya Namira sudah menduga kalau Daniel pasti akan marah besar dan akan memberi hukuman atas kej4hatan yang dilakukan Gita tetapi Namira tidak menyangka kalau Daniel sampai mencaci maki Gita. "Mas ... aku mohon, lupakan saja masalah ini. Kita pura-pura enggak tau aja tentang siapa tante Gita. Aku takutnya nanti Bianca patah hati, Mas ...." Namira menggamit lengan suaminya. Masih berusaha membujuk Daniel agar tidak memperkarakan masalah Gita pada waktu dulu."Tadi aku udah bilang, aku enggak akan memisahkan hubungan Evan dan Bianca. Mereka akan tetap menikah kalau memang berjodoh. Aku hanya ingin memberi pelajaran pada Gita supaya dia enggak semena-mena lagi pada keluarga kami apalagi sampai menyakiti Nida."Kedua mata Namira terpejam sejenak. Ia menghela napas panjang. "Mungkin kamu enggak akan memisahkan Bianca dan Evan. Tapi, Tante Gita? Jangankan hanya menjauhkan Evan dengan Bianca, dia mencvlik Nida aja berani, Mas."Da
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 104B. Jawab Dengan Jujur

Sesaat, Namira ragu. Apa Bianca juga harus tahu tentang siapa Gita yang sebenarnya? Kalau Bianca tahu, nanti bagaimana reaksinya? Kalau tidak diberitahu sekarang, lambat laun pasti Bianca akan mengetahuinya. 'Ya Allah, aku bingung harus bagaimana? Apa Bianca mesti mengetahui tentang siapa Gita yang sebenarnya?'"Mih, kamu baik-baik aja? Kamu dan papah kenapa sih? Ada apa, Mih?"Kepala Namira mendadak pusing. Perutnya mulai terasa mual lagi. Tak tahan, Namira sedikit berlari ke toilet, muntah-muntah. Bianca terkejut, ia terpaksa masuk ke dalam kamar papahnya tanpa izin lebih dulu. "Ya Allah, Mih ... ada apa? Kamu kenapa?" Lagi dan lagi Bianca bertanya demikian. Memijat tengkuk Namira yang tengah muntah-muntah. "Aku pengen istirahat dulu, Bi. Kepalaku pusing banget," ucap Namira pelan. "Oh ya udah." Bianca tak bisa memaksa meski hatinya sangat penasaran apa lagi melihat wajah ibu sambungnya sangst pucat. Dengan hati-hati, Bianca memapah tubuh Namira hingga berbaring di atas tempat t
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 105A. Suruh Putus

Yuda sangat terkejut mendengar pertanyaan Daniel. Tiba-tiba saja Daniel bertanya seperti itu? Apakah benar, kalau ada orang yang berbuat j4hat pada perusahaan? Siapa? Bukankah Hesti sudah meringkuk ke dalam penjara?"Pak Daniel, kenapa Pak Daniel bertanya seperti itu? Apa benar, ada orang yang berbuat j4hat pada keluarga Bapak?"Daniel memejamkan kedua mata sesaat, berusaha menetralisir amarah yang ingin menguasainya. Daniel yakin, jika Yuda mengetahui dalang pencvlikan Nida adalah istrinya, dia pasti akan marah besar dan kecewa. Tetapi, Daniel juga tidak ingin membiarkan Gita nantinya akan berbuat lebih j4hat lagi pada keluarganya. "Jadi begini, Yuda. Sekarang aku udah tau siapa orang yang mencvlik Nida sewaktu bayi."Yuda terkejut, ia sampai memundurkan kepalanya. "Semudah itu, Pak?" Tampaknya Yuda tidak langsung percaya akan ucapan Daniel."Iya. Apa kamu enggak percaya kalau Allah telah memberitahuku siapa pelaku yang mencvlik keponakanku sewaktu bayi?"Yuda salah tingkah, terlih
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 105B. Suruh Putus

"Hari ini Mamah senang ... sekali bisa belanja sama kamu, Van. Nah gitu dong ... kalau Mamah minta dianter belanja, kamu harus mau. Masa antar jemput Bianca mau, nganterin Mamah gak mau?" celoteh Gita ketika mereka baru pulang belanja bulanan. Evan tidak menanggapi hanya tersenyum simpul. Sepanjang menemani mamahnya belanja, Evan tak banyak bicara. Dia bicara kalau Gita bertanya atau meminta pendapatnya. Evan sangat kepikiran Bianca. Khawatir kekasih hatinya itu tersinggung dan marah.Hasil belanjaan Gita sudah disimpan di dapur. Asisten rumah tangganya bergegas merapikan hasil belanjaan Gita. Evan hendak masuk ke dalam kamar, namun dipanggil Gita. "Ada apa lagi, Mah? Mau diantar kemana lagi?" tanya Evan membuat hati Gita tersinggung. "Kamu kok bicaranya begitu, Nak? Mamah cuma pengen ngobrol sama kamu. Sebentar saja kok." Gita masih bisa berbicara lembut meskipun pertanyaan Evan tadi membuatnya tersinggung.Dengan malas, Evan menuruti kemauan mamahnya. Duduk di sofa samping Gita.
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 106A. Ancaman

