Sayangnya, Wibi tidak melihatnya. Justru di sisi lain, Maya tiba-tiba merinding, lalu cepat-cepat mendekatinya, "Kak Wibi, kamu pasti capek sekali."Dia mengambil tisu dan menyeka lumpur yang berlumuran di wajah Wibi."Nggak kok, ini memang tugas kami."Maya kembali berkata, "Aku nggak habis pikir, apa yang ada di benaknya sampai datang ke parkiran bawah tanah di saat seperti ini?""Sudah diingatkan, tapi masih saja nekat. Tugas kita sudah selesai, yang salah ya dia sendiri …."Saat Kapten Cipto lewat dan mendengar ini, dia langsung memotong dengan marah, "Diam, Wibi! Kata-kata bisa jadi bumerang! Sebagai petugas penyelamat, jangan bicara sembarangan tentang korban, terutama di depan jenazah! Apa aku perlu mengingatkanmu soal ini?""Selain itu, kamu pasti kena sanksi kali ini. Kembali ke markas, tulis laporan!""Kenapa harus kena sanksi?"Maya tidak senang. "Kak Wibi telat karena membantu aku, 'kan?"Kapten Cipto menatap Wibi dengan tajam. "Nyawa orang itu urusan besar, Wibi. Kita baha
Read more