"Saya ingin bicara empat mata sama kamu," ujar Daniel. Tatapannya sangat dingin. Dia sudah tidak bisa bersikap baik pada wanita yang berdiri di hadapan. Gita menelan saliva. Perasaannya mulai tak menentu. Dia merasa kalau Daniel sudah mengetahui perbuatannya di masa lalu. "Silakan masuk, Pak Daniel." Gita mempersilakan sambil memaksakan bibir untuk tersenyum. Perasaannya sungguh tak enak. Dia takut sekali kalau Daniel berbuat buruk padanya. "Enggak usah di dalam. Duduk di sana saja." tolak Daniel dengan isyarat dagu mengarah pada kursi teras rumah Yuda. Ia berjalan, duduk di kursi sebelah kiri. Gita salah tingkah, sikapnya berubah gugup. Jantungnya berdegup lebih cepat melihat ekspresi wajah Daniel yang dingin dan datar. Biasanya Daniel sangat ramah, wajahnya tak luput dari senyuman. Tapi, kini ... wajah Daniel sangat dingin dan muram. "Hm, Pak Daniel, saya mau ambilin air minum dulu, ya? Sebentar." Gita ingin menghindar dari Daniel. Ia tak ingin ngobrol dengannya. Gita ke dalam
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 106B. Akan Pulang

"Ferry, bagaimana keadaan Hesti? Apa sidangnya sudah berjalan?" tanya Gauri pada anak semata wayangnya. "Keadaannya semakin buruk, Bu. Aku takut kalau Hesti akan melakukan bvnuh diri. Dia sering kali bilang ke aku kalau dirinya gak sanggup tinggal di penjara. Bu, apa Ibu gak bisa bantu membujuk Pak Daniel agar mau mencabut laporannya? Bukankah dulu Ibu temannya pak Daniel? Aku mohon, Bu ... aku gak mau kehilangan Hesti. Walaupun usia kami berbeda jauh, tapi cinta kami sangat tulus, Bu."Gauri terdiam, merunduk dalam. Beberapa hari belakangam Gauri merasa kasihan pada Ferry. Anaknya itu jarang sekali makan. Badannya pun semakin kurus. Gauri yang melihat anak tunggalnya merasa takut. Takut kalau Ferry meninggalkannya karena masalah ini. "Ferry, bukan Ibu ---""Ya udah, Bu. Enggak apa-apa. Kalau begitu, Ibu gak perlu perhatian lagi padaku. Enggak perlu lagi merasa kasihan padaku. Aku hanya butuh Hesti yang ada di sisiku. Kalau Ibu gak bisa membantuku bicara pada Pak Daniel, biar aku sa
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 107A. Tidak Peduli

Sambungan telepon terputus. Yuda menyugar rambut kesal. Ia tidak tahu harus berpihak pada siapa. Yuda dan Daniel sudah sangat lama berteman bahkan sebelum mengenal Gita. Rasanya tidak mungkin Daniel menuduh Gita tanpa bukti dan saksi. Sekarang Yuda berada di ujung kebimbangan. "Pah, Papah udah pulang?" tanya Evan tiba-tiba. Yuda menoleh, segera menyeka lelehan air matany. Yuda menarik napas, berusaha setenang mungkin. "Papah nangis kenapa? Berantem sama Mamah?" sambung Evan dengan beberapa pertanyaan. Yuda merunduk sejenak, lalu menggelengkan kepala."Enggak. Papah gak berantem sama Mamahmu," jawab Yuda selalu berusaha menunjukan sikap baik-baik saja di depan anak lelakinya. "Iya juga enggak apa-apa sih, Pah. Aku juga lagi kesel sama Mamah." Ungkapan Evan membuat kening Yuda mengkerut. Mereka tengah duduk di ruang keluarga. "Bukannya tadi kamu nganterin Mamahmu belanja?""Iya. Udah capek nganterin dia belanja. Eh, pulang belanja nyuruh orang aneh-aneh," gerutu Evan mengingat kemba
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 107B. Wanita Masa Lalu

Saat di depan pintu, Bianca urung mengetuk pintu. Ia tahu, ada papahnya di dalam. Bianca menghela napas berat, lalu membalikkan badan. Lebih baik Bianca menunggu papahnya keluar kamar dulu. Di dalam kamar, Daniel meminta maaf berulang kali pada Namira. Wanita yang tengah mengandung b3nihnya. "Udah, Mas Ayang ... udah aku maafin. Aku juga udah enggak demam lagi. Tadi dokter kasih aku obat demam yang aman buat ibu hamil," kata Namira. Suaranya terdengar lemah. Tidak riang seperti biasanya. "Sayang, aku minta maaf bukan enggak mau menerima saran darimu tapi ... tapi aku gak bisa membiarkan kej4hatan yang dilakukan Gita pada Nida, enggak mendapatkan balasan yang setimpal. Sayang, aku mohon ... kamu enggak perlu ikut memikirkan masalah ini. Masalah hubungan Evan dan Bianca, aku bisa pastikan mereka enggak akan terpisahkan. Misalnya nanti Gita menyuruh Evan menjauhi Bianca, aku yang akan melindunginya. Sayang, kamu harus tenang, ya? Kamu ... kamu harus sembuh lagi."Segaris senyum meling
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
36
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status